Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya. Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 242 243 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA l Pantai Pedaunan Indah l Pulau Lengkuas l Pulau Burung. l Pulau Babi l Pantai Teluk gembira. l Pantai Penyabong l Pantai Tanjung Kiras l Pantai Batu Lobang l Pulau Seliu l Pulau batu Dinding Sungai, Danau, Kolam Renang l Pemandian Dayang Sri Pinai l Pemandian Jerry. l Pemandian Air Serkuk l Pemandian Putri Marini l Pulau Rasau Indah l Pemandian Tirta Marundang Air Terjun. l Air Terjun Gurok Beraye l Air Terjun Batu Mentas Pegunungan. l Bukit Berahu Tanjung Binga . l Bukit Baginde. l Gunung Tajam Bini. l Gunung Paramund Lainnya. l Goa Nek Santen

2. Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya.

Obyek wisata Budaya dan atraksi budaya di Kabupaten Belitung meliputi : l Musium Pemkab. Belitung l Makam Keramat Gunung Tajam l Makam Raja Badau l Musium Badau Upaya Pengelolaan Kawasan: Uraikan lengkap, tambahkan dengan gambar-gambar. l Makam Pendiri Kota Tanjung Pandan di Desa Kembiri. l Upacara Buang Jong l Upacara Nirok Nanggok. l Upacara Maras Taun. l Upacara Adat Perkawinan. l Upacara Kelahiran. l Permainan Beripat, l Permainan Lesung Batang l Atraksi Sembayang Rebut. l Atraksi Sembayang Kubor

3. Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus.

l Wisata Selam l Penambangan Timah Rakyat. l Desa Nelayan Tanjung Binga. l Perkampungan Suku Bali Balitong. l Wisata Berburu. l Wisata Mancing di Laut. l Perkebunan Kelapa Sawit, Perkebunan Lada l Ngerepak Durin Aksesibilitas : Kabupaten Belitung sangat mudah di akses, baik melalui darat, laut maupun udara. Kabupaten Belitung sudah memiliki sarana dan prasarana yang sangat memadai. Memiliki 2 dua buah pelabuhan pelayaran besar yaitu Pelabuhan Laskar Pelangi di Tanjungpandan, yang melayani rute pelayaran kapal dari dan menuju Jakarta serta Pangkalbalam, Pangkalpinang. Baik kapal cepat Express Bahari yang melayani rute Tanjungpandan-Pangkal Balam, yang menempuh waktu ±4,5 jam perjalanan maupun kapal fery yang melayani rute Tanjungpandan-Tanjung periok, Jakarta yang menempuh waktu ±15 jam. serta Pelabuhan Tanjung Ru di Badau yang melayani rute pelayaran kapal PELNI yang melayani rute Belitung-Tanjung Priok Jakarta, serta kapal fery menuju Bangka. Selain itu Kabupaten Belitung juga memiliki Bandara Udara H.A.S Hanandjoedin, yang sudah melayani beberapa rute penerbangan dengan beberapa maskapai. Diantaranya Rute Tanjungpandan-Jakarta yang dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia, City Link, Sriwijaya Air. Rute Tanjungpandan-Pangkalpinang yang dilayani oleh maskapai Sriwijaya Air, dan Wings Air. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 244 245 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 246 247 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Belitung Timur STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 248 249 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Sekilas tentang Kawasan Selain karena keanekaragaman hayati sumber daya ikan yang masih tejaga keasliannya, alas an lain kawasan ini dicadangkan menjadi kawasan konservasi karena lokasinya yang sangat strategis karena bersinggungan langsung dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia ALKI. Lokasi ini juga merupakan daerah tempat penyu berkembang biak serta telah lama dikenal sebagai habitat ikan-ikan langka dan dilindungi yakni Ikan Napoleon. Peluang pengembangan kawasan ini sebagai lokasi ekowisata pun kini terbuka luas karena potensi-potensi tersebut. Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Belitung Timur Dasar Hukum : Pencadangan melalui Keputusan Bupati Belitung Timur Nomor 2.05.5021DKPI2012 tentang Penunjukan Kawasan Konservasi Perairan Gugusan Pulau Pemesut Sebagai Zona Inti, Pulau Nangka Sebagai Zona Perikanan Berkelanjutan dan Pulau Sandung Sebagai Zona Pemanfaatan Mina Wisata Bahari Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012 Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 801.568 Ha Status Pengelolaan : Telah diinisiasi dan dicadangkan pada tahun 2012 Letak Geograis dan Administratif : Kawasan ini terletak di wilayah administrasi Kabupaten Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 250 251 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Mukomuko STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 252 253 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Sekilas Tentang Kawasan: Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Mukomuko Pada Saat Ini adalah pengelolaan berbasis masyarakat, dimana pemerintah daerah merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pengelolaaan habitat penyu dengan melibatkan memberdayakan masyarakat setempat. Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, BKSDA dan LSM YSI Yayasan Sipef Indonesia Perusahaan Setempat memfasilitasi dalam hal biaya operasional, sarana dan prasarana bagi kelompok masyarakat yang mengelola menjaga kawasan konservasi. Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Muko-Muko Dasar Hukum : Berdasarkan Perda Kabupaten Mukomukono. 4 Tahun 2010. Luas Kawasan : ± 2.240 Ha Lokasi : Desa Retak Ilir Kec. Ipuh Kabupaten Mukomuko Keanekaragaman Hayati : Penyu, mangrove. Penyu di Kabupaten Mukomuko sejak dahulu mendarat di Kawasan pantai Desa Retak Ilir sampai dengan Muara air Hitam. Dalam tiap musim penyu bertelur bisa mencapai 15 sampai 20 ekor per malam. Dari Bulan Januari sampai bulan Juni bisa mencapai ratusan penyu yang mendarat dengan berbagai jenis penyu, dari jenis –jenis tersebut masyarakat belum bisa mengidentiikasikan, tetapi hanya bisa mengenalnya dengan penyu besar, penyu pendek, penyu menengah dan penyu ceper. Namun lama kelamaan jumlah penyu yang mendarat semakin lama semakin berkurang sehingga terlihat drastis penurunannya. Urgensi pencadangan kawasan konservasi ini adalah untuk melindungi dan melestarikan penyu dan habitatnya dari pemanfaatan pihak yang tidak bertanggung jawab. Dukungan masyarakat yang concern terhadap upaya-upaya konservasi merupakan alas an kuat didirikannya kawasan konservasi ini. Potensi Pariwisata : Obyek Pariwisata yang terdapat di Kabupaten Muko-Muko antara lain: l Pulau Enggano l Taman Buru Gunung nana’ua l Danau Gedang, l Pemandian Gunung Selan, l Pantai Lais l Pantai Muko-Muko Status Pengelolaan : Sejak dicadangkan tahun 2010, kawasan ini belum memiliki rencana pengelolaan dan zonasi secara deinitive. Pengelolaan saat ini dilakukan secara kolaboratif di bawah koordinasi dinas perikanan dan kelautan setempat. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 254 255 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Bengkulu Utara STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 256 257 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara Dasar Hukum : Peraturan Bupati Bengkulu Utara No Tahun 2010 Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 37.167,93 Ha Letak Geograis dan Administratif : Kawasan ini terletak di sekitar perairan Pulau Enggano dengan rincian sbb : • Lokasi I seluas 20.512,183 Ha terletak antara Talang Enggano – Tanjung Labula termasuk Pulau Dua, Pulau Merbau, dan Pulau Bangkai. • Lokasi II seluas 16.655,210 Ha terletak antara Tanjung Laksaha –Tanjung Koomang Keanekaragaman Hayati : Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar yang dimiliki Indonesia, oleh sebab itu kegiatan konservasi perlu diintensifkan dalam rangka melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar Pulau Enggano seperti terumbu karang dan mangrove. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 258 259 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Kaur Linau, Merpas, Sekunyit Dasar Hukum: Dasar hukum pencadangan kawasan konservasi perairan Linau, Merpas, dan Sekunyit sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD Kabupaten Kaur adalah SK Bupati Kaur No. 180 tahun 2007 yang dikeluarkan pada tanggal 20 Juni 2007. Luas Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 50.308 Ha. Letak Geograis dan Administratif : Kawasan Konservasi ini berada pada posisi geograis 103 03’ – 103 34’ LS dan 04 55’ – 04 59’ BT. Sementara itu, secara administrasi, Kabupaten Kaur berbatasan langsung dengan Provinsi Lampung, sebelah Timur dengan Provinsi Sumatera Selatan, sebelah Barat dengan Samudera Hindia. Keanekaragaman Hayati : Terumbu karang dan ikan hias adalah 2 dua di antara sumberdaya unggulan di kawasan ini. Jenis-jenis karang yang sering ditemukan antara lain Porites lobata, Favia sp, Goniastrea sp, Leptoria phrgia, Leptastrea teransversa, jenis encrusing: Porites lichen, Montipora verrucosa dan sedikit karang bercabang : Acropora formosa, Pocillopora damicornis. Selain itu terdapat hard coral berupa CME karang api jenis Mellipora sp, ACB Acropora bercabang acropora formosa, CF Coral fo liose Montipora foliosa. Sementara itu, Jenis ikan hias yang ditemukan di perairan ini disusun berdasarkan kelompok-kelompok, seperti Acanthuridae Acanthurus glaucopareius,Acanthurus leusternon, Acanthurus lineatus, Acanthurus nigrofuscus,Paracanthurus hephatus, Antennaridae Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Kaur Histrio histrio, Apogonidae Apogon cyanasoma, Sphaeramia nematoptera, Balastidae Balistoides conspicillum, Balistapus undulates, Rhinecanthus aculeatus, Rhinecanthus verrucosus, Ephippidae Platax pinnatus, Platax teira, Holocentridae Myrispitis sp, Sargocentron diadema dsb. Potensi Pariwisata : Beberapa obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Kaur diantaranya adalah, lokasi pantai Laguna Ujung Lancang di Desa Merpas, Kecamatan Nasal, Pantai Way Hawang Desa Waihayang Kecamatan Maje, pantai dan Pelabuhan Linau Desa Linau, Kecamatan Maje, Pantai Desa Sekui yit Kecamatan Kaur Selatan serta Pantai Hili Kecamatan Semidang Gumay. Aksesibilitas : Kawasan Konservasi Kabupaten Kaur berada di pesisir Barat dari Kabupaten Kaur. Untuk menuju ke lokasi tersebut dari Jakarta menggunakan Pesawat menuju bandar udara Fatmawati Soekarno di Provinsi Bengkulu. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan mobil menuju kota Bintuhan ibukota Kabupaten Kaur de ngan jarak sekitar 250 km dari Kota Bengkulu. Kawasan Konservasi tersebut dapat dicapai melalui Jalan Lintas Barat Sumatera yang melewati Kota Bintuhan, Kabupaten Kaur. Status Pengelolaan : Meskipun rencana pengelolaan dan zonasi serta lembaga pengelola khusus masih dalam proses pembentukan, sejumlah upaya pokok pengelolaan telah dilakukan pemerintah antara lain melalui kegiatan : l Sosialisasi kepada masyarakat l Pembuatan Gedung Penetasan Penyu l Pemasangan papan papan pengumuman l Pengadaan perahu karet untuk pengawasan l Zonasi KKPD Dekonstrasi 2012 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 260 261 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Lampung Barat STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 262 263 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Potensi Pariwisata : Pantai Barat merupakan kawasan potensial dan terdapat berbagai lokasi wisata yang memiliki daya tarik terutama sebagai lokasi olahraga laut, misalnya memancing, menyelam, dayung, selancar, dan ski air. Lokasi dan obyek wisata tersebut tersebar di Kecamatan Lemong, Pesisir Utara, Pesisir Tengah, Karya Penggawa, Pesisir Selatan, dan Bengkunat. Selain obyek wisata bahari, terdapat juga obyek wisata budaya, antara lain: Pesta Sakura, dan Nabuh Kelukup, kebiasaan menabuh memukul kelukup kentongan raksasa yang dilakukan pada setiap bulan puasa dsb. Aksesibilitas : Ibukota Kabupaten Lampung Barat di Liwa, yang berjarak sekitar 330 km dari Bandar Lampung ibukota Provinsi Lampung dan dapat ditempuh melalui jalan darat sekitar 6 jam. Jalan akses dari Liwa menuju ke berbagai ibukota kecamatan di wilayah pesisir dengan mudah ditempuh melalui jalan darat beraspal yang merupakan jalan negara dan provinsi. Sedangkan aksesibilitas antar kecamatan yang terletak di wilayah pesisir mudah ditempuh, baik menggunakan alat transportasi darat melalui jalan negara yang kondisinya cukup baik maupun menggunakan alat transportasi laut perahu, speed boat. Status Pengelolaan : l Dilakukan kegiatan sosialisasi dan publikasi pada masyarakat dan pemerintah daerah tentang KKLD 2007- 2011, melalui diskusi, pameran, baliho, poster dan lealet. l Melakukan pengelolaan KKLD laporan terlampir 2006- 2010 l Membangun sarana dan prasarana pengelolaan KKLD di Pekon Muara Tembulih yang meliputi : l Pembebasan tanah pusat penangkaran penyu 2008 l Pembangunan pondok penangkaran penyu 2008 l Pembangunan Kantor Pengawasan 2009 l Pembangunan Pondok Wisata, Pondok Jaga, dan menara pengawas 2009 l Pagar penangkaran penyu 2010 l Pengadaan Kapal Operasional KKP 2008 dll. l Pembuatan Dokumen Manajemen Plan KKLD 2009 l Kerjasama dengan Yayasan Mitra Bentala dalam rangka pemberdayaan kelompok penangkar penyu di KKLD 2007-2009. l Mengusulkan ketetapan menteri Kelautan dan Perikanan melalui Surat Bupati Lambar No. 9121070II.09-KP3K VI2010 perihal Usulan Tindak Lanjut Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan. l Kajian Populasi dan Habitat Penyu di Lampung Barat Dekon 2006 l Renstra Wisata Bahari Lampung Barat Pariwisata Lampung, 2007 l Pembuatan Proil Pulau Betuah DKP, 2007 l Renstra Wilayah Pesisir dan P2K Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Tulang Bawang dekon 2008 l Rencana Zonasi WP3K Kab. Lampung Barat dekon 2009 l Renstra Wilayah Pesisir dan P2K Provinsi Lampung 2010 l Rencana Induk Pariwisata Daerah Provinsi Lampung 2011 l Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Lampung Barat 2011 Nama Kawasan : Taman Pesisir Ngambur dan Taman Pulau Betuah Kabupaten Lampung Barat Dasar Hukum: SK Pencadangan Bupati Lampung Barat Nomor B206KPTS II.122012 Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 5.741,32 Ha untuk Taman Pesisir Ngambur dan 9.718,36 Ha untuk Taman Pulau Betuah.. Letak Geograis dan Administratif : Kawasan Konservasi Kabupaten Lampung Barat terletak pada posisi 104 o 05’55,92 LU - 104 o 07’11,97” LS dan 5 o 29’51,30” - 5 o 31’44,99” BT ini memiliki luas kawasan sekitar 14.866,87 ha. Topograi wilayahnya sebagian besar berupa dataran tinggi yang curam, daerah berbukit sampai bergunung yang merupakan bagian dari Bukit Barisan yang membentang dari Utara ke Selatan Sumatera. Keanekaragaman Hayati : Satwa-satwa penting yang ada di pesisir Lampung Barat adalah penyu, lumba-lumba, paus dan udang lobster. Penyu bisa ditemukan di hampir seluruh pesisir Lampung Barat. Jenis-jenis penyu yang bisa ditemukan adalah Penyu Hijau Chelonia mydas, Penyu Sisik Erethmochelys imbricata, Penyu Lekang Lepidochelys olivacea dan Penyu Belimbing Dermochelys coriacea. Sementara lumba-lumba dan paus diperkirakan ada di Samudera Hindia seperti lumba- lumba risso abu-abu Grampus griseus, lumba-lumba biasa Delphinus delphis, paus sejati Selatan Eubalaena australis, paus biru Balaenoptera musculus, paus bersirip Balaenoptera physalis, lodanpaus kerdil Kogia breviceps, paus cebol Kogia simus, dan lumba-lumba pintal Stenella longirostris yang sering dekat pulau Klinowska, 1991; Silalahi dan Suwelo, 2003. Terdapat beberapa jenis udang lobster yang ditemukan di beberapa tempat di Lampung Barat yaitu Udang Mutiara Panulirus ornatus, Udang Batu P. penicilatus, Udang Bambu P. versicolor dan Udang Hijau P. homarus. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 264 265 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Tanggamus STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 266 267 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Penyebaran mangrove di pesisir Teluk Kiluan tidak berada disepanjang pesisirTeluk Kiluan, namun hanya terdapat dipesisir Teluk Kiluan sekitar Dusun BandungJaya. Hutan mangrove yang ada hanya seluas 1,5 ha, terdiri dari 1 ha dalam kondisi baik sedangkan sisanya dalam kondisi rusak. Jenis vegetasi mangroveyang ada terdiri dari jenis Pedada Sonneratia alba, Kacangan Aedicerascorniculaum, Terumtum Lumnitzera racemosa, Tinjang Rhizophora sp dan Nipahbuyuh Nypa Fructicans Perairan di sekitar Teluk Kiluan menjadi habitat dari 2 jenis penyu, yaituPenyu Sisik Erethmochelys imbricata dan Penyu Hijau Chelonia mydas. Populasi penyu yang pernah teridentiikasi di wilayah Teluk Kiluan diperkirakan mencapai 32 ekor pada tahun 2007. Namun saat ini, semakin sulit menemukan penyu di kawasan Teluk Kiluan, baik penyu yang berada perairan maupun yang mendarat untuk bertelur. Hal ini diduga disebabkan penurunan populasi yang drastis akibat perburuan penyu dan pengambilan telurnya yang pernah marak pada awal tahun 2000-2005. Terdapat 2 dua jenis spesies lumba-lumba yaitu lumba- lumbaparuh panjangSpinner dolphin Stenella longirostris dan Lumba-lumba hidung botolBottlenose dolphin Tursiop Nama Kawasan : Taman Wisata Perairan Teluk Kiluan dan sekitarnya di Kabupaten Tanggamus Dasar Hukum: SK Pencadangan Bupati Tanggamus Nomor B.39932112014 tanggal 11 November 2014 Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 76.214,33 Ha. Letak Geograis dan Administratif : Teluk Kiluan adalah teluk kecil yang merupakan bagian dari Teluk Semangka di Provinsi Lampung. Secara administrasi, termasuk dalam wilayah pekon desa Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus. Pekon Kiluan Negeri memiliki luas wilayah 276,1 km 2 termasuk perairan Teluk Kiluan. Topograi wilayah Pekon Kiluan Negeri sangat beragam. Wilayahnya terdiri dari daratan, persawahan, hingga perbukitan, dengan ketinggian wilayah bervariasi, mulai dari ketinggian 5-400 meter dpl. Berdasarkan pengamatan, Teluk Kiluan merupakan teluk yang dikelilingi oleh perbukitan dengan wilayah dataran Salah satu potensi di Kawasan Konservasi yang menjadi andalan adalah adanya kegiatan ekowisata di teluk Kiluan. . Keanekaragaman Hayati : Kondisi tutupan terumbu karang hidup yang ada disekitar Teluk Kiluan sangatbervariasi. Tutupan terumbu karang hidup terutama berada disekitar selat antaraDusun Bandung Jaya dan Pulau Kelapa serta disekitar Pulau Kelapa. Sekitarperairan ini menjadi lokasi wisata snorkling. Namun dibanyak lokasi, terutamayang terletak di pesisir barat dan timur bagian dalam Teluk Kiluan kondisi terumbukarang tergolong rusak. Hal ini ditandai dengan tingkat tutupan terumbu karanghidup yang kurang dari 10. Kerusakan terumbu karang ini diduga disebabkanoleh pengambilan terumbu karang sebagai bahan bangunan dan kegiatan destruktif ishing penggunaan bahan peledak bom ikan truncatus yang hidup disekitar perairan Teluk Kiluan. Kedua jenis lumba-lumba tersebut cenderung untuk membentuk kelompok kecil dengan jumlah 4-6 ekor. Kemudian pada saat tertentu, kelompok-kelompok kecil ini bersatu membentuk kelompok yang lebih besar. Pemunculan lumba-lumba di perairan umumnya sebanyak 2 kali setiap hari, yaitu pada pagi hari sekitar pkl.07.00-08.00 WIB dan sore hari, sekitar pukul 17.00 WIB. Potensi Pariwisata : Keberadaan lumba-lumba di sekitar Teluk Kiluan menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan ke kawasan ini. Kegiatan wisata yang berkembang yaitu pengamatan lumba-lumba Dolphin watching. Wisatawan dapat berlayar ke laut lepas menggunakan perahu ketinting untuk berburu foto dan mengamati tingkah laku lumba-lumba diperairan bebas. Aksesibilitas : Pekon Desa Kiluan Negeri termasuk daerah yang terpencil dan jauh dari pusat pemerintahan. Jarak tempuh kawasan Teluk Kiluan dari kota-kota terdekat antara lain: 1 Jarak dari Bandar Lampung ibukota Provinsi Lampung ke Pekon KiluanNegeri kurang lebih 78 km, dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda 4selama 3-3,5 jam. Kondisi jalan sebagian besar baik, namun rusak berat dibeberapa lokasi. 2 Jarak dari Kota Agung ibukota Kabupaten Tanggamus ke Pekon Kiluan Negeri kurang lebih 148 km. 3 Jarak dari Pekon Napal ibukota Kecamatan Kelumbayan ke Pekon Kiluan Negeri kurang lebih 18 km. Belum ada angkutan umum resmi yang sampai ke pekon. Untuk menuju pekon Kiluan Negeri menggunakan angkutan umum non trayek yang berangkatdari Pekon Kiluan Negeri – Bandar Lampung PP 1 kali dalam sehari. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 268 269 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Jawa PADEGLANG SUKABUMI INDRAMAyU CIAMIS PANGANDARAN BREBES TEGAL PEKALONGAN BATANG JEPARA GUNUNG KIDUL BANTUL SIDOARJO SITUBONDO PASURUAN SUMENEP STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 270 271 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Dasar Hukum : Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Pandeglang dan laut sekitarnya ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Pandeglang Nomor 660Kep.369-Huk2007. Letak Kawasan: Perairan Labuan, Panimbang, Cigeulis, Sumur Cibitung. Potensi Pariwisata : Potensi pariwisata yang telah dikelola antara lain; i sumber mata air panas Cisolong, ii Situ Cikedal di Kecamatan Cikedal, iii Pantai Carita, kolam Renang Alam Cikoromoy, iv wisata Pantai Bama, dan v wisata Tanjung Lesung. Kabupaten Pandeglang juga menjadi pintu masuk menuju Taman Nasional Ujung Kulon dengan masuk melalui Kecamatan Panimbang yang merupakan batas timur dari Taman Nasional. Aksesibilitas : Kabupaten Pandeglang berjarak 111 KM dari Jakarta dengan waktu tempuh sekitar dua setengah jama hingga tiga jam dari Jakarta. Untuk menjangkau Kabupaten Pandeglang dapat ditempuh dengan jalan darat dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Akses darat ke Pandeglang menggunakan kendaraan umum bisa melalui Kota Serang via Terminal Pakupatan. Status Pengelolaan : Kawasan ini dicadangkan oleh Bupati pada Tahun 2007. Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Pandeglang STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 272 273 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Sukabumi STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 274 275 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Sukabumi Taman Pesisir Penyu Pantai Pangumbahan Dasar Hukum : Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan dicadangkan dengan status Taman Pesisirmelalui pencadangan SK Bupati Sukabumi Nomor 523Kep.639-Dislutkan2008 yang dikeluarkan pada tanggal 31 Desember 2008. Surat Edaran Bupati Sukabumi No. 523851.ADislutkan-08 tanggal 30 April 2008 perihal Pengelolaan Penyu Pantai Pangumbahan. Surat Edaran Bupati Sukabumi No. 523932.ADislutkan-09 tanggal 16 April 2009 perihal Pengelolaan Konservasi Penyu di Pantai Pangumbahan. Luas Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 1.771 Ha. Letak Geograis dan Administratif : Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan merupakan bagian dari Kecamatan Ciracap dan terletak pada posisi geograis 106 19’37”-106 20’07”LS-07 19’08”- 07 20’52”BT. Secara administratif, Desa Pangumbahan berbatasan dengan Cagar Alam BKSDA Cikepuh dan Desa Gunung Batu di sebelah Utara, sebelah Timur dengan Desa Gunung Batu, sebelah Timur dengan Desa Gunung Batu dan Desa Ujung Genteng, dan sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia. Keanekaragaman Hayati : Penyu Belimbing Dermochelys coriecea, Penyu Sisik Eretmochelys imbricata, Penyu Lekang Lepidochelys olivacea, Penyu Tempayan caretta caretta, Penyu Pipih Narator depressus, Penyu Hijau Chelonia mydas Potensi Pariwisata : Taman Pesisir Penyu Pantai Pangumbahan dapat dijadikan tempat wisata minat khusus yakni turtle watching melihat penyu bertelur, pelepasan tukik dan wisata kolam sentuh. Di kawasan ini juga telah dibangun pusat informasi yang bisa dijadikan sebagai tempat wisata pendidikan dalam rangka memperkenalkan konservasi penyu kepada para pelajar- mahasiswa. Aksesibilitas : Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan dapat diakses melalui berbagai rute, yaitu: 1. Rute dari Bogor menggunakan jalan darat menuju Palabuhanratu dengan waktu tempuh 2-3 jam. 2. Rute dari Lebak melalui jalur Selatan menggunakan jalan darat menuju Palabuhanratu. 3. Rute dari Cianjur menggunakan jalan darat menuju Palabuhanratu dengan waktu tempuh 1-2 jam. 4. Untuk mencapai wilayah Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan dapat diakses dengan jalan darat dari Palabuhanratu. Status Pengelolaan : Taman Pesisir Pangumbahan saat ini telah memiliki rencana pengelolaan dan zonasi serta UPTD pengelola kawasan yang sudah operasional. Sejumlah sarana dan prasarana juga telah diadakan untuk mendukung pengelolaan seperti Pusat informasi, Pos Jaga, Gerbang kawasan, aula dsb. Sejumlah Program Corporate Social Responsibility CSR juga telah berpartisipasi aktif dalam pengelolaan kawasan seperti dari PT Bio Farma dan Pt Astra Daihatsu Motor. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 276 277 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Indramayu STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 278 279 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Indramayu Pulau Biawak Dasar Hukum : Dasar hukum Penetapan Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi dan Wisata Laut adalah SK Bupati Indramayu No. 556Kep.528 Diskanla2004 yang dikeluarkan pada tanggal 7 April 2004 Luas Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 720 Ha. Letak Geograis dan Administratif : Pulau Biawak dan sekitarnya terdiri dari tiga pulau kecil, yaitu Pulau Biawak atau yang dikenal juga dengan Pulau Rakit, Pulau Gosong, dan Pulau Candikian Pulau Rakit Utara. Secara Potensi Pariwisata : Pulau Biawak dan sekitarnya memiliki sejumlah obyek wisata menarik, antara lain: Situs Makam Belanda, Situs Makam Syarif Hasan, Menara Mercu Suar. Selain itu, kawasan ini juga sering dijadikan tempat wisata ‘menonton Biawak’ yang merupakan satwa langka di Indonesia. Aksesibilitas : Pulau Biawak dan sekitarnya yang terletak di sebelah Utara Indramayu, yaitu sekitar 26 mil ± 50 km dari daratan Indramayu ini dapat dijangkau dengan menggunakan kapal nelayan dengan lama perjalanan 4-6 jam. Akses menuju pulau ini berasal dari beberapa daerah sekitarnya, misalnya Brondong dan Karangsong. Untuk menuju pulau tersebut harus memakai perahu yang disewa dari nelayan karena tidak ada angkutan khusus yang berangkat setiap hari. geograis, Kawasan Konservasi ini terletak pada koordinat sbb: P. Biawak 06°56’022’’ LS dan 108°22’015’’ BT P. Gosong 5°52’076”LS dan 108°24’337’’ BT P. Candakian 5°48’089”LS dan 108°24’487’’BT Keanekaragaman Hayati : Pulau Biawak merupakan pulau hutan yang banyak ditumbuhi berbagai jenis bakau sebagai ciri khas eksosistem mangrove. Kondisi ekosistem mangrove masih baik dengan tumbuhnya berbagai ragam jenis mangrove yang sudah langka sebagaimana jarang dijumpai di pantai Utara Jawa. Jenis-jenis bakau yang tumbuh diantaranya adalahSonneratia sp, Avicennia sp, Bruguiera sp, Rhizophora sp, Ceriops sp, Acanthus sp, Lummitterae, Xylocarpus, Aigicera, Nipa sp dan sebagainya. Status Pengelolaan Tahun 2006 l Kantor Pengelola KKLD di Komplek Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu. l Kapal Wisata KKLD, kapasitas 25 Orang, Kecepatan 10 knotjam, dilengkpai Life Jacket sebanyak 25 pcs Jaket Pelampung, Life Bouy 5pcs, Radio SSB single side band, GPS geographic position system, HT handy talky, dan Pemandu Wisata guideinterpreter. l Radar dan Fish Finder l Pusat Informasi dan Pos Jaga di Pulau Biawak l Dermaga Pelabuhan Jetty di Pulau Biawak. l Tempat Penangkaran Biota Laut Langka dan Ikan Hias. l Peralatan Selam diving sebanyak 3 Unit dan Kompresor STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 280 281 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA l Mouring Bouy tempat tampat perahu di laut l Papan informasi penunjuk arah potensi wisata. l Sarana kebersihan, Tempat duduk dan shelter. Tahun 2007 l Kantor Pengelola KKLD di Komplek Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu. l Kapal Wisata KKLD, kapasitas 25 Orang, Kecepatan 10 knotjam, dilengkpai Life Jacket sebanyak 25 pcs Jaket Pelampung, Life Bouy 5pcs, Radio SSB single side band, GPS geographic position system, HT handy talky, dan Pemandu Wisata guideinterpreter. Pelampung, Life Bouy 5pcs, Radio SSB single side band, GPS geographic position system, HT handy talky, dan Pemandu Wisata guideinterpreter. l Radar dan Fish Finder l Pusat Informasi dan Pos Jaga di Pulau Biawak l Dermaga Pelabuhan Jetty di Pulau Biawak. l Tempat Penangkaran Biota Laut Langka dan Ikan Hias. l Peralatan Selam diving sebanyak 3 Unit dan Kompresor l Mouring Bouy tempat tampat perahu di laut l Papan informasi penunjuk arah potensi wisata. l Sarana kebersihan, Tempat duduk dan shelter. Tahun 2009 l Pembangunan grassblok Bangunan KKLD l Rehab dan Peninggian Jembatan l Pembangunan Tempat Tambat Perahu l Radar dan Fish Finder l Pusat Informasi dan Pos Jaga di Pulau Biawak l Dermaga Pelabuhan Jetty di Pulau Biawak. l Tempat Penangkaran Biota Laut Langka dan Ikan Hias. l Peralatan Selam diving sebanyak 3 Unit dan Kompresor l Mouring Bouy tempat tampat perahu di laut l Papan informasi penunjuk arah potensi wisata. l Sarana kebersihan, Tempat duduk dan shelter. Tahun 2008 l Kantor Pengelola KKLD di Komplek Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu. l Kapal Wisata KKLD, kapasitas 25 Orang, Kecepatan 10 knotjam, dilengkpai Life Jacket sebanyak 25 pcs Jaket STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 282 283 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Ciamis STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 284 285 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Ciamis Dasar Hukum : Dasar hukum pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Ciamis adalah Peraturan Bupati Ciamis Nomor : 15 Tahun 2008. Luas Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 29.823,99 Ha. Letak Geograis dan Administratif : Kawasan Konservasi Kabupaten Ciamis terletak pada posisi geograis 07 41’01”– 07 49’11” LS dan 108 26’58” – 108 46’56” BT. Sementara secara administratif, Kabupaten Ciamis berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan di sebelah Utara, Kabupaten Tasikmalaya di sebelah Barat, Provinsi Jawa Tengah di sebelah Timur, dan Samudera Indonesia di sebelah Selatan. Keanekaragaman Hayati : Di wilayah pesisir Kabupaten Ciamis ditemukan 18 jenis mangrove yang didominasi oleh jenis Rhizophora apiculata, Scyphiphora hydrophyllaceae, Acantus ilicifolius, Nypa fruticans dan Acrosticum aureum dan 9 jenis mangrove ikutan yang didominasi oleh jenis Pongmia pinnata dan Terminalia cattapa, Pandanus tektorius, Hibscus sp, dan Cerbera manghas. Namun demikian, Rhizophora apiculata adalah jenis mangrove yang paling dominan di wilayah pesisir Kabupaten Ciamis. Ekosistem lamun di pesisir Ciamis didominasi oleh Thallasia hemprichii dan Enhalus acoroides, sementara biota laut yang berasosiasi dengan lamun yaitu jenis-jenis ikan tertentu, crustacea, molusca Pinna, Lambis, dan Strombus, echinodermata Holothuria dan Aste roidea, bulu babi Diadema sitosum dan cacing laut polychaeta. Terumbu karang Pangandaran didominasi oleh karang-karang massif, yang merupakan karang-karang berbentuk padat dan keras. Hasil pengamatan bawah air ditemukan berbagai jenis karang diantaranya Goniastrea retiformis, G. favulus, G. aspera, G. pectinata, Platygyra pini, P. lamellina, Montastrea curta, M. annuligera, M. magnistellata,Leptastrea transversa, Cyphastrea serailia, C. Chaldium, Echinopora lamellose, E. gemmacea, E. hirsutissima. Berkembangnya karang padat dan keras disebabkan oleh faktor kedalaman air dan kerasnya hempasan gelombang Samudera Hindia. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 286 287 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Potensi Pariwisata : Kabupaten Ciamis memiliki banyak lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai obyek wisata, diantaranya adalah Cagar Alam Pangandaran, Karang Tirta, Batu Hiu dan Batu Karas Aksesibilitas : Kawasan Konservasi Perairan Ciamis mempunyai jarak yang cukup dekat, baik dengan ibu kota provinsi maupun kabupaten. Lokasinya dapat dicapai melalui jalur Utara dan Selatan. Untuk transportasi darat bisa menggunakan angkutan umum atau menyewa mobil. Kendaraan umum berupa bus antar kota bisa ditempuh dengan rute Jakarta- Ciamis-Pangandaran dan Bandung-Ciamis-Pangandaran. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 288 289 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Brebes STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 290 291 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Sementara itu, Waduk Malahayu terletak di Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes,Jawa Tengah; ± 6 km dari Banjarharjo atau 17 km dari Tanjung. Luas kawasan ini sekitar 944 hektare dan dibangun pada tahun 1930 oleh Kolonial Belanda. Fungsi waduk ini disamping sebagai sarana irigasi lahan pertanian wilayah Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, Losari, Tanjung dan Bulalakamba juga sebagai pengontrol banjir serta dimanfaatkan untuk rekreasi. Di obyek wisata ini dapat ditemukan panorama alam pegunungan yang indah, dikelilingi hutan jati yang luas dan telah dijadikan bumi perkemahan dan wana wisata. Berbagai fasilitas tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu dayung, panggung terbuka serta disediakan tempat parkir yang cukup luas Wikipedia. Nama Kawasan : Suaka Perikanan Waduk Malahayu dan Waduk Penjalin Dasar Hukum : Dasar hukum pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Brebes adalah Keputusan Bupati Brebes Nomor : 523177 Tahun 2007 Tentang penetapan daerah perlindungan sumberdaya ikan suaka perikanan sebagai zona penyangga penebaran benih ikan di perairan umum waduk mahalayu kecamatan Banjarharjo dan Waduk Penjalin Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Sekilas tentang kawasan Waduk Penjalin memiliki luas 1,25 km2 dan isi 9,5 juta m3, terletak di tengah-tengah Desa Winduaji , 2,4 km arah selatan ibu kota Kecamatan Paguyangan . Dari ibu kota kecamatan ke arah selatan jurusan Purwokerto , kemudian sampai Desa Winduaji belok kanan ke lokasi waduk. Dari kota Paguyangan jaraknya 6 km, dari kota Bumiayu 12 km. Sedangkan dari Purwokerto 30 km. Waduk Penjalin terletak perbatasan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Brebes. Waduk ini dibangun tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Belanda bersamaan dengan Waduk Malahayu. Air waduk ini dipersiapkan untuk menyuplai irigasi Sungai Pemali bawah dan areal persawahan. Penjalin dalam Bahasa Jawa berati rotan. Di bagian muka waduk ini terdapat tanggul dengan ketinggian 16 m, lebar 4 m, dan panjang 850 m. Keliling waduk dikitari pedukuhan Mungguhan, Keser Kulon, Kali Garung, Kedung Agung, Soka, Karangsempu, Pecikalan, dan Karangnangka. Sedangkan di sebelah timur yang merupakan tanggul dan pintu gerbang waduk adalah dukuh Keser Tengah. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 292 293 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Tegal STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 294 295 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan KonservasiPerairan Karang Jeruk Dasar Hukum : Keputusan Bupati Tegal Nomor: 5234482010 Luas Kawasan Kawasan Suaka Perikanan Karang Jeruk memiliki luas sekitar 53 Hektar dengan rincian sebagai berikut : Zona Inti 10,365 hektar antara 109°11’57,068” – 109°12’16,249” BT dan 06°48’34,689” – 06°48’45,240” LS Zona Penyangga 42,825 hektar antara 109°11’50,560” – 109°12’22,766” BT dan 06°48’28,174” – 06°48’51,741” LS Zona Pemanfaatan : Di luar Zona inti Karang jeruk dan zona pemanfaatan Potensi Pariwisata :

1. Wisata Pantai Purwahamba