ROA Return On Assets

26 semakin sering underwriter dipilih untuk melakukan penjaminan emisi, maka reputasi underwriter semakin tinggi. Hal ini didasarkan bahwa pada reputational capital paradigm, dimana perusahaan yang memiliki reputasi yang tinggi memilki konsumen yang lebih banyak dikarenakan konsumen akan merasa senang dengan kualitas yang diberikan dan tidak akan meninggalkannya untuk beralih kepada yang lain. Penelitian dari How et al 1995 dalam Ghozali dan Mansur 2002:83 menunjukkan bahwa reputasi underwriter yang tinggi berhubungan negatif dengan underwriter.

2.5. ROA Return On Assets

ROA merupakan ukuran profitabilitas perusahaan. Return On Assets ROA atau Return On Investment ROI digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio profitabilitas rasio rentabilitas yang terpenting digunakan untuk memprediksi return saham perusahaan publik. Rasio rentabilitas merupakan salah satu rasio yang digunakan dalam analisis fundamental. Apabila Return On Assets ROA meningkat berarti profitabilitas perusahaan meningkat sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dimiliki oleh pemegang saham Husnan,2001:340. Return On Assets ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara Net Income Afte Tax NIAT terhadap total aktiva. Dimana NIAT merupakan 27 pendapatan bersih setelah pajak sedangkan total aktiva atau total assets merupakan total aktiva pada periode laporan akhir tahun. Secara sistematis Return On Assets ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA Assets Total NIAT = Ang, 1997:32 Pada dasarnya Profitabilitas yang tinggi pada suatu perusahaan mengurangi ketidakpastian bagi investor sehingga menurunkan underpricing Kim dkk,1993 dalam Ardiansyah,2004. Peryataaan yang lain dari Kim dkk dalam Ariawati 2005:30 menyatakan bahwa profitabilitas memberikan informasi kepada pihak luar perusahaan mengenai efektifitas perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang lebih tinggi. Laba merupakan informasi yang penting bagi investor dalam pengambilan keputusan. Dengan profitabilitas yang tinggi akan menarik lebih banyak investor untuk melakukan investasi sehingga permintaan akan saham perusahaan meningkat. Akibatnya harga saham akan naik dan perubahan harga diantara transaksi yang terjadi semakin kecil. Dengan demikian ada hubungan negatif antara profitabilitas dengan tingkat underpricing. Semakin tinggi profitabilitasnya maka semakin rendah tingkat underpricing-nya.

2.6 Presentase Saham yang Ditahan Pemegang Saham Lama