Perumusan Masalah Bank characteristics and monetary policy in Indonesia
15
perekonomian melalui harga saham. Kenaikan jumlah uang beredar akan meningkatkan harga saham. Yang akan meningkatkan nilai q nilai pasar
dari perusahaan dibagi dengan biaya memperoleh modal replacement cost of capital. Kenaikan nilai q ini berarti modal peralatan dan pabrik baru
relatif lebih murah dibanding nilai pasar perusahaan, sehingga perusahaan dapat menerbitkan saham dengan harga yang lebih tinggi. Hasil penjualan
saham yang tinggi ini akan meningkatkan investasi perusahaan dan selanjutnya berdampak positif terhadap sektor riil.
c. Efek Kekayaan Jalur harga aset berikutnya adalah melalui pengaruhnya terhadap
kekayaan dengan melihat dari sisi masyarakat dengan pola konsumsinya. Kebijakan moneter ekspansi akan meningkatkan harga saham yang
selanjutnya akan meningkatkan kekayaan yang dimiliki. Meningkatnya kekayaan akan mendorong peningkatan konsumsi yang berdampak positif
terhadap sektor riil. 3. Jalur Kredit
Ketidakpuasan akan teori yang menjelaskan pengaruh suku bunga telah memunculkan penjelasan baru yang didasarkan pada masalah informasi asimetris
di pasar keuangan. Jalur ini terbagi menjadi beberapa jalur sebagai berikut : a. Jalur Kredit Bank
Peranan perbankan dalam pasar kredit sangat penting terutama untuk mengatasi
timbulnya permasalahan informasi yang asimetris. Skema berikut adalah gambaran efek kebijakan moneter ekspansi melalui saluran
kredit perbankan : Kebijakan moneter ekspansif
⇒ deposito ↑ ⇒ kredit ↑ ⇒ I ↑ ⇒ Y ↑ Peningkatan jumlah uang beredar akan meningkatkan simpanan bank
yang selanjutnya akan meningkatkan kemampuan bank dalam memberikan pinjaman. Karena banyak peminjam yang bergantung pada pinjaman bank
dalam melakukan aktivitas ekonominya maka peningkatan pinjaman ini akan meningkatkan investasi dan juga mungkin pengeluaran konsumsi yang
selanjutnya akan berdampak pada output. Proses ini akan terjadi selama tidak ada kondisi substitusi sempurna antara cadangan perbankan dengan
sumber pinjaman lainnya. Efek
kebijakan moneter
ekspansi ini
akan berbeda
antar perusahaan kecil dan perusahaan besar, karena biasanya perusahaan kecil lebih tergantung pada pinjaman perbankan sedangkan
perusahan besar biasanya memiliki sumber pembiayaan yang beragam. b. Jalur Neraca Perusahaan
Saluran ini juga didasari oleh adanya permasalahan informasi yang asimetris. Semakin banyak kekayaan perusahaan maka semakin rendah
risiko timbulnya masalah informasi asimetris adverse selection dan moral hazardAS MH. Risiko yang rendah akan menstimulasi pemberian
pinjaman yang berdampak pada meningkatnya investasi dan kemudian berdampak pada sektor riil dengan adanya peningkatan output.
c. Jalur Arus Kas Jalur ini
melihat dari arus kas perusahaan. Saluran neraca bekerja melalui dampaknya terhadap aliran dana cash flow perusahaan. Penurunan
suku bunga akan memperbaiki
neraca perusahaan
karena adanya
peningkatan aliran modal. Perbaikan
neraca perusahaan
ini akan
menurunkan masalah informasi asimetris sehingga perusahaan akan lebih mudah memperoleh akses kredit. Kemudahan akses terhadap kredit ini
akan meningkatkan investasi yang berdampak positif pada output. d. Jalur Harga yang Tidak Terantisipasi
Jalur ini masih berhubungan dengan jalur neraca bank melalui kekayaan
bersih perusahaan
real net
worth. Kebijakan moneter
ekspansi menyebabkan kenaikan harga-harga umum unanticipated price yang selanjutnya akan meningkatkan kekayaan bersih
perusahaan net
worth. Peningkatan
ini akan
menurunkan permasalahan informasi asimetris dalam pemberian pinjaman. Peningkatan pinjaman ini kemudian
akan berdampak positif pada investasi dan output. e. Efek Kekayaan rumah Tangga
Tinjauan lain
dari saluran
neraca ini
adalah terhadap
aset keuangan
yang dimiliki oleh rumah tangga dan kaitannya dengan pembelanjaan mereka terhadap barang-barang aset tetap durable goods
dan perumahan. Hal ini kembali memberikan penjelasan kepada kita tentang
17
1 7
ada n
y a
hubun ga
n ant
ar a
ha rg
a sa
h am
da n
u an
g y
an g
b er
ed ar
. Me
nu runn
y
a ke
ce nd
er un
g an
te rja
di n
y a
ke sul
ita n
fina ns
ia l k
ar ena
m eni
n g
ka tn
y a
ha rg
a as
et fina
ns ia
l aka
n m
eni n
g k
at ka
n pe
n
g el
u ar
an rum
ah ta
ngga y
an g
be rda
m p
ak pa
da pe
ni
n g
ka ta
n out put
.
PENGARUH SUKU BUNGA
TRADISIONAL
Kebijakan Moneter
Suku Bunga Riil PENGARUH
KURS TERHADAP
EKSPOR NETTO
TEORI TOBIN’S q
PENGARUH KEKAYAAN
JALUR KREDIT BANK
JALUR NERACA JALUR ARUS
KAS UNANTICIPATE
D PRICE LEVEL CHANNEL
PENGARUH LIKUIDITAS
RUMAH TANGGA
PENGARUH HARGA ASET LAINNYA PANDANGAN KREDIT
Kebijakan Moneter
Suku Bunga Riil Kebijakan
Moneter Harga Saham
Kebijakan Moneter
Harga Saham Kebijakan
Moneter Tabungan Bank
Kebijakan Moneter
Harga Saham Kebijakan
Moneter Suku Bunga
Nominal Kebijakan
Moneter Tingkat Harga
Tidak Terantisipasi
Kebijakan Moneter
Harga Saham Kekayaan
Finansial Arus Kas
Kredit Bank Kekayaan
Finansial Tobin’s q
Kurs Moral Hazard,
Adverse Selection
Moral Hazard, Adverse
Selection Moral Hazard,
Adverse Selection
Kegiatan Pemberian
Pinjaman Kegiatan
Pemberian Pinjaman
Kegiatan Pemberian
Pinjaman Peluang
Terjadinya Krisis Finansial
INVESTASI INVESTASI
INVESTASI INVESTASI
INVESTASI INVESTASI
PERUMAHAN PERUMAHAN
PERUMAHAN PENGELUARAN
KONSUMEN TAHAN LAMA
PENGELUARAN KONSUMEN
TAHAN LAMA KONSUMSI
EKSPOR BERSIH
KEBIJAKAN MONETER
PRODUK DOMESTIK BRUTO
S u
m b
er :
M is
h k
in 2
6
G am
ba r
5 Me
k ani
sm e t
ra ns
m is
i ke bi
ja ka
n m one
te r
Gultom 2008 menggambarkan kerangka mekanisme transmisi kebijakan moneter berdasarkan Inflation Targetting Framework yang mulai di adopsi
Indonesia sejak tahun 2000, dan menjadi full-pledged inflation tragetting sejak tahun 2005 Gambar 6.
Bank Indonesia selaku otoritas moneter di Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan BI rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk mempengaruhi
aktivitas kegiatan
perekonomian dengan
tujuan akhir
pencapaian inflasi. Perubahan BI rate mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur,
diantaranya jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.
Sumber : Gultom 2008
Gambar 6 Mekanisme transmisi kebijakan moneter
19
Sumber : Bank Indonesia 2011
Gambar 7 Mekanisme transmisi kebijakan moneter Bank Indonesia Milton Friedman 1958 dalam Handa 2000 menyatakan bahwa kebijakan
moneter memengaruhi perekonomian dan harga dengan lag dan jangka waktu yang relatif panjang. Bofinger 2001 menuliskan terbatasnya pengetahuan
mengenai proses transmisi dikarenakan oleh beberapa faktor yang digambarkan secara detail oleh Bernanke dan Blinder 1988 yaitu :
1. Adanya ketidakpastian model model uncertainty, lebih spesifik misalnya tidak ada konsensus di antara pengamat ekonomi mengenai model yang
‘benar’ atau teknik ‘ekonometrik yang benar’. 2. Transmisi impuls moneter dari bank sentral ke perekonomian riil
diasosiasikan dengan lag yang panjang long and variable lags. Variasi panjang lag digambarkan sebagai berikut :