20 Tabel 2 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Kelas IV Sekolah Dasar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
Mengungkapkan gagasan wacana
lisan sastra dan nonsastra dalam
kerangka budaya Jawa
2.1 Menjawab dan mengajukan
pertanyaan dengan bahasa krama
2.1.1 Menjawab
pertanyaan yang
berhubungan dengan
bacaan menggunakan bahasa krama
2.1.2 Mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan
bacaan menggunakan bahasa krama
6.1 Menceritakan
silsilah tokoh
wayang 6.1.1
Menceritakan kembali
silsilah tokoh wayang lakon Mahabarata
menggunakan bahasa krama
B. Kajian tentang Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama
1. Hakikat Keterampilan Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Menurut Tarigan 1985: 15, berbicara merupakan suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami
atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia
21 mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; dan apakah dia waspada serta
antusias atau tidak Mulgrave dalam Tarigan, 1985: 15. Yunus Abidin 2012: 125 mengemukakan bahwa keterampilan berbicara
merupakan kemampuan seseorang untuk mengeluarkan ide, gagasan, ataupun pikirannya kepada orang lain melalui media bahasa lisan. Berbicara tidak
hanya menyampaikan pesan tetapi proses melahirkan pesan itu sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan berbicara adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa berupa pengucapan bunyi artikulasi atau kata-kata dengan tujuan untuk menyampaikan
pikiran, perasaan, gagasan, dan pendapat kepada orang lain. Penelitian ini membahas tentang keterampilan berbicara bahasa Jawa
krama. Oleh karena itu, berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan bahwa pengertian keterampilan berbicara bahasa Jawa krama yaitu salah satu
jenis keterampilan berbahasa Jawa berupa pengucapan bunyi artikulasi atau kata-kata dengan tujuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, dan
pendapat kepada orang lain menggunakan tingkat tutur berupa ragam krama, baik itu krama lugu maupun krama alus.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara dapat diperoleh dan dikuasai dengan melakukan praktik dan latihan. Hal ini mengandung pengertian bahwa semakin banyak
intensitas praktik dan latihan berbicara, maka semakin bagus pula keterampilan berbicara seseorang.
22 Mulgrave Tarigan, 1985: 22 mengemukakan bahwa proses-proses
intelektual yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan berbicara adalah sebagai berikut.
a. Pengaturan bahan bagi penampilan lisan.
b. Analisis pemirsa, penyesuaian ide-ide dan susunannya bagi para
pendengar. c.
Penggunaan ekspresi yang jelas dan efektif bagi komunikasi dengan kelompok khusus tersebut.
d. Belajar menyimak dengan seksama dan penuh perhatian.
Powers Tarigan, 1985: 19 mengemukakan bahwa terdapat empat jenis keterampilan yang menunjang keberhasilan seorang pembicara, yaitu:
a. Keterampilan sosial
Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk berpartisipasi secara efektif dalam hubungan-hubungan masyarakat.
b. Keterampilan semantik
Keterampilan semantik adalah kemampuan untuk mempergunakan kata- kata dengan tepat dan penuh pengertian. Untuk memperolah keterampilan
semantik, seseorang harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai makna-makna yang terkandung dalam kata-kata serta ketetapan dan
kepraktisan dalam penggunaan kata-kata. c.
Keterampilan fonetik Keterampilan fonetik adalah kemampuan membentuk unsur-unsur fonemik
bahasa kita secara tepat. Keterampilan ini perlu karena turut mengemban
23 serta menentukan persetujuan atau penolakan sosial. Keterampilan ini
merupakan suatu unsur dalam hubungan-hubungan perorangan yang akan menentukan apakah seseorang itu diterima sebagai anggota kelompok atau
sebagai orang luar. d.
Keterampilan vokal Keterampilan vokal adalah kemampuan untuk menciptakan efek
emosional yang diinginkan dengan suara kita. Suara yang jelas, bulat dan bergema menandakan orang yang berbadan tegap dan terjamin, sedangkan
suara yang melengking, berisik, atau serak-parau memperlihatkan pribadi yang kurang menarik dan kurang meyakinkan.
Yunus Abidin 2012: 127 mengemukakan pendapatnya bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara seseorang.
Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut. a.
Kepekaan terhadap fenomena Faktor ini berhubungan dengan kemampuan pembicara untuk menjadikan
sebuah fenomena sebagai sebuah sumber ide. Seorang pembicara yang baik akan mampu menjadikan segala sesuatu yang ada di sekitarnya
sebagai sumber ide. b.
Kemampuan kognisi dan imajinasi Kemampuan ini berhubungan dengan daya dukung kognisi dan imajinasi
pembicara. Pembicara yang baik akan mampu menentukan pembicaraan dan kapan ia harus menggunakan imajinasinya.
24 c.
Kemampuan berbahasa Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan pembicara mengemas ide
dengan bahasan yang baik dan benar. Dalam kaitannya dengan faktor bahasa, pembicara yang baik hendaknya menguasai benar seluruh tataran
linguistik dari fonem hingga semantik-semantik sehingga ia akan mengemas ide tersebut secara tepat makna dan tepat kondisi.
d. Kemampuan psikologis
Kemampuan psikologis berhubungan dengan kejiwaan pembicara, misalnya keberanian, ketenangan, dan daya adaptasi psikologis ketika
berbicara. e.
Kemampuan performa Kemampuan performa lebih berhubungan dengan praktik berbicara.
Seorang pembicara yang baik akan menggunakan berbagai gaya yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan tujuan pembicaraannya.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam penelitian
ini bertujuan
untuk mengakomodasi
faktor-faktor yang
meningkatkan keterampilan berbicara melalui penggunaan media wayang kartun. Media wayang kartun diharapkan dapat membantu siswa dalam
meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama. Hal ini dikarenakan dalam penggunaannya, wayang kartun dioperasikan oleh siswa secara
berkelompok untuk melatih kemampuan berbicara dan keberanian siswa untuk berdialog menggunakan bahasa Jawa krama dengan orang lain. Selain itu,
media wayang kartun melatih siswa menggunakan imajinasinya untuk
25 memahami karakter setiap tokoh yang dimainkan. Hal ini sesuai dengan salah
satu faktor yang meningkatkan keterampilan berbicara, yaitu kemampuan kognisi dan imajinasi. Dalam pembelajaran menggunakan wayang kartun,
siswa berlatih menggunakan imajinasi untuk memperagakan cerita. Selain itu, siswa juga berlatih mengembangkan kemampuan kognisinya dalam memahami
setiap karakter yang diperankan.
3. Jenis-jenis Keterampilan Berbicara