2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
Bagan 2.1 Dinamika Psikologis Perilaku Ketidakpedulian Seorang Bapak yang
Berprofesi Guru Terhadap Pendidikan Remaja Autis
Ayah yang berprofesi
guru Remaja
autis
TUNTUTAN: Mempunyai
kepedulian yang tinggi terhadap
pendidikan FAKTA:
Tidak menyekolahkan
anak autis
Memberikan pendidikan serta
terapi untuk anak autis.
Tidak memberikan
terapi serta pendidikan
Pandangan masyarakat terhadap anak negatif
anak autis = aib yang harus ditutupi
MASALAH: Ketidakpedulian
terhadap pendidikan anak
autis
Faktor:
1. Pengabaian
atau kelalaian 2.
Perhatian dan pengasuhan
yang kurang 3.
Tidak terdapatnya
fasilitas pendukung
4. Jumlah anak
yang dimiliki
Faktor: 1.
Menjalankan peran sebagai
orang tua 2.
Persamaan persepsi
3. Motivasi kedua
orang tua 4.
Status sosial ekonomi
Penjelasan dari bagan di atas bahwa, seorang guru idealnya mempunyai kepedulian yang besar terhadap pendidikan, namun pada
kenyataannya, guru tersebut tidak menyekolahkan anaknya yang autis. Adapun faktor yang mempengaruhinya yaitu kelalaian atau pengabaian,
perhatian dan pengasuhan yang kurang, serta jumlah anak yang dimilikinya. Fasilitas yang tidak tersedia juga menjadi faktor yang mempengaruhi
ketidakpedulian orang tua terhadap pendidikan remaja autis. Perilaku tidak menyekolahkan anaknya tersebut menggambarkan ketidakpedulian seorang
ayah yang berprofesi sebagai guru terhadap pendidikan. Ketidakpedulian tersebut berdampak terhadap remaja autis. Remaja autis tersebut tidak
memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. Padahal sebagai seorang guru, hendaknya ayah ini dapat memberikan pendidikan untuk
anaknya yang autis. Minimal orang tua memberikan terapi di rumah. Beberapa faktor yang mempengaruhi orang tua memberikan pendidikan terhadap
anaknya adalah kesadaran orang tua dalam menjalankan perannya, persamaan persepsi, motivasi kedua orang tua, serta status sosial ekonomi. Dari
kesenjangan tersebut menimbulkan masalah ketidakpedulian terhadap pendidikan remaja autis. Hal ini dipengaruhi juga oleh pandangan masyarakat
terhadap anak autis.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Moleong 2007: 6 mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai : “penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.
Metode penelitian kualitatif banyak macamnya, salah satunya adalah studi kasus. Salim 2001: 93 menyebutkan “studi kasus adalah suatu
pendekatan untuk mempelajari, menerangkan atau menginterpretasi suatu kasus case dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari
pihak luar”. Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan studi kasus yaitu karena peneliti ingin mengetahui secara mendalam mengenai suatu
kasus dan kekhususan dari suatu kasus dimana kasus yang diteliti adalah kasus yang terjadi secara natural.
Mooney 1988 dalam Salim 2001: 95 menyebutkan macam studi kasus berdasarkan model pengembangannya yaitu :
1. Studi kasus tunggal dengan Single level analysis : studi kasus yang menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan satu masalah
penting.