Hasil Uji Stasioneritas Data
77
yang lebih tinggi. Pengaruh interaksi karakteristik likuiditas dengan perubahan BI rate adalah negatif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi derajat likuiditas
bank maka lebih sensitif bank tersebut terhadap perubahan BI rate sehingga perubahan pertumbuhan kreditnya lebih rendah bila dibandingkan dengan bank-
bank yang derajat likuiditasnya semakin rendah. Hasil tersebut berbeda dengan banyak penelitian yang menunjukkan bahwa interaksi likuiditas dengan BI rate
memiliki koefisien positif seperti dalam Ehrmann et al. 2002, Juks 2004 dan Juurikkala et al. 2011. Juks 2004 menyebutkan bahwa karakteristik likuiditas
bisa merupakan variabel yang endogen yaitu bank-bank yang kesulitan untuk menggantikan deposito yang berkurang akibat kebijakan moneter kontraktif
dengan bentuk lain dari pendanaan akan mungkin memegang jumlah saham yang sangat besar. Dari sampel diketahui bahwa bank-bank yang memiliki derajat
likuiditas sangat tinggi di bulan Desember 2011 yaitu Bank Mitraniaga, Bank Royal, BPD Lampung, BPD Papua, BPD Sulteng, BNP Paribas dan Citibank.
Selain itu, komponen likuiditas yang salah satunya adalah kepemilikan SBI mungkin menjadi salah satu alasan kenapa bank dengan derajat likuiditas yang
semakin tinggi justru lebih responsif daripada bank dengan derajat likuiditas yang semakin rendah. Gambar 17 menunjukkan bahwa suku bunga SBI 1 bulan
bergerak lebih tinggi dari suku bunga BI rate di beberapa periode.
Gambar 17 Pergerakan BI rate dan SBI 1 bulan triwulanan tahun 2005-2010 Bank-bank dengan derajat likuiditas yang tinggi memang memiliki pilihan
untuk mempertahankan perilaku kreditnya dengan mencairkan asetnya yang bersifat likuid ketika terjadi penurunan reserves akibat perubahan BI rate, namun
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
S ep
-0 5
De c-
5 M
ar -0
6 Ju
n -0
6 S
ep -0
6 De
c- 6
M ar
-0 7
Ju n
-0 7
S ep
-0 7
De c-
7 M
ar -0
8 Ju
n -0
8 S
ep -0
8 De
c- 8
M ar
-0 9
Ju n
-0 9
S ep
-0 9
De c-
9 M
ar -1
Ju n
-1 BI rate
SBI 1 bulan
risiko kredit yang menyertai kredit membuat bank-bank kecil yang memiliki aset likuid enggan untuk mencairkan aset likuidnya sehingga aset likuid yang return-
nya berdasarkan suku bunga tetap dipegang oleh bank tersebut. Tidak hanya melihat interaksi karakteristik bank dengan perubahan BI rate,
model yang diestimasi juga melihat interaksi karakteristik bank dengan laju pertumbuhan ekonomi. Koefisien interaksi bernilai positif untuk semua
karakteristik bank dan signifikan untuk karakteristik ukuran aset dan likuiditas. Koefisien positif berarti semakin besar ukuran aset bank, semakin likuid dan
semakin besar kapital maka semakin besar perubahan pertumbuhan kredit bank untuk setiap perubahan satu poin pertumbuhan ekonomi. Bank-bank besar lebih
responsif dalam merubah pertumbuhan kreditnya dibandingkan bank-bank kecil jika pertumbuhan ekonomi meningkat. Sedangkan untuk interaksi karakteristik
bank dengan inflasi, koefisien long-run bernilai sangat kecil. Bank dengan ukuran aset, likuid dan kapital yang semakin besar merespon lebih kuat terhadap
kenaikan inflasi bila dibandingkan dengan bank yang memiliki ukuran aset, likuiditas dan kapital yang rendah.