70
mengacu bahwa semua underwriter baik yang bereputasi baik maupun yang bereputasi tidak baik tidak mempengaruhi tingkat underpricing karena pada
kenyataannya underwriter tersebut menetapkan underpricing selain agar saham yang dijual tidak tersisa dan ada alasan lain yaitu apabila saham yang ditawarkan
tidak laku dijual maka underwriter harus membeli seluruh saham atau obligasi yang tidak laku itu dengan harga yang sama dengan harga penawaran kepada
pemodal secara umum sesuai dengan tipe kesanggupan yang ada di Indonesia yaitu full commitment.
4.2.3 Pengaruh ROA Return On Asset terhadap Tingkat Underpricing
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa besarnya koefisiensi ROA
Return On Asset adalah sebesar 0,089 yang lebih besar dari signifikasi 0,05. Ini
mengandung makna bahwa setiap kenaikan ROA Return On Asset sebesar 1, maka underpricing akan turun sebesar 0,089 dengan asumsi variabel lain adalah
tetap. Dengan demikian ROA Return On Asset yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO Initial Public Offering sehingga mengurangi tingkat
underpricing. Ghozali dan Mansur 2002:85, menyatakan bahwa semakin tinggi ROA
Return On Asset maka underpricing akan turun. Dari hasil tersebut terlihat bahwa ROA Return On Asset, menunjukkan bahwa tidak berpengaruh secara
signifikan negatif terhadap underpricing. Tidak adanya pengaruh antara ROA Return On Asset terhadap underpricing adalah dikarenakan para investor telah
beranggapan bahwa laporan perusahaan yang melakukan IPO Initial Public Offering telah melakukan mark-up untuk menunjukkan kinerja yang baik
71
Amalia,2008:89. Dengan demikian para investor tidak memperhatikan ROA Return On Asset yang disajikan dalam prospektus, tetapi mereka memperhatikan
ROA Return On Asset untuk beberapa tahun sebelum perusahaan melakukan IPO Initial Public Offering.
Dalam penelitian ini menguji ROAReturn On Asset perusahaan selama 1 tahun. Hasil uji mungkin akan berbeda jika yang dianalisis adalah ROA Return
On Asset beberapa tahun sebelum IPO Initial Public Offering. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daljono 2000 dalam Windahati
2006:76 yang menyatakan bahwa ROA Return On Asset tidak ada hubungannya dengan initial return dalam hal ini adalah underpricing.
4.2.4 Pengaruh Persentase Saham yang Ditahan Pemegang Saham Lama terhadap Tingkat Underpricing
Dari hasil persamaan diketahui bahwa persentase saham yang ditahan pemegang saham lama tidak memilki pengaruh yang signifikan terhadap
underpricing. Tidak adanya pengaruh disebabkan karena tanggapan investor terhadap efisiensi pasar modal Indonesia mulai berkurang. Sesuai dengan efisiensi
setengah kuat dimana harga-harga bukan mencerminkan harga-harga diwaktu yang lalu, tetapi semua informasi yang dipublikasikan Amalia,2008:87. Dengan
kata lain investor tidak bisa memperoleh keuntungan diatas normal dengan memanfaatkan public information. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Nurhidayati dan Indriantoro 1998:28, menyatakan bahwa persentase saham yang ditahan pemegang saham lama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
underpricing.
72
4.2.5 Pengaruh Financial Leverage terhadap Tingkat Underpricing