Metode Penarikan Sampel Sejarah dan Perkembangan PT Taspen Persero

3.4. Metode Penarikan Sampel

Pada metode penarikan sampel terlebih dahulu menetapkan populasi yang akan digunakan dalam penelitian, setelah itu dapat menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3.4.1 Penetapan Populasi

Populasi diartikan sebagai jumlah keseluruhan semua anggota yang diteliti Istijanto, 2010. Menurut Sugiyono 2004 populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap yang bekerja di PT. Taspen Bogor yang berjumlah 55 orang.

3.4.2 Penetapan Sampel

Sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi Istijanto, 2010. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara probability sampling dimana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel, yaitu dengan teknik sensus. Dalam teknik sensus, setiap anggota unit populasi dimasukkan sebagai contoh responden. Berdasarkan data dari PT. Taspen Bogor bahwa karyawan berjumlah 55 orang sehingga semua populasi dimasukkan sebagai sampel, sehingga semua karyawan tetap PT.Taspen Bogor dimasukkan sebagai responden.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pada metode pengolahan data terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah semua data dianggap valid dan reliabel dilanjutkan dengan analisis data. Analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif, tabulasi silang dan uji korelasi Rank Spearman.

3.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur Priyatno, 2008. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir-butir di dalam suatu pertanyaan untuk mendefinisikan suatu variabel Nugroho, 2005. Setelah kuesioner akhir terbentuk, langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur instrumen mengukur apa yang ingin diukur Umar, 2005. Teknik yang dipakai untuk menguji validitas kuesioner adalah teknik korelasi product moment Pearson, yaitu sebagai berikut: r xy = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ .................................................... 2 Keterangan : r xy = korelasi antara X dan Y n = jumlah responden = skor masing-masing pertanyaan Y = skor total Kesahihan pada uji validitas apabila nilai r hitung r tabel , yaitu lebih besar dari 0,361. Pengujian terhadap kuesioner dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian dilakukan terhadap 55 orang responden karyawan PT. Taspen Persero cabang Bogor. Pernyataan pada kuesioner terdiri dari 20 pernyataan mengenai pola komunikasi formal organisasi dan 17 pernyataan tentang kinerja karyawan dapat dilihat pada Lampiran 1. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total Statistic. Menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item- Total Correlation dari r-tabel 0,361. Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi product moment Pearson. Hasil pengujian validitas pada pernyataan yang berkaitan dengan pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan lebih besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95 dan n jumlah sampel sebesar 30 responden, yaitu sebesar 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pernyataan adalah signifikan dan dapat dinyatakan valid. Dalam hal ini, berarti responden dapat mengerti maksud dari setiap pernyataan yang diajukan penulis dalam kuesioner. Adapun hasil pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Instrumen dikatakan reliable apabila instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas pada kuesioner dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan metode Alpha Cronbach Umar, 2005, sebagai berikut: 1 - ² ² ……………………………………….……… 3 Dimana : = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach k = Jumlah item pertanyaan ∑σ = Jumlah variasi item = Varians total Rumus varians dapat diperoleh dari rumus : ∑ ∑ X …………………………………………………….. 4 Dimana : = Varians n = Jumlah responden x = Nilai skor yang dipilih total nilai dari nomor-nomor item pertanyaan Tingkat reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1 yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 3. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach Klasifikasi Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 – 0,20 Kurang Reliabel 0,21 – 0,40 Agak Reliabel 0,41 – 0,60 Cukup Reliabel 0,61 – 0,80 Reliabel 0,81 – 1,00 Sangat Reliabel Sumber: George dan Mallery 2003 Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Dalam teknik ini diujicobakan pada 30 responden dan hasilnya dicatat. Berdasarkan hasil pengolahan variabel yang dilakukan pada variabel pola komunikasi formal organisasi didapatkan nilai koefisien Alpha Cronbach 0,935. Nilai alpha tersebut mengindikasikan bahwa instrumen tersebut sangat reliabel yaitu dengan nilai α 0,81 Tabel 3. Sedangkan pada variabel kinerja karyawan didapatkan nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,923. Pada selang kepercayaan 95, dapat disimpulkan bahwa kuesioner ini disusun cukup reliabel dan dapat dipercaya sebagai suatu alat ukur penelitian di dalam mengukur gejala yang sama Umar, 2005. Adapun hasil pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.5.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden pada penelitian melalui perhitungan persentase jawaban yang telah ditabulasi. Selain itu, analisis dekriptif juga digunakan untuk mengetahui persepsi karyawan mengenai pola komunikasi formal organisasi dan kinerja karyawan. Data yang diperoleh kemudian dicari nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata tersebut akan diperoleh kesimpulan yang didapat dengan menentukan terlebih dahulu rentang skala untuk masing- masing kriteria.

3.5.4 Tabulasi Silang Cross Tabulation

Tabulasi silang atau crosstab adalah alat analisis untuk menggambarkan data yang berbentuk kolom dan baris dan untuk menganalisis hubungan diantara dua variabel atau lebih dengan data berskala nominal atau ordinal dengan analisis statistik seperti chi- square Ghozali, 2009. Melalui uji chi-square yang dilakukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel baris dan kolom dari sebuah crosstab, hipotesis yang digunakan yaitu: H : Tidak ada hubungan antara baris dan kolom H 1 : Terdapat hubungan antara baris dan kolom Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan chi-square uji dengan chi-square tabel. Jika chi-square hitung chi- square tabel maka H diterima, dan jika chi-square hitung chi- square tabel maka H ditolak. Pada program SPSS akan lebih mudah dengan melihat nilai Asymp.Sig 2 sided yang terdapat pada chi- square test . Apabila nilai Asymp.Sig 2 sided 0,05, maka H diterima dan apabila nilai Asymp.Sig 2 sided 0,05, maka H ditolak yang artinya terdapat hubungan antara baris dan kolom.

3.5.5 Uji Korelasi

Rank Spearman Hubungan pola komunikasi formal organisasi dan kinerja karyawan dapat diketahui dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman . Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows . Korelasi Rank Spearman berfungsi untuk menentukan besarnya hubungan dua variabel yang berskala ordinal atau tata jenjang, biasanya data yang dianalisis merupakan angka yang berjenjang seperti 1, 2, 3, 4 dan 5 Sarwono, 2006. Analisis di PT. Taspen PERSERO cabang Bogor tersebut digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Untuk itu dapat dilakukan uji korelasi Rank Spearman Sarwono, 2006 dengan rumus: rho xy = 1 - ² …………………………………………… 6 Keterangan: rho xy = Koefisien Korelasi D = Difference selisih rank X dan rank Y N = Jumlah Responden Langkah-langkah dalam pengujian korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: H : Tidak ada hubungan nyata antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. H 1 : Terdapat hubungan nyata antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. b. Menghitung koefisien korelasi Rank Spearman menggunakan rumus korelasi diatas rumus 6. Besarnya nilai rho terletak antara -1 rho 1, artinya: rho = 1 hubungan variabel x dan variabel y sempurna positif mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif rho = -1 hubungan variabel x dan variabel y sempurna negatif mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif rho = 0 hubungan variabel x dan variabel y lemah sekali atau tidak ada hubungan sama sekali. Tabel 4. Rentang keeratan korelasihubungan nilai rho Interval Koefisien Keeratan Hubungan 0,00 rho 0,20 Sangat Lemah 0,21 rho 0,40 Lemah 0,41 rho 0,70 Kuat 0,71 rho 0,90 Sangat Kuat 0,91 rho 0,99 Sangat Kuat Sekali rho = 1 Sempurna Sumber: Nugroho 2005 Jika rho antara 0 sampai 1 maka kedua variabel berkorelasi dengan keeratan relatif. Semakin mendekai 1, maka keeratan hubungan akan semakin kuat. c. Menguji hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut: Dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan uji hipotesis sebagai berikut. H : Tidak ada hubungan nyata antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. H 1 : Terdapat hubungan nyata antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. Jika signifikansi 0,05 maka tolak H artinya terima H 1 , jadi terdapat hubungan yang nyata antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. Nilai signifikan atau probabilitas p yang diperoleh melalui perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan nilai α yang dipilih adalah 0,05 5 karena angka ini dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial. Kriteria uji yang digunakan adalah: a. Jika p α, maka terima H b. Jika p α, maka tolak H dan terima H 1 Dengan keterangan sebagai berikut: H : Tidak ada hubungan nyata antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. H 1 : Terdapat hubungan nyata antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah dan Perkembangan PT Taspen Persero

Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Tabungan Hari Tua THT dan Program Dana Pensiun. Taspen didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 151963. Kemudian status hukum PN Taspen disesuaikan menjadi Perum Taspen berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 749MKIV1. Pendirian Taspen dilatar belakangi keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakarta. Hasil konferensi tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388MP1960 tanggal 25 Agustus 1960 yang antara lain menetapkan perlunya pembentukan jaminan sosial bagi Pegawai Negeri dan keluarganya pada saat mengakhiri pengabdiannya kepada negara. Pada tahun 1970 PN Taspen mendapat peningkatan status menjadi Perusahaan umum Perum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: Kep749MKIV111970 sehingga menjadi Perum Taspen. Tahun 1981 Perum Taspen mendapat peningkatan status lagi menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Peraturan Pemerintah PP Nomor: 26 tahun 1981 dengan nama “Perusahaan Perseroan Persero PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri” disingkat menjadi PT Taspen Persero. Sejak awal berdirinya PT Taspen Persero mengelola Program Tabungan Hari Tua bagi Pegawai Negeri dan sejak tahun 1987 mulai mendapat tugas untuk mengelola Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil PNS, dengan demikian PT Taspen Persero telah sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai PP Nomor 25 tahun 1981 yaitu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk THT dan Dana Pensiun. Selain mengelola Program Asuransi Sosial yang kepesertaannya bersifat wajib bagi PNS, saat ini PT Taspen Persero mengelola Program THT, THT Multiguna, dan THT Ekaguna untuk pegawai BUMNBUMD yang kepesertaannya bersifat sukarela sebagai upaya untuk memudahkan peserta PT Taspen Persero yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya. Sebagai upaya untuk memudahkan peserta Taspen yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987 PT Taspen Persero membuka Kantor Cabang di semua Propinsi dan beberapa KabupatenKota yang saat ini seluruhnya berjumlah 42 Kantor Cabang. Salah satunya adalah PT Taspen Persero Kantor Cabang Bogor. PT Taspen Persero Kantor Cabang Bogor didirikan pada tahun 1991 dibangun di atas lahan seluas 2.647 m², dan diresmikan pada tanggal 24 Desember 1992 yang beralamat di Jl. Raya Pajajaran No. 99 Bogor. PT Taspen Persero Kantor Cabang Bogor mempunyai wilayah kerja meliputi empat Pemerintahan Kota Pemkot dan lima Pemerintahan Kabupaten Pemkab yang terdiri dari: Pemkot Bogor, Pemkot Depok, Pemkot Bekasi, Pemkot Sukabumi, Pemkab Bogor, Pemkab Cianjur, Pemkab Sukabumi, Pemkab Karawang, dan Pemkab Bekasi. Dalam menjalankan tugasnya PT Taspen Persero Kantor Cabang Bogor memberlakukan sistem 5 lima hari kerja dengan jadwal jam kerja sebagai berikut: 1. Hari biasa, yaitu Senin sampai dengan Kamis. Pukul 07.45 sampai dengan pukul 16.30 Masuk. Pukul 12.00 sampai dengan pukul 12.45 Istirahat. 2. Hari Jumat. Pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.30 Masuk. Pukul 11.30 sampai dengan pukul 13.30 Istirahat, Sabtu dan Minggu libur.

4.1.1 Tujuan PT Taspen Persero

Tujuan dari PT Taspen Persero adalah meningkatkan kesejahteraan bagi para Pegawai Negeri Sipil beserta para keluarganya yaitu dengan memberikan jaminan keuangan bagi para peserta pada waktu mencapai usia pensiun ataupun bagi para ahli warisnya yaitu suami, istri, anak, ataupun orang tua pada waktu peserta meninggal dunia dimasa aktif bekerja.

4.1.2 Visi dan Misi PT Taspen Persero

Visi PT Taspen Persero, yaitu: Taspen menjadi perusahaan pengelola dana pensiun dan THT berkelas dunia yang bersih, sehat dan benar dengan pelayanan tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi 5T. Secara lebih rinci yang dimaksud 5T adalah sebagai berikut: 1. Tepat Orang Manfaat dibayarkan kepada peserta yang berhak atau ahli warisnya yang sah sesuai dengan identitas penerima yang dibuktikan dengan KTPSIM, kartu pegawai, dan sesuai dengan identitas peserta yang meliputi NIP, nama, tanggal lahir, jenis kelamin, status, penghasilan, instansi dan domisili yang tercantum pada kartu peserta TaspenKPT, Kartu Identitas PensiunKARIP, Karpeg dan dokumen kepegawaian lainnya yang sah. 2. Tepat Waktu Manfaat dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya setelah permohonan klaim diterima dan dinyatakan memenuhi syarat serta dibayarkan kepada pemohon dalam waktu tidak lebih dari satu jam untuk Syarat Permohonan Pembayaran SPP langsung dan tidak lebih dari 2 dua jam untuk SPP tidak langsung. 3. Tepat Jumlah Manfaat dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya setelah dihitung berdasarkan persyaratan, jumlah dan tata cara pembayaran manfaat yang telah ditetapkan oleh Menteri KeuanganKetentuan yang berlaku dan jumlah yang dibayarkan sesuai dengan jumlah yang tertera pada tanda penerimaan uang tanpa dikurangi oleh biaya-biaya lain atau dalam bentuk apapun. 4. Tepat Tempat Manfaat dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya pada kantor bayar yang sesuai dengan keinginan pemohon atau klaim. 5. Tepat Administrasi Setiap permohonan klaim diterima, diperiksa, dibayarkan dan diadministrasikan menurut prinsip-prinsip kearsipan dan dokumentasi sehingga mudah dan cepat ditemukan, serta aman dari bahaya kebakaran, kebanjiran, dan kehilangan. Misi PT Taspen Persero, yaitu: Mewujudkan hari–hari yang indah bagi peserta melalui pengelolaan Dana Pensiun dan THT Tabungan Hari Tua secara profesional dan akuntabel dengan berlandaskan etika dan integritas yang tinggi.

4.1.3 Lima Nilai Semangat Kerja PT Taspen Persero

a. Tumbuh: Taspen mengembangkan diri dan mampu mengikuti tuntutan perubahan yang terjadi, baik karena tuntutan lingkungan internal maupun eksternal. b. Etika: Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, santun, rendah hati, sabar, dan manusiawi. c. Profesional: Taspen bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi berdasarkan 5 T: Tepat Orang, Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat dan Tepat Administrasi. d. Akuntabilitas: Taspen dalam melaksanakan pekerjaan dapat ditelusuri rangkaian prosesnya berdasarkan sistem dan produser kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. e. Integritas: Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah dan melaksanakan janjinya sebagaimana yang dituangkan dalam visi dan misi perusahaan.

4.1.4 Produk dan Jasa PT Taspen Persero

1. Tabungan Hari Tua THT Program THT merupakan program asuransi yang meliputi Asuransi Dwiguna yang terkait dengan usia pensiun dan Asuransi Kematian Askem. Asuransi Dwiguna adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan bagi peserta Taspen pada saat yang bersangkutan mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya apabila peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun. Asuransi Kematian Askem adalah asuransi yang memberikan jaminan keuangan kepada peserta Taspen bila istrisuamianak meninggal dunia atau kepada ahli warisnya bila peserta meninggal dunia. Asuransi Kematian tergolong asuransi jiwa seumur hidup bagi PNS peserta Taspen dan istri atau suaminya kecuali bagi janda atau duda PNS yang menikah lagi. Bagi anak PNS, Asuransi Kematian merupakan asuransi berjangka yang dibatasi usia anak hingga dengan usia 25 tahun maksimal berusia 25 tahun. Peserta Program THT meliputi pegawai negeri sipil, tidak termasuk PNS Departemen Hankam, Pejabat Negara, pegawai BUMNBUMD. Kewajiban Peserta Program THT meliputi membayar iuran wajib peserta IWPpremi sebesar 3,25 persen dari penghasilannya setiap bulan selama masa aktif, memberikan keterangan mengenai data diri dan keluarganya, menyampaikan perubahan data penghasilan, perubahan data diri dan keluarganya. Tujuan Program THT adalah untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil PNS dan keluarganya dengan memberikan jaminan keuangan pada waktu mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya suamiistrianakorang tua pada waktu peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun. 2. Program Pensiun Program Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa Pegawai Negeri Sipil selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas Pemerintah. Program Pensiun diadakan berdasarkan undang-undang Nomor: 11 tahun 1969 tentang pensiun pegawai dan Pensiun Janda atau Duda Pegawai. Orang yang berhak menerima pensiun adalah penerima pensiun PNSPDO, penerima pensiun Pejabat Negara, Penerima Tunjangan Veteran, penerima Tunjangan PKRIKNIP, penerima Uang Tunggu Pensiun PNSPDO, penerima pensiun ABRI yang pensiunnya dilaksanakan sebelum 1 April 1989. Jenis pembayaran yang dapat diterima meliputi pembayaran Pensiun PegawaiJandaDudaYatim-Piatu, pembayaran Pensiun Lanjutan, pembayaran Uang Duka Wafat, pembayaran Pensiun tiga bulan berturutturut tidak diambil, pembayaran uang kekurangan pensiun. Tujuan Program Pensiun, yaitu: 1 untuk memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeripeserta Taspen pada saat mencapai usia pension. 2 sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeripeserta setelah yang bersangkutan memberikan pengabdian kepada Negara.

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Penelitian ini dilakukan pada PT Taspen Persero Kantor Cabang Bogor yang bertempat di Jl. Pajajaran No. 99 Bogor. Struktur organisasi PT Taspen Persero cabang Bogor dapat dilihat pada Lampiran 1, yang dipimpin oleh seorang Kepala Cabang, dan masing-masing bidang dipimpin oleh seorang kepala bidang, yaitu kepala bidang pelayanan, kepala bidang persum personalia dan umum, dan kepala bidang keuangan. Selain itu, kepala cabang membawahi unit fungsional yang terdiri dari empat karyawan. Unit fungsional bertindak dalam melakukan pengawasan mengenai kinerja karyawan di perusahaan. Kedudukan unit fungsional setara dengan kepala bidang. Setiap bidang membawahi pelaksana-pelaksana yang bertugas melakukan pekerjaan di setiap bidang. Masing-masing bidang terdiri dari dua seksi yang dipimpin oleh kepala seksi, yaitu bidang pelayanan terdiri dari seksi penetapan klim yang dipimpin oleh kepala seksi penetapan klim, dan seksi data peserta dan pemasaran dipimpin oleh kepala peserta data dan pemasaran. Selanjutnya bidang persum personalia dan umum terdiri dari seksi umum yang dipimpin oleh kepala seksi umum, dan seksi personalia yang dipimpin oleh kepala seksi personalia, sedangkan bidang keuangan terdiri dari seksi keuangan yang dipimpin oleh kepala seksi keuangan, dan seksi administrasi keuangan yang dipimpin oleh kepala seksi administrasi. Hal ini digambarkan secara jelas, dan dapat dilihat pada Lampiran 1, dari keterangan struktur organisasi tersebut dapat diperoleh keterangan uraian pekerjaan karyawan mengenai tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan masing-masing bidang kerja dan berikut ini adalah tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bidang kerja.

1. Fungsional Pengendali

• Rencana kerja pengendalian mutu operasional kantor cabang • Koordinasi audit mutu internal opening meeting, pelaksanaan audit, dan closing meeting • Penelitian, analisa penilaian dan npengujian terhadap sistem dan prosedur • Penyusunan laporan bulanan kepada kepala kantor cabang utama dengan tembusan kepada Direktur utama.

2. Bidang Pelayanan

• Perencanaan dan koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan dan pemasaran • Pengelolaan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data peserta program TASPEN • Persetujuan atas keabsahan dan pembayaran klim yang diajukan • Penetapan besarnya tagihan premi serta program TASPEN • Pengelolaan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, verifikasi pelaporan kepada Manajemen Kantor Cabang • Peningkatan kualitas pelayanan di kantor cabang, tindak lanjut terhadap keluhan pelayanan yan diterima dengan tindakan koreksi dan pencegahan guna memperbaiki mutu pelayanan

3. Bidang Personalia dan Umum

• Pengelolaan kegiatan pengadaan barang dan jasa serta pendistribusian ke Unit-unit kerja di lingkungan Kantor cabang sesuai kebutuhan unit kerja • Koordinsi dan evaluasi pengelolaan fasilitas-fasilitas kerja di kantor cabang • Pengelolaan kegiatan kesekretariatan, kehumasan dan kemanan, kearsipan, pendidikan dan latihan serta non kedinasan lainnya • Penyelenggaraan administrasi Daftar Gaji, dan kompensasi lainnya serta penyelesaian kewajiban pajak sesuai ketetuan yang berlaku • Penyelenggaraan kegiatan pembinaan dan administratiF PKBL di wilayahnya • Penyelenggaraan Kualifikasi Rekana terhadap Rekanan baru dan entry database rekanan ke dalam daftar rekanan mampu • Evaluasi rekanan dalam kurun waktu1 tahun Anggaran • Dokumentasi terhadap seluruh kegiatan sistem mutu yang telah disepakati

4. Bidang Keuangan

• Perencanaan dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan di kantor cabang • Perencanaan dan pengendalian anggaran di kantor cabang • Penyelenggaraan kegiatan akuntansi dan penyusunan laporan keungan kantor cabang • Penyelenggaraan kegiatan pembendaharaan kantor cabang

4.2. Karakteristik Responden