1 menyusun traskrip verbatim kata demi kata atau catatan lapangan.
2 memberi nomor pada baris-baris transkrip dan atau catatan lapangan
tersebut secara urut dan kontinyu. 3
memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. Dalam menganalisis transkrip, peneliti dapat melakukan langkah
lanjutan yaitu : 1
mengidentifikasi tema-tema yang muncul berdasarkan transkrip yang telah dibuat.
2 memberi kode pada setiap berkas transkrip untuk memudahkan analisis.
3 melakukan interpretasi berkas transkrip.
3.4 Keabsahan Data
Moleong 2007: 320, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi:
mendemontrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang
konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan- keputusannya.
Adapun kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data adalah sebagai berikut Moleong, 2007: 327:
Tabel. 3.2 Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
KRITERIA TEKNIK PEMERIKSAAN
Kredibilitas derajat kepercayaan
1. Perpanjangan keikut-sertaan
2. Ketekunan pengamatan
3. Triangulasi
4. Pengecekan sejawat
5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negatif
7. Pengecekan anggota
Keteralihan 8. Uraian rinci
Kebergantungan 9. Audit kebergantungan
Kepastian 10. Audit kepastian
Berdasakan teknik-teknik pemeriksan keabsahan data tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik ketekunan pengamatan, serta
triangulasi. Moleong 2007: 329 mengatakan bahwa ketekunan pengamatan
bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut Moleong, 2007: 330.
Denzin dalam Moleong 2007: 330 membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyidik, dan teori keabsahan data. Pada penelitian ini penulis melakukannya dengan cara triangulasi dengan sumber dan teori.
Menurut Patton dalam Moleong 2007: 330, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Metode tersebut dilakukan dengan cara
membandingkan data yang diperoleh dari subyek dengan informan diluar subyek.
Triangulasi dengan teori adalah membandingkan teori yang ditemukan berdasarkan kajian lapangan dengan teori yang telah ditemukan
oleh peneliti lain, untuk itu diperlukan adanya penjelasan banding rival explanation.
Metode triangulasi tersebut digunakan dalam suatu penelitian kualitatif sebagai keabsahan data, dimana peneliti me-recheck temuannya
dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber yang dirasa berhubungan dengan penelitian tersebut.
BAB 4 GAMBARAN DAN SETTING PENELITIAN
4.1 Desa Sumbergirang
Desa Sumbergirang adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, propinsi Jawa Tengah. Desa Sumbergirang terdiri
dari 23 RW dan 6 RT. Desa Sumbergirang berada dekat dengan jalur propinsi, yaitu jalur utama yang menghubungkan propinsi Jawa Tengah dan propinsi Jawa
Timur. Desa Sumbergirang terdapat beberapa fasilitas umum seperti pasar, masjid, sekolah, puskesmas, pusat perbelanjaan serta pondok pesantren dan lain-
lain. Di desa Sumbergirang terdapat tiga pondok pesantren yang terdiri dari dua
pondok pesantren putra dan satu pondok pesantren putri. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa Sumbergirang adalah sebagai petani serta pedagang.
Tingkat pendidikan penduduk Desa Sumbergirang juga bermacam-macam, mulai dari lulusan SD, SLTP, SLTA sampai tingkat S1 bahkan ada yang mempunyai
tingkat pendidikan S2, namun sebagian besar penduduk Sumbergirang mempunyai tingkat pendidikan lulusan SLTA.
Di desa Sumbergirang terdapat banyak mata pencaharian yang ditekuni oleh penduduk, mulai dari bertani, pedagang, buruh atau swasta, pegawai negeri,
pengrajin dan lain-lain. Akan tetapi sebagian besar penduduknya bermatapencaharian buruh atau swasta, petani, dan pedagang, dimana sebagian
adalah orang keturunan etnis Cina yang telah menetap di desa Sumbergirang.