11
bank umum swasta nasional BUSN devisa, 22 BUSN Non-devisa dan 3 bank asing. Perlakuan yang diterapkan dalam memilih 99 bank umum adalah bank-
bank yang merger dan akuisisi digunakan data bank hasil merger seolah merger dan akuisisi terjadi sejak awal periode sampel, bank yang tidak memiliki
tabungan di neracanya tidak dimasukkan sebagai sampel dan bank dengan fluktuasi aset yang tinggi serta capital adequacy ratio CAR diatas 500
dikeluarkan dari sampel. Daftar lengkap bank yang dikeluarkan dari sampel dapat dilihat di Lampiran 2.
Keterbatasan dari penelitian ini yaitu penggunaan data mikro bank yang masih terbatas pada total aset, likuiditas, modal dan kredit. Beberapa keterbatasan
lainnya adalah sebagai berikut : 1. Respon bank yang dikaji yaitu penyesuaian kredit dengan mengasumsikan
terjadinya penurunan reserves bank ketika terjadi perubahan suku bunga BI Rate, tanpa membuktikan secara empiris bahwa penurunan reserves bank
memang benar terjadi ketika ada perubahan suku bunga BI Rate. 2. Penelitian ini tidak meneliti dampak perubahan BI Rate terhadap
perekonomian riil yaitu output dan inflasi yang umum dilakukan ketika meneliti jalur kredit bank dengan menggunakan data agregat.
3. Penelitian ini tidak mengkaji respon lembaga keuangan lain seperti mutual funds, perusahaan asuransi, dan lainnya ketika terjadi perubahan suku bunga
BI Rate. 4. Jalur transmisi lainnya tidak dikaji karena luasnya lingkup jalur transmisi.
Spesifikasi model antar jalur transmisi juga memiliki perbedaan sehingga untuk mengkaji keseluruhan jalur akan membutuhkan spesifikasi model yang
berbeda satu sama lain.
Halaman ini sengaja dikosongkan
II.
TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Transmisi Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk memengaruhi perekonomian. Bank sentral adalah pemain terpenting dalam
pasar finansial diseluruh dunia karena merupakan otoritas pemerintah yang bertanggungjawab terhadap kebijakan moneter. Tindakan bank sentral
memengaruhi suku bunga, jumlah kredit, dan penawaran uang, yang kesemuanya memiliki dampak langsung tidak hanya di pasar finansial tetapi juga terhadap
output agregat dan inflasi Mishkin, 2006. Dampak kebijakan moneter terhadap pasar finansial, output agregat dan
inflasi menjadi perhatian khusus karena pengambil kebijakan moneter atau bank sentral harus memiliki penilaian yang tepat mengenai waktu dan efek dari
kebijakan yang akan ditempuh. Penilaian tersebut memerlukan pemahaman mengenai transmisi kebijakan moneter.
Transmisi kebijakan moneter adalah interaksi antara pengambil kebijakan moneter atau bank sentral dengan perbankan, lembaga finansial lainnya dan para
pelaku di sektor riil. Interaksi tersebut merupakan transaksi finansial antara bank sentral dengan perbankan dan lembaga finansial lainnya. Transaksi berikutnya
adalah transaksi antara perbankan dan lembaga finansial lainnya dengan para pelaku ekonomi dalam berbagai aktivitas ekonomi di sektor riil. Pengaruh dari
transaksi finansial yang diawali dengan sikap stance kebijakan moneter tersebut bisa melalui berbagai jalur yang disebut dengan jalur transmisi.
Mekanisme transmisi menurut Dornbusch et al. 2008 terjadi dalam dua langkah yaitu :
1. Perubahan saldo rill real balances menciptakan disekuilibrium portofolio yaitu pada tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan yang berlaku,
masyarakat memegang uang lebih banyak dari yang mereka perlukan. Hal tersebut menyebabkan perubahan penawaran uang akan merubah suku bunga.
2. Proses transmisi terjadi ketika perubahan suku bunga memengaruhi permintaan agregat.
Mekanisme Transmisi 1
2 3
4 Perubahan jumlah
penawaran uang riil Penyesuaian
portofolio yang akan menyebabkan
perubahan harga aset dan suku bunga
Pengeluaran menyesuaikan diri
terhadap perubahan suku bunga
Output menyesuaikan dri
terhadap perubahan permintaan agregat
Sumber : Dornbusch et al. 2008
Gambar 4 Mekanisme transmisi kebijakan moneter Mishkin 2006 menggambarkan mekanisme transmisi dengan membagi
mekanisme tersebut menjadi tiga bagian besar, yaitu jalur suku bunga tradisional, jalur harga aset, dan jalur kredit. Tiga bagian besar tersebut terbagi lagi menjadi
sepuluh jalur yang lebih rinci yaitu jalur suku bunga tradisional, jalur kurs, jalur teori Tobin’s q, jalur pengaruh kekayaan, jalur kredit bank, jalur neraca, jalur arus
kas, jalur unanticipated price level, dan jalur likuiditas rumah tangga Gambar 5. 1. Jalur Suku Bunga Tradisional
Jalur ini menekankan pada pentingnya harga dalam pasar keuangan, yaitu suku bunga, yang memengaruhi inflasi dan sektor riil. Perkembangan suku
bunga di sektor keuangan ini sangat berkaitan dengan permintaan konsumsi dan investasi. Kenaikan jumlah uang beredar akan diikuti dengan kenaikan
ekspektasi harga dan inflasi. Kenaikan ini akan menurunkan suku bunga riil. Penurunan ini kemudian akan menstimulasi peningkatan investasi melalui cost of
capital yang lebih murah atau konsumsi rumah tangga untuk pembelian
barang-barang tahan lama melalui kredit konsumsi akan meningkat yang kemudian akan mendorong output.
2. Jalur Harga Aset. Jalur ini dibagi lagi menjadi tiga jalur rinci yaitu : a. Jalur Kurs terhadap Ekspor Neto
Ketika suku bunga riil dalam negeri turun, aset dalam mata uang domestik menjadi kurang menarik relatif terhadap aset dengan denominasi
mata uang asing. Akibatnya, nilai aset mata uang domestik terhadap aset dengan denominasi mata uang asing turun, dan mata uang domestik
terdepresiasi E ↓. Depresiasi tersebut menyebabkan kenaikan ekspor bersih NX ↑ dan output agregat pun meningkat Y ↑.
b. Teori Tobin Tobin’s q Theory Teori ini menjelaskan bagaimana kebijakan moneter memengaruhi
15
perekonomian melalui harga saham. Kenaikan jumlah uang beredar akan meningkatkan harga saham. Yang akan meningkatkan nilai q nilai pasar
dari perusahaan dibagi dengan biaya memperoleh modal replacement cost of capital. Kenaikan nilai q ini berarti modal peralatan dan pabrik baru
relatif lebih murah dibanding nilai pasar perusahaan, sehingga perusahaan dapat menerbitkan saham dengan harga yang lebih tinggi. Hasil penjualan
saham yang tinggi ini akan meningkatkan investasi perusahaan dan selanjutnya berdampak positif terhadap sektor riil.
c. Efek Kekayaan Jalur harga aset berikutnya adalah melalui pengaruhnya terhadap
kekayaan dengan melihat dari sisi masyarakat dengan pola konsumsinya. Kebijakan moneter ekspansi akan meningkatkan harga saham yang
selanjutnya akan meningkatkan kekayaan yang dimiliki. Meningkatnya kekayaan akan mendorong peningkatan konsumsi yang berdampak positif
terhadap sektor riil. 3. Jalur Kredit
Ketidakpuasan akan teori yang menjelaskan pengaruh suku bunga telah memunculkan penjelasan baru yang didasarkan pada masalah informasi asimetris
di pasar keuangan. Jalur ini terbagi menjadi beberapa jalur sebagai berikut : a. Jalur Kredit Bank
Peranan perbankan dalam pasar kredit sangat penting terutama untuk mengatasi
timbulnya permasalahan informasi yang asimetris. Skema berikut adalah gambaran efek kebijakan moneter ekspansi melalui saluran
kredit perbankan : Kebijakan moneter ekspansif
⇒ deposito ↑ ⇒ kredit ↑ ⇒ I ↑ ⇒ Y ↑ Peningkatan jumlah uang beredar akan meningkatkan simpanan bank
yang selanjutnya akan meningkatkan kemampuan bank dalam memberikan pinjaman. Karena banyak peminjam yang bergantung pada pinjaman bank
dalam melakukan aktivitas ekonominya maka peningkatan pinjaman ini akan meningkatkan investasi dan juga mungkin pengeluaran konsumsi yang
selanjutnya akan berdampak pada output. Proses ini akan terjadi selama tidak ada kondisi substitusi sempurna antara cadangan perbankan dengan