Bank characteristics and monetary policy in Indonesia

(1)

KARAKTERISTIK PERBANKAN

DAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

ISTIQAMAH RANI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012


(2)

(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Karakteristik Bank dan Kebijakan Moneter di Indonesia” adalah karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2012

Istiqamah Rani NRP : H 151104354


(4)

(5)

ABSTRACT

ISTIQAMAH RANI. Bank Characteristics and Monetary Policy in Indonesia. Under direction of IMAN SUGEMA and TELISA AULIA FALIANTY.

The uniqueness of credit in asset side of bank’s balance sheet is the main view of bank lending channel (BLC). One of BLC assumption is the supply shift of bank credit, which will shift if bank reacts to the monetary shock pursue by central bank. The objectives of this study are to test whether BI rate affects the supply of bank credit and to analyze the reaction of commercial banks to the change of BI rate based on the bank characteristics such as size, liquidity and capitalisation during 4Q2005:3Q2011. The results using System GMM proved that BI rate has a negative and significant effect on the supply of bank credit. The bank’s reaction to the change of BI rate depend on their size dan the degree of liquidity while capitalization does not significantly determine the reaction.

Keywords : monetary policy, bank size, bank liquidity, bank capitalisation, dynamic panel


(6)

(7)

RINGKASAN

ISTIQAMAH RANI. Karakteristik Bank dan Kebijakan Moneter di Indonesia. Dibimbing oleh IMAN SUGEMA dan TELISA AULIA FALIANTY.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter telah menjadi fokus di banyak literatur perekonomian. Kebijakan moneter beroperasi melalui jalur-jalur individual yang disebut dengan jalur transmisi yang salah satunya adalah jalur kredit bank. Jalur kredit bank memandang bahwa kredit bank adalah unik karena sebagai sumber pembiayaan eksternal bagi perusahaan maupun konsumen yang tidak memiliki alternatif pembiayaan seperti penerbitan saham atau obligasi.

Penelitian Kashyap dan Stein (1994) merupakan salah satu penelitian awal yang menyebutkan pentingnya melihat jalur kredit dari analisis data time-series

dan juga analisis data cross-section, yang artinya selain melihat pada data agregat juga menganalisis lebih dalam melalui data mikro. Indonesia hingga saat ini belum memiliki penelitian terbaru yang populer mengenai jalur kredit bank dengan menggunakan data mikro. Penelitian dengan data mikro sangat penting dilakukan agar dapat membuktikan secara empiris bahwa jalur kredit bank benar beroperasi dan respon perbankan dapat terukur sehingga formulasi kebijakan moneter mampu tepat sasaran.

Pengaruh kebijakan moneter antar bank bisa berbeda jika karakteristik bank berperan dalam menentukan reaksi bank. Karakteristik bank dalam berbagai penelitian menggunakan data mikro bank diwakili oleh tiga variabel yaitu ukuran total aset bank (size), likuiditas (liquidity), dan kapital (capitalization). Teori yang mendasari ketiga karakteristik tersebut adalah : (1) bank kecil menghadapi masalah informasi asimetris di pasar modal sehingga lebih sulit untuk mendapatkan dana non-deposito untuk menghadapi guncangan moneter negatif; (2) Bank dengan aset likuid bisa menarik cadangan kas ataupun surat berharga untuk bertahan dengan perilaku kreditnya ketika terjadi guncangan moneter negatif; (3) Bank bermodal rendah memiliki batasan akses terhadap dana non-deposito sehingga akan terpaksa menurunkan penawaran kredit bila dibandingkan dengan bank bermodal tinggi pada saat terjadi guncangan moneter negatif.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah suku bunga acuan (BI Rate) mampu memengaruhi pertumbuhan kredit bank di Indonesia dan menganalisis perbedaan respon bank berdasarkan karakteristik bank yaitu ukuran aset, likuiditas dan kapital ketika terjadi perubahan BI rate di Indonesia periode triwulan IV tahun 2005 sampai triwulan III tahun 2011. Cakupan analisis penelitian ini adalah 99 bank umum dari 108 bank umum yang neraca triwulanan-nya tersedia untuk diunduh diwebsiteBank Indonesia.

Hasil estimasi model dinamis dengan menggunakan metode SYS-GMM menyatakan bahwa pengaruh BI rate adalah negatif dan signifikan dilag-nya yang menegaskan bahwa kebijakan moneter memang memilikilagdalam memengaruhi perekonomian melalui kredit bank. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa dampak laju pertumbuhan ekonomi jauh lebih besar pengaruhnya terhadap perubahan pertumbuhan kredit bank bila dibandingkan dengan dampak dari perubahan BI rate yang dapat diartikan bahwa Bank Indonesia tidak dapat hanya berharap pada suku bunga kebijakan BI rate untuk meningkatkan pertumbuhan


(8)

kredit bank atau untuk memperlambat pertumbuhan kredit bank. Pentingnya keterkaitan sektor moneter dan sektor riil harus dipertimbangkan sebagai dasar dalam merumuskan instrumen moneter yang bisa lebih efektif memengaruhi pertumbuhan kredit bank. Variabel makroekonomi lainnya yaitu inflasi menunjukkan bahwa banyaknya perusahaan dan rumah tangga di Indonesia yang bersifat bank-dependent menjadi dasar argumen bahwa inflasi tidak menurunkan permintaan kredit sehingga inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan pertumbuhan kredit bank.

Ketika Bank Indonesia mengumumkan BI rate tidak berubah, perubahan pertumbuhan kredit bank tidak tergantung langsung pada ukuran aset yang dimiliki oleh bank. Likuiditas adalah karakteristik yang signifikan memengaruhi perubahan pertumbuhan kredit bank karena bank yang memiliki derajat likuiditas tinggi mampu memacu pertumbuhan kreditnya ketika tidak terjadi perubahan dari BI rate. Likuiditas dalam studi ini merupakan likuiditas yang berbeda dari aset likuid yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam beberapa publikasinya karena likuiditas yang digunakan dalam studi ini merupakan likuiditas tertimbang dengan ukuran aset bank dan rata-rata likuiditas seluruh bank serta komponen penyusunnya tidak hanya memperhitungkan penempatan SBI dan Surat Utang Negara (SUN) tetapi juga memperhitungkan surat berharga, kas, dan penempatan pada bank lain. Ketidakpastian perekonomian dan risiko kredit merupakan pertimbangan yang digunakan oleh bank-bank berukuran aset kecil untuk memegang aset likuid yang tinggi.

Koefisien negatif dari ukuran aset dan kapital mengindikasikan bahwa ketika BI rate tidak berubah, semakin besar ukuran aset dan kapital maka semakin rendah perubahan pertumbuhan kredit bank. Bank-bank besar memiliki nilai kredit yang besar sehingga pertumbuhan kreditnya tidak sebesar bank-bank kecil. Selain itu, kapital yang besar umumnya dimiliki oleh bank-bank berukuran besar, sehingga arah dari pengaruh kapital akan sejalan dengan arah dari pengaruh ukuran aset terhadap perubahan pertumbuhan kredit bank. Koefisien CAR yang bernilai negatif menyatakan bahwa semakin kecil CAR suatu bank maka semakin besar perubahan pertumbuhan kredit bank tersebut. CAR yang rendah menunjukkan bahwa bank aktif dalam menyalurkan kredit namun bisa juga berarti Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) bank tersebut besar.

Interaksi antara ukuran aset dengan perubahan BI rate berpengaruh positif terhadap perubahan pertumbuhan kredit bank. Ketika BI rate naik, maka bank yang memiliki ukuran aset yang semakin tinggi mengalami perubahan pertumbuhan kredit yang lebih besar dari bank yang memiliki ukuran aset lebih kecil. Alasan yang mendasari perilaku tersebut sesuai dengan konsensus bahwa pada masa kebijakan moneter kontraktif, bank kecil menghadapi masalah informasi asimetris yang menyebabkan sulitnya mencari dana non-deposito untuk meng-offsetpenurunan deposito dan tabungan masyarakat yang berpengaruh pada menurunnyareserves bank. Menurunnyareserves bank mengharuskan bank kecil merubah perilaku dalam memberikan kredit yaitu dengan mengurangi pemberian kreditnya. Bank-bank kecil menerapkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk menarik dana masyarakat (deposito) sehingga struktur biaya dana bank-bank kecil tersebut lebih tinggi dibandingkan bank-bank-bank-bank besar. Hal tersebut menjadikan bank-bank kecil merespon lebih kuat terhadap kebijakan moneter ketat karena biaya yang dikeluarkan untuk menarik dana masyarakat tinggi.


(9)

2

2

Interaksi karakteristik likuiditas dengan perubahan BI rate mendukung kesimpulan dari interaksi ukuran aset dengan perubahan BI rate. Bank-bank dengan ukuran aset yang semakin kecil cenderung memiliki derajat likuiditas yang lebih tinggi. Pengaruh interaksi karakteristik likuiditas dengan perubahan BI rate adalah negatif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi derajat likuiditas bank maka lebih sensitif bank tersebut terhadap perubahan BI rate sehingga perubahan pertumbuhan kreditnya lebih rendah bila dibandingkan dengan bank-bank yang derajat likuiditasnya semakin rendah. Juks (2004) menyebutkan bahwa karakteristik likuiditas bisa merupakan variabel yang endogen yaitu bank-bank yang kesulitan untuk menggantikan deposito yang berkurang akibat kebijakan moneter kontraktif dengan bentuk lain dari pendanaan akan mungkin memegang jumlah saham yang sangat besar. Bank-bank dengan derajat likuiditas yang tinggi memang memiliki pilihan untuk mempertahankan perilaku kreditnya dengan mencairkan asetnya yang bersifat likuid ketika terjadi penurunan reserves akibat perubahan BI rate, namun risiko kredit yang menyertai kredit membuat bank-bank kecil yang memiliki aset likuid enggan untuk mencairkan aset likuidnya sehingga aset likuid yang return-nya berdasarkan suku bunga tetap dipegang oleh bank tersebut. Karakteristik kapital maupun CAR ternyata tidak signifikan dalam menentukan reaksi bank terhadap perubahan BI rate.

Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran untuk pengambil kebijakan (Bank Indonesia) yaitu : (i) Bank Indonesia harus memerhatikan dampak kebijakan moneter terhadap bank yang memiliki karakteristik berbeda; (ii) ukuran aset bank masih menyisakan celah untuk transmisi jalur kredit bank sehingga dapat dimaksimalkan dengan peraturan Bank Indonesia yang memfokuskan pada proporsi seharusnya kredit yang disalurkan yang searah antara ukuran aset bank dengan pertumbuhan kredit bank; (3) likuiditas harus dipertimbangkan secara serius ketika memformulasikan kebijakan moneter agar penilaian dampak kebijakan moneter terhadap pertumbuhan kredit bank dan terhadap perekonomian riil lebih tepat sasaran; dan (iv) Bank Indonesia sebaiknya menekankan tingkat likuiditas yang wajar ke bank-bank yang memiliki likuiditas tinggi agar fungsi intermediasinya tidak tergerus oleh alat likuid yang menghasilkan return lebih besar dari kredit. Selain itu, bank sendiri harus dapat memformulasikan besaran yang sesuai ketika akan memutuskan apakah meningkatkan kredit atau justru meningkatkan aset likuid-nya dan bank yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi harus mampu meningkatkan ukuran asetnya agar dampak yang dirasakan ketika terjadi guncangan moneter tidak besar.

Kata Kunci : kebijakan moneter, ukuran aset bank, likuiditas bank, kapital bank, panel dinamis


(10)

(11)

4

4

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa ijin IPB.


(12)

(13)

KARAKTERISTIK BANK

DAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

ISTIQAMAH RANI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Ekonomi

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012


(14)

(15)

Judul Penelitian : Karakteristik Perbankan dan Kebijakan Moneter di Indonesia

Nama : Istiqamah Rani

NRP : H151104354

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Iman Sugema, M.Ec Dr. Telisa Aulia Falianty

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Nunung Nuryartono, M. Si Dr. Ir. Dahrul Syah, M. Sc.Agr.


(16)

(17)

2

2

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya sehingga tesis dengan judul “Karakteristik Bank dan Kebijakan Moneter di Indonesia” dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Dr. Ir. Iman Sugema, M. Ec. selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Dr. Telisa Aulia Falianty selaku Anggota Komisi Pembimbing atas waktu yang diluangkan ditengah kesibukannya untuk memberikan arahan, wawasan baru dan bimbingan sangat bermanfaat dalam proses penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec. sebagai penguji luar komisi dan Dr. Lukytawati Anggraeni, S.P., M.Si.selaku perwakilan dari Program Studi Ilmu Ekonomi. Tidak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan untuk Badan Pusat Statistik dan Badan Pusat Statistik Provinsi Riau atas kesempatan yang telah diberikan untuk menempuh pendidikan di IPB. Ungkapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orangtua, suami dan seluruh keluarga atas doa, dukungan dan bantuannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2012


(18)

(19)

4

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 18 Juli 1983 di Jakarta. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Ichsan Nasution dan Ibu Aslaniah Lubis. Penulis menamatkan sekolah dasar di SD Negeri Bojongsari 01 Depok pada tahun 1996. Pada tahun 1998, penulis menamatkan pendidikan jenjang SLTP di SLTP Negeri 6 Bogor dan pada tahun 2001 menamatkan jenjang pendidikan di SMU Negeri 1 Bogor.

Setelah menamatkan pendidikan tingkat SMU, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta, tamat pada tahun 2005 dengan gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST). Penulis kemudian bekerja di Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci sejak tahun 2006 hingga tahun 2008. Tahun 2008 penulis pindah ke Badan Pusat Statistik Provinsi Riau hingga sekarang.

Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Penyelenggaraan Khusus Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor setelah sebelumnya mengikuti program alih jenjang pada perguruan tinggi yang sama. Program Penyelenggaraan Khusus Departemen Ilmu Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor ini merupakan kerjasama antara BPS dan IPB.


(20)

(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...xvii

DAFTAR TABEL ...xix

DAFTAR LAMPIRAN ...xxii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 10

II. TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 13

2.1 Transmisi Kebijakan Moneter... 13

2.2 Jalur Kredit dan Jalur Kredit Bank ... 21

2.3 Perbankan Sebagai Lembaga Intermediasi ... 28

2.4 Kerangka Pemikiran... 31

2.5 Hipotesis Penelitian... 32

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis dan Sumber Data... 35

3.2 Metode Analisis ... 35

3.2.1 Analisis Deskriptif ... 35

3.2.2 Analisis Regresi Data Panel... 35

3.3 Variabel dan Spesifikasi Model ... 45

3.4 Definisi Operasional ... 53

IV. GAMBARAN BANK UMUM DAN SUKU BUNGA KREDIT ... 57

4.1 Pangsa Aset, DPK dan Kredit Bank Umum ... 57

4.2 Pergerakan Suku Bunga BI rate dan Suku Bunga Kredit ... 59

V. ANALISIS KARAKTERISTIK BANK DAN KEBIJAKAN MONETER ... 63

5.1 Karakteristik Sampel... 63

5.2 Hasil Uji Stasioneritas Data ... 67

5.3 Panjang Lag Model Dinamis... 68

5.4 Analisis Hasil Estimasi Model Dinamis ... 70

5.4.1 Analisis Hasil Estimasi dengan Seluruh Karakteristik Bank ... 70

5.4.2 Hasil Estimasi dengan Tiap Karakteristik Bank ... 78


(22)

xviii

5.6 Analisis Hasil EstimasiPooled Regression... 80

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 83 6.1 Kesimpulan ... 83 6.2 Implikasi Kebijakan ... 84 6.3 Saran Penelitian Lebih Lanjut ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN... 91


(23)

xix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 PDB nominal, total kredit bank dan rasio total kredit terhadap PDB nominal tahun 2000-2011... 3 Tabel 2 Cakupan sampel penelitian Ehrmann et al. (2002) untuk area Euro... 26 Tabel 3 Penelitian lain mengenai jalur kredit bank dengan menggunakan

karakteristik bank ... 26 Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ... 35 Tabel 5 Jumlah bank umum berdasarkan jenis bank tahun 2001, 2006 dan

2011... 57 Tabel 6 Pangsa aset berdasarkan jenis bank tahun 2001, 2006 dan 2011... 58 Tabel 7 Pangsa DPK berdasarkan jenis bank tahun 2001, 2006 dan 2011 ... 59 Tabel 8 Pangsa kredit berdasarkan jenis bank tahun 2001, 2006 dan 2011... 59 Tabel 9 Pangsa aset dan pangsa kredit bank dengan aset < Rp. 1 Triliun

bulan September tahun 2011... 63 Tabel 10 Pangsa aset dan pangsa kredit bank dengan aset > Rp. 50 Triliun

bulan September tahun 2011... 64 Tabel 11 Pangsa aset menurut jenis bank triwulan IV tahun 2005-triwulan

III tahun 2011... 65 Tabel 12 Pangsa kredit menurut jenis bank triwulan IV tahun 2005-triwulan

III tahun 2011... 66 Tabel 13 Rangkuman uji stasioneritas variabel penelitian... 68 Tabel 14 Penentuan panjang lag dengan metode SIC ... 69 Tabel 15 Koefisien long-run hasil estimasi model dinamis ... 71 Tabel 16 Persentase kredit bank yang disalurkan menurut kategori

penduduk dan bukan penduduk tahun 2005 - 2011 ... 73 Tabel 17 Daftar bank menurut derajat likuiditas sangat rendah dan derajat

likuiditas sangat tinggi ... 75 Tabel 18 Koefisien long-run untuk karakteristik ukuran aset, likuiditas,

kapital dan CAR... 79 Tabel 19 Sepuluh bank berdasarkan bank-specific effect terendah dan

terbesar dengan memperhitungkan ukuran aset ... 80 Tabel 20 Sepuluh bank berdasarkan bank-specific effect terendah dan

terbesar dengan memperhitungkan derajat likuiditas... 81 Tabel 21 Sepuluh bank berdasarkan bank-specific effect terendah dan


(24)

(25)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Komposisi aset lembaga keuangan Indonesia bulan Juni tahun 2011 ...1 Gambar 2 Total aset, DPK dan kredit nominal tahun 2000-2011 (triliun

rupiah)...2 Gambar 3 Jumlah bank umum menurut kategori total aset tahun 2006

-2011 ...4 Gambar 4 Mekanisme transmisi kebijakan moneter ...14 Gambar 5 Mekanisme transmisi kebijakan moneter ...17 Gambar 6 Mekanisme transmisi kebijakan moneter ...18 Gambar 7 Mekanisme transmisi kebijakan moneter Bank Indonesia ...19 Gambar 8 Lagdalam kebijakan moneter ...20 Gambar 9 Jalur kredit kebijakan moneter model Bernanke dan Blinder

(1988) ...23 Gambar 10 Kerangka pemikiran ...32 Gambar 11 Kredit bank umum berdasarkan jenis penggunaan tahun

2005-2011 ...60 Gambar 12 Pergerakan suku bunga BI rate, suku bunga KMK, suku bunga

KI dan suku bunga KK tahun 2006-2011...61 Gambar 13 Pangsa KMK, KI dan KK terhadap kredit bank tahun

2005-2011 ...61 Gambar 14 Pertumbuhan kredit, KMK, KI dan KK year on year (yoy%)

tahun 2006-2011 ...62 Gambar 15 Jumlah bank berdasarkan CAR tahun 2005-2011 ...67 Gambar 16 Aktifitas penempatan dana di SBI berdasarkan jenis bank tahun

2005-2011...74 Gambar 17 Pergerakan BI rate dan SBI 1 bulan triwulanan tahun 2005


(26)

(27)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar nama bank yang menjadi sampel penelitian... 93 Lampiran 2 Daftar nama bank yang dikeluarkan dari sampel penelitian... 94 Lampiran 3 Hasil uji stasioner variabel ... 95 Lampiran 4 Plot variabel ... 96 Lampiran 5 Hasil uji normalitas dengan Jarque-Bera Probability per cross

section... 91 Lampiran 6 Hasil estimasi dengan metode FD-GMM dengan set karakteristik

ukuran aset, likuiditas dan CAR ... 101 Lampiran 7 Hasil estimasi dengan metode SYS-GMM dengan set karakteristik

ukuran aset, likuiditas dan CAR ... 102 Lampiran 8 Hasil estimasi dengan metode FD-GMM dengan set karakteristik

ukuran aset, likuiditas dan kapital ... 103 Lampiran 9 Hasil estimasi dengan metode SYS-GMM dengan set karakteristik

ukuran aset, likuiditas dan kapital ... 104 Lampiran 10 Hasil estimasi OLS, SYS-GMM, FEM dan FD-GMM untuk

karakteristik ukuran aset, likuiditas dan CAR ... 105 Lampiran 11 Hasil estimasi OLS, SYS-GMM, FEM dan FD-GMM untuk

karakteristik ukuran aset, likuiditas dan kapital ... 106 Lampiran 12 Hasil uji normalitas residual model dinamis ... 107 Lampiran 13 Rangkuman statistik per triwulan ... 108 Lampiran 14 Hasil estimasi pooled regression ... 110 Lampiran 15 Daftar nama bank berdasarkan ukuran aset, likuiditas, kapital dan

CAR bulan Desember 2005, Desember 2008 dan September 2011 ... 100 Lampiran 16 Plot perubahan pertumbuhan kredit 99 bank umum triwulan IV

tahun 2005 – triwulan III tahun 2011 ... 1101 Lampiran 17 Plot variabel ukuran aset 99 bank umum triwulan IV tahun 2005 –

triwulan III tahun 2011 ... 102 Lampiran 18 Plot variabel derajat likuiditas 99 bank umum triwulan IV tahun

2005 – triwulan III tahun 2011 ... 103 Lampiran 19 Plot variabel kapital 99 bank umum triwulan IV tahun 2005 –

triwulan III tahun 2011 ... 104 Lampiran 20 Plot variabel CAR 99 bank umum triwulan IV tahun 2005 –


(28)

(29)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mekanisme transmisi kebijakan moneter telah menjadi fokus di banyak literatur perekonomian. Tidak sedikit riset yang dilakukan mengenai mekanisme transmisi kebijakan moneter sebagai usaha untuk dapat lebih mengerti bagaimana kebijakan moneter bisa memengaruhi perekonomian riil. Kebijakan moneter beroperasi melalui jalur-jalur individual yang disebut dengan jalur transmisi. Jalur yang mulai mendapat banyak perhatian karena pengaruhnya yang tidak selalu sama dalam pembuktian secara empiris adalah jalur kredit. Jalur kredit dipecah menjadi jalur neraca perusahaan (balance-sheet channel) dan jalur kredit bank (bank lending channel).

Jalur kredit bank memandang bahwa kredit bank adalah unik karena sebagai sumber pembiayaan eksternal bagi perusahaan maupun konsumen yang tidak memiliki alternatif pembiayaan seperti penerbitan saham atau obligasi. Keunikan kredit bank menempatkan perbankan dalam mekanisme transmisi yang tidak hanya melihat dari sisi kewajiban bank (liabilities), yang terkait dengan fungsi menerbitkan deposito (money creation),tetapi terutama melihat dari sisi aset bank (assets) yang terkait erat dengan fungsi intermediasi perbankan yaitu kredit.

Indonesia memiliki 120 bank umum di bulan Juni tahun 2011 dengan pangsa aset terbesar yaitu 77% dari total aset lembaga keuangan di Indonesia (Gambar 1). Pangsa tersebut menyatakan dominasi bank umum terhadap lembaga keuangan lainnya seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), perusahaan pembiayaan, asuransi,mutual funds, dan lainnya yang berjumlah ribuan lembaga.

Sumber : Bank Indonesia (2011)


(30)

2

Pangsa besar total aset bank umum juga diikuti dengan besaran total aset yang tercatat terus mengalami peningkatan sejak tahun 2000 hingga 2011. Dana pihak ketiga (DPK) yang sebagian besar berasal dari tabungan masyarakat juga mengalami peningkatan dari 699.1 triliun rupiah di tahun 2000 menjadi 2,644.7 triliun rupiah di tahun 2011 (Gambar 2). Peningkatan DPK memperlihatkan bahwa kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana di bank terus meningkat.

Sumber : Bank Indonesia (2000-2011)

Gambar 2 Total aset, DPK dan kredit nominal tahun 2000-2011 (triliun rupiah)

DPK yang besar dan total aset yang dominan tidak akan berarti signifikan bagi perekonomian riil jika perbankan tidak menjalankan fungsi intermediasinya.

Loan to Deposit Ratio (LDR), yaitu rasio yang mencerminkan komitmen perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya, di tahun 2011 adalah sebesar 82.60%. LDR yang cukup tinggi membuktikan bahwa perbankan di Indonesia berkomitmen menjalankan fungsi intermediasinya. Jika disandingkan dengan indikator makro seperti Produk Domestik Bruto (PDB) nominal, rasio total kredit bank terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nominal sejak tahun 2000 hingga 2011 juga menunjukkan peningkatan.

Tabel 1 memperlihatkan bahwa secara umum rasio total kredit bank terhadap PDB nominal mengalami peningkatan yang menandakan semakin pentingnya kredit bank dalam perekonomian Indonesia. Krisis di tahun 2008 menurunkan rasio kredit di tahun 2009 dari 27.35% di tahun 2008 menjadi 26.24% ditahun 2009. Hal tersebut disebabkan adanya lagdari pencatatan kredit, sehingga penurunan akibat krisis global dalam rasio kredit tercatat di tahun 2009.


(31)

3

3

Tabel 1 PDB nominal, total kredit bank dan rasio total kredit terhadap PDB nominal tahun 2000-2011

Tahun PDB nominal (triliun rupiah)

Total kredit bank (triliun rupiah)

Rasio total kredit terhadap PDB nominal (%)

2000 1,389.77 320.40 23.05

2001 1,646.32 358.60 21.78

2002 1,821.83 410.30 22.52

2003 2,013.67 477.20 23.70

2004 2,295.83 595.10 25.92

2005 2,774.28 730.20 26.32

2006 3,339.22 832.90 24.94

2007 3,950.89 1,045.70 26.47

2008 4,948.69 1,353.60 27.35

2009 5,606.20 1,470.80 26.24

2010 6,436.27 1,756.80 27.30

2011 7,427.09 2,146.90 28.91

Sumber : BPS dan Bank Indonesia (2011), diolah

Rasio total kredit terhadap PDB nominal yang cukup tinggi menjadikan bank sebagai sumber pembiayaan terbesar di Indonesia bila dibandingkan dengan sumber pembiayaan lainnya seperti lembaga keuangan bukan bank (LKBB), penerbitan saham, maupun penerbitan obligasi. Total pembiayaan melalui perbankan di tahun 2010 mencapai 1,756.80 triliun rupiah sedangkan perusahaan pembiayaan hanya sebesar 259.55 triliun.

Kinerja perbankan tidak terlepas dari karakteristik bank yang beroperasi di Indonesia. Dari tahun ke tahun, tidak sedikit bank-bank Indonesia yang mengalami merger, akuisisi, konversi maupun pencabutan izin operasi. Proses tersebut menjadikan komposisi bank tidak stagnan. Dilihat dari modal inti, di tahun 2011 seluruh bank umum tercatat sudah memiliki modal inti di atas Rp. 100 milyar dan Capital Adequacy Ratio (CAR) melebihi batas yang ditetapkan yaitu 8%. Namun jika dilihat dari kategori total aset, mayoritas bank di Indonesia adalah bank dengan total aset kurang dari 10 triliun rupiah sedangkan bank dengan total aset lebih dari 50 triliun rupiah kurang dari 20 bank. Bank dengan total aset tertinggi yaitu Bank Mandiri memiliki total aset sebesar 446,97 triliun


(32)

4

rupiah sedangkan bank dengan total aset terendah yaitu Anglomas Internasional Bank memiliki total aset sebesar 183,4 miliar rupiah di September 2011. Rentang yang sangat lebar tersebut menunjukkan adanya variasi karakteristik bank yang beroperasi di Indonesia.

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (2011)

Gambar 3 Jumlah bank umum menurut kategori total aset tahun 2006 - 2011

Banyaknya bank berukuran sedang tidak diiringi dengan pangsa total aset, kredit dan DPK yang besar karena adanya dominasi dari bank-bank besar. Tahun 2011, pangsa total aset bank besar terhadap total aset bank umum mencapai 63.30%, pangsa terhadap DPK total mencapai 65.43% dan pangsa kredit terhadap total kredit sebesar 62.92%. Bank-bank besar didominasi oleh Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSN Devisa). Adanya dominasi bank besar dari sisi kinerja tetapi tidak dari sisi jumlah menekankan pentingnya kebijakan moneter yang tepat sasaran. Awal dari kebijakan moneter yang tepat sasaran adalah formulasi yang tepat mengenai instrumen kebijakan moneter oleh otoritas moneter.


(33)

5

5

Undang-Undang (UU) No. 23/1999 yang kemudian direvisi dengan UU No. 3/2004, menyatakan Bank Indonesia mendapatkan otonomi penuh dalam memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan moneter. Mandat yang diberikan oleh undang-undang tersebut, membuat Bank Indonesia di awal tahun 2000 mulai mengumumkan target inflasi tahunan. Pada tahun 2005, selain target inflasi, Bank Indonesia juga mengumumkan BI Rate setiap bulan sebagai suku bunga acuan yang menjadi cerminan sikap (stance) Bank Indonesia. Suku bunga acuan tersebut diharapkan akan direspon oleh perbankan. Respon tersebut seharusnya dapat dipastikan secara empiris, namun pada kenyataannya hingga saat ini belum ada kajian empiris yang mampu memastikan apakah perbankan di Indonesia memang merespon terhadap perubahan BI rate melalui perubahan pertumbuhan kredit. Respon yang terukur dari perbankan sangat diperlukan agar jalur transmisi kebijakan moneter dapat berjalan terutama jalur kredit bank yang menempatkan perbankan dalam peran penting. Peran perbankan dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter menjadikan respon kredit perbankan ketika terjadi perubahan BI rate merupakan kajian penting untuk memahami jalur kredit bank di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Banyaknya penelitian mengenai jalur kredit bank menunjukkan hasil yang berbeda antar negara karena adanya perbedaan struktur perekonomian ataupun struktur perbankan. Signifikansi jalur kredit bank di suatu negara dapat diuji dengan menggunakan baik data agregat maupun data disagregat (data mikro level bank). Penggunaan data agregat memiliki kelemahan yaitu tidak dapat melepaskan efek penawaran kredit dari efek permintaan kredit, sehingga respon bank secara pasti tidak dapat dianalisis. Dengan menggunakan data mikro level bank, yaitu data neraca bank secara individu, perbedaan respon bank terhadap guncangan moneter yang sama akan muncul karena adanya variasi dari :

1. Kekuatan finansial dari neraca bank

2. Kemampuan bank untuk menggantikan deposito dengan sumber dana external lain ketika terjadi penurunan deposito.


(34)

6

Penelitian Kashyap dan Stein (1994) merupakan salah satu penelitian awal yang menyebutkan pentingnya melihat jalur kredit dari analisis data time-series

dan juga analisis datacross-section, yang artinya selain melihat pada data agregat juga melihat lebih akurat pada data mikro. Tidak sedikit studi yang kemudian menggunakan data mikro dalam menganalisis jalur kredit bank dalam suatu perekonomian. Kishan dan Opiela (2000) melakukan studi komprehensif dengan menggunakan data mikro perbankan mengenai jalur kredit dan jalur kredit bank di Amerika Serikat, dan Ehrmann et al. (2002) menganalisis signifikansi jalur kredit bank untuk area Euro dengan menggunakan data mikro baik dari basis data BankScope maupun dari basis data bank sentral negara-negara yang tergabung dalam zona Euro. Studi yang serupa dalam hal penggunaan model dan data mikro dalam menganalisis jalur kredit bank telah banyak dilakukan di negara-negara lain, seperti Juks (2004) untuk negara Estonia, Boughrara dan Ghazouani (2008) untuk negara-negara MENA (Mesir, Yordania, Tunisia dan Moroko), Bhaumik, Dang dan Kutan (2011) untuk negara India, dan Juurikkala, Karas dan Solanko (2011) untuk negara Rusia.

Indonesia hingga saat ini belum memiliki penelitian terbaru yang populer mengenai jalur kredit bank dengan menggunakan data mikro. Salah satu studi dengan data mikro mengenai jalur kredit bank di Indonesia yang banyak menjadi rujukan adalah penelitian oleh Agung et al. (2002). Mengingat bahwa instrumen kebijakan moneter telah mengalami perubahan sejak tahun 2000, maka sangat penting penelitian dengan data mikro dilakukan dengan menggunakan indikator kebijakan moneter terkini agar dapat membuktikan secara empiris bahwa jalur kredit bank benar beroperasi dan respon perbankan dapat terukur sehingga formulasi kebijakan moneter mampu tepat sasaran. Penggunaan data mikro dapat menggambarkan jalur kredit secara lebih akurat dan hasil analisis dari model yang menggunakan data mikro sangat bermanfaat bagi bank sentral dalam mengukur respon perbankan ketika bank sentral memutuskan untuk menjalankan kebijakan moneter melalui instrumen tertentu.

Secara garis besar, penelitian dengan menggunakan data mikro fokus pada pembuktian asumsi beroperasinya jalur kredit bank dalam perekonomian. Kashyap dan Stein (1994) menuliskan bahwa setidaknya dua asumsi dibutuhkan


(35)

7

7

sebagai syarat beroperasinya jalur kredit bank. Asumsi pertama yaitu pelaku ekonomi memandang bahwa kredit bank spesial dan operasi pasar terbuka menyebabkan pergeseran dari kurva penawaran kredit. Asumsi kedua yaitu pergeseran dari kurva penawaran kredit akan dapat dibuktikan jika diketahui bank merespon terhadap guncangan moneter dengan merubah penawaran kredit.

Pergeseran penawaran kredit dapat terjadi jika terpenuhi dua kondisi, yaitu: 1. Kredit bank dan surat berharga bukan merupakan substitusi sempurna untuk

beberapa peminjam kredit ; atau beberapa peminjam bersifatbank-dependent. 2. Bank sentral harus dapat memengaruhi penawaran kredit bank.

Kondisi pertama dapat dibuktikan dengan rangkaian data mengenai dominasi perbankan sebagai sumber pembiayaan baik pembiayaan yang bersifat konsumsi, modal kerja maupun investasi. Handa (2000) menyebutkan bahwa dengan melihat data mengenai perkembangan finansial akan dapat membedakan antara kontribusi dari perbankan dan unsur lainnya dari sistem finansial terhadap pertumbuhan output. Perkembangan finansial seringkali diukur oleh jumlah dan variasi dari intermediasi finansial, ukuran dan tingkat kerumitan pasar saham dan obligasi, dan efisiensi aturan, regulasi dan praktik mengatur praktik-praktik finansial dari perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Kontribusi perbankan terhadap pertumbuhan output dijelaskan melalui jalur kredit bank yaitu melalui pertumbuhan kredit yang berdampak pada investasi dan pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan output.

Untuk kondisi kedua, harus dibuktikan apakah memang Bank Indonesia dengan instrumennya yaitu BI Rate mampu memengaruhi penawaran kredit bank. Asumsinya adalah reaksi bank terhadap perubahan suku bunga acuan yaitu dengan menyesuaikan jumlah kredit baru. Penyesuaian kredit baru akan melihat pada perubahan kredit di waktu-waktu sebelumnya sehingga pertumbuhan kredit bank mampu menggambarkan adanya pergeseran penawaran kredit. Pembuktian kondisi kedua dapat dilakukan dengan menggunakan data mikro bank yang diambil dari neraca bank yang menggambarkan karakteristik bank. Penggunakan data mikro bank diperlukan karena kredit bisa bergeser dari sisi permintaan (demand) dan dari sisi penawaran (supply). Sehingga, harus dapat dibuktikan


(36)

8

pergeseran yang sebenarnya terjadi adalah dari sisi penawaran (bank) dan terjadi karena dari pengaruh kebijakan moneter.

Karakteristik bank dalam berbagai penelitian mengenai jalur kredit bank dengan menggunakan data mikro bank diwakili oleh tiga variabel yaitu ukuran total aset bank (size), likuiditas (liquidity), dan kapital (capitalization). Total aset adalah pendekatan ukuran dari kesehatan bank. Karakteristik likuiditas digunakan karena level tinggi dari likuiditas dapat memungkinkan bank untuk menarik dananya sendiri daripada mencari ke pasar kredit setelah diberlakukannya kebijakan moneter ketat. Karakteristik terakhir yaitu kapital adalah karena kapital yang tinggi berkaitan erat dengancreditworthinessbank ketika berusaha menutupi terjadinya penurunan deposito dengan cara mencari sumber dana lain. Kapital bank dapat dikategorikan menjadi dua bentuk (Mishkin, 2006) :

1. Leverage ratio yaitu rasio total modal terhadap total aset bank. Bank yang diklasifikasikan sebagai bank berkapital baik (well capitalized) adalah bank yang memenuhileverage ratio diatas 5%. Bank yang memiliki leverage ratio dibawah 3% akan memicu pengawasan melalui batasan regulasi terhadap bank tersebut. Kishan dan Opiela (2000) membagi tiga kategori leverage ratio untuk perbankan di Amerika Serikat yaitu < 8 % (undercapitalized), 8% ≤ leverage ratio< 10% (adequately capitalized), dan ≥ 10% (well capitalized). 2. Risk-based capital requirements (Capital Adequacy Ratio) berdasarkan Basel

Accord. Basel Accord ditetapkan oleh Basel Committee on Banking Supervision yang mengadakan pertemuan Bank for International Settlements di Basel. Basel 2 menetapkan bahwa bank memegang kapital setidaknya 8% dari aset tertimbang menurut resiko. Basel 2 berdasarkan pada tiga pilar yaitu : a. Pilar 1 bertujuan untuk menghubungkan penyediaan modal lebih dekat

dengan resiko aktual.

b. Pilar 2 fokus pada memperkuat proses pengawasan, khususnya dalam menilai kualitas manajemen resiko dalam institusi perbankan dan dalam mengevaluasi apakah institusi tersebut memiliki prosedur yang sesuai untuk menentukan berapa banyak modal yang dibutuhkan.


(37)

9

9

c. Pilar 3 fokus pada peningkatan disiplin pasar melalui peningkatan detail

disclosure mengenai ekspos dari kredit bank, jumlah reserves dan modal,

officialyang mengontrol bank, dan efektivitas dari sisteminternal rating.

Teori yang mendasari ketiga karakteristik tersebut untuk digunakan dalam penelitian yaitu :

1. Ukuran Aset (Size) : Bank kecil menghadapi masalah informasi asimetris di pasar modal bila dibandingkan dengan bank besar, sehingga lebih sulit untuk mendapatkan dana non-deposito untuk menghadapi guncangan moneter negatif.

2. Likuiditas (Liquidity) : Bank dengan aset likuid bisa menarik cadangan kas ataupun surat berharga untuk bertahan dengan perilaku kreditnya ketika terjadi guncangan moneter negatif.

3. Kapital (Capitalisation) : Bank bermodal rendah memiliki batasan akses terhadap dana non-deposito sehingga akan terpaksa menurunkan penawaran kredit bila dibandingkan dengan bank bermodal tinggi pada saat terjadi guncangan moneter negatif.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah suku bunga acuan (BI Rate) mampu memengaruhi pertumbuhan kredit bank di Indonesia periode triwulan IV tahun 2005 sampai triwulan III tahun 2011 ?

2. Apakah ada perbedaan respon bank berdasarkan karakteristik bank yaitu ukuran aset, likuiditas dan kapital ketika terjadi perubahan suku bunga acuan di Indonesia periode triwulan IV tahun 2005 sampai triwulan III tahun 2011 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan penelitian yang ada, tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menguji apakah suku bunga acuan (BI Rate) mampu memengaruhi pertumbuhan kredit bank di Indonesia periode triwulan IV tahun 2005 sampai triwulan III tahun 2011.


(38)

10

2. Menganalisis perbedaan respon bank berdasarkan karakteristik bank yaitu ukuran aset, likuiditas dan kapital ketika terjadi perubahan suku bunga acuan di Indonesia periode triwulan IV tahun 2005 sampai triwulan III tahun 2011.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dampak perubahan BI Rate terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pentingnya bank sehat dan aman dalam tataran moneter Indonesia. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan perbandingan antar jalur transmisi karena untuk dapat memahami tiap jalur transmisi secara utuh diperlukan bukti empiris.

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian meliputi tiga hal. Pertama, memberikan deskripsi mengenai struktur perbankan Indonesia. Kedua, melakukan studi ekonometrik untuk mengkaji respon perbankan melalui variabel pertumbuhan kredit bank ketika terjadi perubahan suku bunga acuan. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah BI Rate selaku suku bunga acuan mampu memengaruhi penawaran kredit perbankan yang tercermin melalui perubahan pertumbuhan kredit bank ketika terjadi perubahan suku bunga BI Rate. Ketiga, melakukan studi ekonometrik untuk melihat sensitivitas bank berdasarkan karakteristik bank dalam menghadapi perubahan suku bunga BI Rate. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah BI Rate memiliki pengaruh yang berbeda terhadap bank dengan karakteristik yang berbeda.

Penelitian ini menggunakan data mikro bank (neraca bank) dan data makroekonomi dimana data mikro bank digunakan untuk membuktikan mampu atau tidaknya suku bunga acuan (BI Rate) memengaruhi penawaran kredit bank. Cakupan analisis deskriptif adalah seluruh bank yang beroperasi tiap tahunnya untuk tahun 2001 sampai dengan tahun 2011. Cakupan analisis ekonometrik adalah 99 bank umum dari 108 bank umum yang neraca triwulanan-nya tersedia untuk diunduh di website Bank Indonesia. Kategori dari 99 bank umum tersebut yaitu 4 bank persero, 26 bank pembangunan daerah (BPD), 13 bank campuran, 31


(39)

11

11

bank umum swasta nasional (BUSN) devisa, 22 BUSN Non-devisa dan 3 bank asing. Perlakuan yang diterapkan dalam memilih 99 bank umum adalah bank-bank yang merger dan akuisisi digunakan data bank-bank hasil merger (seolah merger dan akuisisi terjadi sejak awal periode sampel), bank yang tidak memiliki tabungan di neracanya tidak dimasukkan sebagai sampel dan bank dengan fluktuasi aset yang tinggi serta capital adequacy ratio (CAR) diatas 500% dikeluarkan dari sampel. Daftar lengkap bank yang dikeluarkan dari sampel dapat dilihat di Lampiran 2.

Keterbatasan dari penelitian ini yaitu penggunaan data mikro bank yang masih terbatas pada total aset, likuiditas, modal dan kredit. Beberapa keterbatasan lainnya adalah sebagai berikut :

1. Respon bank yang dikaji yaitu penyesuaian kredit dengan mengasumsikan terjadinya penurunan reserves bank ketika terjadi perubahan suku bunga BI Rate, tanpa membuktikan secara empiris bahwa penurunan reserves bank memang benar terjadi ketika ada perubahan suku bunga BI Rate.

2. Penelitian ini tidak meneliti dampak perubahan BI Rate terhadap perekonomian riil yaitu output dan inflasi yang umum dilakukan ketika meneliti jalur kredit bank dengan menggunakan data agregat.

3. Penelitian ini tidak mengkaji respon lembaga keuangan lain seperti mutual funds, perusahaan asuransi, dan lainnya ketika terjadi perubahan suku bunga BI Rate.

4. Jalur transmisi lainnya tidak dikaji karena luasnya lingkup jalur transmisi. Spesifikasi model antar jalur transmisi juga memiliki perbedaan sehingga untuk mengkaji keseluruhan jalur akan membutuhkan spesifikasi model yang berbeda satu sama lain.


(40)

12


(1)

Lampiran 15

Daftar nama bank berdasarkan ukuran aset, likuiditas, kapital dan CAR bulan Desember 2005, Desember 2008 dan

September 2011

Rendah

Tinggi

Rendah

Tinggi

Rendah

Tinggi

Rendah

Tinggi

Des 2005

HANA

BCA

MAYAPADA

BCA

MEGA

METRO EXPRESS

MUTIARA

ICBC INDONESIA

BISNIS INT'L.

BII

MESTIKA DHARMA

ROYAL

MUTIARA

LIMAN INT'L. BANK

NUSANTARA PARAHYANGAN

METRO EXPRESS

ARTOS INDONESIA

CIMB NIAGA

ANDARA

VICTORIA INT'L.

NUSANTARA PARAHYANGAN

KESEJAHTERAAN EKONOMI

PERMATA

SINARMAS

ANGLOMAS INT'L. BANK

DANAMON

CENTRATAMA NASIONAL BANK

BPD ACEH

BTN

CAPITAL INDONESIA

SBI INDONESIA

LIMAN INT'L. BANK

MAYORA

PAN INDONESIA BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI

BPD JATIM

BPD ACEH

KEB INDONESIA

PUNDI

ROYAL

LIMAN INT'L. BANK

PERMATA

PUNDI

BPD KALTENG

BPD RIAU KEPRI

RESONA PERDANIA

BPD BENGKULU

CAPITAL INDONESIA

ROYAL

MANDIRI

PRIMA MASTER BANK

BPD KALTIM

BPD SULTENG

SUMITOMO MITSUI INDONESIA

COMMONWEALTH

SUMITOMO MITSUI INDONESIA

SINAR HARAPAN BALI

BNI

SAHABAT SAMPOERNA

BPD RIAU KEPRI

COMMONWEALTH

WINDU KENTJANA INT'L.

RABOBANK INT'L. INDONESIA

WINDU KENTJANA INT'L.

CAPITAL INDONESIA

BRI

CHINA TRUST INDONESIA

COMMONWEALTH

RABOBANK INT'L. INDONESIA

WOORI INDONESIA

STANDARD CHARTERED BANK

WOORI INDONESIA

STANDARD CHARTERED BANK

Des 2008

ANDARA

BCA

AGRONIAGA

ICBC INDONESIA

BUKOPIN

HANA

ARTHA GRAHA

ICBC INDONESIA

BISNIS INT'L.

BII

HIMPUNAN SAUDARA

VICTORIA INT'L.

BPD ACEH

ICBC INDONESIA

BUKOPIN

METRO EXPRESS

ARTOS INDONESIA

CIMB NIAGA

ICB BUMIPUTERA

BPD JATIM

BPD KALBAR

METRO EXPRESS

HIMPUNAN SAUDARA

ANDARA

ANGLOMAS INT'L. BANK

DANAMON

MAYAPADA

BPD KALSEL

BPD KALTENG

ANDARA

ICB BUMIPUTERA

BISNIS INT'L.

FAMA INT'L.

PAN INDONESIA BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI

BPD KALTENG

BPD KALTIM

BISNIS INT'L.

PERMATA

ANGLOMAS INT'L. BANK

MITRANIAGA

PERMATA

PUNDI

BPD KALTIM

BPD MALUKU

ARTOS INDONESIA

QNB BANK KESAWAN

LIMAN INT'L. BANK

MAYORA

MANDIRI

PRIMA MASTER BANK

BPD PAPUA

BPD RIAU KEPRI

ANGLOMAS INT'L. BANK

PUNDI

BNP PARIBAS

LIMAN INT'L. BANK

BNI

MIZUHO

BPD RIAU KEPRI

BPD SULUT

LIMAN INT'L. BANK

BPD SULUT

KEB INDONESIA

ROYAL

BRI

RABOBANK INT'L. INDONESIA

BANK SUMSEL BABEL

BANK SUMSEL BABEL

BNP PARIBAS

RABOBANK INT'L. INDONESIA

WOORI INDONESIA

SINAR HARAPAN BALI

STANDARD CHARTERED BANK

Sep 2011

METRO EXPRESS

BCA

HIMPUNAN SAUDARA

ANGLOMAS INT'L. BANK

ANTAR DAERAH

METRO EXPRESS

MUTIARA

QNB BANK KESAWAN

ANDARA

BII

INDEX SELINDO

MITRANIAGA

BUKOPIN

BISNIS INT'L.

KESEJAHTERAAN EKONOMI

ANDARA

BISNIS INT'L.

CIMB NIAGA

UOB INDONESIA

ROYAL

MUTIARA

ANGLOMAS INT'L. BANK

PUNDI

BISNIS INT'L.

ARTOS INDONESIA

DANAMON

BTN

BPD LAMPUNG

BANK DKI

LIMAN INT'L. BANK

BANK DKI

ANGLOMAS INT'L. BANK

ANGLOMAS INT'L. BANK

PAN INDONESIA BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI

BPD PAPUA

BPD JAMBI

ROYAL

BPD BALI

LIMAN INT'L. BANK

FAMA INT'L.

PERMATA

PRIMA MASTER BANK

BPD RIAU KEPRI

BPD JATENG

AGRIS

BPD SULUT

ROYAL

MITRANIAGA

MANDIRI

BPD BALI

BPD SULTENG

BPD LAMPUNG

BNP PARIBAS

BANK SUMSEL BABEL

BNP PARIBAS

LIMAN INT'L. BANK

BNI

RESONA PERDANIA

BNP PARIBAS

BPD SULUT

CHINA TRUST INDONESIA

RABOBANK INT'L. INDONESIA

KEB INDONESIA

ROYAL

BRI

SUMITOMO MITSUI INDONESIA

CITIBANK N.A.

BANK SUMBAR

KEB INDONESIA

WOORI INDONESIA

Ukuran Aset

Likuiditas

Kapital

CAR


(2)

101

Lampiran 16 Plot perubahan pertumbuhan kredit 99 bank umum triwulan IV tahun 2005 – triwulan III tahun 2011

- . 8 - . 4 . 0 . 4 . 8

2006 2008 2010

A GRI S

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

A GR ON I A G A

- . 8 - . 4 . 0 . 4 . 8

2006 2008 2010

A N D A R A

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

A N GL OM A S I N T E R N A S I ON A L B A N K

- . 08 - . 04 . 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

A N T A R D A E R A H

- . 05 . 00 . 05 . 10 . 15

2006 2008 2010

A R T H A GR A H A

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

A R T OS I N D ON E S I A

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B A N K DK I

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B A N K OF I N D I A I N D ON E S I A

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B A N K S U M B A R

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B A NK S U M S E L B A B E L

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B CA

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B I I

- . 6 - . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B I S N I S I N T E R N A S I ON A L

- . 05 . 00 . 05 . 10 . 15

2006 2008 2010

B NI

- 2 - 1 0 1 2

2006 2008 2010

B N P P A R I B A S

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D A C E H

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D B A L I

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

B P D B E N GK U L U

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D J A B A R B A N T E N

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D J A M B I

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D J A T E NG

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

B P D J A T I M

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D K A L B A R

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D K A L S E L

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D K A L T E N G

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D K A L T I M

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D L A M P UN G

. 00 . 04 . 08 . 12 . 16

2006 2008 2010

B P D M A L UK U

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D NT B

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

B P D NT T

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D P A P U A

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

B P D R I A U K E P R I

- . 05 . 00 . 05 . 10 . 15

2006 2008 2010

B P D S U L S E L S U M B A R

- . 1 . 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

B P D S U L T E N G

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D S UL T RA

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D S UL UT

. 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

B P D S UM UT

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D Y O G Y A K A R T A

. 00 . 05 . 10 . 15

2006 2008 2010

B RI

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B T N

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B U K OP I N

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B UM I A RT A

- 0. 5 0. 0 0. 5 1. 0 1. 5

2006 2008 2010

CA P I T A L I ND ON E S I A

- . 08 - . 04 . 00 . 04 . 08

2006 2008 2010

C E N T R A T A M A N A S I ON A L B A N K

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

C H I N A T R U S T I N D ON E S I A

- . 50 - . 25 . 00 . 25 . 50

2006 2008 2010

CI M B NI A GA

- . 1 . 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

CI T I B A NK N. A .

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

COM M ONW E A L T H

- . 05 . 00 . 05 . 10

2006 2008 2010

DA NA M ON

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

D B S I N D ON E S I A

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

E K ON OM I R A H A R J A

- . 05 . 00 . 05 . 10

2006 2008 2010

F A M A I NT E RN A S I ONA L

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

GA N E S H A

- . 4 . 0 . 4 . 8

2006 2008 2010

HA NA

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

H A R D A I N T E R N A S I ON A L

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

H I M P U N A N S A U D A R A

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

I CB B UM I P U T E R A

- 0. 5 0. 0 0. 5 1. 0

2006 2008 2010

I C B C I N D ON E S I A

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

I N A P E R D A N A

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

I N D E X S E L I ND O

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

J A S A J A K A RT A

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

K E B I N D ON E S I A

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

K E S E J A H T E R A A N E K O N OM I

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

L I M A N I N T E RN A S I ONA L B A N K

- . 05 . 00 . 05 . 10 . 15

2006 2008 2010

M A NDI RI

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

M A S P I ON

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

M A Y A P A D A

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

M A Y ORA

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

M E GA

- . 05 . 00 . 05 . 10

2006 2008 2010

M E S T I K A DHA RM A

- . 08 - . 04 . 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

M E T R O E X P R E S S

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

M I T RA NI A GA

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

M I Z UHO

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

M UL T I A RT A S E NT OS A

- . 8 - . 4 . 0 . 4 . 8

2006 2008 2010

M UT I A RA

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

N U S A N T A R A P A R A H Y A N G A N

- . 08 - . 04 . 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

OC B C N I S P

- . 05 . 00 . 05 . 10 . 15

2006 2008 2010

P A N I N D ON E S I A B A N K

- . 04 . 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

P E RM A T A

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

P RI M A M A S T E R B A N K

- . 4 . 0 . 4 . 8

2006 2008 2010

P UNDI

- . 50 - . 25 . 00 . 25 . 50

2006 2008 2010

QN B B A N K K E S A W A N

- 0. 4 0. 0 0. 4 0. 8 1. 2

2006 2008 2010

R A B OB A N K I N T E R N A S I ON A LI N D ON E S I A

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

R E S O N A P E R D A N I A

- 1. 0 - 0. 5 0. 0 0. 5

2006 2008 2010

ROY A L

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

S A H A B A T S A M P OE R N A

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

S B I I N D ON E S I A

- . 4 . 0 . 4 . 8

2006 2008 2010

S I N A R H A R A P A N B A L I

- . 4 . 0 . 4 . 8

2006 2008 2010

S I NA RM A S

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

S T A N D A R D C H A R T E R E D B A N K

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

S UM I T OM O M I T S UI I NDONE S I A

- . 50 - . 25 . 00 . 25 . 50

2006 2008 2010

T A B U N G A N P E N S I U N A N N A S I ON A L

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

T H E H O N G K O N G & S H A N G H A I B C

- . 50 - . 25 . 00 . 25 . 50

2006 2008 2010

U OB I N D ON E S I A

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

V I C T OR I A I N T E R N A S I ON A L

- 0. 5 0. 0 0. 5 1. 0

2006 2008 2010

W I N D U K E N T J A N A I N T E R N A S I ON A L

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

W OOR I I N D ON E S I A

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

Y U D HA B A K T I

D _LN LOA N S


(3)

Lampiran 17 Plot variabel ukuran aset 99 bank umum triwulan IV tahun 2005 – triwulan III tahun 2011

- 2. 4 - 2. 0 - 1. 6 - 1. 2 - 0. 8

2006 2008 2010

A GRI S

- . 8 - . 4 . 0 . 4

2006 2008 2010

A GR ON I A G A

- 3. 6 - 3. 2 - 2. 8 - 2. 4 - 2. 0

2006 2008 2010

A N D A R A

- 4. 0 - 3. 5 - 3. 0 - 2. 5 - 2. 0

2006 2008 2010

A N GL OM A S I N T E R N A S I ON A L B A N K

- 1. 8 - 1. 6 - 1. 4 - 1. 2

2006 2008 2010

A N T A R D A E R A H

0. 8 1. 0 1. 2 1. 4 1. 6

2006 2008 2010

A R T H A GR A H A

- 3. 0 - 2. 8 - 2. 6 - 2. 4

2006 2008 2010

A R T OS I N D ON E S I A

0. 8 1. 0 1. 2 1. 4

2006 2008 2010

B A N K DK I

- 1. 4 - 1. 3 - 1. 2 - 1. 1 - 1. 0

2006 2008 2010

B A N K OF I N D I A I N D ON E S I A

. 4 . 5 . 6 . 7 . 8

2006 2008 2010

B A N K S U M B A R

. 5 . 6 . 7 . 8 . 9

2006 2008 2010

B A NK S U M S E L B A B E L

3. 88 3. 92 3. 96 4. 00 4. 04 4. 08

2006 2008 2010

B CA

2. 2 2. 4 2. 6 2. 8 3. 0

2006 2008 2010

B I I

- 3. 4 - 3. 2 - 3. 0 - 2. 8

2006 2008 2010

B I S N I S I N T E R N A S I ON A L

3. 4 3. 6 3. 8 4. 0 4. 2

2006 2008 2010

B NI

- 1. 6 - 1. 2 - 0. 8 - 0. 4 0. 0

2006 2008 2010

B N P P A R I B A S

0. 4 0. 8 1. 2 1. 6

2006 2008 2010

B P D A C E H

. 25 . 30 . 35 . 40 . 45

2006 2008 2010

B P D B A L I

- 1. 6 - 1. 2 - 0. 8 - 0. 4

2006 2008 2010

B P D B E N GK U L U

1. 7 1. 8 1. 9 2. 0 2. 1

2006 2008 2010

B P D J A B A R B A N T E N

- 1. 6 - 1. 2 - 0. 8 - 0. 4 0. 0

2006 2008 2010

B P D J A M B I

1. 0 1. 1 1. 2 1. 3 1. 4

2006 2008 2010

B P D J A T E NG

1. 0 1. 2 1. 4 1. 6 1. 8

2006 2008 2010

B P D J A T I M

- . 6 - . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

B P D K A L B A R

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

B P D K A L S E L

- 1. 2 - 0. 8 - 0. 4 0. 0

2006 2008 2010

B P D K A L T E N G

0. 8 1. 0 1. 2 1. 4 1. 6

2006 2008 2010

B P D K A L T I M

- . 8 - . 6 - . 4 - . 2

2006 2008 2010

B P D L A M P UN G

- 1. 2 - 1. 0 - 0. 8 - 0. 6 - 0. 4

2006 2008 2010

B P D M A L UK U

- 1. 0 - 0. 8 - 0. 6 - 0. 4

2006 2008 2010

B P D NT B

- . 8 - . 6 - . 4 - . 2 . 0

2006 2008 2010

B P D NT T

0. 2 0. 4 0. 6 0. 8 1. 0

2006 2008 2010

B P D P A P U A

0. 4 0. 8 1. 2 1. 6 2. 0

2006 2008 2010

B P D R I A U K E P R I

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

B P D S U L S E L S U M B A R

- 2. 0 - 1. 8 - 1. 6 - 1. 4 - 1. 2

2006 2008 2010

B P D S U L T E N G

- 1. 6 - 1. 4 - 1. 2 - 1. 0 - 0. 8

2006 2008 2010

B P D S UL T RA

- . 6 - . 5 - . 4 - . 3 - . 2

2006 2008 2010

B P D S UL UT

0. 4 0. 6 0. 8 1. 0 1. 2

2006 2008 2010

B P D S UM UT

- . 5 - . 4 - . 3 - . 2 - . 1

2006 2008 2010

B P D Y O G Y A K A R T A

3. 6 3. 8 4. 0 4. 2

2006 2008 2010

B RI

2. 2 2. 3 2. 4 2. 5

2006 2008 2010

B T N

1. 8 2. 0 2. 2 2. 4 2. 6

2006 2008 2010

B U K OP I N

- 1. 2 - 1. 0 - 0. 8 - 0. 6 - 0. 4

2006 2008 2010

B UM I A RT A

- 4 - 3 - 2 - 1 0

2006 2008 2010

CA P I T A L I ND ON E S I A

- 2. 2 - 2. 0 - 1. 8 - 1. 6

2006 2008 2010

C E N T R A T A M A N A S I ON A L B A N K

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

C H I N A T R U S T I N D ON E S I A

2. 4 2. 6 2. 8 3. 0 3. 2

2006 2008 2010

CI M B NI A GA

2. 0 2. 2 2. 4 2. 6

2006 2008 2010

CI T I B A NK N. A .

0. 0 0. 4 0. 8 1. 2

2006 2008 2010

COM M ONW E A L T H

2. 8 3. 0 3. 2 3. 4

2006 2008 2010

DA NA M ON

1. 2 1. 4 1. 6 1. 8

2006 2008 2010

D B S I N D ON E S I A

1. 0 1. 2 1. 4 1. 6 1. 8

2006 2008 2010

E K ON OM I R A H A R J A

- 2. 6 - 2. 4 - 2. 2 - 2. 0

2006 2008 2010

F A M A I NT E RN A S I ONA L

- 1. 8 - 1. 6 - 1. 4 - 1. 2 - 1. 0 - 0. 8

2006 2008 2010

GA N E S H A

- 3 - 2 - 1 0

2006 2008 2010

HA NA

- 1. 6 - 1. 4 - 1. 2 - 1. 0 - 0. 8

2006 2008 2010

H A R D A I N T E R N A S I ON A L

- 1. 50 - 1. 25 - 1. 00 - 0. 75 - 0. 50

2006 2008 2010

H I M P U N A N S A U D A R A

. 0 . 2 . 4 . 6 . 8

2006 2008 2010

I CB B UM I P U T E R A

- 3 - 2 - 1 0 1

2006 2008 2010

I C B C I N D ON E S I A

- 2. 2 - 2. 0 - 1. 8 - 1. 6 - 1. 4

2006 2008 2010

I N A P E R D A N A

- 1. 6 - 1. 4 - 1. 2 - 1. 0 - 0. 8 - 0. 6

2006 2008 2010

I N D E X S E L I ND O

- . 8 - . 6 - . 4 - . 2 . 0

2006 2008 2010

J A S A J A K A RT A

- . 8 - . 6 - . 4 - . 2 . 0

2006 2008 2010

K E B I N D ON E S I A

- 2. 00 - 1. 75 - 1. 50 - 1. 25 - 1. 00

2006 2008 2010

K E S E J A H T E R A A N E K O N OM I

- 3. 6 - 3. 4 - 3. 2 - 3. 0 - 2. 8 - 2. 6

2006 2008 2010

L I M A N I N T E RN A S I ONA L B A N K

4. 0 4. 2 4. 4 4. 6

2006 2008 2010

M A NDI RI

- 1. 0 - 0. 8 - 0. 6 - 0. 4

2006 2008 2010

M A S P I ON

. 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

M A Y A P A D A

- 2. 6 - 2. 4 - 2. 2 - 2. 0 - 1. 8

2006 2008 2010

M A Y ORA

1. 8 2. 0 2. 2 2. 4

2006 2008 2010

M E GA

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

M E S T I K A DHA RM A

- 2. 6 - 2. 4 - 2. 2 - 2. 0 - 1. 8

2006 2008 2010

M E T R O E X P R E S S

- 2. 8 - 2. 6 - 2. 4 - 2. 2 - 2. 0

2006 2008 2010

M I T RA NI A GA

0. 8 1. 0 1. 2 1. 4

2006 2008 2010

M I Z UHO

- 2. 4 - 2. 2 - 2. 0 - 1. 8

2006 2008 2010

M UL T I A RT A S E NT OS A

0. 0 0. 5 1. 0 1. 5 2. 0

2006 2008 2010

M UT I A RA

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

N U S A N T A R A P A R A H Y A N G A N

1. 9 2. 0 2. 1 2. 2

2006 2008 2010

OC B C N I S P

2. 4 2. 6 2. 8 3. 0

2006 2008 2010

P A N I N D ON E S I A B A N K

2. 3 2. 4 2. 5 2. 6 2. 7

2006 2008 2010

P E RM A T A

- 2. 2 - 2. 0 - 1. 8 - 1. 6

2006 2008 2010

P RI M A M A S T E R B A N K

- 2. 0 - 1. 5 - 1. 0 - 0. 5

2006 2008 2010

P UNDI

- 1. 0 - 0. 8 - 0. 6 - 0. 4 - 0. 2

2006 2008 2010

QN B B A N K K E S A W A N

0. 0 0. 4 0. 8 1. 2

2006 2008 2010

R A B OB A N K I N T E R N A S I ON A L I N D ON E S I A

. 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

R E S O N A P E R D A N I A

- 4. 0 - 3. 6 - 3. 2 - 2. 8 - 2. 4

2006 2008 2010

ROY A L

- 2. 2 - 2. 0 - 1. 8 - 1. 6 - 1. 4

2006 2008 2010

S A H A B A T S A M P OE R N A

- 2. 4 - 2. 0 - 1. 6 - 1. 2

2006 2008 2010

S B I I N D ON E S I A

- 3. 2 - 2. 8 - 2. 4 - 2. 0 - 1. 6

2006 2008 2010

S I N A R H A R A P A N B A L I

- 1. 2 - 0. 8 - 0. 4 0. 0 0. 4 0. 8

2006 2008 2010

S I NA RM A S

S IZE


(4)

103

Lampiran 18 Plot variabel derajat likuiditas 99 bank umum triwulan IV tahun 2005 – triwulan III tahun 2011

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

A GRI S

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

A GR ON I A G A

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

A N D A R A

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

A N GL OM A S I N T E R N A S I ON A L B A N K

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

A N T A R D A E R A H

- . 25 - . 20 - . 15 - . 10 - . 05

2006 2008 2010

A R T H A GR A H A

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

A R T OS I N D ON E S I A

. 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

B A N K DK I

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B A N K OF I N D I A I N D ON E S I A

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B A N K S U M B A R

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B A NK S U M S E L B A B E L

. 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

B CA

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B I I

- . 3 - . 2 - . 1 . 0

2006 2008 2010

B I S N I S I N T E R N A S I ON A L

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B NI

- . 4 . 0 . 4 . 8

2006 2008 2010

B N P P A R I B A S

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

B P D A C E H

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

B P D B A L I

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D B E N GK U L U

- . 10 - . 05 . 00 . 05 . 10

2006 2008 2010

B P D J A B A R B A N T E N

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D J A M B I

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D J A T E NG

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D J A T I M

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D K A L B A R

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D K A L S E L

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

B P D K A L T E N G

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

B P D K A L T I M

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D L A M P UN G

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D M A L UK U

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

B P D NT B

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

B P D NT T

. 2 . 3 . 4 . 5

2006 2008 2010

B P D P A P U A

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

B P D R I A U K E P R I

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D S U L S E L S U M B A R

. 0 . 1 . 2 . 3 . 4

2006 2008 2010

B P D S U L T E N G

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D S UL T RA

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D S UL UT

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D S UM UT

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D Y O G Y A K A R T A

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

B RI

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

B T N

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B U K OP I N

. 00 . 05 . 10 . 15 . 20

2006 2008 2010

B UM I A RT A

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

CA P I T A L I ND ON E S I A

- . 25 - . 20 - . 15 - . 10

2006 2008 2010

C E N T R A T A M A N A S I ON A L B A N K

- . 3 - . 2 - . 1 . 0

2006 2008 2010

C H I N A T R U S T I N D ON E S I A

- . 25 - . 20 - . 15 - . 10 - . 05

2006 2008 2010

CI M B NI A GA

. 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

CI T I B A NK N. A .

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

COM M ONW E A L T H

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

DA NA M ON

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

D B S I N D ON E S I A

. 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

E K ON OM I R A H A R J A

- . 20 - . 15 - . 10 - . 05 . 00

2006 2008 2010

F A M A I NT E RN A S I ONA L

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

GA N E S H A

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

HA NA

- . 15 - . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

H A R D A I N T E R N A S I ON A L

- . 28 - . 24 - . 20 - . 16 - . 12

2006 2008 2010

H I M P U N A N S A U D A R A

- . 25 - . 20 - . 15 - . 10

2006 2008 2010

I CB B UM I P U T E R A

- . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

I C B C I N D ON E S I A

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

I N A P E R D A N A

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

I N D E X S E L I ND O

- . 20 - . 15 - . 10 - . 05 . 00

2006 2008 2010

J A S A J A K A RT A

. 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

K E B I N D ON E S I A

- . 4 - . 3 - . 2 - . 1 . 0

2006 2008 2010

K E S E J A H T E R A A N E K O N OM I

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

L I M A N I N T E RN A S I ONA L B A N K

- . 1 . 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

M A NDI RI

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

M A S P I ON

- . 3 - . 2 - . 1 . 0

2006 2008 2010

M A Y A P A D A

- . 1 . 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

M A Y ORA

- . 1 . 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

M E GA

- . 3 - . 2 - . 1 . 0

2006 2008 2010

M E S T I K A DHA RM A

. 0 . 1 . 2 . 3 . 4

2006 2008 2010

M E T R O E X P R E S S

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

M I T RA NI A GA

- . 3 - . 2 - . 1 . 0

2006 2008 2010

M I Z UHO

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

M UL T I A RT A S E NT OS A

. 0 . 1 . 2 . 3 . 4

2006 2008 2010

M UT I A RA

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

N U S A N T A R A P A R A H Y A N G A N

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

OC B C N I S P

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

P A N I N D ON E S I A B A N K

- . 20 - . 15 - . 10 - . 05

2006 2008 2010

P E RM A T A

- . 28 - . 24 - . 20 - . 16 - . 12

2006 2008 2010

P RI M A M A S T E R B A N K

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

P UNDI

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

QN B B A N K K E S A W A N

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

R A B OB A N K I N T E R N A S I ON A L I N D ON E S I A

- . 30 - . 25 - . 20 - . 15 - . 10 - . 05

2006 2008 2010

R E S O N A P E R D A N I A

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

ROY A L

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

S A H A B A T S A M P OE R N A

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

S B I I N D ON E S I A

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

S I N A R H A R A P A N B A L I

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

S I NA RM A S

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

S T A N D A R D C H A R T E R E D B A N K

- . 3 - . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

S UM I T OM O M I T S UI I NDONE S I A

- . 25 - . 20 - . 15 - . 10 - . 05

2006 2008 2010

T A B U N G A N P E N S I U N A N N A S I ON A L

- . 08 - . 04 . 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

T H E H O N G K O N G & S H A N G H A I B C

- . 20 - . 15 - . 10 - . 05 . 00

2006 2008 2010

U OB I N D ON E S I A

- . 1 . 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

V I C T OR I A I N T E R N A S I ON A L

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

W I N D U K E N T J A N A I N T E R N A S I ON A L

. 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

W OOR I I N D ON E S I A

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

Y U D HA B A K T I

LIQ


(5)

Lampiran 19 Plot variabel kapital 99 bank umum triwulan IV tahun 2005 – triwulan III tahun 2011

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

A GRI S

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

A GR ON I A G A

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

A N D A R A

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

A N GL OM A S I N T E R N A S I ON A L B A N K

- . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

A N T A R D A E R A H

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

A R T H A GR A H A

- . 1 . 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

A R T OS I N D ON E S I A

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04

2006 2008 2010

B A N K DK I

- . 05 . 00 . 05 . 10

2006 2008 2010

B A N K OF I N D I A I N D ON E S I A

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

B A N K S U M B A R

- . 12 - . 10 - . 08 - . 06 - . 04

2006 2008 2010

B A NK S U M S E L B A B E L

- . 07 - . 06 - . 05 - . 04 - . 03

2006 2008 2010

B CA

- . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

B I I

. 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

B I S N I S I N T E R N A S I ON A L

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

B NI

. 0 . 2 . 4 . 6 . 8

2006 2008 2010

B N P P A R I B A S

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B P D A C E H

- . 06 - . 04 - . 02 . 00 . 02

2006 2008 2010

B P D B A L I

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

B P D B E N GK U L U

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04

2006 2008 2010

B P D J A B A R B A N T E N

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B P D J A M B I

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04

2006 2008 2010

B P D J A T E NG

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

B P D J A T I M

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

B P D K A L B A R

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B P D K A L S E L

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B P D K A L T E N G

- . 15 - . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

B P D K A L T I M

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04

2006 2008 2010

B P D L A M P UN G

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

B P D M A L UK U

- . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

B P D NT B

- . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

B P D NT T

- . 12 - . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

B P D P A P U A

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B P D R I A U K E P R I

- . 050 - . 025 . 000 . 025 . 050

2006 2008 2010

B P D S U L S E L S U M B A R

- . 15 - . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

B P D S U L T E N G

- . 08 - . 04 . 00 . 04 . 08

2006 2008 2010

B P D S UL T RA

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04

2006 2008 2010

B P D S UL UT

- . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

B P D S UM UT

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

B P D Y O G Y A K A R T A

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

B RI

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04

2006 2008 2010

B T N

- . 12 - . 10 - . 08 - . 06

2006 2008 2010

B U K OP I N

- . 04 . 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

B UM I A RT A

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

CA P I T A L I ND ON E S I A

- . 04 - . 02 . 00 . 02 . 04

2006 2008 2010

C E N T R A T A M A N A S I ON A L B A N K

. 00 . 05 . 10 . 15 . 20

2006 2008 2010

C H I N A T R U S T I N D ON E S I A

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

CI M B NI A GA

- . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

CI T I B A NK N. A .

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

COM M ONW E A L T H

- . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

DA NA M ON

- . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

D B S I N D ON E S I A

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

E K ON OM I R A H A R J A

- . 04 . 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

F A M A I NT E RN A S I ONA L

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

GA N E S H A

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

HA NA

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

H A R D A I N T E R N A S I ON A L

- . 06 - . 04 - . 02 . 00 . 02

2006 2008 2010

H I M P U N A N S A U D A R A

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

I CB B UM I P U T E R A

- . 1 . 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

I C B C I N D ON E S I A

- . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

I N A P E R D A N A

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

I N D E X S E L I ND O

- . 02 . 00 . 02 . 04

2006 2008 2010

J A S A J A K A RT A

. 05 . 10 . 15 . 20 . 25

2006 2008 2010

K E B I N D ON E S I A

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

K E S E J A H T E R A A N E K O N OM I

. 20 . 25 . 30 . 35

2006 2008 2010

L I M A N I N T E RN A S I ONA L B A N K

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

M A NDI RI

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

M A S P I ON

- . 05 . 00 . 05 . 10 . 15

2006 2008 2010

M A Y A P A D A

- . 08 - . 04 . 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

M A Y ORA

- . 12 - . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

M E GA

. 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

M E S T I K A DHA RM A

. 15 . 20 . 25 . 30 . 35

2006 2008 2010

M E T R O E X P R E S S

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

M I T RA NI A GA

- . 04 - . 02 . 00 . 02 . 04 . 06

2006 2008 2010

M I Z UHO

- . 08 - . 04 . 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

M UL T I A RT A S E NT OS A

- . 6 - . 4 - . 2 . 0

2006 2008 2010

M UT I A RA

- . 10 - . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

N U S A N T A R A P A R A H Y A N G A N

- . 04 - . 02 . 00 . 02

2006 2008 2010

OC B C N I S P

- . 05 . 00 . 05 . 10

2006 2008 2010

P A N I N D ON E S I A B A N K

- . 08 - . 06 - . 04 - . 02

2006 2008 2010

P E RM A T A

- . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

P RI M A M A S T E R B A N K

- . 4 - . 2 . 0 . 2

2006 2008 2010

P UNDI

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

QN B B A N K K E S A W A N

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

R A B OB A N K I N T E R N A S I ON A L I N D ON E S I A

. 00 . 05 . 10 . 15

2006 2008 2010

R E S O N A P E R D A N I A

. 0 . 1 . 2 . 3 . 4

2006 2008 2010

ROY A L

- . 04 . 00 . 04 . 08 . 12

2006 2008 2010

S A H A B A T S A M P OE R N A

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

S B I I N D ON E S I A

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

S I N A R H A R A P A N B A L I

- . 100 - . 075 - . 050 - . 025 . 000

2006 2008 2010

S I NA RM A S

CA P


(6)

105

Lampiran 20 Plot variabel CAR 99 bank umum triwulan IV tahun 2005 – triwulan III tahun 2011

. 0 . 2 . 4 . 6 . 8

2006 2008 2010

A GRI S

- . 14 - . 12 - . 10 - . 08 - . 06 - . 04

2006 2008 2010

A GR ON I A G A

- 0. 5 0. 0 0. 5 1. 0 1. 5

2006 2008 2010

A N D A R A

- . 4 . 0 . 4 . 8

2006 2008 2010

A N GL OM A S I N T E R N A S I ON A L B A N K

- . 16 - . 14 - . 12 - . 10 - . 08 - . 06

2006 2008 2010

A N T A R D A E R A H

- . 16 - . 14 - . 12 - . 10

2006 2008 2010

A R T H A GR A H A

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

A R T OS I N D ON E S I A

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04

2006 2008 2010

B A N K DK I

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B A N K OF I N D I A I N D ON E S I A

- . 15 - . 10 - . 05 . 00

2006 2008 2010

B A N K S U M B A R

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B A NK S U M S E L B A B E L

- . 15 - . 10 - . 05 . 00

2006 2008 2010

B CA

- . 15 - . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

B I I

. 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

B I S N I S I N T E R N A S I ON A L

- . 150 - . 125 - . 100 - . 075 - . 050

2006 2008 2010

B NI

- 0. 5 0. 0 0. 5 1. 0 1. 5

2006 2008 2010

B N P P A R I B A S

- . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

B P D A C E H

- . 15 - . 10 - . 05 . 00

2006 2008 2010

B P D B A L I

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

B P D B E N GK U L U

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B P D J A B A R B A N T E N

- . 1 . 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

B P D J A M B I

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B P D J A T E NG

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D J A T I M

- . 15 - . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

B P D K A L B A R

- . 15 - . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

B P D K A L S E L

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D K A L T E N G

- . 10 - . 05 . 00 . 05 . 10

2006 2008 2010

B P D K A L T I M

- . 12 - . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

B P D L A M P UN G

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B P D M A L UK U

- . 14 - . 12 - . 10 - . 08 - . 06

2006 2008 2010

B P D NT B

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D NT T

- . 2 . 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

B P D P A P U A

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D R I A U K E P R I

- . 12 - . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

B P D S U L S E L S U M B A R

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B P D S UL T E N G

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

B P D S UL T RA

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04

2006 2008 2010

B P D S UL UT

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

B P D S UM UT

- . 14 - . 12 - . 10 - . 08 - . 06 - . 04

2006 2008 2010

B P D Y O G Y A K A R T A

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B RI

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

B T N

- . 16 - . 14 - . 12 - . 10 - . 08

2006 2008 2010

B U K OP I N

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

B UM I A RT A

- 0. 5 0. 0 0. 5 1. 0 1. 5

2006 2008 2010

CA P I T A L I N D ON E S I A

- . 12 - . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

C E N T R A T A M A N A S I ON A L B A N K

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

C H I N A T R U S T I N D ON E S I A

- . 14 - . 12 - . 10 - . 08 - . 06

2006 2008 2010

CI M B NI A GA

- . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

CI T I B A NK N. A .

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

COM M ONW E A L T H

- . 15 - . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

DA NA M ON

- . 15 - . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

D B S I N D ON E S I A

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04

2006 2008 2010

E K ON OM I R A H A R J A

- . 10 - . 05 . 00 . 05 . 10

2006 2008 2010

F A M A I NT E RN A S I ONA L

- . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

GA N E S H A

- 0. 4 0. 0 0. 4 0. 8 1. 2

2006 2008 2010

HA NA

- . 16 - . 14 - . 12 - . 10 - . 08

2006 2008 2010

H A R D A I N T E R N A S I ON A L

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04

2006 2008 2010

H I M P U N A N S A U D A R A

- . 16 - . 14 - . 12 - . 10 - . 08

2006 2008 2010

I CB B U M I P UT E R A

- 0. 4 0. 0 0. 4 0. 8 1. 2

2006 2008 2010

I C B C I N D ON E S I A

- . 12 - . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

I N A P E R D A N A

- . 16 - . 14 - . 12 - . 10 - . 08

2006 2008 2010

I N D E X S E L I ND O

- . 06 - . 04 - . 02 . 00

2006 2008 2010

J A S A J A K A RT A

. 0 . 2 . 4 . 6 . 8

2006 2008 2010

K E B I N D ON E S I A

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

K E S E J A H T E R A A N E K O N OM I

. 2 . 4 . 6 . 8

2006 2008 2010

L I M A N I N T E R NA S I ON A L B A N K

- . 15 - . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

M A NDI RI

- . 14 - . 12 - . 10 - . 08

2006 2008 2010

M A S P I ON

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

M A Y A P A D A

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

M A Y ORA

- . 150 - . 125 - . 100 - . 075 - . 050

2006 2008 2010

M E GA

- . 050 - . 025 . 000 . 025 . 050

2006 2008 2010

M E S T I K A DHA RM A

. 2 . 3 . 4 . 5

2006 2008 2010

M E T R O E X P R E S S

- . 1 . 0 . 1 . 2 . 3

2006 2008 2010

M I T RA NI A GA

- . 12 - . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

M I Z UHO

- . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

M UL T I A RT A S E NT OS A

- . 8 - . 6 - . 4 - . 2 . 0

2006 2008 2010

M UT I A RA

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04

2006 2008 2010

N U S A N T A R A P A R A H Y A N G A N

- . 12 - . 10 - . 08 - . 06 - . 04

2006 2008 2010

OC B C N I S P

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

P A N I N D ON E S I A B A N K

- . 16 - . 14 - . 12 - . 10

2006 2008 2010

P E RM A T A

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

P RI M A M A S T E R B A N K

- . 6 - . 4 - . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

P UNDI

- . 2 . 0 . 2 . 4

2006 2008 2010

QN B B A N K K E S A W A N

- . 20 - . 16 - . 12 - . 08

2006 2008 2010

R A B OB A N K I N T E R N A S I ON A L I N D ON E S I A

- . 12 - . 08 - . 04 . 00 . 04

2006 2008 2010

R E S O N A P E R D A N I A

0. 0 0. 2 0. 4 0. 6 0. 8 1. 0

2006 2008 2010

ROY A L

- . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

S A H A B A T S A M P OE R N A

- . 4 . 0 . 4 . 8

2006 2008 2010

S B I I N D ON E S I A

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

S I N A R H A R A P A N B A L I

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

S I NA RM A S

- . 15 - . 10 - . 05 . 00 . 05

2006 2008 2010

S T A N D A R D C H A R T E R E D B A N K

. 0 . 2 . 4 . 6

2006 2008 2010

S UM I T OM O M I T S UI I NDONE S I A

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

T A B U N G A N P E N S I U N A N N A S I ON A L

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04 . 00

2006 2008 2010

T H E H O N GK ON G & S H A N GH A I B C

- . 08 - . 04 . 00 . 04 . 08

2006 2008 2010

U OB I N D ON E S I A

- . 2 - . 1 . 0 . 1

2006 2008 2010

V I C T OR I A I N T E RN A S I ONA L

- . 2 - . 1 . 0 . 1 . 2

2006 2008 2010

W I N D U K E N T J A N A I N T E R N A S I ON A L

. 0 . 2 . 4 . 6 . 8

2006 2008 2010

W OOR I I N D ON E S I A

- . 16 - . 12 - . 08 - . 04

2006 2008 2010

Y U DH A B A K T I

CA P CA R