12.7 Pe Analisis Hubungan Pola Komunikasi Formal Organisasi dengan Kinerja Karyawan PT. Taspen (PERSERO) cabang Bogor

Tabel 9. Hasil Crosstab karakteristik jabatan terhadap unit kerja responden UNIT KERJA Total Tidak termasuk unit kerja Pelayanan Personalia Umum Keuangan JABATAN Kepala Cabang Count 1 1 of Total 1.8 .0 .0 .0 1.8 Fungsional Pengendali Count 4 4 of Total 7.3 .0 .0 .0 7.3 Kepala Bidang Count 1 1 1 3 of Total .0 1.8 1.8 1.8 5.5 Kepala Seksi Count 2 2 2 6 of Total .0 3.6 3.6 3.6 10.9 Pelaksana Count 24 7 9 40 of Total .0

43.6 12.7

16.4 72.7 Pengemudi Count 1 1 of Total .0 .0 1.8 .0 1.8 Total Count 5 27 11 12 55 of Total 9.1 49.1 20.0 21.8 100.0

4.2.6 Jabatan Responden

PT. Taspen Persero cabang Bogor membagi posisi jabatan menjadi 5 posisi jabatan, yaitu posisi di tingkat kepala cabang, fungsional pengendali, kepala bidang, kepala seksi dan terakhir pelaksana. Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat, dimana jabatan dengan persentase kecil yaitu jabatan kepala cabang sebesar 2 persen karena perusahaan dipimpin oleh seorang kepala cabang dan pengemudi sebesar 2 persen karena perusahaan merasa cukup dengan seorang pengemudi dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan dan posisi dengan persentase tertinggi pada jabatan pelaksana sebesar 73 persen yang diperlukan untuk melayani konsumen peserta dalam mengurus administrasi. Jumlah karyawan yang ditentukan pada tiap posisi tergantung dar pel me dal

4.3. Pe

org pen pen ku ska set me pen pen org diw com Ha for ri kebutuha laksana, ha embutuhkan lam melaks ersepsi Kar Analis ganisasi pa ngukuran y nilaian tin uesioner Ta ala sebagai tuju; 1,81- enunjukkan nilaian setu njelasan me ganisasi. Dalam wakili ol mmunicatio asil analisis rmal organi an perusaha al ini terja n lebih bany sanakan tuga Ga ryawan tent sis persepsi ada PT. T yaitu rataan ngkat kese abel 3, yai berikut: ni -2,60 men penilaian uju; 4,21-5, engenai per m penelitian leh indik on, diagona s mengenai sasi di PT. T 73 2 aan. Sebagia di karena yak karyaw as operasion ambar 3. Ka tang Pola K i karyawan Taspen Bog n skor. Nil tujuan kar itu dengan lai 1,00-1,8 nunjukkan ragu-ragu 00 menunju sepsi karyaw n ini, variab kator dow al communi i persepsi Taspen Bog 2 7 Jab an besar ka PT. Taspen wan yang be nal perusah arakteristik Komunikas n mengena gor dilakuk lai rataan s ryawan ter batasan me 80 menunju penilaian atau netra ukkan penil wan menge bel pola kom wnward cation dan karyawan gor dapat di 5 11 batan aryawan ber n Persero erada pada haan. jabatan si Formal O i pola kom kan dengan skor tersebu rhadap per enggunakan ukkan penila tidak se al; 3,41-4,2 laian sanga enai pola ko munikasi fo communica horizontal terhadap p ilihat pada T Kepa Fung Kepa Kepa Pelak rada pada p cabang B posisi pelak Organisasi munikasi fo n metode ut menunju rnyataan d n rumus ren aian sangat etuju; 2,61 20 menunju at setuju. Be omunikasi fo formal organ ation, up communica pola komun Tabel 10. ala Cabang gsional Pengen ala Bidang ala Seksi ksana posisi Bogor ksana ormal skala ukkan dalam ntang tidak 1-3,40 ukkan erikut ormal nisasi pward ation. nikasi ndali Tabel 10. Persepsi karyawan terhadap pola komunikasi formal organisasi No. Indikator Kinerja Rataan Skor Keterangan 1. Downward Communication 4,29 Sangat Setuju 2. Upward Communication 4,26 Sangat Setuju 3. Diagonal Communication 4,11 Setuju 4. Horizontal Communication 4,31 Sangat Setuju Total 4,24 Sangat Setuju Secara keseluruhan dari Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa secara umum pola komunikasi formal organisasi karyawan PT. Taspen Bogor termasuk dalam kategori sangat baik, yang dimana nilai rataan skor secara keseluruhan dari semua indikator tersebut sebesar 4,24. Angka ini menunjukkan bahwa pola komunikasi formal yang diterapkan sudah sangat baik terutama pada horizontal communication dimana karyawan merasa nyaman jika dalam berkomunikasi dengan rekan kerja yang tingkatannya selevel khususnya pada pelaksana, karena mereka merasa tidak canggung dalam menyampaikan ide ataupun pendapat mereka kepada rekan kerja yang selevel tingkatannya. Hal tersebut dikarenakan hambatan pada struktur organisasi yaitu tata jenjang pada lingkungan organisasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.3.1 Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi dari Atas ke Bawah

Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi dari atas ke bawah downward communication pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah lima pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan downward communication ditunjukkan pada Tabel 11. Berdasarkan Tabel 11 butir pernyataan mengenai downward communication didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,29. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00 Tabel 3. Nilai tersebut menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah “Sangat Setuju”. Artinya, karyawan PT. Taspen Bogor sangat setuju jika pola komunikasi dari atas ke bawah diterapkan pada karyawan, dimana instruksi yang diberikan oleh atasan lebih efektif dalam penyelesaian tugas, karena memudahkan karyawan untuk mengerti dan paham dalam mengerjakan tugasnya jika ada instruksi maupun penjelasan langsung dari atasan. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi dari atas ke bawah berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 11. Tabel 11. Pola komunikasi formal organisasi dari atas ke bawah Downward Communication No. Pernyataan Rataan Skor 1. Memberi instruksiperintah secara lisan dan tulisan kepada bawahan. 4,36 2. Mengajukan ide dan gagasan kepada bawahan secara lisan dan tulisan. 4,27 3. Memberikan pujian secara lisan dan tulisan kepada bawahan 4,29 4. Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan secara lisan dan tulisan kepada bawahan. 4,35 5. Memberikan pendapat kepada bawahan secara lisan dan tulisan. 4,18 Total 4,29 Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan pertama didapatkan nilai sebesar 4,36. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa komunikasi karyawan PT. Taspen Bogor, yaitu atasan dalam memberikan instruksi kepada bawahannya secara lisan dan tulisan, adalah sangat baik. Karyawan sangat setuju dengan diberikannya instruksi secara lisan dan tulisan secara jelas. Beberapa instruksi lisan yang diberikan atasan kepada bawahan dapat dilakukan secara langsung yaitu saat mengadakan rapat. Instruksi dalam bentuk tulisan yaitu berupa nota dinas dan disposisi. Nota dinas tersebut diberikan oleh atasan kepada bawahannya dalam penyampaian keperluan perusahaan ke pihak eksternal atau pihak dari luar perusahaan, sedangkan disposisi berupa form yang dipegang oleh sekretaris yang digunakan dalam penyampaian instruksi kepada siapa surat tulisan tersebut ditujukan atau disampaikan. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan kelima didapatkan nilai sebesar 4,18. Nilai ini merupakan skor terendah, yang menunjukkan bahwa komunikasi karyawan PT. Taspen Bogor yaitu, atasan dalam mengajukan ide pendapat dan gagasan kepada bawahan secara lisan dan tulisan adalah baik. Namun masih ada sebagian karyawan yang merasa bahwa atasannya jarang memberikan pendapat secara lisan dan tulisan mengenai pekerjaan karena dalam memberikan pendapat tersebut lebih sering diungkapkan pada rekan selevel dalam tingkatan struktur organisasi. Pendapat yang diberikan atasan kepada bawahan dapat dilakukan secara lisan dan tulisan sesuai dengan situasi kerja. Pendapat yang bersifat lisan dapat dilakukan dalam kondisi rapat, diskusi dan bahkan pada waktu senggang dalam pembicaraan santai. Pendapat dalam bentuk tulisan dapat dilakukan dengan penyampaian kepada kepala seksi atau kepala bidang yang nanti akan diteruskan kepada pelaksana.

4.3.2 Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi dari Bawah ke Atas

Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi dari bawah ke atas upward communication pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah lima pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan upward communication ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12. Pola komunikasi formal organisasi dari bawah ke atas Upward Communication No. Pernyataan Rataan Skor 1. Memberikan laporan kepada atasan secara lisan dan tulisan. 4,36 2. Mengajukan ide dan gagasan kepada atasan secara lisan dan tulisan. 4,27 3. Mengemukakan masalah dan keluhan kepada atasan secara lisan dan tulisan 4,22 4. Memberikan pendapat kepada atasan secara lisan dan tulisan. 4,22 5. Memberikan pujian kepada atasan secara lisan dan tulisan. 4,22 Total 4,26 Berdasarkan Tabel 12 butir pernyataan mengenai Upward Communication didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,26. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00 Tabel 3. Nilai tersebut menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah “Sangat Setuju”. Artinya, karyawan PT. Taspen Bogor sangat setuju jika pola komunikasi dari bawah ke atas diterapkan pada karyawannya. Penerapan komunikasi yang sangat efektif yaitu menyerahkan laporan kepada atasan, dimana semua hasil kerja karyawannya dapat diketahui atasan sehingga kinerja karyawan terkontrol dan dapat diawasi. Berdasarkan penilaian responden diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi dari bawah ke atas berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 12. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan pertama didapatkan nilai sebesar 4,36. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan bawahan dalam memberikan laporan kepada atasannya secara lisan dan tulisan adalah sangat baik. Nilai ini, bermakna bahwa efektivitas laporan yang disampaikan secara lisan atau tulisan dapat jelas dipahami dan diterima atasan dan bawahan. Biasanya laporan yang diberikan lebih dahulu kepada atasan akan diberikan kepada sekretaris yang kemudian akan setelah itu baru bisa diberikan kepada atasannya. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan ketiga, keempat dan kelima didapatkan nilai sebesar 4,22. Nilai ini merupakan skor terendah yang menunjukkan bahwa komunikasi dalam mengemukakan masalah dan keluhan kepada atasan secara lisan dan tulisan adalah sangat baik. Mengemukakan masalah dapat dilakukan pada saat rapat dan diskusi. Terkadang dalam penyampaian masalah dan keluhan ada beberapa hal yang belum ditemukan solusinya dalam waktu yang singkat sedangkan untuk keluhan dari para karyawan belum tentu dapat ditanggapi semuanya oleh para atasannya. Pendapat yang diberikan bawahan kepada atasan dapat dilakukan secara lisan dan tulisan sesuai dengan situasi kerja. Pendapat yang bersifat lisan dapat dilakukan dalam kondisi rapat, diskusi dan bahkan pada waktu senggang dimana dalam pembicaraan santai. Pendapat dalam bentuk tulisan dapat dilakukan dengan penyampaian kepada kepala seksi atau kepala bidang yang nanti akan diteruskan kepada pelaksana dalam bentuk notes dan tidak semua karyawan berani untuk mengemukakan pendapatnya dikarenakan karyawan masih merasa segan dengan atasannya yaitu adanya perbedaan tingkat pendidikan yang mempengaruhinya. Pujian dapat dilakukan secara personal atau individu dalam pencapaian kinerja ataupun dalam prestasi kerja. Selain pujian secara personal ada juga pujian yang diberikan karyawan yaitu berupa reward. Jika karyawan tidak melanggar peraturan perusahaan dan reward ini berlaku untuk semua karyawan. Namun ada beberapa karyawan yang menganggap reward yang diberikan kurang sesuai dengan kinerja yang telah dihasilkan.

4.3.3 Persepsi karyawan

terhadap pola komunikasi diagonal Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi diagonal pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor dapat diketahui melalui jumlah lima pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan diagonal communication ditunjukkan pada Tabel 13. Tabel 13. Pola komunikasi formal organisasi diagonal No. Pernyataan Rataan Skor 1. Manajer satu unit dengan karyawan unit lain sering memberikan kritikan dan masukan yang bermanfaat dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 4,18 2. Terdapat saling ketergantungan di antara bagian yang ada dalam perusahaan. 4,18 3. Komunikasi diagonal memberikan informasi menjadi lebih cepat. 4,09 4. Komunikasi diagonal memungkinkan individu dari berbagai bagian ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. 4,15 5. Komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. 3,95 Total 4,11 Berdasarkan Tabel 13, dalam pola komunikasi diagonal didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,11. Rataan skor ini berada pada range 3,41-4,20 Tabel 3. Nilai ini menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah “Setuju”. Artinya, karyawan PT. Taspen Bogor setuju jika pola komunikasi diagonal diterapkan pada karyawannya dalam melakukan komunikasi yang melibatkan dua tingkat level organisasi yang berbeda, dimana komunikasi yang sering digunakan dan efektif yaitu ketika atasan dari bidang lain memberikan masukan kepada karyawan bidang lain mengenai pelayanan kepada peserta seperti pengecekan hasil kerja karyawan dan penyerahan laporan hasil kerja. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi diagonal berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 13. Berdasarkan rataan skor pada pernyataan pertama dan kedua didapatkan nilai sebesar 4,18. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa komunikasi dalam memberikan kritikan dan masukan yang bermanfaat adalah baik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kritikan dan masukan bermanfaat dapat memperbaiki kinerja individu untuk menjadi lebih baik lagi dan dapat disampaikan pada saat meeting, diskusi dan pada waktu-waktu senggang. Dimana kepala cabang, kepala bidang, kepala seksi maupun pelaksana dapat saling memberikan kritikan atau masukan yang baik dan bermanfaat. Komunikasi yang baik diantara bagian-bagian dalam perusahaan merupakan hal yang saling ketergantungan dan menimbulkan interaksi di antara karyawannya dalam mengkoordinasikan dan mengerjakan tugas atau pekerjaannya. Hal tersebut dikarenakan bidang yang satu dengan bidang yang lainnya memiliki keterkaitan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan kelima didapatkan nilai sebesar 3,95. Nilai ini merupakan skor terkecil yang menunjukkan bahwa komunikasi yang diterapkan belum efektif. Proses komunikasi dihadapkan pada rantai komunikasi yang panjang yaitu adanya struktur organisasi tata jenjang yang menjadi patokan dalam penyampaian informasi dalam perusahaan, dimana pelaksana tidak dapat menyampaikan informasi secara langsung kepada Kepala Bidang lain melainkan harus menyampaikannya terlebih dahulu kepada atasannya.

4.3.4 Persepsi karyawan

terhadap pola komunikasi horizontal Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi horizontal pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah lima pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan horizontal communication ditunjukkan pada Tabel 14. Tabel 14. Pola komunikasi formal organisasi horizontal No. Pernyataan Rataan Skor 1. Para karyawan pada tingkatan yang sama bertemu untuk mendiskusikan kontribusi dan koordinasi tugas terhadap tujuan perusahaan. 4,44 2. Para karyawan pada tingkatan yang sama berkumpul mendiskusikan bagaimana menangani penyelesaian masalah yang ada di perusahaan. 4,27 3. Para karyawan satu unit bertemu dengan karyawan unit lain untuk berbagi informasi. 4,29 4. Para karyawan pada tingkatan yang sama rapat untuk mendiskusikan konflik dalam atau antar unit kerja. 4,22 5. Interaksi tinggi dan seringnya komunikasi antar karyawan di rangsang untuk bekerja mengatasi dan membantu masalah koordinasi antar karyawan atau manajer. 4,33 Total 4,31 Berdasarkan Tabel 14, butir pernyataan mengenai Horizontal Communication didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,31. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00. Nilai ini menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah “Sangat Setuju”. Artinya, karyawan sangat setuju jika pola komunikasi horizontal diterapkan yaitu komunikasi yang terjadi di antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajarsederajat. Karyawan merasa nyaman dan leluasa dalam berkomunikasi dengan rekan kerja yang tingkatannya selevel, sehingga memudahkan dalam penyampaian informasi dan dalam melakukan koordinasi kerja. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi horizontal berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 14, sebagai berikut. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan pertama didapatkan nilai sebesar 4,44. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa komunikasi pada karyawan PT. Taspen Bogor yaitu sangat baik. Dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan diperlukan kontribusi dari setiap karyawan dan juga diperlukan koordinasi tugas sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Konsekuensinya karyawan merasa sangat puas jika apa yang mereka berikan berguna dalam mewujudkan tujuan maupun sasaran perusahaan. Koordinasi tugas biasanya dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan seperti pada saat meeting, kumpul dengan tim kerja dan lain-lain. Berdasarkan rataan skor pada pernyataan keempat didapatkan nilai sebesar 4,22. Nilai ini merupakan skor terendah yang menunjukkan bahwa komunikasi karyawan PT. Taspen Bogor sangat baik. Masalah karyawan yang terlibat konflik dapat diselesaikan melalui diskusi yang bermanfaat guna mencari solusi dari konflik yang terjadi, namu diskusi tidak selalu berjalan mulus dan lancar dikarenakan adanya perbedaan pendapat dan perbedaan pola pikir dari masing-masing individu.

4.3.5 Hubungan karakteristik

dengan pola komunikasi formal organisasi menggunakan Chi-square Pengujian chi-square dengan tabulasi silang dilakukan kepada semua karyawan PT. Taspen Bogor. Tujuan tabulasi silang antara karakteristik dengan pola komunikasi formal yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut. Dari hasil tabulasi silang crosstab diketahui bahwa hubungan yang nyata signifikan hanya terdapat pada karakteristik masa kerja dan unit kerja Lampiran 4. Berikut hubungan karakteristik dengan pola komunikasi formal organisasi Tabel 15. Tabel 15. Hubungan karakteristik dengan pola komunikasi formal organisasi No. Karakteristik Responden Nilai P value Keterangan 1. Jenis Kelamin 0,368 Tidak Signifikan 2. Usia 0,849 Tidak Signifikan 3. Pendidikan Terakhir 0,247 Tidak Signifikan 4. Masa Kerja 0,025 Signifikan 5. Unit Kerja 0,000 Signifikan 6. Jabatan 0,831 Tidak Signifikan Berdasarkan hasil pada Tabel 15 didapatkan bahwa masa kerja dan unit kerja memiliki hubungan yang signifikan P value 5. Hal ini mengindikasikan bahwa pola komunikasi formal organisasi yang telah diterapkan oleh perusahaan memiliki keterkaitan dengan masa kerja dan unit kerja karyawan. Karyawan dengan masa kerja 15 tahun setuju dengan pola komunikasi formal yang sudah diterapkan. Masa kerja yang terbilang lama mengakibatkan karyawan sudah mengetahui dengan jelas dan pasti pola komunikasi formal jenis apa yang cocok untuk diterapkan. Pengalaman kerja pada perusahaan menjadikan karyawan mengerti dengan baik dan benar komunikasi seperti apa yang efektif penggunannya dalam kegiatan rutin di kantor. Pada unit kerja, penerapan pola komunikasi formal perlu ditingkatkan lagi yaitu pada bidang pelayanan yang merupakan posisi strategis perusahaan dalam melayani para peserta dan juga dikarenakan bidang ini memiliki beban kerja lebih berat dibandingkan dengan bidang lain. Dalam melakukan tugasnya, karyawan di bidang pelayanan yang paling sering berinteraksi dengan karyawan lainnya. Tugas dan tanggung jawab karyawan di bidang ini mengharuskan karyawan bersangkutan berhubungan dengan bidang lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

4.4. Persepsi Karyawan tentang Kinerja