Hipotesis Penelitian Bank characteristics and monetary policy in Indonesia

Eɳ i ∆y i2 = 0 untuk i=1,...,N 3.16 Kondisi pada persamaan tersebut akan berlaku bila rataan dari y it konstan untuk periode 1,2,...,T untu setiap i. Matriks instrumen untuk System GMM adalah sebagai berikut : ∗ = … ∆ … ∆ … . . . … . … ∆ Moment condition derajat kedua E ∗’ ∗ = 0 dimana ∗ =∆v i3 , ..., ∆v iT , u i3 , ..., u iT . Pada System GMM, Blundell dan Bond mengaitkan bias dan lemahnya presisi dari penduga first-difference GMM dengan masalah lemahnya instrumen yang mana hal ini dicirikan dari parameter konsentrasi t. Firdaus 2011 menuliskan bahwa beberapa kriteria yang digunakan untuk menemukan model dinamis atau GMM terbaik adalah sebagai berikut : 1. Tidak bias. Estimator dari pooled least squares bersifat biased upwards dan estimator dari fixed-effects bersifat biased downwards. Estimator yang tidak bias berada di antara keduanya. 2. Instrumen valid. Validitas ini diperiksa dengan menggunakan uji Sargan. Instrumen akan valid bila uji Sargan tidak dapat menolak hipotesis nol. 3. Konsisten. Sifat konsistensi dari estimator yang diperoleh dapat diperiksa dari statistik Arellano-Bond m 1 dan m 2 . Estimator akan konsisten bila statistik Arellano-Bond m 1 menunjukkan hipotesis nol ditolak dan statistik Arellano- Bond m 2 menunjukkan hipotesis nol tidak ditolak. Hipotesis nol dari uji Sargan adalah : H : Over-identifying restriction untuk instrumen valid H 1 : Over-identifying restriction untuk instrumen tidak valid Sedangkan hipotesis nol dari statistik Arellano-Bond m 1 adalah sebagai berikut : H : Tidak terdapat first-order serial correlation dalam first-differenced residuals H 1 : Terdapat first-order serial correlation dalam first-differenced residuals dan hipotesis nol dari statistik Arellano-Bond m 2 adalah sebagai berikut : 43 H : Tidak terdapat second-order serial correlation dalam first-differenced residuals H 1 : Terdapat second-order serial correlation dalam first-differenced residuals Dalam melakukan analisis regresi data panel dinamis, digunakan beberapa uji diantaranya uji stasioneritas, menentukan panjang lag, nested test dan model selection criterion. Uji tersebut adalah sebagai berikut : 1. Uji Stasioneritas Blundell dan Bond 1998 menyebutkan bahwa penggunaan restriksi dalam estimator GMM akan valid ketika dilakukan dengan asumsi stasioner. Kondisi stasioner adalah ketika variabel memiliki mean dan varians yang tidak bervariasi secara sistematis atau konstan antar waktu. Untuk uji stasioneritas digunakan tes unit root panel yang pada dasarnya serupa dengan tes unit root yang digunakan dalam series single. Uji unit root yang mengikuti proses AR1 untuk data panel menggunakan model sebagai berikut : y it = ρ i y it-1 + X it δ i + e it 3.17 dengan : i = 1,2, ... ,N unit cross-section atau series t = 1,2, ... ,T i periode observasi X it = variabel eksogenus dalam model, mencakup fixed effects maupun trend individual ρ i = koefisien autoregressive e it = error dengan asumsi mutually independent idiosyncratic Jika |ρ i | 1 maka y i dikatakan weakly trend-stationary sedangkan jika |ρ i | = 1 maka y i mengandung unit root. Beberapa tes yang digunakan untuk uji unit root panel adalah Levin, Lin dan Chu LLC, Breitung dan Hadri untuk common unit root dan Im, Pesaran dan Smith IPS, ADF-Fisher dan PP-Fisher untuk individual unit root. Dalam penelitian ini akan digunakan tes Levin, Lin dan Chu LLC untuk common unit root dan PP-Fisher untuk individual unit root. Levin, Lin dan Chu LLC mengasumsikan bahwa terdapat proses common unit root sehingga ρ i identik antar cross-section atau ρ i = ρ untuk semua i. Hipotesis nol yang digunakan dalam tes LLC adalah panel tidak mengandung unit root. Tes PP- Fisher yang memperbolehkan adanya proses individual unit root sehingga ρ i dapat bervariasi antar cross-section dilakukan dengan mengkombinasikan tes unit root individu untuk mendapatkan hasil panel-specific. Hipotesis dari PP-Fisher adalah sebagai berikut: H : cross-sections mengandung unit root H 1 : beberapa cross-sections tidak mengandung unit root 2. Penentuan Panjang Lag Permasalahan dari model dinamis dengan lag adalah menentukan panjang lag. Cara menentukan panjang lag adalah dengan AIC dan SIC Greene, 2003. Penelitian ini akan menggunakan AIC untuk menentukan panjang lag. Jika beberapa lag P maksimum diketahui dari tinjauan empiris, maka p P dapat dipilih untuk meminimumkan AICp atau SICp dengan rumus : AIC p = ln + 3.18 SICp = AICp + ln T – 2 3.19 dengan : RSS = residual sum square model dengan lag p T = jumlah waktu ; p = panjang lag 3. Nested test dengan F-test Model tidak terestriksi adalah model yang memasukkan semua variabel maupun lag sesuai dengan model empiris. Model tidak terestriksi akan dilihat apakah dengan tidak memasukkan beberapa variabel dalam model dapat diwakili oleh model terestriksi. F-test digunakan untuk menguji apakah model terestriksi dapat digunakan untuk mewakili model tidak terestriksi. F-test didefinisikan sebagai berikut : = ~ , 3.20 dengan : RSS R = residual sum square model terestriksi RSS UR = residual sum square model tidak terestriksi m = jumlah restriksi linier k = jumlah parameter di model tidak terestriksi n = jumlah observasi 45 4. Model Selection Criterion Kriteria seleksi model digunakan untuk melihat bagaimana model terpilih sesuai fits dengan data dalam sampel yang tersedia Gujarati, 2004. Dua kriteria yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Akaike information criterion AIC dan Schwarz information criterion SIC. Definisi AIC dan SIC adalah sebagai berikut: ln AIC = + ln 3.21 ln SIC = ln n + ln 3.22 dengan : RSS = residual sum of squares k = jumlah regressor termasuk intersep n = jumlah observasi Nilai AIC dan SIC yang semakin kecil menyatakan bahwa model yang digunakan semakin baik. SIC menerapkan penalti yang lebih keras ketika ada penambahan regressor dalam model. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan AIC sebagai model selection criterion.

3.3 Variabel dan Spesifikasi Model

Untuk membuktikan secara empiris mengenai respon perbankan terhadap perubahan kebijakan moneter dengan menggunakan data panel, digunakan model dari Ehrmann et al. 2002. Asumsi dasarnya adalah ekuilibirum antara Deposito Bank D dan Jumlah Uang Beredar M yang keduanya merupakan fungis dari suku bunga MP yang ditentukan oleh otoritas moneter. Model tersebut didefinisikan sebagai berikut : M=D= -ψMP + χ 3.23 dengan : M = Jumlah Uang Beredar D = Deposito Bank MP = suku bunga kebijakan Ψ = koefisien suku bunga kebijakan χ = konstanta