87
hidup bersih dan sehat, maka perilaku tersebut tidak akan terlaksana. Pada umur berapapun, jika seseorang sudah mempunyai dorongan yang kuat dari dalam diri
individu tersebut maka praktik berperilaku hidup bersih dan sehat tersebut akan terwujud. Karena dorongan dalam diri individu dapat mewujudkan motivasi untuk
melakukan suatu aktivitas. Atas dasar motivasi inilah maka perilaku hidup bersih dan sehat akan terbentuk Juli Soemirat Slamet, 2003 : 9.
Seiring bertambahnya umur proses menua maka akan terjadi perubahan fisik-biologisjasmani, perubahan mental-emosionaljiwa dan perubahan
kehidupan seksual. Perubahan tersebut misalnya ditandai dengan fungsi penglihatan dan pendengaran mulai berkurang, sering pikun pelupa Bustan,
1997: 116. Disisi lain, perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas, yang merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai
macam gejala seperti perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan dan fantasi Soekidjo Notoatmodjo, 2003:135. Hal ini akan berpengaruh pada hasil
penerimaan informasi tentang PHBS yang akan diterima oleh responden akan kurang maksimal.
5.1.2.3. Hubungan Antara Jumlah Pendapatan dengan Praktik PHBS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara jumlah pendapatan dengan praktik ibu rumah tangga tentang PHBS di Desa Tunggulsari
Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun 2010. Hal ini didasarkan pada hasil analisis dengan uji chi square diperoleh p value = 0,0001 p value 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Syafrizal 2002:99 yang menunjukkan bahwa pendapatan status ekonomi diduga berhubungan dengan
88
perilaku hidup bersih dan sehat, karena mempunyai kontribusi yang besar terhadap penyediaan fasilitas atau sarana kesehatan seperti jamban, sarana air
bersih, pemenuhan gizi yang cukup, tempat sampah dan pemeliharannya. Hasil penelitian yang dilakukan Djastuti 1992 dalam Syafrizal
menjelaskan tentang kajian pelaksanaan program keluarga berencana di Perusahaan Jamu Jago Semarang menemukan ada hubungan antara biaya
pelayanan dengan pemanfaatan fasilitas tempat pelayanan keluarga berencana, yang menunjukkan ada hubungan antara pendapatan dengan pelayanan keluarga
berencana. Penelitian Irawan 1998 menyatakan, dari analisa studi data kualitatif
hasil survey dampak krisis terhadap ketahanan ekonomi rumah tangga dan pedesaan ditemukan bahwa, akibat pendapatan yang terbatas banyak rumah
tangga miskin terpaksa merobah pola makanan pokoknya kebahan makanan paling murah dengan kualitas yang rendah, serta mengurangi frekuensi makan dari
tiga kali menjadi dua kali atau satu kali. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan minimum makanan lebih prioritas dari kebutuhan minimum bukan makanan yang
terdiri dari perumahan, sandang dan jasa. Faktor ekonomi yang berhubungan dengan daya beli masyarakat akan
berkaitan secara signifikan dengan penyakit menular. Kemampuan ekonomi masyarakat biasanya tercermin pada kondisi lingkungan perumahan seperti sarana
air minum, jamban keluarga, SPAL, lantai, dinding, dan atap rumah. Kemampuan anggaran rumah tangga juga mempengaruhi kecepatan untuk meminta
pertolongan kesehatan apabila seseorang individu tiba –tiba saja terkena penyakit,
89
Hal ini juga akan berdampak pada praktik perilaku hidup bersih dan sehat Widoyono, 2008 : 5
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan keluarga dalam 1 bulan dari sebagian besar responden tergolong dalam kategori penghasilan tinggi
yaitu sebanyak 46 responden 52,3, karena penghasilannya diatas UMR Kabupaten Kendal tahun 2010 yang sebesar Rp 780.000,-bulan. Pendapatan yang
cukup akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Dengan pendapatan yang lebih dari UMR tersebut maka ibu rumah tangga dapat mengelola pendapatan tersebut
dengan lebih leluasa, sehingga ibu dapat mewujudkan praktik perilaku hidup bersih dan sehat pada keluarga dan lingkungan dengan seoptimal mungkin.
5.1.2.4. Hubungan Antara Status Pekerjaan dengan Praktik PHBS