Transmisi Kebijakan Moneter Bank characteristics and monetary policy in Indonesia
23
Sumber : Freixas dan Rochet 1999
Gambar 9 Jalur kredit kebijakan moneter model Bernanke dan Blinder 1988 Jalur kredit dapat secara spesifik terbagi menjadi dua jalur yaitu jalur necara
perusahaan dan jalur kredit bank. Jalur kredit bank adalah bagian dari jalur kredit yang melihat lebih dalam pada dampak kebijakan moneter terhadap kekuatan
neraca bank. Menurut jalur kredit bank, bank berpartisipasi dalam kebijakan moneter tidak hanya dari sisi kewajiban liabilities tetapi juga melalui sisi aset.
Variabel yang dilihat dari jalur kredit bank adalah kredit bank sebagai bagian dari aset bank. Ketika menghadapi guncangan moneter, bank yang mengalami
penurunan deposito jika tidak dapat meng-offset penurunan tersebut dengan mencari sumber dana lain yang lebih murah akan terpaksa menurunkan
penawaran kredit mereka. Berkurangnya penawaran kredit disertai dengan dominasi peminjam yang bank-dependent dalam perekonomian akan menurunkan
tingkat investasi yang berdampak pada tertekannya perekonomian riil. Skema jalur kredit bank dapat memiliki penjelasan sebagai berikut Gultom,
2008 : BI rateSBI rate ↓
⇒ PUAB rate ↓ ⇒ Deposit rate ↓ ⇒ Loan rate ↓ ⇒ Bank Loan ↑ ⇒ Y ↑
Kebijakan moneter ekspansif dari Bank Indonesia, yang diwakili oleh BI rate yang turun, akan menambah likuiditas moneter di pasar sehingga suku bunga
PUAB akan turun, demikian juga dengan suku bunga simpanan. Komponen penentu suku bunga kredit yang paling utama adalah suku bunga simpanan
sebagai cost of fund, selain dari overhead cost dan premi risiko, sehingga jika
suku bunga simpanan rendah maka suku bunga kredit juga akan turun. Turunnya suku bunga kredit akan direspon oleh calon debitur
yang membutuhkan
dana untuk
berbagai kebutuhan,
karena pembiayaan eksternal yaitu pinjaman bank, lebih murah dibandingkan dengan pembiayaan
melalui modal sendiri. Meningkatnya jumlah kredit akan mendorong sektor riil lebih meningkat.
Mishkin 2006 menyebutkan tiga alasan mengapa jalur kredit merupakan mekanisme transmisi moneter yang penting, yaitu :
1. Banyak bukti mengenai perilaku individu perusahaan mendukung pandangan bahwa ketidaksempurnaan pasar kredit yang penting untuk beroperasinya jalur
kredit memang memengaruhi keputusan penambahan tenaga kerja dan pengeluaran perusahaan.
2. Adanya bukti bahwa perusahaan-perusahaan kecil yang cenderung mengalami credit-constrained mengalami kesulitan yang lebih besar akibat
kebijakan moneter kontraktif bila dibandingkan dengan perusahaan besar, yang tidak mengalami credit-constrained.
3. Pandangan informasi asimetris mengenai ketidaksempurnaan pasar kredit sebagai inti dari analisis jalur kredit merupakan pembentukan suatu teori yang
terbukti berguna dalam menjelaskan banyak fenomena penting lainnya, seperti mengapa banyak lembaga keuangan yang muncul, mengapa sistem finansial
kita memiliki struktur seperti saat ini, dan mengapa krisis finansial sangat merusak perekonomian.
Agung et al. 2002 meneliti jalur kredit bank di Indonesia dengan menggunakan data bulanan Januari 1991 hingga Desember 2000 dan suku bunga
SBI serta suku bunga PUAB sebagai indikator kebijakan moneter. Penelitian menggunakan baik data agregat maupun data disagregat. Penggunaan data
disagregat karena penelitian empiris menggunakan data agregat menyebabkan masalah identifikasi yaitu ketidakmampuan untuk menyatakan apakah penurunan
kredit sebagai hasil dari kebijakan moneter kontraktif dari pergeseran penawaran atau pergeseran permintaan. Pergeseran permintaan kredit lebih konsisten pada
jalur suku bunga karena pergeseran tersebut adalah dampak dari suku bunga jangka panjang yang tinggi.
25
Penelitian Agung et al. 2002 menggunakan data agregat dengan metode Vector Autoregression VAR menyatakan bahwa sebelum krisis tahun 1998,
kredit bank tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter ketat. Untuk keseluruhan periode sampel walaupun kredit bank responsif terhadap kebijakan guncangan
moneter, respon tersebut cukup rendah. Pemodelan pasar kredit dengan menggunakan metode VECM memperkuat bukti penelitian VAR yang
menyatakan bahwa dalam jangka pendek, pasar kredit modal kerja dan kredit investasi didominasi oleh penawaran kredit.
Penelitian Agung et al. 2002 menggunakan data level bank menyatakan bahwa jalur kredit bank beroperasi di Indonesia dan efek dari kebijakan moneter
lebih terasa bagi bank dengan kapital rendah. Selain itu, ada perbedaan perilaku kredit bank sebelum dan sesudah krisis tahun 1998. Sebelum krisis, suku bunga
SBI dan PUAB tidak signifikan memengaruhi kredit bank. Namun, menjelang selama periode menjelang krisis tersebut, kredit bank dari bank berkapital rendah
secara negatif terpengaruh oleh kebijakan moneter ketat. Setelah krisis, kredit bank sensitif terhadap guncangan moneter dan sensitivitas tersebut lebih tinggi
untuk bank dengan kapital rendah. Ehrmann et al. 2002 meneliti jalur kredit bank untuk area euro dengan
menggunakan data Bankscope dan data bank sentral tiap negara. Negara yang dicakup adalah Perancis, Jerman, Italia dan Spanyol. Penelitian menggunakan
model dinamis dengan metode estimasi Generalized Method Moments GMM Penelitian dengan data Bankscope menyatakan bahwa size ukuran aset mampu
menjelaskan jalur kredit bank lebih baik dibandingkan dengan liquidity likuiditas maupun
capitalisation kapital. Rata-rata bank mengurangi
penawaran kredit setelah kebijakan moneter kontraktif sebanyak 1.3 untuk setiap kenaikan suku bunga sebesar 100 basis poin. Bank kecil mengurangi
penawaran kredit mereka lebih besar dibandingkan dengan bank besar. Estimasi menggunakan data dari basis data Eurosystem negara Perancis,
Jerman, Italia dan Spanyol membuktikan bahwa kebijakan moneter kontraktif menurunkan pertumbuhan kredit bank dalam jangka panjang. Peran ukuran aset
sebagai indikator informasi asimetris tidak relevan di semua negara. Indikator kapital juga tidak berperan penting dalam menggambarkan reaksi bank saat
kebijakan moneter kontraktif. Indikator lain yaitu likuiditas merupakan indikator yang signifikan untuk menggambarkan efek distribusi antar bank di Jerman, Italia
dan Spanyol. Tabel 2
Cakupan sampel penelitian Ehrmann et al. 2002 untuk area Euro Sumber Data
Periode Estimasi Jumlah Bank
Jumlah Observasi
Basis Data Bankscope 1993-1999
± 3000 ± 9700
Perancis 1994:Q3 – 2000:Q3
312 5327
Jerman 1994:Q3 – 1998:Q3
± 2700 ± 48000
Italia 1988:Q3 – 1998:Q3
587 28763
Spanyol 1991:Q3 – 1998:Q3
210 4012
Sumber : Ehrmann et al. 2002 Penelitian mengenai jalur kredit bank dengan menggunakan data mikro dari
neraca bank telah dilakukan di beberapa negara yang dirangkum dalam Tabel 3. Tabel 3 Penelitian lain mengenai jalur kredit bank dengan menggunakan karakteristik bank
Penulis Data ;
Sumber Indikator
Moneter Hasil Penelitian
Juurikkala, Karas dan
Solanko 2011
Triwulanan , 1999Q1-
2007Q1; Central
Bank of Russia
- -
broad money,
monetary base,
- CBR
rate, -
Mibor rate
Dengan menggunakan System GMM yang memasukkan lag 1 dari peubah dependen sebagai regresor disimpulkan bahwa
perubahan suku bunga tidak signifikan secara statistik memengaruhi kredit bank. Hasil lainnya adalah :
- Perubahan money supply signifikan secara statistik
- Ukuran aset dan likuiditas tidak signifikan menjelaskan kredit
bank -
Variabel makro lemah dalam menjelaskan variasi pertumbuhan kredit
- Bank berkapital tinggi secara konsisten menyesuaikan
perilaku kredit lebih rendah dibandingkan bank lainnya -
Interaksi kapital dengan perubahan kebijakan moneter signifikan, karakteristik yang lain tidak.
-
27 Penulis
Data ; Sumber
Indikator Moneter
Hasil Penelitian Kishan
dan Opiela 2000
Triwulan , 1980Q1 –
1995Q4 ; The Fed
Federal Funds
Rate FFR,
indikator Bernanke
Milhov 1958
Bank dikategorikan berdasarkan enam kategori aset 50 juta, 50-100 juta, 100-300 juta, 300-500 juta, 500 juta - 3
miliar, dan 3 miliar dan tiga kategori rasio kapitalaset 8, 8-10, 10. Kesimpulan penelitian yaitu :
- Persamaan yang diestimasi menggunakan empat lag peubah
dependen sebagai regresor -
Dengan FFR, Bank dengan kapital kurang dari 100 juta adalah yang paling responsif terhadap perubahan kebijakan
moneter. -
Respon total kredit terhadap perubahan FFR mencerminkan perilaku bank-bank besar karena bank-bank terbesar memiliki
volume terbesar dari kredit yang sedang berjalan . -
Bank dengan kapital rendah tidak mampu mendapatkan dana alternatif ketika terjadi guncangan moneter negatif.
- Ukuran aset dan rasio kapitalaset penting dalam membentuk
respon bank terhadap perubahan kebijakan moneter. Juks
2004 Triwulan,
1996Q4- 2004Q1;
Eesti Pank suku
bunga EURIBOR
Dengan metode estimasi System GMM yang memasukkan lag 4 dari peubah dependen sebagai regresor didapat kesimpulan
yaitu : -
Suku bunga EURIBOR tidak signifikan secara statistik terhadap permintaan deposito, penawaran kredit ke rumah
tangga dan penawaran kredit ke perusahaan, signifikan secara statistik terhadap permintaan tabungan
- CAR merupakan determinan penting dari permintaan
deposito ; depositor peduli terhadap kesehatan dan tingkat resiko bank.
- Posisi likuiditas bank merupakan determinan penting
penawaran kredit bank sehingga bank yang lebih likuid mampu mempertahankan perilaku penawaran kredit mereka,
sedangkan bank dengan likuiditas rendah harus mengurangi penawaran kredit setelah kebijakan moneter kontraktif.
- Likuiditas merupakan determinan utama penawaran kredit