STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
234 235
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
terdapat perikanan budidaya laut dalam bentukan keramba jaring apung ikan kerapu.
Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini diantaranya mangrove dan terumbu karang. Bentuk
tipe pantai Pulau Sebongkok adalah landai dan berpasir. Kondisi terumbu karang di pulau ini cukup
baik terutama di daerah sebelah timur pulau. Hal ini disebabkan pemilik 10A ikut berperan aktif dalam
menjaga kelestariannya. Sedangkan mangrove hampir terdapat di sekeliling pulau ini.
h Pulau Ajimusa Letak geograis Pulau Ajimusa pada koordinat 107
°
23’ 303” BT dan 3
°
02’ 355” LS disebelah utara berbatasan dengan Pulau Naduk, sebelah Selat Gaspar, sebelah
timur dengan pulau Belitung, dan sebelah barat berbatasan dengan pulau Lima. Jarak dari pelabuhan
Tanjung Pandan sejauh 26.5 mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 2 - 3 jam perjalanan dengan
menggunakan perahu dengan kekuatan 5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan sinyal
telepon seluler. Pulau Ajimusa tidak didiami oleh penduduk. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau
ini terumbu karang. Bentuk tipe pantai Pulau Ajimusa adalah landal pasir berpasir dan pantai landal berbatu.
i Pulau Bau Karang Karang Bahu
Letak geograis Pulau Mendanau pada koordinat 107
°
104’ 923” BT dan 3
°
01’ 923” LS disebelah utara berbatasan dengan Selat Gispar, sebelah selatan
dengan Pulau Simedang, sebelah timur dengan Selat Umende, pulau Kelemar, pulau Gresik, dan sebelah
barat berbatasan dengan pulau Bakau, Selat Gaspar. 3arak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 37,5
mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 4-5 jam perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan
5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan sinyal telepon setuler. Pulau Bau Karang didiami oleh
32 Kepata keluarga. Sarana dan prasarana di pulau Bau Karang diantaranya terdapat sebuah Sekolah Dasar,
dan sebuah masjid. Di pulau ini rata-rata penduduk adalah bekerja sebagai nelayan tangkap dengan alat
sinyal telepon seluler. Pulau Sikindang didiami 3 jiwa yang merupakan penjaga dan pemilik KJA di sekitar
perairannya. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini adalah terumbu karang. Bentuk tipe pantai
pulau Sikindang adalah landai pasir berkarang. Berdasarkan hasil studi LIPI 2005 diketahui bahwa
ekosistem mangrove di pulau-pulau di Kecamatan Selat Nasik terdiri dari jenis Avecennia sp., Sonneratia
sp. dan Rhizophora sp.
3. Kecamatan Membalong
A. Kondisi Pantai Kondisi pantai yang ada di wilayah Kecamatan
Membalong umumnya pantai berlumpur, pasir, berbatu dengan tanaman pantai berupasemak, baringtonia dan
beberapa jenis mangrove. Pantai yang ada di wilayah Kecamatan Membalong antara lain Pantai Seliu, Mentigi,
Tanjungrasa, Membalong, Kembiri, Perpat, Lassar, Simpang rusa, dan Pulau Sumedang. Pulau Seliu memiliki
kelengkapan ekosistem lebih banyak dibanding pulau- pulau lainnya. Sementara Pulau Membalong dan Kembiri
memiliki ekosistem yang sedikit yaitu berupa pantai pasir. Secara rinci kondisi karakteristik dari masing-masing
pantai yang ada di wilayah Kecamatan Membalong disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kodisi Pantai di Kecamatan Membalong
B Pola dan Kecepatan Arus Seperti halnya di wilayah perairan Kabupaten Belitung,
berdasarkan penelitian LIPI Oktober, 2005, kecepatan payang, gillnet dan pandng. Hasil tangkapan mereka
diantaranya adalah tongkol, tenggiri, sarden dan lain-lain. Areal pemasaran rnereka adalah ke pulau
Bangka. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini diantaranya mangrove, padang lamun, dan terumbu
karang. Bentuk tipe pantai Pulau Bau Karang Pulau Karang Bahu adalah landai pasir berkarang dan pantai
Landai dengan vegetasi mangrove.
j Pulau Gresik
Letak geograis pulau Gresik pada koordinat 107
°
16’ 370” BT dan 3
°
00’ 156” LS disebelah utara berbatasan dengan pulau Pelting dan selat Baur, sebelah
selatan dengan Putau Simedang dan selat Umende, sebelah timur dengan pulau Lima, dan sebelah barat
berbatasan dengan pulau Aur dan pulau Kelemar. Jarak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 31.40
mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 4-5 jam perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan
5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan sinyal telepon setuler. Pulau Gresik didiami kurang
lebih 800 kepaia keluarga. Sarana dan prasarana di pulau Gresik cukup lengkap di mana terdapat 2 buah
Sekotah Dasar, 1 buah SMP, masjid, saran kesehatan dimana terdapat puskesmas, dan kantor desa. Di pulau
ini penduduk rata-rata bermata pencaharian sebagai nelayan dengan alat tangkap paying, gilinet dan
pancing. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini diantaranya padang lamun dan terumbu karang.
Bentuk tipe pantai pulau Gresik adalahlandai pasir berbatu.
k Pulau Sikindang Letak geograis puiau Sikindang pada koordinat 107
°
28’ 82” BT dan 2
o
56’ 61” LS di sebelah utara berbatasan dengan Selat Mendanau, sebelah selatan dengan Selat
Mendanau, sebelah timur dengan Selat Mendanau, Pulau Ringgit dan sebelah barat berbatasan dengan
Pulau Naduk. Jarak dari Tanjung Pandan sejauh 17.20 mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 2-3 jam
perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan 5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan
arus di wilayah perairan Kecamatan Membalong secara keseluruhan berkisar antara 17,80 – 42,10 cmdet dengan
rata-rata 29,40 cmdet. Secara rata-rata kecepatan arus di lapisan permukaan lebih tinggi dibandingkan pada
kedalaman 5 dan 10 meter. Kecepatan arus di perairan ins masih termasuk kecepatan arus yang sedang.
Arah arus pada lapisan permukaan bergerak ke arah utara dan sebagian lagi ke arah barat laut dan barat daya
namun pada kedalaman 5 dan 10 meter arus bergerak ke arah barat daya, sehingga arah arus pada penelitian ini
dominan bergerak ke arah barat daya.
C Pola Angin Pola angin permukaan yang terjadi laut Cina Selatan
khususnya di perairan Kecamatan Selat Nasik juga dipengaruhi oleh angin muson, yang mana menurut
Nontji 1987 pada saat musim barat angin berhembus dari Asia menuju Australia yang mana pada saat itu terjadi
musim dingin di belahan bumi bagian utara dan musim panas di belahan bumi bagian selatan, sehingga terjadi
tekanan tinggi di atas daratan Asia dan tekanan rendah di atas daratan Australia. Hal inilah yang dikenal sebagai
angin musim barat. Pada musim timur berlaku sebaliknya, dimana pusat tekanan tinggi terjadi terjadi di atas daratan
Australia dan pusat tekanan rendah di atas daratan Asia, sehingga mengakibatkan angin berhembus dari daratan
Australia menuju daratan Asia, yang lebih dikenal dengan angin musim timur.
D Pasang Surut Secara umum fenomena naik turunnya paras muka air laut
atau yang lebih dikenal dengan pasang surut terutama disebabkan oleh gravitasi matahari dan bulan terhadap
massa air laut. Posisi matahari dan bulan terhadap bumi berubah setiap waktu, perubahan posisi tersebut
membangkitkan gaya yang berbeda-beda, sehingga kedudukan muka laut serta kisaran pasang surut juga
berbeda-beda.
Pasang surut yang terjadi di Perairan Kecamatan Membalong seperti halnya di perairan lainya di Kabupaten
Belitung, bukan pasang surut yang secara langsung
μgAI μgAI
μgAI μgAI
No Pantai
Karakteristik 1
Pulau Seliu Pasir, pantai berbatu, mangrove, baritonga
2 Mentigi
Pasir, pantai berbatu, mangrove 3
Tanjung Rasa Pasir, pantai berbatu, mangrove
4 Membalong
Pasir 5
Kembiri Pasir
6 Perpat
Pantai berlumpur, mangrove 7
Lassar Pasir, pantai berbatu, semak
8 Simpang Rusa
Pasir, pantai berlumpur, mangrove 9
Pulau Sumedang Pasir, pantai berbatu
Sumber : Bappeda Kabupaten Belitung diolah, 2005
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
236 237
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tabel 5.9 Kualitas air di Gugusan Pulau di Kecamatan Membalong
G Sebaran Mangrove
No. Parameter
Satuan Rataan
Pulau Seliu FISIKA :
1. Suhu
O
C 30
2. Salinitas
O OO
33 3.
Kekeruhan NTU
15 4.
Kecerahan m
6,9 KIMIA :
1. pH
- 7,7
2. Oksigen Terlarut DO
mgl 6,7
3. Nitrat NO
3
-N mgl
0,079 4.
Fosfat mgl
0,0014
Pulau Basar Tengah FISIKA :
1. Suhu
O
C 29,9
2. Salinitas
O OO
33 3.
Kekeruhan NTU
12 4.
Kecerahan m
7,1 KIMIA :
1. pH
- 7,5
2. Oksigen Terlarut DO
mgl 6,3
3. Nitrat NO
3
-N mgl
0,076 4.
Fosfat mgl
0,0014
Pulau Basar Gunung
FISIKA : 1.
Suhu
O
C 30
2. Salinitas
O OO
33,5 3.
Kekeruhan NTU
14 4.
Kecerahan m
6,9 KIMIA :
1. pH
- 7,8
2. Oksigen Terlarut DO
mgl 6,5
3. Nitrat NO
3
-N mgl
0,197 4.
Fosfat mgl
0,0706
Pulau Batu Malang FISIKA :
1. Suhu
O
C 31
2. Salinitas
O OO
33,5 3.
Kekeruhan NTU
18 4.
Kecerahan m
5,4 KIMIA :
1. pH
- 7,9
2. Oksigen Terlarut DO
mgl 6,6
3. Nitrat NO
3
-N mgl
0,069 4.
Fosfat mgl
0,0016
Pulau Seribu FISIKA :
1. Suhu
O
C 30
2. Salinitas
O OO
33 3.
Kekeruhan NTU
15 4.
Kecerahan m
6,6 KIMIA :
1. pH
- 7,5
2. Oksigen Terlarut DO
mgl 6,7
3. Nitrat NO
3
-N mgl
0,096 4.
Fosfat mgl
0,0015
Pulau Pelma FISIKA :
1. Suhu
O
C 29,8
2. Salinitas
O OO
33 3.
Kekeruhan NTU
12 4.
Kecerahan m
7,1 KIMIA :
1. pH
- 7,9
2. Oksigen Terlarut DO
mgl 6,3
3. Nitrat NO
3
-N mgl
0,081 4.
Fosfat mgl
0,0016
Pulau Sumedang FISIKA :
1. Suhu
O
C 30
2. Salinitas
O OO
33,5 3.
Kekeruhan NTU
17 4.
Kecerahan m
6,1 KIMIA :
1. pH
- 7,58
2. Oksigen Terlarut DO
mgl 6,5
3. Nitrat NO
3
-N mgl
0,077 4.
Fosfat mgl
0,0012
5
dibangkitkan oleh gravitasi matahari dan bulan, akan tetapi dominan dipengaruhi oleh pasang surut di perairan
Laut Cina Selatan yang merambat ke selatan memasuki Laut Jawa Pariwono, 1985. Perambatan pasang surut
dari Samudera Pasiik yang memasuki perairan Sijuk melalui perairan Laut Cina Selatan telah dipengaruhi
oleh morfotogi pantai dan kedalaman laut bathymetri Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2004.
E Suhu Perairan Pola sebaran suhu perairan di wilayah Kecamatan
Membalong Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2004, dipengatuhi oleh dua musim yang
berbeda, yaitu musim barat dan musim timur. Suhu rata-rata perairannya adalah 28 °C pada bukan Februari
mewakili musim barat dan 29 °C pada bulan Juni mewakili musim timur. Berdasarkan penelitian LIPI
2005, suhu perairan di sekitar perairan Kabupaten Belitung pada bulan Oktober tahun 2005 berkisar antara
28,93 °C – 29,37 °C, dimana nilai suhu terendah terdapat pada kedalaman 10 meter dan nilai suhu tertinggi
terdapat pada iapisan permukaan 0 meter.
Dengan demikian dapat disimpuikan bahwa suhu perairan di Kabupaten Belitung berkisar antara 28 °C – 29 °C,
dimana pada musim barat suhu turun mencapai minimum yang bertepatan pula dengan angin yang kuat dan curah
hujan yang tinggi, sedangkan pada musim timur suhu meningkat mencapai maksimum.
F Kondisi Kimiawi Perairan Kualitas air berperan penting bagi seluruh organisme
perairan untuk menunjang proses kehidupannya. Kualitas perairan bisa dilihat dari nilai parameter kimiawi perairan.
Berdasarkan data penelitian parameter kimia yang dilakukan LIPI 2005, rata-rata kandungan dari amonia,
nitrat, nitrit dan ortho fospat berturut-turut adalah sebagai berikut 2,06; 0,76; 0,20 dan 0,60. Secara umum perairannya
termasuk bersih tidak tercemar.
Kualitas air merupakan faktor yang menentukan kondisi sumberdaya yang ada di suatu perairan. Hasil analisis
kualitas air di perairan Kecamatan Membalong disajilcan pada tabel berikut.
Terdapat 7 lokasi studi di kecamatan Mambalong yang berada di Pulau Seliu, Pulau Sumedang, Pulau Seribu,
Pulau Pelma, Pulau Basar Gunung, Pulau Basar Tengah dan Pulau Batu Malang. Tidak ditemukan ekosistem mangrove
di Pulau Batu Malang, sedangkan di keenam pulau lainnya ditemukan ekosistem mangrove. jenis Avicenia sp sangat
mendominasi penyebaran mangrove di Kecamatan Membalong dan hamir di semua pulau ada. Jenis-jenis
mangrove yang ditemukan di Kecamatan Membalong disajikan pada tabel berikut.
Tabel Jenis-jenis mangrove yang ditemukan di Gugusan Pulau di Kecamatan Membalong
Sumber: LIPI 2005
H Sebaran Padang Lamun Sebaran lamun di pulau-pulau kecil Kecamatan
Membalong antara lain berada di pulau : Baguk, Batu seribu, Betangan, Genting kecil, Kapak, Keringan, Mendiak
besar, Mendiak kecil, Mendulu, Mengokong, Perot, Rumput, Seliu, dan Seribu.
I Sebaran Terumbu Karang
Sebaran karang di puiau-pulau kecil Kecamatan Membalong antara lain berada di puiau : Baguk, Basar
bergunung, Basar tengah, Batu seribu, Betangan, Blatok, Blatok kecil, Getting kecil, Kapak, Keringan, Ketupai,
Mendiak besar, Mendiak kecil, Mendulu, Mengokong, Palma, Perut, Pluntang, Pluntang kecil, Rumput, Seliu,
dan Seribu. Jenis karang mendominasi di Kecamatan Membalong diantaranya Acropora, Porites dan Coral. Jenis
dan sebaran terumbu secara rinci yang ada di Kecamatan Membalong disajikan pada tabel berikut.
Tabel Kondisi terumbu karang di Gugusan Pulau di Kecamatan Membalong
Sumber: LIPI 2005
J Potensi Sumberdaya Ikan Berdasarkan penelitian LIPI 2005, terkumpul 66 jenis
ikan karang dengan ikan sampel sebanyak 1.917 ekor dari 18 famili, yang tertangkap di sekitar perairan Kabupaten
Belitung Pulau Kalimambang, Pulau Sekutai, Pantai Batu Itam, Pulau Keran dan Pulau Ake-ake, dan terdiri dari :
l Ikan major 42 jenis, 8 famili; l Ikan targetpangan 21 jenis, 9 famili; dan
l Ikan indikator Chaetodontidae 3 jenis, 1 famili.
Kepadatan ikan major sebanyak 6.100 ekorha, ikan target 1.300 ekorha, ikan indikator 300 ekorha dan
total ikan karang sebanyak 7.700 ekorha, seperti yang terlihat pada Tabel 5.4. Ikan napoleon Cherlinus undulates
ditemukan di perairan Pulau Kalimambang, dan tidak menutup kemungkinan keberadaan ikan ini di lokasi
perairan karang lainnya. Ikan napoleon merupakan ikan bernilai tinggi dan dilindungi, sehingga keberadaan ikan
ini perlu dijaga. Jenis ikan ini merupakan ikan yang perlu mendapat perlindungan di Kawasan Konservasi Perairan
di Kabupaten Belitung.
K Potensi dan Sebaran Sumberdaya Non Ikan Sumberdaya non ikan yang banyak ditemui di wilayah
perairan Kecamatan Membalong diantaranya penyu, moluska, teripang, dan makroalga. Berdasarkan penelitian
LIPI 2005 penyu di Kabupaten Belitung ditemukan di Pulau lengkuas, Pulau Piling dan Pulau Pelma dengan
jenis penyu sisik dan penyu hijau. Pulau Pelma terdapat di gugusan pulau di Kecamatan Membalong.
Sumber: LIPI 2005
No. Jenis
Mangrove
Seliu Basar
Tengah Basar
Gunung
Pelma Sumedang
Seribu
1. Rhizophora
3 4
12 -
2 -
2. Avicennia
13 5
3 5
3 4
3. Soneratia
5 2
6 2
- 2
4. Bruguiera
6 -
- -
- -
27 11
21 7
5 6
C C
P R
C S
. 37
8 .
28 18
. 29
21 .
28 12
. 28
18 .
29 22
. 25
20
No. Lokasi
Persentase Rata-Rata Biodata Yang Dominan
HC SC
SP ALG R
DC S
1. Pulau Seliu
34 4
2 6
37 29 8
Acropora, Porites, Coral 2.
Pulau Basar Tengah 5
6 2
4 28 39
18 - 3.
Pulau Basar Gunung 17
5 3
2 29 23
21 Acropora, Porites, Coral 4.
Pulau Malang Batu 19
5 3
2 28 31
12 Acropora, Porites, Coral 5.
Pulau Seribu 4
6 2
4 28 40
18 - 6.
Pulau Pelma 11
7 3
5 29 23
22 Acropora 7.
Pulau Simedang 7
8 3
4 25 34
20 - Keterangan :
HC = hard Coral R = rubber
SC = soft Coral Dc = dead coral
SP = sponge S = sand
Alg = algae
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
238 239
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Berdasarkan penelitian LIPI 2005, makrobentik yang tercatat sekitar 28 jenis moluska, 5 jenis krustasea dan 10
jenis ekhinodermata. Jumlah jenis fauna makrobentik yang tercatat relatif sama dengan jumlah fauna makrobentik
dan daerah perairan timur Pulau Bangka. Tetapi kepadatan individunya relatif lebih rendah dan perairan timur
pulau Bangka, yaitu berkisar antara 3 – 4 ekorm
2
di Bangka Timur dan kurang dan 1 individu di perairan
Kabupaten Beitting. Rendahnya tingkat kepadatan fauna makrobentik di perairan Kabupaten Belitung diduga
akibat kasus tangkap lebih over ishing dan akibat kerusakan habitat yang disebabkan oleh tingginya tingkat
sedimentasi yang ditandai dengan keruhnya perairan.
Teripang yang ada di perairan Kabupaten Belitung, hanya diwakili oleh teripang berkualitas rendah sepertiHolothuna
atra, H. Coluber dan Bohadschia matmorata. Kelangkaan jenis-jenis teripang ini diduga sebagai akibat kasus
tangkap lebih over ishing. Dimana jenis-jenis teripang ini diburu terus-menerus. Hal yang sama juga terlihat pada
krustaseakepiting marga Portunus dan Thallamita yang kehadirannya sangat langka. Fauna moluska relatif lehih
beragam dan lebih kaya dari fauna ekhinodermata dan krustasea. beberapa jenis moluska yang dapat digunakan
sebagai bahan pangan ditemukan di perairan ini, seperti marga Triciacna, Trochus, Strombus dan Lambis.
Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi:
Penduduk
Berdasarkan hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Belitung berjumlah
155.640 jiwa. Jumlah ini merupakan jumlah yang telah diterbitkan NIK berdasarkan hasil pencocokan dan penelitian
yang dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2010, sedangkan data tahun sebelumnya
merupakan data kotor berdasarkan database tahun 2005 yang ternyaata terdapat data ganda serta yang telah
meninggal dunia atau belum dilaporkan.
Mengenai perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari sex ratio. Sex ratio penduduk
Kabupaten Belitung pada tahun 2010 adalah 106,1. Ini
Perekonomian A. PDRB
Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indicator penting untuk mengetahui kondisi
perekonomian di suatu wilayah dalam satu periode tertentu, biasanya satu tahun. PDRB Merupakan jumlah
nilai tambahan bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah tertentu. PDRB atas dasar hagra
berlaku menggambarkan nilai tambah bruto barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh ekonomi
berdasarkan harga tiap tahunnya.
Pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Belitung atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 2.817.475 juta atau naik
sebesar 14,17 dibandingkan tahun 2009 yang hanya mencapai Rp 2.467.754 juta. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Belitung tahun 2010 lebih cepat dibandingkan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung mencapai
sebesar 5,96 sedangkan pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung mencapai 4,30 .
B Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Diharapkan
dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan memberikan dampak ganda yang semakin positif dengan tidak
melupakan masyarakat papan bawah dan menengah. Secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi yang
semakin baik akan memperkecil perbedaan distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat.
Pertumbuhah ekonomi suatu wilayah dapat dihitung dari variable PDRB atas dasar harga konstan. Karena PDRB
atas dasar harga konstan merupakan gambaran nyata dari berbagai sector ekonomi. Kenaikan terbesar terjadi
pada sector listrik, gas dan air sebesar 18,00 , sedangkan sector yang paling rendah pertumbuhannya adalah
pertambangan dan penggalian yang hanya mampu tumbuh sebesar 2,01 .
artinnya bahwa ada 106,1 penduduk laki-laki di Kabupaten Belitung per 100 penduduk perempuan.
Angkatan Kerja
Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan proses berlangsungnya demograi.
Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas dalam status bekerja, sementara tidak bekerja atau
sedang mencari pekerjaan. Angkatan kerja merupakan bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi.
Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan dari pasar kerja, sedangkan angkatan kerja
yang tidak terserap dikategorikan sebagai penganggur. Kesempatan kerja merupakan gambaran dari tingkat
permintaan dan penawaran tenaga kerja diakibatkan tinggi rendahnya factor produksi.
Tabel. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Kecamatan Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010
Sumber: Belitung Dalam Angka Tahun 2011
Tabel. Jumlah Penduduk dan Sex Ratio Per Kecamatan Di Kabupaten Belitung Tahun 2011
Sumber: Belitung Dalam Angka Tahun 2011
Kecamatan Rumah Tangga
Penduduk Laki laki
Perempuan Jumlah Total
1 2
3 4
5
Membalong 6.935
12.558 11.614
24.172 Tanjungpandan 21.556
44.144 41.887
86.031 Sijuk
6.968 13.911
12.766 26.677
Badau 3.371
6.818 5.934
12.752 Selat Nasik
1.599 3.281
3.052 6.333
Jumlah 40.429
80.712 75.253
155.965
87 59
,83 72
64 ,55
40 58
,29 40
90 ,79
34 90
,44
73 61
,97 91
97 ,56
47 72
,50 68
64 ,65
o
m ut
40 28
05 92
98 00
- -
35 17
10 72
70 -
- -
05 -
88 85
50 -
- -
48 34
12 30
14 -
00 -
28 79
15 79
32 00
00
85 18
53 14
73 25
- 70
40 69
50 05
85 00
- -
19 09
27 10
55 -
- -
08 86
93 90
75 -
- -
Kecamatan Laki laki
Perempuan Sex ratio
1 3
4 5
Membalong 11.387
10.659 106,83
Tanjungpandan 46.172
44.164 104,55
Sijuk 6.240
5.658 110,29
Badau 13.140
12.190 107,79
Selat Nasik 3.134
2.890 108,44
Jumlah Total 80.073
75.561 105,97
2009 85.391
80.897 105,56
2008 82.047
77.772 105,50
2007 73.668
71.764 102,65
o
m ut
40 28
05 92
98 00
- -
35 17
10 72
70 -
- -
05 -
88 85
50 -
- -
48 34
12 30
14 -
00 -
28 79
15 79
32 00
00
85 18
53 14
73 25
- 70
40 69
50 05
85 00
- -
19 09
27 10
55 -
- -
08 86
93 90
75 -
- -
Tabel. Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor Di Kabupaten Belitung Tahun 2010
Atas dasar harga konstan tahun 2000 Sumber: Belitung Dalam Angka Tahun 2011
C Pendapatan Per Kapita
Indikator makro yang biasa digunakan oleh para ekonom untuk menunjukan tingkat kesejahteraan masyarakat
dalam pendapatan per kapita yang merupakan base line dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Bahkan
lembaga Internasional seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional IMF selalu menggunakan per
kapita untuk mengetahui kersejahteraan penduduk suatu Negara yang dikonversikan ke dalam US .
Tetapi pendapatan per kapita yang tinggi belum menjamin telah terjadi perbaikan tingkat kesejahteraan,
kalau hanya dinikmati oleh sekelompok orang. Dalam PDRB yang dapat disajikan adalah perkembangan
pendapatan per kapita dari tahun ke tahun. Tahun 2010 pendapatan per kapita penduduk atas dasar harga
berlaku mencapai Rp 12.732.078 atau meningkat sebesar 4,41 dibandingkan tahun 2009 yang hanya sebesar
Rp 12.193.843, sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp 5.196.385 pada tahun 2010 atau naik 1,59
dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 5.115.051.
Potensi Perikanan
Kabupaten Belitung memiliki potensi perikanan dan kelautan yang sangat besar baik sektor perikanan tangkap, budidaya,
sumber daya non ikan harta karun, energi dan gelombang, bahan tambang, wisata bahari maupun maupun sumber daya
No Sektor
Persen Pertumbuhan
1 Pertanian
2,78 2
Pertambanangan dan Pengalian 2,01
3 Industri Pengolahan
7,25 4
Listrik, Gas dan Air 18,00
5 Bangunan
10,39 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,19
7 Pengangkutan dan Komunikasi
7,60 8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,83
9 Jasa-jasa
6,76
PDRB Kab. Belitung 5,96
m ut
40 28
05 92
98 00
- -
35 17
10 72
70 -
- -
05 -
88 85
50 -
- -
48 34
12 30
14 -
00 -
28 79
15 79
32 00
00
85 18
53 14
73 25
- 70
40 69
50 05
85 00
- -
19 09
27 10
55 -
- -
08 86
93 90
75 -
- -
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
240 241
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tabel. Jumlah Jenis Alat Tangkap di Kabupaten Belitung Tahun 2010
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung
Tabel. Jumlah Sarana dan Prasarana Perikanan di Kabupaten Belitung Tahun 2010
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung
Potensi Pariwisata :
1. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam.