Pengaruh Reputasi Underwriter terhadap Tingkat Underpricing

68 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai koefisien korelasi variabel independen dalam penelitian ini yaitu reputasi underwriter, ROA, persentase kepemilikan saham yang ditahan pemegang saham lama, financial leverage, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap underpricing. Hal ini disebabkan banyak variabel lain yang menjadi pilihan investor sebagai pertimbangan untuk berinvestasi ke suatu perusahaan yang melakukan penawaran perdana selain variabel-variabel yang dijelaskan dalam penelitian ini seperti standar deviasi, reputasi auditor, umur perusahaan, fractional holding nilai penawaran saham. Hasil penelitian ini sama dengan apa yang dialami oleh Nurhidayati dan Indriantoro 1998 yang kesemua variabel independen yang diteliti tidak ada pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

4.2.2 Pengaruh Reputasi Underwriter terhadap Tingkat Underpricing

Dari persamaan diketahui bahwa variabel Dummy reputasi underwriter tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap underpricing. Penelitian ini tidak konsisten dengan penemuan dari Suyatmi dan Sujadi 2006:29 yang menyatakan bahwa reputasi underwriter berpengaruh signifikan. Tidak signifikannya penelitian ini karena adanya perbedaan penggunaan data. Penelitian yang dilakukan oleh Suyatmi dan Sujadi 2006 menggunakan ukuran reputasi underwriter yang disusun oleh BAPEPAM didasarkan pada total value, sedangkan penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Windahati 69 2007:41 menggunakan data yang berasal dari Pojok BEI atau ICMD 2004-2007 dengan pemeringkatan menggunakan rata-rata total penjaminan underwriter selama periode tersebut, untuk underwriter yang memilki total penjaminan sama dengan atau diatas rata-rata berada dalam kriteria 1 baik dan bagi underwriter yang memiliki total penjaminan dibawah rata-rata memperoleh kriteria 0 tidak baik. Sebaliknya hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah 2004 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara reputasi underwriter dengan tingkat underpricing. Menurut Sumarso 2003:253 bahwa semua perusahaan relatif mudah menyewa underwriter dengan reputasi baik, sehingga investor belum mampu memisahkan perusahaan yang baik dan yang buruk dengan hanya memperhatikan underwriter. Dalam penelitian ini peneliti berpandangan bahwa investor masih belum yakin dengan pemilihan perusahaan dengan menggunakan underwriter yang bereputasi baik karena pada intinya perusahaan yang berkualitas baik akan memberikan sinyal positif tanpa perlu melakukan underpricing melalui underwriter. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Sumarso 2003:257 bahwa Jika sinyal positif dapat mengurangi ketidak pastian ex ante, maka perusahaan tidak perlu melakukan underpricing yang besar saat melakukan penawaran perdana. Salah satu teori penjelasan tradisional yang diberikan Ibbotson 1975 dalam Ronni B 2003:183 antara lain: Saham yang underpriced meninggalkan kesan yang baik terhadap investor sehingga pada waktu berikutnya, saham baru yang dikeluarkan dapat dijual pada harga yang lebih menarik. Teori tersebut 70 mengacu bahwa semua underwriter baik yang bereputasi baik maupun yang bereputasi tidak baik tidak mempengaruhi tingkat underpricing karena pada kenyataannya underwriter tersebut menetapkan underpricing selain agar saham yang dijual tidak tersisa dan ada alasan lain yaitu apabila saham yang ditawarkan tidak laku dijual maka underwriter harus membeli seluruh saham atau obligasi yang tidak laku itu dengan harga yang sama dengan harga penawaran kepada pemodal secara umum sesuai dengan tipe kesanggupan yang ada di Indonesia yaitu full commitment.

4.2.3 Pengaruh ROA Return On Asset terhadap Tingkat Underpricing