Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data

43 b = Koefisien regresi Algifari, 2000:62 Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagian dasar analisis. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai + maka dapat dikatakan terjadi pangaruh searah antara variabel independen dengan variabel dependen. Demikian sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai - hal ini menunjukkan pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen.

3.4.1 Uji Asumsi Klasik

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder maka untuk menemukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Masing-masing pengujian asumsi klasik secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Normalitas Ghozali 2005:110 menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggganggu atau residual e disuatu persamaan memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji stastitik menjadi tidak berlaku. Ada dua cara untuk menditeksi 44 apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebab data titik pada sumbu diagonal pada grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Cara lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan melakukan uji statistik non-parametrik. Kolmogorof-Smirnov K-S rehadap niali residual persamaan regresi dengan hipotesis pada tingkat signifikasi 0,05 dimana: H0 = p ≥ 0,05 Data residual berdistribusi normal Ha = p ≤ 0,05 Data residual tidak berdistribusi normal 2. Multikolinearitas Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90 maka ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta dari Varian Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan sikap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut 45 off yang sering dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalh nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 Ghozali, 2005:92. 3. Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedatisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada garfik scatterplot antara variabel dependen dan residualnya dimana sumbu Y adalah yang diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah distudentized Ghozali,2005:105. Dasar analisis: a. Jika terdapat pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.4.2 Pengujian Hipotesis