commit to user
potongan adegan, gambar dan sebagainya. Dalam unit sintaksis cara yang digunakan adalah menghitung frekuensi dari unit
baha sa seperti berapa kali kata “teroris” muncul dalam suatu
teks.
101
e. Unit Proporsional
Unit proporsional adalah unit analisis yang menggunakan pernyataan proposisi yang menghubungkan dan mempertautkan
satu kalimat dan kalimat lain dan menyimpulkan pernyataan yang terbentuk dari rangkaian antar kalimat ini.
102
8. Penelitian Terdahulu
Telah banyak penelitian mengenai metode analisis isi kuantitatif yang digunakan dalam mengkaji aspek pesan komunikasi di bidang ilmu
komunikasi. Di UNS sendiri telah banyak peneliti yang menggunakan analisis isi untuk mengkaji berbagai media seperti koran, majalah, iklan
dan tayangan televisi. Namun di UNS masih jarang bahkan peneliti belum menemukan penelitian komunikasi yang menggunakan metode
analisis isi kuantitatif untuk meneliti film. Penelitian film di UNS biasanya menggunakan analisis semiotika dan wacana. Alasan ini yang
membuat peneliti terdorong untuk melakukan penelitian film dengan metode analisis isi kuantitatif.
101
Eriyanto, op.cit, hal 71.
102
Eriyanto, op.cit, hal 80
commit to user
Penelitian analisis isi di komunikasi UNS kebanyakan didominasi oleh penelitian pada media cetak dan tayangan televisi. Salah satu penelitian
media elektronik yang menggunakan analisis isi kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan oleh Gembong Triantoro 2012 dengan judul
Perbandingan Pesan Moral dalam Sinetron Studi Perbandingan Analisis Isi Pesan Moral dalam Sinetron Sampean Muslim di MNC TV
dan Binar bening Berlian di RCTI periode Desember 2011. Penelitian tersebut menganalisis perbedaan isi dalam dua sinetron yang ditayangkan
oleh dua stasiun berbeda yaitu Sinetron Sampean Muslim di MNC TVdan Binar bening Berliandi RCTI selama periode Desember 2011. Sample
yang digunakan yaitu 10 episode pada masing-masing sinetron yang tayang selama bulan Desember 2011. Unit analisis yang digunakan
berupa sikap dan kata-kata yang ada dalam scene. Sikap dan ucapan yang mengandung pesan moral diperinci kedalam 9 kategori yaitu
sabar,jujur,sopan, rendah hati, taat beribadah, tawakkal, penolong, takwa dan penyesalan. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan
frekuensi pesan moral dari kedua sinetron.
103
Objek penelitian Gembong hampir sama dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti yaitu dua buah media elektronik, meskipun peneliti
menggunakan media film dan penelitian Gembong menggunakan media sinetron di televisi. Namun jika penelitian Gembong dimaksudkan untuk
103
GembongTriantoro, Skripsi “Perbandingan Pesan Moral dalam Sinetron Studi Perbandingan Analisis Isi Pesan Moral dalam Sinetron Sampean Muslim di MNC TV dan Binar bening Berlian
di RCTI periode Desember 2011 ”, Surakarta,2012, hal viii
commit to user
menguji hipotesis tentang adanya perbedaan dari kedua sinetron, peneliti lebih memilih untuk menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan tanpa adanya maksud untuk melakukan uji hipotesis seperti yang dilakukan dalam penelitian milik Gembong
Triantoro 2011.
Penelitian lain tentang analisis isi yang juga mengkaji film sebagai objek penelitiannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Iqbal
Fahmi 2014 dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Dimensi-Dimensi Kekerasan dalam Film Fast and Furious
Analisis Isi pada Film Fast and Furious 6”. Penelitian ini
menggunakan pendekatan eksplanatif dengan hasil hipotesis diterima yang menyatakan bahwa terdapat kekerasan dengan berbagai dimensi di
film Fast and Farious 6. Dimensi-dimensi kekerasan tersebut antara lain bentuk kekerasan, tokoh pelaku kekerasan, tokoh korban kekerasan,
gender pelaku kekerasan, gender korban kekerasan, efek kekerasan, motif kekerasan dan sumber kekerasan. Dari penelitian inilah peneliti
menggunakan dimensi pelaku selain nilai-nilai patriotisme karena melihat dimensi ini berperan penting untuk melihat siapa tokoh yang
paling dominan menampilkan nilai-nilai patriotisme dalam film.
Selain dua penelitian tersebut, penelitian internasional yang dilakukan Srividya Ramasubramanian 2005 dari Departemen Komunikasi Texas
AM University dengan judul “A Content Analysis of The Portrayal of
commit to user
India in Films Produced in West ”
104
juga mengkaji film dengan menggunakan metode analisis isi kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif yang meneliti kapan,dimana dan bagaimana India dan masyarakat India digambarkan dalam film-film Barat dari tahun
1993-2005. Dari populasi sebanyak 125 film diambil 24 film sebagai sampel dengan cara random sampling. Unit analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah scene dan karakter dalam film yaitu 1.016 scene dan 421 karakter. Unit scene dianalisis melalui dua kategori yaitu
environmental variables dan socio-cultural variable. Environmental variables atau variabel lingkungan terdiri dari iklim,polusi,pemandangan
sekitar, moda transportasi dan kehadiran burung atau binatang. Socio- cultural variables atau variabel-variabel sosial-budaya terdiri dari agama,
aktivitas saat senggang, status wanita dan kemiskinan. Sedangkan untuk unit karakter dianalisis melalui kategori peran, gender, ras, pekerjaan,
kelas, tempat tinggal dan bahasa. Hasil dari penelitian ini yaitu polusi,panas, suasana pedesaan, transportasi tradisional,dan ritual
kegamaan lebih sering ditampilkan dalam adegan yang dilakukan di India daripada di Barat. Sementara dalam level karakter, kemiskinan, pekerjaan
tradisional dan berbicara bahasa Inggris dengan logat yang kental juga lebih sering ditampilkan dalam adegan yang dilakukan di India daripada
di Barat. Seperti yang digunakan dalam penelitian tersebut, peneliti juga
104
Srividya Ramasubramanian, “A Content Analysis of The Portrayal of India in Films Produced
in West”. The Howard Journal of Communicatios, 16:243-265, 2005, http:people.tamu.edu~srivinewindexResearch_filesRamasubramanian_2005_HJoC.pdf,
diakses 15 November 2014 pukul 22:48 WIB.
commit to user
memilih untuk menggunakan pendekatan deskriptif untuk menganalisis nilai-nilai patriotisme yang ditampilkan dalam film Sang Pencerah
2010 dan Sang Kiai 2013.
commit to user
F. Kerangka Pemikiran
Bagan 1. Kerangka Pemikiran
Film Sang Kiai 2013
Deskripsi Sinopsis,Tema dan Adegan
Nilai-Nilai Patriotisme :
1. Keberanian
2. Rela Berkorban
3. Pantang
Menyerah 4.
Kesetiakawanan Sosial
5. PercayaDiri
6. Toleransi
Tokoh Pelaku Patriotisme:
1. Utama
2. Pendukung
3. Figuran
4. Utama dan
Pendukung 5.
Utama dan Figuran
6. Pendukung dan
Figuran Potongan Adegan yang
Menampilkan Nilai-Nilai Patriotisme dalam Film
Sang Pencerah 2010
Hasil Analisis Hasil Analisis
Perbandingan Analisis Isi PesanNilai- Nilai Patriotisme dalam Film Sang
Kiai2013 dan Film Sang Pencerah 2010
Film Sang Pencerah 2010
Deskripsi Sinopsis,Tema dan Adegan
Potongan Adegan yang Menampilkan Nilai-Nilai
Patriotisme dalam Film Sang Kiai 2013
Nilai-Nilai Patriotisme :
1. Keberanian
2. Rela Berkorban
3. Pantang
Menyerah 4.
Kesetiakawanan Sosial
5. PercayaDiri
6. Toleransi
Tokoh Pelaku Patriotisme:
1. Utama
2. Pendukung
3. Figuran
4. Utama dan
Pendukung 5.
Utama dan Figuran
6. Pendukung dan
Figuran