Teori Produksi Pesan Tinjauan Pustaka

commit to user bagi pengirim atau penerima. Jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja maupun tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan. Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. 52 Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda sign, tindakan atau perbuatanaction atau obyek. 53 Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang merupakan salah satu bentuk komunikasi non verbal. Tindakan atau perbuatan juga dapat menggantikan kata-kata misalnya menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan rumah, menghalangi seseorang lewat saat ia sedang mngejar orang lain, menggebrak meja dan sebagainya. Dalam penelitian ini, bentuk komunikasi yang digunakan adalah komunikasi verbal yang berupa dialog atau percakapan dan komunikasi non verbal atau perilaku yang berupa tindakan dan bahasa tubuh.

3. Teori Produksi Pesan

Teori produksi pesan menjelaskan bagaimana kita menciptakan apa yang kita tulis, ucapkan dan ekspresikan dengan orang lain, lalu proses verbal apa yang terlibat didalamnya, untuk apa dan dengan cara apa pesan diproduksi untuk berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana perbedaan 52 Larry A. Simovardan Richard E. Porter, Intercultural Communication: A Reader, California: Wandsworth Publishing Company, 1985 53 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Jakarta: Graha Ilmu, 2009,hal 81 commit to user budaya mempengaruhi proses produksi pesan. Mekanisme budaya apa yang mempengaruhi produksi pesan. 54 Little John dalam bukunya menyebutkan beberapa teori yang termasuk dalam teori-teori produksi pesan. Salah satunya adalah teori konstruktivisme yang menjelaskan tentang produksi pesan yang dipengaruhi oleh sistem kognitif individu.  Teori Konstruktivisme Teori konstruktivis atau konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Delia dan rekan –rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut. Konstruktivist melakukan pendekatan pemahaman produksi pesan dimulai dari sistem kognitif individu. 55 George Keely menegaskan cara pandang pemahaman pribadi seseorang dilakukan dengan pengelompokan peristiwa menurut persamaan dan perbedaannya. Perbedaan ini menjadi dasar penilaian 54 Stephen W Foss Littlejohn, Karen A, Theories of Human Communication, 8 th edition, USA: Thomson Wadsworth,2005, hal 15 55 Katherine Miller, Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts. Boston: McGraw-Hill,2005, hal 105 commit to user ihwal sistem kognitif individual yang besifat pribadi dan karenanya berbeda dengan konstruksi sosial. Aliran ini meyakini bahwa sistem kognitif individu berkembang kompleks. Individu yang cerdas secara kognitif dapat membuat banyak perbedaan dalam satu situasi dibanding orang yang secara kognitif lemah. Inilah yang disebut differensiasi kognitif. Differensiasi ini mempengaruhi bagaimana pesan menjadi kompleks. 56 Delia dan koleganya kemudian menegaskan hubungan antara kompleksitas kognitif dengan tujuan dari pesan. Pesan sederhana hanya memiliki satu tujuan sementara pesan kompleks memiliki banyak tujuan. Dalam komunikasi antarpersona pesan-pesan sederhana berupaya mencapai keinginan satu pihak saja tanpa mempertimbangkan keinginan orang lain. Sementara pesan kompleks dirancang memenuhi kebutuhan orang lain. Pada pesan kompleks inilah komunikasi antarpersona dapat tercipta. Konstruksionisme dengan demikian dapat dikategorikan komunikasi yang berpusat pada orang komunikasi berbasis diri dan differensiasi kognitif menunjukkan adanya desain pesan. Selain kompleksitas kognitif, komponen utama yang lain dari teori konstruktivist melibatkan pesan yang dihasilkan. Sekali lagi, beberapa teori dasar constructivis propositions menginformasikan 56 Ardianto, Op.Cit, hal 158. commit to user tentang fitur komunikasi. Teori Bernstein 1975 menyatakan bahwa individu dalam melakukan sesuatu dikonstruksi oleh orientasi kehidupannya sendiri dan oleh orientasi posisi subjek itu dalam hidupnya. Individu yang berbasis subjek akan menggunakan elaborasi kode yang menghargai kecenderungan, perasaan, dari sudut pandang orang lain. Sebaliknya, individu berbasis posisi akan menggunakan kode-kode terbatas yang mengikuti aturan dan norma- norma situasi kutural tertentu. 57 Komunikasi berbasis diri adalah model komunikasi yang memeriksa proses lahirnya pesan berdasarkan orientasi diri. Menurut teori kalangan konstruktivits, pesan- pesan berbasis diri merefleksikan kewaspadaan dan adaptasi subjektif, afektif serta aspek relasional dalam konteks komunikasi. Sebuah pesan berbasis ”diri” merupakan suatu gagasan yang menyokong kebutuhan pendengarnya, perhatian atas situasi yang mungkin dan mengarah pada tujuan yang beragam. Selanjutnya kaum konstruktivis merumuskan tingkatan bagaimana sebuah pesan bisa berbasis ”diri” melalui pengkodean respons buka- tutup. Dalam menganalisis pesan ini, para peneliti akan menanyakan produksi pesan berbasiskan situasi tertentu misalnya, bagaimana membuat nyaman seorang teman yang baru mengalami keretakan hubungan dengan kekasihnya, berbicara dengan orang tua hingga 57 Katherine Miller, Op.Cit, hal 107. commit to user terlelap. Pesan-pesan ini kemudian dikodekan dengan menggunakan sistem pengkodean tertentu secara hierarkis yang kemudian dikembangkan untuk pesan dalam situasi spesifik. 58 Asumsi dasar teori ini adalah hubungan yang terbentuk dalam sebuah kelompok sosial akan mempengaruhi jenis pembicaraan yang digunakan oleh kelompok itu. Prinsip dasar konstruktivisme adalah tindakan ditentukan oleh konstruk diri juga sekaligus konstruk lingkungan luar diri. Komunikasi pun demikian, ditentukan oleh diri di tengah pengaruh lingkungan luar. Pada titik ini dikemukakan teori Ron Herre mengenai perbedaan antara person dan self. Person adalah diri yang terlibat dalam lingkup publik, pada dirinya terdapat atribut sosial budaya masyarakatnya. Self adalah diri yang ditentukan oleh pemikiran khasnya di tengah pengaruh sosial budaya masyarakatnya. 59 Pembagian konsep diri ini diperlukan untuk memahami konteks komunikasi interaksi. Konsep diri menurut West Lynn H. Turner adalah seperangkat perspektif yang relatif stabil yang dipercaya orang mengenai dirinya sendiri. Prinsip konstruksivisme menyatakan bahwa situasi emosi atau alasan merupakan konstruksi dari situasi yang mempengaruhi individu. Misalnya emosi bukanlah reaksi yang muncul begitu saja. Emosi dimaknai dan dikemukakan sesuai dengan 58 Ardianto, Op.Cit, hal 160. 59 Ibid. commit to user aturan yang sudah dipelajari dalam interaksi sosial dengan orang lain. Faktor lain yang mempengaruhi proses komunikasi berbasis diri adalah konsep tentang tujuan. Setiap individu dalam interaksinya selalu berusaha untuk memanajemen tujuan. Tujuan itu bisa bersifat instrumental seperti mengajak atau memberitahukan seseorang dan relasional mendukung penampilan seseorang, menunjukkan pesona diri. 60

4. Komunikasi Massa