BAB 5 TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN
5.1 Proses Penelitian
Peneliti sengaja memilih penelitian ini karena merasa tertarik mengadakan penelitian mendalam terhadap kepedulian orang tua terhadap pendidikan remaja
autis, termasuk kepedulian bapak yang berprofesi guru terhadap pendidikan remaja autis. Seorang guru yang merupakan tokoh yang bergelut di bidang
pendidikan menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Guru merupakan orang yang seharusnya mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan.
Kepedulian terhadap pendidikan menjadi tuntutan bagi semua orang tua, namun tidak semua orang terutama orang tua yang berprofesi guru mempunyai
kepedulian terhadap pendidikan anaknya. Seperti yang sering kita dengar bahwa banyak anak-anak di Indonesia yang masih belum menikmati pendidikan
sebagaimana mestinya, karena ketidakpedulian orang tua terhadap pendidikan. Hal ini banyak ditemukan di daerah-daerah pedesaan.
Ketidakpedulian orang tua terutama bapak yang berprofesi sebagai guru terhadap pendidikan, ditambah lagi pendidikan untuk remaja autis menjadi
latarbelakang peneliti untuk memilih penelitian ini. Peneliti ingin mengetahui seberapa besar kepedulian bapak yang
berprofesi guru terhadap pendidikan remaja autis, faktor apa saja yang mempengaruhi kepedulian mereka serta bagaimana perlakuan bapak yang
berprofesi guru terhadap remaja autis terutama berkaitan dengan pendidikannya. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi
mengenai kepedulian bapak yang berprofesi guru terhadap pendidikan remaja autis.
Dalam penelitian ini peneliti memilih satu orang subyek yang akan dimintai keterangan sehubungan dengan tema penelitian. Dalam mencari subyek
penelitian ini peneliti mengalami kesulitan, mengingat sangat jarang menemukan seorang bapak yang berprofesi guru yang mempunyai anak autis dan bapak
tersebut tidak menyekolahkan anaknya. Namun setelah melalui proses pencarian yang sangat panjang, akhirnya peneliti menemukan sebuah keluarga dengan bapak
yang berprofesi guru yang mempunyai anak autis yang bersedia menjadi subyek penelitian.
Peneliti mengenal subyek Z dari seorang teman yang kebetulan satu kampus dengan peneliti. Setelah dilakukan pendekatan terhadap keluarga subyek
Z, akhirnya Z bersedia menjadi subyek penelitian ini. Pendekatan dan perkenalan dengan subyek berlangsung dengan baik namun membutuhkan waktu yang cukup
lama, karena jarak antara tempat tinggal peneliti dengan rumah subyek sangat jauh. Setelah peneliti mengadakan pendekatan dan mengutarakan maksud untuk
melakukan penelitian mengenai kepedulian terhadap pendidikan anaknya yang autis, mereka sepakat dan bersedia membantu peneliti selama penelitian
berlangsung. Subyek dan keluarga menunjukan sikap yang ramah dan terbuka terhadap peneliti.
Selama proses penelitian, subyek Z cenderung mudah ditemui dan mudah untuk diwawancarai. Hanya saja karena jarak yang jauh antara rumah subyek
dengan tempat tinggal peneliti, membuat proses wawancara tidak dapat dilakukan
sewaktu waktu, karena untuk mencapai rumah subyek dibutuhkan waktu kurang lebih lima jam dari tempat tinggal peneliti. Namun karena kebaikan subyek,
akhirnya penelitian dapat berjalan tanpa hambatan yang berarti. Karena dalam proses penelitian subyek mengijinkan peneliti untuk tinggal dan menginap di
rumah subyek selama beberapa hari untuk mengadakan penelitian. Penelitian ini tidak selamanya berjalan lancar, ada beberapa jadwal wawancara dengan subyek
yang diundur karena kepentingan keluarga subyek. Dalam proses wawancara, subyek menggunakan campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa,
sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam menggunakan jawa kromo inggil. Karena subyek kadang menggunakan bahasa jawa, dan untuk komunikasi sehari
hari di rumah Z menggunakan bahasa jawa. Namun berkat kerjasama yang baik antara peneliti dengan subyek penelitian maka hambatan–hambatan yang ada
dapat teratasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
wawancara mendalam, observasi serta penggunaan alat tes psikologi untuk mengetahui kepribadian subyek. Peneliti mengadakan beberapa wawancara
mendalam dan observasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Wawancara mendalam dilakukan di rumah subyek.
Proses penelitian dapat berjalan dengan baik berkat kerja sama peneliti, subjek dan para informan yang informasinya sangat dibutuhkan untuk
kepentingan cross-check data penelitian. Pada akhirnya, kesemuanya berjalan dengan lancar meskipun memerlukan perjuangan yang cukup berat. Peneliti harus
berulangkali datang ke rumah subyek yang jaraknya sangat jauh dan membutuhkan waktu kurang lebih lima jam perjalanan.
5.2 Gambaran Umum Subyek Penelitian Z