Tabel 9. Hasil Crosstab karakteristik jabatan terhadap unit kerja
responden
UNIT KERJA Total
Tidak termasuk
unit kerja Pelayanan Personalia
Umum Keuangan JABATAN Kepala
Cabang Count
1 1
of Total
1.8 .0
.0 .0 1.8
Fungsional Pengendali
Count 4
4 of
Total 7.3
.0 .0
.0 7.3 Kepala
Bidang Count
1 1
1 3
of Total
.0 1.8
1.8 1.8 5.5
Kepala Seksi
Count 2
2 2
6 of
Total .0
3.6 3.6
3.6 10.9 Pelaksana Count
24
7 9
40 of
Total .0
43.6 12.7
16.4 72.7 Pengemudi Count
1 1
of Total
.0 .0
1.8 .0 1.8
Total Count
5 27
11 12
55 of
Total 9.1
49.1 20.0
21.8 100.0
4.2.6 Jabatan Responden
PT. Taspen Persero cabang Bogor membagi posisi jabatan menjadi 5 posisi jabatan, yaitu posisi di tingkat kepala cabang, fungsional
pengendali, kepala bidang, kepala seksi dan terakhir pelaksana. Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat, dimana jabatan dengan persentase
kecil yaitu jabatan kepala cabang sebesar 2 persen karena perusahaan dipimpin oleh seorang kepala cabang dan pengemudi sebesar 2 persen
karena perusahaan merasa cukup dengan seorang pengemudi dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan dan posisi dengan
persentase tertinggi pada jabatan pelaksana sebesar 73 persen yang diperlukan untuk melayani konsumen peserta dalam mengurus
administrasi. Jumlah karyawan yang ditentukan pada tiap posisi tergantung
dar pel
me dal
4.3. Pe
org pen
pen ku
ska set
me pen
pen org
diw com
Ha for
ri kebutuha laksana, ha
embutuhkan lam melaks
ersepsi Kar
Analis ganisasi pa
ngukuran y nilaian tin
uesioner Ta ala sebagai
tuju; 1,81- enunjukkan
nilaian setu njelasan me
ganisasi. Dalam
wakili ol mmunicatio
asil analisis rmal organi
an perusaha al ini terja
n lebih bany sanakan tuga
Ga
ryawan tent
sis persepsi ada PT. T
yaitu rataan ngkat kese
abel 3, yai berikut: ni
-2,60 men penilaian
uju; 4,21-5, engenai per
m penelitian leh indik
on, diagona s mengenai
sasi di PT. T
73 2
aan. Sebagia di karena
yak karyaw as operasion
ambar 3. Ka
tang Pola K
i karyawan Taspen Bog
n skor. Nil tujuan kar
itu dengan lai 1,00-1,8
nunjukkan ragu-ragu
00 menunju sepsi karyaw
n ini, variab kator
dow al communi
i persepsi Taspen Bog
2 7
Jab
an besar ka PT. Taspen
wan yang be nal perusah
arakteristik
Komunikas
n mengena gor dilakuk
lai rataan s ryawan ter
batasan me 80 menunju
penilaian atau netra
ukkan penil wan menge
bel pola kom wnward
cation dan karyawan
gor dapat di
5 11
batan
aryawan ber n Persero
erada pada haan.
jabatan
si Formal O
i pola kom kan dengan
skor tersebu rhadap per
enggunakan ukkan penila
tidak se al; 3,41-4,2
laian sanga enai pola ko
munikasi fo communica
horizontal terhadap p
ilihat pada T
Kepa Fung
Kepa Kepa
Pelak
rada pada p cabang B
posisi pelak
Organisasi
munikasi fo n metode
ut menunju rnyataan d
n rumus ren aian sangat
etuju; 2,61 20 menunju
at setuju. Be omunikasi fo
formal organ ation, up
communica pola komun
Tabel 10.
ala Cabang
gsional Pengen
ala Bidang
ala Seksi
ksana
posisi Bogor
ksana
ormal skala
ukkan dalam
ntang tidak
1-3,40 ukkan
erikut ormal
nisasi pward
ation. nikasi
ndali
Tabel 10. Persepsi karyawan terhadap pola komunikasi formal
organisasi
No. Indikator Kinerja
Rataan Skor Keterangan
1. Downward Communication
4,29 Sangat Setuju
2. Upward Communication
4,26 Sangat Setuju
3. Diagonal Communication
4,11 Setuju 4.
Horizontal Communication 4,31
Sangat Setuju Total 4,24
Sangat Setuju
Secara keseluruhan dari Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa secara umum pola komunikasi formal organisasi karyawan PT. Taspen Bogor
termasuk dalam kategori sangat baik, yang dimana nilai rataan skor secara keseluruhan dari semua indikator tersebut sebesar 4,24. Angka ini
menunjukkan bahwa pola komunikasi formal yang diterapkan sudah sangat baik terutama pada horizontal communication dimana karyawan
merasa nyaman jika dalam berkomunikasi dengan rekan kerja yang tingkatannya selevel khususnya pada pelaksana, karena mereka merasa
tidak canggung dalam menyampaikan ide ataupun pendapat mereka kepada rekan kerja yang selevel tingkatannya. Hal tersebut dikarenakan
hambatan pada struktur organisasi yaitu tata jenjang pada lingkungan organisasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
4.3.1 Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi dari Atas ke Bawah
Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi dari atas ke bawah downward communication pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor
diketahui melalui jumlah lima pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan downward communication ditunjukkan pada Tabel 11.
Berdasarkan Tabel 11 butir pernyataan mengenai downward communication didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,29. Rataan skor ini
berada pada range 4,21-5,00 Tabel 3. Nilai tersebut menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah “Sangat Setuju”. Artinya, karyawan PT.
Taspen Bogor sangat setuju jika pola komunikasi dari atas ke bawah diterapkan pada karyawan, dimana instruksi yang diberikan oleh atasan
lebih efektif dalam penyelesaian tugas, karena memudahkan karyawan
untuk mengerti dan paham dalam mengerjakan tugasnya jika ada instruksi maupun penjelasan langsung dari atasan. Berdasarkan penilaian
responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi dari atas ke bawah berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 11.
Tabel 11. Pola komunikasi formal organisasi dari atas ke bawah Downward Communication
No. Pernyataan Rataan Skor
1. Memberi instruksiperintah secara lisan dan
tulisan kepada bawahan. 4,36
2. Mengajukan ide dan gagasan kepada
bawahan secara lisan dan tulisan. 4,27
3. Memberikan pujian secara lisan dan tulisan
kepada bawahan 4,29
4. Memberikan penjelasan mengenai
pekerjaan secara lisan dan tulisan kepada bawahan.
4,35
5. Memberikan pendapat kepada bawahan
secara lisan dan tulisan. 4,18
Total 4,29 Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan pertama didapatkan
nilai sebesar 4,36. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa komunikasi karyawan PT. Taspen Bogor, yaitu atasan dalam
memberikan instruksi kepada bawahannya secara lisan dan tulisan, adalah sangat baik. Karyawan sangat setuju dengan diberikannya instruksi secara
lisan dan tulisan secara jelas. Beberapa instruksi lisan yang diberikan atasan kepada bawahan dapat dilakukan secara langsung yaitu saat
mengadakan rapat. Instruksi dalam bentuk tulisan yaitu berupa nota dinas dan disposisi. Nota dinas tersebut diberikan oleh atasan kepada
bawahannya dalam penyampaian keperluan perusahaan ke pihak eksternal atau pihak dari luar perusahaan, sedangkan disposisi berupa form yang
dipegang oleh sekretaris yang digunakan dalam penyampaian instruksi kepada siapa surat tulisan tersebut ditujukan atau disampaikan.
Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan kelima didapatkan nilai sebesar 4,18. Nilai ini merupakan skor terendah, yang menunjukkan
bahwa komunikasi karyawan PT. Taspen Bogor yaitu, atasan dalam mengajukan ide pendapat dan gagasan kepada bawahan secara lisan dan
tulisan adalah baik. Namun masih ada sebagian karyawan yang merasa bahwa atasannya jarang memberikan pendapat secara lisan dan tulisan
mengenai pekerjaan karena dalam memberikan pendapat tersebut lebih sering diungkapkan pada rekan selevel dalam tingkatan struktur organisasi.
Pendapat yang diberikan atasan kepada bawahan dapat dilakukan secara lisan dan tulisan sesuai dengan situasi kerja. Pendapat yang bersifat lisan
dapat dilakukan dalam kondisi rapat, diskusi dan bahkan pada waktu senggang dalam pembicaraan santai. Pendapat dalam bentuk tulisan
dapat dilakukan dengan penyampaian kepada kepala seksi atau kepala bidang yang nanti akan diteruskan kepada pelaksana.
4.3.2 Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi dari Bawah ke Atas
Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi dari bawah ke atas upward communication pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor
diketahui melalui jumlah lima pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan upward communication ditunjukkan pada Tabel 12.
Tabel 12. Pola komunikasi formal organisasi dari bawah ke atas Upward Communication
No. Pernyataan Rataan Skor
1. Memberikan laporan kepada atasan secara
lisan dan tulisan. 4,36
2. Mengajukan ide dan gagasan kepada atasan
secara lisan dan tulisan. 4,27
3. Mengemukakan masalah dan keluhan
kepada atasan secara lisan dan tulisan 4,22
4. Memberikan pendapat kepada atasan
secara lisan dan tulisan. 4,22
5. Memberikan pujian kepada atasan secara
lisan dan tulisan. 4,22
Total 4,26 Berdasarkan Tabel 12 butir pernyataan mengenai Upward
Communication didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,26. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00 Tabel 3. Nilai tersebut menunjukkan tingkat
kesetujuan karyawan adalah “Sangat Setuju”. Artinya, karyawan PT. Taspen Bogor sangat setuju jika pola komunikasi dari bawah ke atas
diterapkan pada karyawannya. Penerapan komunikasi yang sangat efektif yaitu menyerahkan laporan kepada atasan, dimana semua hasil kerja
karyawannya dapat diketahui atasan sehingga kinerja karyawan terkontrol dan dapat diawasi. Berdasarkan penilaian responden diperoleh beberapa
kesimpulan mengenai pola komunikasi dari bawah ke atas berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 12.
Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan pertama didapatkan nilai sebesar 4,36. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan
bahwa komunikasi yang dilakukan bawahan dalam memberikan laporan kepada atasannya secara lisan dan tulisan adalah sangat baik. Nilai ini,
bermakna bahwa efektivitas laporan yang disampaikan secara lisan atau tulisan dapat jelas dipahami dan diterima atasan dan bawahan. Biasanya
laporan yang diberikan lebih dahulu kepada atasan akan diberikan kepada sekretaris yang kemudian akan setelah itu baru bisa diberikan kepada
atasannya. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan ketiga, keempat dan
kelima didapatkan nilai sebesar 4,22. Nilai ini merupakan skor terendah yang menunjukkan bahwa komunikasi dalam mengemukakan masalah dan
keluhan kepada atasan secara lisan dan tulisan adalah sangat baik. Mengemukakan masalah dapat dilakukan pada saat rapat dan diskusi.
Terkadang dalam penyampaian masalah dan keluhan ada beberapa hal yang belum ditemukan solusinya dalam waktu yang singkat sedangkan
untuk keluhan dari para karyawan belum tentu dapat ditanggapi semuanya oleh para atasannya.
Pendapat yang diberikan bawahan kepada atasan dapat dilakukan secara lisan dan tulisan sesuai dengan situasi kerja. Pendapat yang bersifat
lisan dapat dilakukan dalam kondisi rapat, diskusi dan bahkan pada waktu senggang dimana dalam pembicaraan santai. Pendapat dalam bentuk
tulisan dapat dilakukan dengan penyampaian kepada kepala seksi atau kepala bidang yang nanti akan diteruskan kepada pelaksana dalam bentuk
notes dan tidak semua karyawan berani untuk mengemukakan pendapatnya dikarenakan karyawan masih merasa segan dengan atasannya
yaitu adanya perbedaan tingkat pendidikan yang mempengaruhinya. Pujian dapat dilakukan secara personal atau individu dalam
pencapaian kinerja ataupun dalam prestasi kerja. Selain pujian secara personal ada juga pujian yang diberikan karyawan yaitu berupa reward.
Jika karyawan tidak melanggar peraturan perusahaan dan reward ini berlaku untuk semua karyawan. Namun ada beberapa karyawan yang
menganggap reward yang diberikan kurang sesuai dengan kinerja yang telah dihasilkan.
4.3.3 Persepsi karyawan
terhadap pola komunikasi diagonal
Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi diagonal pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor dapat diketahui melalui jumlah lima
pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan diagonal communication ditunjukkan pada Tabel 13.
Tabel 13. Pola komunikasi formal organisasi diagonal
No. Pernyataan Rataan Skor
1. Manajer satu unit dengan karyawan unit lain
sering memberikan kritikan dan masukan yang bermanfaat dalam meningkatkan
kinerja perusahaan. 4,18
2. Terdapat saling ketergantungan di antara
bagian yang ada dalam perusahaan. 4,18
3. Komunikasi diagonal memberikan
informasi menjadi lebih cepat. 4,09
4. Komunikasi diagonal memungkinkan
individu dari berbagai bagian ikut membantu menyelesaikan masalah dalam
organisasi. 4,15
5. Komunikasi diagonal dapat mengganggu
jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal.
3,95
Total 4,11 Berdasarkan Tabel 13, dalam pola komunikasi diagonal didapatkan
nilai rataan skor sebesar 4,11. Rataan skor ini berada pada range 3,41-4,20
Tabel 3. Nilai ini menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah “Setuju”. Artinya, karyawan PT. Taspen Bogor setuju jika pola
komunikasi diagonal diterapkan pada karyawannya dalam melakukan komunikasi yang melibatkan dua tingkat level organisasi yang berbeda,
dimana komunikasi yang sering digunakan dan efektif yaitu ketika atasan dari bidang lain memberikan masukan kepada karyawan bidang lain
mengenai pelayanan kepada peserta seperti pengecekan hasil kerja karyawan dan penyerahan laporan hasil kerja. Berdasarkan penilaian
responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi diagonal berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 13.
Berdasarkan rataan skor pada pernyataan pertama dan kedua didapatkan nilai sebesar 4,18. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang
menunjukkan bahwa komunikasi dalam memberikan kritikan dan masukan yang bermanfaat adalah baik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kritikan
dan masukan bermanfaat dapat memperbaiki kinerja individu untuk menjadi lebih baik lagi dan dapat disampaikan pada saat meeting, diskusi
dan pada waktu-waktu senggang. Dimana kepala cabang, kepala bidang, kepala seksi maupun pelaksana dapat saling memberikan kritikan atau
masukan yang baik dan bermanfaat. Komunikasi yang baik diantara
bagian-bagian dalam perusahaan merupakan hal yang saling ketergantungan dan menimbulkan interaksi di antara karyawannya dalam
mengkoordinasikan dan mengerjakan tugas atau pekerjaannya. Hal tersebut dikarenakan bidang yang satu dengan bidang yang lainnya
memiliki keterkaitan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya.
Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan kelima didapatkan nilai sebesar 3,95. Nilai ini merupakan skor terkecil yang menunjukkan
bahwa komunikasi yang diterapkan belum efektif. Proses komunikasi dihadapkan pada rantai komunikasi yang panjang yaitu adanya struktur
organisasi tata jenjang yang menjadi patokan dalam penyampaian informasi dalam perusahaan, dimana pelaksana tidak dapat menyampaikan
informasi secara langsung kepada Kepala Bidang lain melainkan harus menyampaikannya terlebih dahulu kepada atasannya.
4.3.4 Persepsi karyawan
terhadap pola komunikasi horizontal
Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi horizontal pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah lima
pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan horizontal communication ditunjukkan pada Tabel 14.
Tabel 14. Pola komunikasi formal organisasi horizontal No. Pernyataan Rataan
Skor
1. Para karyawan pada tingkatan yang sama
bertemu untuk mendiskusikan kontribusi dan koordinasi tugas terhadap tujuan
perusahaan. 4,44
2. Para karyawan pada tingkatan yang sama
berkumpul mendiskusikan bagaimana menangani penyelesaian masalah yang ada
di perusahaan. 4,27
3. Para karyawan satu unit bertemu dengan
karyawan unit lain untuk berbagi informasi. 4,29
4. Para karyawan pada tingkatan yang sama
rapat untuk mendiskusikan konflik dalam atau antar unit kerja.
4,22
5. Interaksi tinggi dan seringnya komunikasi
antar karyawan di rangsang untuk bekerja mengatasi dan membantu masalah
koordinasi antar karyawan atau manajer. 4,33
Total 4,31
Berdasarkan Tabel 14, butir pernyataan mengenai Horizontal Communication didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,31. Rataan skor ini
berada pada range 4,21-5,00. Nilai ini menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah “Sangat Setuju”. Artinya, karyawan sangat setuju jika
pola komunikasi horizontal diterapkan yaitu komunikasi yang terjadi di antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajarsederajat. Karyawan
merasa nyaman dan leluasa dalam berkomunikasi dengan rekan kerja yang tingkatannya selevel, sehingga memudahkan dalam penyampaian
informasi dan dalam melakukan koordinasi kerja. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi
horizontal berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 14, sebagai berikut.
Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan pertama didapatkan nilai sebesar 4,44. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan
bahwa komunikasi pada karyawan PT. Taspen Bogor yaitu sangat baik. Dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan diperlukan kontribusi dari
setiap karyawan dan juga diperlukan koordinasi tugas sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Konsekuensinya
karyawan merasa sangat puas jika apa yang mereka berikan berguna dalam mewujudkan tujuan maupun sasaran perusahaan. Koordinasi tugas
biasanya dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan seperti pada saat meeting, kumpul dengan tim kerja dan lain-lain.
Berdasarkan rataan skor pada pernyataan keempat didapatkan nilai sebesar 4,22. Nilai ini merupakan skor terendah yang menunjukkan bahwa
komunikasi karyawan PT. Taspen Bogor sangat baik. Masalah karyawan yang terlibat konflik dapat diselesaikan melalui diskusi yang bermanfaat
guna mencari solusi dari konflik yang terjadi, namu diskusi tidak selalu berjalan mulus dan lancar dikarenakan adanya perbedaan pendapat dan
perbedaan pola pikir dari masing-masing individu.
4.3.5 Hubungan karakteristik
dengan pola komunikasi formal organisasi menggunakan
Chi-square
Pengujian chi-square dengan tabulasi silang dilakukan kepada semua karyawan PT. Taspen Bogor. Tujuan tabulasi silang antara
karakteristik dengan pola komunikasi formal yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut. Dari hasil tabulasi
silang crosstab diketahui bahwa hubungan yang nyata signifikan hanya terdapat pada karakteristik masa kerja dan unit kerja Lampiran 4.
Berikut hubungan karakteristik dengan pola komunikasi formal organisasi Tabel 15.
Tabel 15. Hubungan karakteristik dengan pola komunikasi formal organisasi
No. Karakteristik Responden
Nilai P
value
Keterangan 1.
Jenis Kelamin 0,368
Tidak Signifikan 2. Usia
0,849 Tidak
Signifikan 3. Pendidikan
Terakhir 0,247
Tidak Signifikan
4. Masa Kerja
0,025 Signifikan
5. Unit Kerja
0,000
Signifikan 6. Jabatan
0,831 Tidak
Signifikan Berdasarkan hasil pada Tabel 15 didapatkan bahwa masa kerja dan
unit kerja memiliki hubungan yang signifikan P
value
5. Hal ini mengindikasikan bahwa pola komunikasi formal organisasi yang telah
diterapkan oleh perusahaan memiliki keterkaitan dengan masa kerja dan unit kerja karyawan. Karyawan dengan masa kerja 15 tahun setuju
dengan pola komunikasi formal yang sudah diterapkan. Masa kerja yang terbilang lama mengakibatkan karyawan sudah mengetahui dengan jelas
dan pasti pola komunikasi formal jenis apa yang cocok untuk diterapkan. Pengalaman kerja pada perusahaan menjadikan karyawan mengerti dengan
baik dan benar komunikasi seperti apa yang efektif penggunannya dalam kegiatan rutin di kantor.
Pada unit kerja, penerapan pola komunikasi formal perlu ditingkatkan lagi yaitu pada bidang pelayanan yang merupakan posisi
strategis perusahaan dalam melayani para peserta dan juga dikarenakan bidang ini memiliki beban kerja lebih berat dibandingkan dengan bidang
lain. Dalam melakukan tugasnya, karyawan di bidang pelayanan yang paling sering berinteraksi dengan karyawan lainnya. Tugas dan tanggung
jawab karyawan di bidang ini mengharuskan karyawan bersangkutan berhubungan dengan bidang lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
4.4. Persepsi Karyawan tentang Kinerja