23
3. Emosi mudah berubah, sering marah – marah, rasa harga diri mudah
tersinggung. 3
Perubahan kehidupan seksual Bustan, 1997: 116.
2.2.1.3. Jumlah Pendapatan
Faktor ekonomi yang berhubungan dengan daya beli masyarakat. Kemampuan ekonomi masyarakat biasanya tercermin pada kondisi lingkungan
perumahan seperti sarana air minum, jamban keluarga, SPAL, lantai, dinding, dan atap rumah. Kemampuan anggaran rumah tangga juga mempengaruhi kecepatan
untuk meminta pertolongan kesehatan apabila seseorang individu tiba –tiba saja terkena penyakit. Hal ini juga akan berdampak pada praktik perilaku hidup bersih
dan sehat Widoyono, 2008 : 5. Daya untuk membeli makanan tergantung pada penghasilan seseorang.
Perilaku konsumsi makan merupakan hasil dari interaksi antara faktor ekonomi dengan faktor sosial budaya. Faktor ekonomi berhubungan dengan tingkat
pendapatan seseorang. Tingkat pendapatan akan menentukan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi. Besarnya suatu keluarga dan tingkat
pendapatan berhubungan dengan kualitas dan kuantitas makanan yang akan dikonsumsi Mulyono Joyomartono, 2006:99.
2.2.1.4. Status Pekerjaan
Kerja merupakan suatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari
oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang ingin dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya
24
kepada sesuatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya Pandji Anoraga, 2005 : 11.
Bertambah luasnya lapangan kerja, semakin mendorong banyaknya kaum wanita yang bekerja, terutama di sektor swasta. Di satu sisi lain berdampak positif
bagi pertumbuhan pendapatan untuk meningkatkan konsumsi keanekaragaman makanan, namun di sisi lain berdampak negatif terhadap pembinaan dan
pemeliharaan anak terutama kurangnya pemberian ASI Eksklusif Pandji Anoraga, 2005 :120.
Menurut Mulyono Joyomartono, ada perbedaan yang berarti antara ibu yang juga bekerja dengan ibu yang tidak bekerja dalam hubungannya dengan
kebiasaan makan. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa rendahnya intake itu tidak disebabkan status pekerjaan tetapi karena tidak sempurnanya pengunaan
waktu oleh ibu – ibu yang bekerja. Ini sejalan dengan analisis yang menghubungkan ibu yang bekerja dengan praktik – praktik kesehatan. Ibu yang
tidak bekerja dapat menyusui anaknya lama dan mau menyiapkan makanan sendiri yang membawa akibat tingkat nutrisi lebih baik Mulyono Joyomartono,
2006 :99. 2.2.1.5.
Jumlah Anggota Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil kehidupan bangsa, yang sangat diharapkan dapat mengatur, mengendalikan masalah poleksosbudhankamka politik, ekonomi,
sosial, budaya, ketahanan dan keamanan keluarga yang secara berantai menuju yang lebih besar dan terakhir berskala nasional. Gerakan keluarga berencana
Indonesia telah menjadi contoh bagaimana negara dengan penduduk terbesar
25
keempat didunia dapat mengendalikan dan menerima gerakan keluarga berencana sebagai salah satu bentuk pembangunan keluarga yang lebih dapat dikendalikan
untuk mencapai kesejahteraan. Visi Keluarga Berencana yaitu mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS. Dalam mencapai sasaran
NKKBS itu pernah dicanangkan konsep pancawarga artinya keluarga terdiri dari hanya tiga anak, sedangkan pengertian tersebut makin berkembang menjadi
konsep caturwarga yaitu hanya memiliki 2 anak saja. Melalui gerakan keluarga berencana, Indonesia ingin mengurangi kemiskinan dengan berbagai usaha,
sosial-politik dan bantuan ekonomi sehingga masyarakat makin dapat menikmat arti keadilan sosial dengan meningkatkan keluarga sejahtera Manuaba,
1999:206. Jumlah anggota keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan
seperti penyakit menular dan gangguan gizi dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar karena besarnya tanggungan secara relatif
mungkin harus tinggal berdesak-desakan di dalam rumah yang luasnya terbatas hingga memudahkan penularan penyakit menular di kalangan anggota-
anggotanya; karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka mungkin pula dapat membeli cukup makanan yang bernilai gizi cukup
atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia, dan sebagainya Soekidjo Notoatmodjo,2003:19.
Banyak sedikitnya jumlah keluarga dapat memberikan sumbangan baik secara materiil maupun spiritual bagi kelangsungan hidup suatu keluarga.
Disamping itu juga dapat memberikan dampak pada kesehatan lingkungan
26
maupun kesejahteraan keluarga tersebut baik positif maupun negatif Hari Iskriyanti ,2002: 50.
2.2.1.6. Penyuluhan kesehatan