Hubungan Pola Komunikasi Formal Organisasi dengan Kinerja Karyawan

4.5. Hubungan Pola Komunikasi Formal Organisasi dengan Kinerja Karyawan

Uji korelasi Rank Spearman adalah antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. Hasil uji korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Tabel 21 dan selengkap dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 21. Hubungan pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan No Indikator Pola Komunikasi Formal Nilai Korelasi Nilai Signifikansi Kategori Korelasi 1. Horizontal Communication 0,679 0,000 Kuat 2. Downward Communication 0,641 0,000 Kuat 3. Upward Communication 0,567 0,000 Kuat 4. Diagonal Communication 0,298 0,027 Lemah Berdasarkan Tabel 21, angka nilai korelasi pada Horizontal Communication dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,679. Angka ini menunjukkan bahwa hubungan kuat antara dua variabel tersebut. Korelasi positif antara keduanya berarti bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi horizontal pada sesama rekan kerja yang selevel akan meningkatkan hubungan yang solid dan membangun tim kerja yang kompak sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. Adanya komunikasi horizontal ini memudahkan karyawan dalam mendapatkan pengetahuan informasi dan keterampilan kerja sehingga memudahkannya dalam penyelesaian tugas. Nilai signifikan yang didapatkan adalah sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua variabel. Nilai korelasi sebesar 0,641 menunjukkan hubungan yang kuat antara dua variabel tersebut yaitu Downward Communication dengan kinerja karyawan. Korelasi positif antara keduanya berarti bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi dari atas ke bawah yang berarti atasan memberikan instruksi maupun perintah sudah sangat jelas. Hal ini didasarkan bahwa karyawan perlu mendapatkan petunjuk yang jelas mengenai tugas atau pun pekerjaan yang dilimpahkan padanya dapat meningkatkan pengetahuan ataupun perannya dalam penyelesaian tugas. Adanya instruksi yang jelas dapat mempermudah karyawan untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu. Nilai signifikan yang didapatkan adalah sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua variabel. Hasil perhitungan pada Upward Communication dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,561. Angka ini menunjukkan hubungan kuat antara dua variabel tersebut. Korelasi positif antara keduanya berarti bahwa semakin semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi dari bawah ke atas yang berarti karyawan paham akan tugas dan laporan yang harus diberikan atau diserahkan kepada atasan mereka, sehingga semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan karyawan. Hal ini didasarkan bahwa setiap tugas ataupun pekerjaan yang telah dilakukan harus dilaporkan dan dibuat pertanggungjawabannya kepada atasan. Jika laporan hasil kerja yang diberikan baik maka karyawan akan diberikan reward, yang tujuannya untuk memotivasi karyawan agar dapat terus meningkatkan kinerjanya. Nilai signifikan yang didapatkan adalah sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua variabel. Nilai korelasi dalam Diagonal Communication dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,298. Angka nilai korelasi sebesar 0,298 menunjukkan bahwa terdapat hubungan lemah antara dua variabel tersebut. Korelasi positif antara keduanya berarti bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi diagonal yaitu komunikasi berlangsung antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang perusahaan yang berbeda semakin memudahkan karyawan dalam menyelesaikan tugasnya dalam berkoordinasi dengan karyawan unit lain, sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan. Nilai signifikan yang didapatkan adalah sebesar 0,027 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak nyata antara kedua variabel.

4.5. Implikasi Manajerial