dokumen-dokumen namun penurunan tidak terlalu signifikan seperti pada program Tabungan Hari Tua. Pada Multiguna Sejahtera cenderung
mengalami fluktuasi yaitu kenaikan dan penurunan dalam pencapaian kerja karyawannya yang disebabkan karena adanya permasalahan yang
terjadi dalam mengkoordinasikan tugas, dimana setiap dua bulan sekali yaitu bulan februari, april dan juni diadakan evaluasi kerja dari masing-
masing unit kerja untuk ikut serta kegiatan tersebut di kantor cabang utama dan kantor pusat, sehingga karyawan yang sedang dinas luar belum
menyelesaikan beberapa tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya sehingga penyelesaian SPP klim peserta tertunda
penyelesaiannya. Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong
kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikan feed back umpan balik yang tepat terhadap perubahan perilaku, yang
direkflesikan dalam kenaikan produktifitas. Jadi dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu organisasi sangat didukung dari tingkat kinerja
karyawan yang sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi yang terjadi antar karyawan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi karyawan mengenai pola komunikasi formal organisasi pada PT. Taspen Bogor?
2. Bagaimana persepsi karyawan mengenai kinerja karyawan pada PT. Taspen Bogor?
3. Bagaimana hubungan pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan pada PT. Taspen Bogor?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1. Mengidentifikasi
persepsi karyawan mengenai pola komunikasi formal organisasi pada PT. Taspen Bogor.
2. Mengidentifikasi persepsi karyawan mengenai kinerja karyawan pada PT. Taspen Bogor.
3. Menganalisis hubungan pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan pada PT. Taspen Bogor.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait, seperti:
1. Perusahaan Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan serta memberikan
informasi tambahan bagi PT. Taspen Bogor dalam meningkatkan kinerja melalui pola komunikasi formal organisasi.
2. Umum Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta
dapat menjadi bahan literatur untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian mengenai pola komunikasi
dalam meningkatkan kinerja karyawan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kajian persepsi karyawan tentang pola komunikasi organisasi serta mengetahui serta mengetahui persepsi
karyawan tentang peningkatan kinerja di PT. Taspen Bogor. Pola komunikasi dalam penelitian ini lebih difokuskan pada komunikasi formal
yang terdiri dari upward communication, downward communication, diagonal communication dan horizontal communication.
Selain itu juga penelitian mencakup peningkatan kinerja karyawan, dengan indikator pengetahuan, keterampilan, motivasi dan peran. Dalam
melakukan kegiatan perusahaan komunikasi sangatlah berperan penting dalam pencapaian tujuan dari perusahaan sehingga akan mempengaruhi
keefektifan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu kegiatan interaksi yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan manusia. Komunikasi bagaikan urat
nadi kehidupan sosial manusia. Seluruh kegiatan manusia dimulai dengan komunikasi. Mengingat besarnya peran komunikasi dalam kehidupan
manusia, terdapat beberapa definisi komunikasi dari para ahli. Pengertian komunikasi organisasi menurut Wiryanto 2005 dalam
Romli 2011 komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada
kepentingan organisasi, berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi.
Komunikasi juga membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan
perubahan organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan
Romli, 2011. Definisi yang dapat mencakup semua aspek komunikasi menurut Zuhdi 2011 adalah proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan lambang-lambang baik verbal maupun non verbal dengan menggunakan media dan bertujuan melakukan
perubahan perilaku. Pengertian komunikasi juga dipaparkan Wood 2000 dalam
Soedarsono 2009 adalah proses yang sistematis dimana individu saling berinteraksi dengan dan melalui simbol-simbol yang membentuk dan
menginterpretasikan pengalaman. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
tidak pasti atau selalu berubah-ubah menurut Goldhaber 1986 dalam Romli 2011. Definisi tersebut mengandung konsep penting, yaitu:
a. Proses Suatu keadaan menciptakan dan saling menukar pesan di antara
anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan secara terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka
dikatakan sebagai suatu proses. b. Pesan
Pesan merupakan susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang.
Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
c. Jaringan Organisasi terdiri dari orang-orang yang memiliki peranan tertentu
dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan
komunikasi. d. Saling tergantung
Bila suatu bagian organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh
sistem organisasi. e. Hubungan
Sikap, skill, moral dari seorang karyawan akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan yang bersifat organisasi
f. Lingkungan Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan factor social yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.
g. Ketidakpastian Ketidakpastian terjadi akibat timbulnya perbedaan tafsir informasi
yang disampaikan dengan informasi yang diharapkan. Ketidakpastian
dapat juga disebabkan karena terlalu banyak informasi yang diterima daripada yang diperlukan.
Menurut Rivai dan Sagala 2005, komunikasi sebagai hubungan lisan maupun tulisan dua orang atau lebih dapat menimbulkan pemahaman
dalam suatu masalah. Dalam praktiknya, terdapat empat arus atau pola komunikasi formal dalam suatu perusahaan, yaitu:
a. Komunikasi vertikal ke bawah downward communication. Komunikasi model ini dimana merupakan wahana bagi manajemen
untuk menyampaikan berbagai informasi kepada bawahannya seperti perintah, instruksi, kebijakan baru, pengarahan, pedoman kerja, nasihat
dan teguran. b. Komunikasi vertikal ke atas upward communication. Komunikasi
model ini dimana para anggota dalam perusahaan ingin selalu didengar keluhan-keluhan atau inspirasi mereka oleh para atasannya.
c. Komunikasi horizontal horizontal communication. Komunikasi model ini berlangsung antara orang-orang yang berada pada level yang
sama dalam sebuah perusahaan. d. Komunikasi diagonal diagonal communication. Komunikasi model
ini berlangsung antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang perusahaan yang berbeda, tetapi pada perusahaan yang sejenis.
2.2. Pola Komunikasi