Wisata Pantai Purwahamba Wisata Pantai Alam Indah PAI

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 294 295 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan KonservasiPerairan Karang Jeruk Dasar Hukum : Keputusan Bupati Tegal Nomor: 5234482010 Luas Kawasan Kawasan Suaka Perikanan Karang Jeruk memiliki luas sekitar 53 Hektar dengan rincian sebagai berikut : Zona Inti 10,365 hektar antara 109°11’57,068” – 109°12’16,249” BT dan 06°48’34,689” – 06°48’45,240” LS Zona Penyangga 42,825 hektar antara 109°11’50,560” – 109°12’22,766” BT dan 06°48’28,174” – 06°48’51,741” LS Zona Pemanfaatan : Di luar Zona inti Karang jeruk dan zona pemanfaatan Potensi Pariwisata :

1. Wisata Pantai Purwahamba

Pantai Purwahamba Indah atau biasa disebut Purin. Ada pula yang menyebutnya Pantai Sosro. Salah satu wisata pantai alternatif yang patut dicoba. Dengan lokasi yang strategis, yaitu di Jalan Pantai Utara Pantura Jawa Tengah, membuat tempat wisata ini mudah diakses dari mana saja

2. Wisata Pantai Alam Indah PAI

Setelah penat beraktiitas, yuk kita berwisata di Pantai Alam Indah PAI Tegal. Tempat wisata ini dekat dengan pusat Kota Tegal. Jadi masih bisa dijangkau dengan kendaraan. Lokasinya pun cukup strategis, karena melalui Jalan Pantura. Lokasi : Karang Jeruk dalam wilayah administratif Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal Rencana Pengelolaan Zonasi Kawasan Konservasi ini telah memiliki zonasi dengan lokasi, koordinat dan rincian sbb : Zona Inti : 10,635 ha 109°11’57,068” – 109°12’16,249” BT 06°48’34,689” – 06°48’45,240” LS Mutlak dilindungi dan tidak boleh terjadi perubahan apapun didalamnya oleh aktivitas manusia. Kegiatan yang diperbolehkan hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, inventarisasi, pemantauan perlindungan dan pengamanan. Zona Penyangga : 42,825 ha 109°11’50,560” – 109°12’22,766” BT 06°48’28,174” – 06°48’51,741” LS Zona yang diperuntukan bagi pengamanan zona inti sebagai upaya konservasi. Boleh dilakukan kegiatan penangkapan yang tidak merusak ramah lingkungan. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang dapat memberikan dampak negatif terhadap zona inti. Zona Pemanfaatan Lokasi menyebar diluar zona inti Karang Jeruk dan zona pemanfaatan Zona pemanfaatan perikanan dengan menggunakan peralatan atau sarana prasarana pemanfaatan ramah lingkungan. Penangkapan diperkenankan tanpa batasan waktu dan spesies. Sekilas tentang Kawasan Kabupaten Tegal, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Slawi, sekitar 14 km sebelah selatan Kota Tegal. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Tegal dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Pemalang di timur, Kabupaten Banyumas di selatan, serta Kabupaten Brebes di selatan dan barat. Bagian utara wilayah Kabupaten Tegal merupakan dataran rendah. Di sebelah selatan merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Slamet 3.428 meter, gunung tertinggi di Jawa Tengah. Di perbatasan dengan Kabupaten Pemalang, terdapat rangkaian perbukitan yang tidak terlalu terjal. Di antara sungai besar yang mengalir adalah Kali Gung dan Kali Erang, keduanya bermata air di hulu Gunung Slamet. Kabupaten Tegal terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Slawi. Slawi dulunya merupakan kota kecamatan, yang kemudian dikembangkan menjadi ibukota kabupaten yang sebelumnya berada di Kota Tegal. Secara geograis disebelah utara kabupaten tegal merupakan daerah pesisir yang terumbu karangnya rusak karena adanya penambangan liar, penangkapan menggunakan bahan peledak, pencemaran, sedimentasi, eksploitasi berlebih, pembuangan jangkar kapal di daerah terumbu karang, bencana alam pemangsaan oleh Achantaster plancii maka pemerintah daerah , masyarakat pesisir , dan stakeholder tekait menginisiasi perlu adanya konservasi kawasan perairan untuk melindungi ekosistem terumbu karang. Kerentanan ekosistem terumbu karang dan berbagai ulah manusia terus memaksa terdegradasinya terumbu karang. Kawasan Konservai Perairan diatur dengan sistem zonasi. pembagian zonasi yang dapat dikembangkan di dalam kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil, yaitu zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan dan zona lainnya. Dengan konservasi, masyarakat telah memperoleh manfaat hasil tangkapan lebih baik, sebagai dampak limpahan ikan yang dilindungi pada zona larang ambil. selain itu, berbagai alternatif mata pencaharian juga berkembang dengan meningkatnya pengelolaan kawasan konservasi, seperti pemanfaatan wisata bahari serta berbagai kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 296 297 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Konservasi Kawasan Mangrove pada Pusat Informasi Mangrove dan Sekitarnya Kabupaten Pekalongan. Dasar Hukum : Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Walikota Pekalongan Nomor 52302.A tahun 2012 tentang Konservasi Kawasan Mangrove pada Pusat Informasi Mangrove dan Sekitarnya Kabupaten Pekalongan; Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 66,4 Ha. Letak Geograis dan Administratif : Kawasan Konservasi ini terletak di Kecamatan Pekalongan Utara diantaranya terdapat di tiga Kelurahan yaitu: Kelurahan Kandang Panjang seluas 10,7 Ha dan 3,2 Ha Kelurahan Bandengan seluas 49,5 Ha Kelurahan Degayu seluas 3 Ha. Keanekaragaman Hayati : Pencadangan kawasan konservasi dilakukan oleh pemerintah Kota Pekalongan mengingat tingginya abrasi yang terjadi di wilayah pesisir. Mangrove di pesisir Kota Pekalongan diharapkan dapat mengurangi abrasi dan mengembalikan habitat penting bagi biota ekonomis penting yang berasosiasi dengan mangrove. Mangrove mempunyai fungsi penting dalam melindungi daerah pantai dari gelombang besar dan abrasi pantai. Penggunaan tumbuhan mangrove sangat berguna karena sabuk hijau mangrove tidak saja akan mencegah terjadinya abrasi tetapi, secara ekologis juga akan membantu mengembalikan serta meningkatkan produksi perikanan di perairan disekitarnya mengingat bahwa hutan mangrove merupakan tempat hidup dan tempat memijah dari banyak jenis organisme laut baik yang secara ekonomis penting maupun tidak. Selain itu mangrove mempunyai fungsi ekologis sebagai tempat berlindung dan nursery ground bagi beberapa jenis hewan seperti ikan, udang, ular, dan burung. Potensi Pariwisata : Pesisir kota Pekalongan mempunyai beberapa potensi wisata yang dapat dikembangkan. Salah satunya adalah Pusat Informasi Mangrove yang menjadi Kawasan Konservasi. Pada Kawasan ini sudah dibangun infrastruktur yang mendukung kegiatan wisata baik edukasi, wisata alam maupun wisata kuliner.. Aksesibilitas : Pusat Informasi Mangrove dapat diakses dari Jakarta dengan transportasi darat baik itu kereta maupun kendaraan umum dan pribadi. setelah itu menuju lokasi yang berada di Kecamatan Pekalongan Utara. Status Pengelolaan : Di samping upaya-upaya pokok pengelolaan seperti pengadaan sarana prasarana, sosialisasi, dan monitoring, penyusunan Rencana Pengelolaan dan zonasi kawasan ini telah dilaksanakan, begitu pula dengan penunjukan unit organisasi pengelola. Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Pekalongan STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 298 299 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Batang STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 300 301 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Pesisir Kabupaten Batang Taman Pesisir Ujungnegoro-Roban Dasar Hukum : Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Batang Nomor 5231942012 tentang Pencadangan Kawasan Taman Pesisir Batang; Dasar hukum penetapan kawasan yakni SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.29MEN2012 Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 4.015,2 Ha. setempat cukup mengenal komunitas karang-karang tesebut. Nama-nama komunitas karang menurut masyarakat lokal, berturut-turut mulai dari arah Barat ke Timur di sepanjang pantai KKLD antara lain Karang Maeso, Karang Pancer Darat, Karang Pancer, Karang Angrik, Karang Wuluhan, Karang Jojogan, Karang Guo, Karang Kepuh, Karang Kembar, Karang Ipik, dan Karang Kretek. Berdasarkan hasil survey, persentase tutupan karang keras sebesar 6, seperti Porites Lobata dengan bentuk pertumbuhan masive dan submasive. Selain itu, juga terdapat sedikit karang dari familia Faviidae yaitu Favites sp dijumpai dalam bentuk pertumbuhan masive. Jenis ikan karang yang terdapat di lokasi berasal dari 3 famili yaitu Pomacentridae dengan kelimpahan relatif sebesar 78,78, Labridae sebesar 3,02 dan Siganidae 18,18 . Spesies ikan karang yang paling melimpah ialah jenis Neopomacentrus yaitu Neopomacentrus Cyanomos dan N. azysron. Famili Labridae yang ditemukan adalah ikan pembersih cleanerish Labroides dimidiatus. Ikan karang ekonomis penting yang dijumpai di lokasi adalah ikan beronang jenis Siganus javus. Potensi Pariwisata : Obyek wisata yang berkembang di Kabupaten Batang adalah wisata pantai yaitu Pantai Ujungnegoro. Selain itu, ada pula lokasi Makam Syech Maulana Maghribi yang sering dijadikan tempat wisata sejarahreligi. Aksesibilitas : Pantai Ujungnegoro-Roban dapat diakses dari arah Pekalongan, Banjarnegara, dan Kendal menuju Batang, setelah itu menuju lokasi yang berada di Kecamatan Kandeman, Kecamatan Tulis dan Kecamatan Subah. Status Pengelolaan : Di samping upaya-upaya pokok [engelolaan seperta pengadaan sarana prasarana, sosialisasi, dan monitoring, penyusunan Rencana Pengelolaan dan zonasi kawasan ini telah dilaksanakan, begitu pula dengan penunjukan unit organisasi pengelola. Letak Geograis dan Administratif : Kawasan ini terletak di pesisir Ujungnegoro hingga Roban yang terbentang sepanjang Pantai Utara wilayah administrasi Kabupaten Batang. Keanekaragaman Hayati : Ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Laut Daerah terdapat di Desa Sengon Kecamatan Subah. Mang rove jenis Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Avicennia marina dan Bruguiera cylindrica termasuk golongan mangrove komponen mayor. Golongan mang rove ini paling banyak ditemui dibanding mangrove komponen minor seperti Excoecaria agallocha serta mangrove komponen asosiasi seperti waru, ketapang, dan cemara laut. Hasil interpretasi citra satelit menunjukkan penurunan luasan mangrove yang terjadi antara tahun 2003-2006 di wilayah pesisir Kabupaten Batang pada umumnya,yaitu dari 363,842 ha pada tahun 2003 menjadi 159,847 ha. Terumbu karang yang ditemukan terdiri atas karang mati dan karang yang masih tumbuh. Masyarakat STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 302 303 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Taman Pulau Kecil Pulau Panjang Kabupaten Jepara Dasar Hukum : Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Jepara Nomor 522.52728 tahun 2013 tentang Pencadangan Kawasan Taman Pulau Kecil Pulau Panjang Kabupaten Jepara; Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 180,13 Ha. Letak Geograis dan Administratif : Kawasan ini terletak di pesisir Kabupaten Jepara tepatnya di Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Jepara dengan luas zona inti 6,09 Ha, zona pemanfaatan seluas 19,68 Ha dan zona Perikanan Berkelanjutan seluas 154,36 Ha. Pulau panjang berada di koordinat 05°40’-05°57’ LS dan 110°04’-110°40’ BT. Dengan luas wilayah teritorial seluas 30 Ha. Keanekaragaman Hayati : Secara umum, pulau Panjang merupakan sebuah pulau yang didominasi oleh vegetasi pohon yang cukup tinggi. Diantaranya adalah; pohon randu, pohon duri, ketapang, petet, waru, kelor, setigi, cemara dan asam jawa. Secara umum kondisi terumbu karang di Pulau Panjang termasuk dalam kategori sedang mencapai 57 dari keseluruhan area pengamatan. Selanjutnya kondisi terumbu karang dengan kategori buruk mencapai 29 dan hanya 7 dalam kategori baik dan buruk sekali. Karakteristik perairan di Pulau Panjang adalah pantai batu berpasir. Lereng terumbu dalam kategori landai hingga agak curam, dengan kemiringan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Jepara lereng terumbu berkisar antara 10 - 20°. Kecerahan perarian tergolong rendah yaitu 6 meter. Persebaran mangrove tidak cukup tinggi, dengan hanya ditemukan tiga jenis mangrove, yaitu: jenis rhizopora, avicenia dan lumnitzera. Potensi Pariwisata : Obyek wisata yang berkembang di Kabupaten Jepara adalah wisata pantai yaitu Pantai Kartini. Selain itu juga banyak wisatawan menyeberang menuju Taman Nasional Karimunjawa untuk berwisata. Untuk Pulau Panjang sendiri merupakan destinasi wisata bagi para wisatawan untuk menikmati keindahan pantainya dan ekosistemnya. Di sisi lain, keberadaan mercu suar dan makam juga menjadi daya tarik tersendiri Aksesibilitas : Menuju Kawasan Konservasi Pulau Panjang dapat diakses dari pantai Kartini di Kabupaten Jepara menggunakan perahu boat wisata, Pantai Kartini di Kabupaten Jepara berjarak 3 km dari pusat kota Jepara. Pusat kota Jepara berjarak 85 km dari Semarang ibukota Propinsi Jawa Tengah.. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 304 305 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Suaka Alam Perairan Kabupaten Gunungkidul Dasar Hukum : Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Gunung Kidul Nomor 271KPTS2013 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan di Kabupaten Gunung Kidul; Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 3.195,67 Ha. Dengan luas kawasan daratan sebesar 192,79 Ha dan Kawasan Perairan seluas 3.195,67 Ha. Luas Zona Inti 420,105 Ha atau 12,39 dari total luas kawasan konservasi perairan Letak Geograis dan Administratif : Kawasan ini terletak di pesisir Kabupaten Gunung Kidul tepatnya di sekitar Wediombo. Kawasan Pantai Wediombo terletak di Desa Balong dan Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo.. Keanekaragaman Hayati : Potensi Pariwisata : Pantai Wediombo merupakan teluk bertebing terjal, berpasir putih, tersusun oleh pasir vulkanis dan pasir organis yang selama ini telah menjadi salah satu destinasi wisata di Kab. Gunung Kidul. Wisatawan dapat menikmati sunset dan aktiitas memancing di lokasi wisata tersebut. Aksesibilitas : Wediombo yang merupakan lokasi Kawasan Konservasi terletak di Kecamatan Girisubo yang berjarak 28 km dari Kota Wonosari ke arah tenggara. Sedangkan Wonosari berjarak sekitar 39 km dari kota Yogyakarta. Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Gunung Kidul STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 306 307 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Bantul STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 308 309 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Taman Pesisir Kabupaten Bantul Dasar Hukum : Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Bantul Nomor 284 tahun 2014 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Taman Pesisir Kabupaten Bantul; Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 182 Ha. Terdiri dari Kawasan Konservasi Penyu, seluas 50 Ha dan Kawasan Keanekaragaman Hayati : Wilayah Pesisir Kabupaten Bantul memiliki potensi sumberdaya alam berupa satwa penyu, vegetasi mangrove, dan gumuk pasir yang mempunyai daya tarik sumberdaya hayati, formasi geologi, danatau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumberdaya alam hayati, wisata bahari, dan rekreasi. Konservasi Mangrove, seluas 132 Ha. Untuk Kawasan Konservasi Penyu, Zona inti seluas 19 Ha, zona lainnya seluas 9 Ha dan zona pemanfaatan terbatas seluas 22 Ha. Sedangkan Kawasan Konservasi Mangrove, Zona inti seluas 10 Ha, zona lainnya seluas 94 Ha dan zona pemanfaatan terbatas seluas 28 Ha. Letak Geograis dan Administratif : Kawasan ini terletak di pesisir Kabupaten Bantul tepatnya di Kecamatan Kretek, yang ada di dua lokasi kawasan konservasi, yaitu: konservasi penyu penangkaran tukik di Pantai Patehan Desa Gadingsari dan Pantai Pandansimo Desa Poncosari. Kemudian konservasi mangrove di Baros DesaTirtohargo Potensi Pariwisata : Obyek wisata yang berkembang di Kabupaten Bantul adalah wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan minat khusus. Namun khususnya di Kawasan Konservasi yang dapat dinikmati wisatawan adalah wisata pantai. Sebagian dari wilayah Kawasan Konservasi memang bersinggungan dengan objek wisata pantai yang sudah berkembang. Sehingga pengelolaan kawasan konservasi dapat dipadukan dengan konsep wisata. Aksesibilitas : Menuju Kawasan Konservasi Kabupaten Bantul dapat diakses dari Kota Bantul menggunakan transportasi darat dengan jarak kurang lebih 10 km, Sedangkan kota Bantul berjarak sekitar 16 km dari Jogya ibukota Propinsi Yogyakarta... STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 310 311 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Pulau-pulau Kecil Kabupaten Sidoarjo Dasar Hukum : Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Sidoarjo Nomor 188859404.1.3.22012 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Pulau-pulau Kecil Kabupaten Sidoarjo tanggal 24 Oktober 2012; Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 3005 Ha, terdiri dari Area Pulau Kedung seluas 1330 Ha dengan wilayah laut seluas 250 Ha dan wilayah darat seluas 1080 Ha Area Pulau Watu seluas 825 Ha dengan wilayah laut seluas 200 Ha dan wilayah darat seluas 625 Ha Area Pulau Pandansari seluas 850 Ha, dengan wilayah laut seluas 600 Ha dan wilayah darat seluas 250 Ha Letak Geograis dan Administratif : Pulau Kedung berlokasi di Kecamatan Jabon dengan letak geograisnya adalah 7 33’50” LS dan 112 51’47” BT Pulau Watu berlokasi di Kecamatan Jabon dengan letak geograisnya adalah 7 33’51” LS dan 112 51’38” BT. Pulau Pandansari berlokasi di Kecamatan Jabon dengan letak geograisnya adalah 7 33’45” LS dan 112 51’40” BT Keanekaragaman Hayati : Pulau Kedung merupakan pulau yang sebagian besar wilayahnya merupakan tambak. Pulau Watu merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Pulau Pandansari merupakan hasil endapan sungai porong Aksesibilitas : Menuju Kawasan Konservasi Kabupaten Sidoarjo dapat diakses dari Kota Sidoarjo menggunakan transportasi darat dengan jarak kurang lebih 30 km, Sedangkan kota Sidoarjo berjarak sekitar 20 km dari Surabaya ibukota Propinsi Jawa Timur. Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Sidoarjo STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 312 313 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Taman Wisata Pasir Putih Kabupaten Situbondo Dasar Hukum : Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Situbondo Nomor No. 19 Tahun 2012 tentang Pencadangan Kawasan Terumbu Karang Pasir Putih sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Situbondo Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 195,2 Ha, terdiri dari: Area I daratan, seluas 580 m2 lima ratus delapan puluh meter persegi yang terletak pada koordinat 7º41’18,18” LS dan 113º49’52,45” BT. Area II laut, seluas 195,2 Ha seratus sembilan puluh lima koma dua hektar dengan panjang keliling kawasan sebesar 8458,2 m delapan ribu empat ratus lima puluh delapan koma dua meter. Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Situbondo Keanekaragaman Hayati : Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah didasarkan pada prinsip-prinsip pencegahan pengrusakan terumbu karang, pencegahan aktivitas pariwisata yang destruktif, pencegahan tangkap lebih overishing, pengaturan penggunaan alat penangkapan ikan, cara penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan yang ramah lingkungan, pengelolaan berbasis masyarakat, pertimbangan kearifan lokal dan pertimbangan bukti ilmiah. Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Daerah diprioritaskan untuk melindungi potensi sumberdaya kelautan dan perikanan khususnya terumbu karang dari eksploitasi yang tidak ramah lingkungan dan untuk menjamin ketersediaan sumber daya ikan secara berkelanjutan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengembangan budidaya perikanan, pengembangan pariwisata bahari yang memberi manfaat secara langsung kepada masyarakat serta konservasi terumbu karang beserta ekosistemnya yang potensinya semakin terancam. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 314 315 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pasuruan Dasar Hukum : Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Pasuruan Nomor No. 523513HK424.013201 Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Pasuruan STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 316 317 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Sekilas tentang Kawasan Meski baru dicadangkan pada Tahun 2010 melalui SK Bupati, kawasan ini telah malalui proses yang panjang dalam kaitannya dengan kegiatan konservasi. Misalnya, pada Tahun 19961997 dilakukan study kelayakan oleh BAPPEDA Prov. Jatim yang menghasilkan rekomendasi pembentukan daerah sepanjang dan sekitarnya sebagai taman laut nasional. Surat Gubernur Jatim tgl. 05 Desember 1997 Nomor : 0502583201.31997 serta rekomendasi Bupati Sumenep tgl. 17 Desember 1997 Nomor : 050403444.2011997 perihal Rekomendasi Taman Nasional Laut di Kepulauan Sepanjang dan sekitarnya, telah diusulkan menjadi Taman Laut Nasional di Jawa Timur. Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. Dasar Hukum : Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Sumenep melalui Surat Keputusan Bupati No. 8 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 3 Mei 2010. Luas Kawasan : Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Sumenep dan sekitarnya memiliki luas sekitar 118.406,2 Ha. Lokasi Kawasan: Kawasan konservasi ini masuk dalam areal Pulau Sepanjang dimana secara administratif merupakan wilayah Kecamatan Sepekan Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. Secara geograis, wilayah perairan Kepulauan Sepanjang dan sekitarnya terletak pada koordinat 06 48’ - 07 8’ LS dan 115 48’ - 115 53’ BT. Keanekaragaman Hayati : Pulau Sepanjang didominasi oleh vegetasi mangrove. Keanekaragaman ikan yang dijumpai di perairan Sepajang sangat bervariasi antara ikan hias dan ikan ekonomis terumbu karang. Jumlah jenis ikan yang dijumpai 64 spesies. Wilayah yang dikelilingi terumbu karang ini merupakan spawning ground dan nursery ground dengan inidkasi banyaknya juvenil ikan di sekitar perairan. Terdapat 6 jenis ikan dijumpai dalam kelimpahan besar 80 ekor dari jenis Dascyllus reticulatus, Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Sumenep Dascyllus trimaculatus, Pomacentrus auriventris, Acanthurus nigrofuscus, Labroides dimidiatus, dan Pomacentrus moluccensis Aksesibilitas : Untuk menjangkau Pulau Sepanjang dapat ditempuh melalui pelabuhan penyeberangan Kalianget di Sumenep. Waktu tempuh sekitar 8 jam dengan menggunakan moda transportasi laut berupa kapal penumpang milik Pemerintah Kabupaten Sumenep Dharma Sumekar, dengan jadwal pelayaran setiap hari satu kali kecuali hari Selasa dan Kamis. Jam keberangkatan yaitu jam 21.00 WIB turun di Pelabuhan Bilis-Bilis Kangean Kec. Arjasa. Selain dengan kapal penumpang ada juga pelayaran lainnya yaitu yaitu Kapal Perintis dengan rute Banyuwangi – Kalianget – Batu Guluk Arjasa – Sapeken pulang pergi. Jadwal pelayaran adalah dalam 1 minggu 2 kali yaitu setiap hari Sabtu dan Rabu. Dari Bilis-bilis bisa dianjutkan dengan kapal kayu nelayan atau kapal tradisional menuju Sapeken, yang dilanjutkan ke Pulau Sepanjang yang ditempuh sekitar 6-8 jam. Adapun alternatif lain jalur darat menuju ke ujung Pulau Kangean yaitu Kayu Waru yang ditempuh sekitar 1 jam selanjutnya dengan kapal tradisional kapal nelayan ke Sapeken - Sepanjang dengan waktu tempuh 3 jam perjalanan. Potensi Pariwisata : Perairan sebelah utara Pulau Sepanjang mempunyai daya tarik alam berupa panorama tumbuhan, satwa beserta ekosistemnya yang masih asli serta formasi geologinya yang indah, unik dan nyaman. Untuk menjangkau wilayah ini relatif mudah karena akses dekat dengan pemukiman penduduk. Kondisi tersebut secara tidak langsung memberikan peluang Kawasan ini menjadi tempat Parawista. Status Pengelolaan : l Dicadangkan melalui SK Bupati dengan rencana aksi sbb : l Review rencana zonasi Kawasan Konservasi Perairan Daerah l Pembentukan kelembagaan pusat Tradisi Maritim Sepanjang oleh para Kades di Kec. Sapeken l Kunjungan lapangan dan inalisasi program aksi 2013 sampai dengan 2017 bersama mitra Prancis Best Metropole l Instalasi batas-batas isik kawasan konservasi l Pengusulan penetapan KKPD kepada Menteri Kelautan dan Perikanan. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 318 319 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Bali dan Nusa Tenggara BuLeLeNG KLuNGKuNG NuSA PeNIDA JeMBRANA LOMBOK BARAT LOMBOK TeNGAH LOMBOK TIMuR SuMBAwA BARAT SuMBAwA BIMA DOMPu SIKKA FLOReS TIMuR ALOR LeMBATA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 320 321 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Buleleng STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 322 323 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Sekilas tentang Kawasan Kawasan konservasi perairan di Kab. Buleleng telah diinisiasi sejak tahun 2004 oleh DKP-RI melalui kegiatan Inventarisasi dan Penilaian Potensi Calon KKLD di Buleleng - Bali. Pada tahun 2006 dilanjutkan oleh DKP-RI melalui kegiatan Evaluasi Laporan Inventarisasi dan Penilaian Potensi Calon Kawasan Konservasi Laut Daerah CKKLD Kabupaten Buleleng- Bali. Pada tahun 2007, Balai Riset dan Observasi Kelautan melakukan kegiatan Survey dan Analisa KKLD Pemuteran. Namun sampai akhir tahun 2007, kawasan-kawasan yang diusulkan belum dapat ditetapkan yang disebabkan masih adanya pro-kontra terhadap rencana ini. Pada tahun 2010, kembali dilakukan inisiasi pembentukan Kawasan Konservasi Perairan skala kabupaten dan pada tahun 2011 rencana pencadangan Kawasan Konservasi Perairan telah disepakati oleh seluruh masyarakat didalam areal calon kawasan. Akhirnya, pada tanggal 22 Agustus 2011, Bupati Buleleng menandatangani SK Nomor 523 630 HK 2011 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kab. Buleleng. Luas wilayah perairan yang dicadangkan: Taman Wisata Perairan Buleleng Timur seluas 6.661,68 Ha, Taman Wisata Perairan Buleleng Tengah seluas 6.727,91 Ha, Taman Wisata Perairan Buleleng Barat seluas 651,24 Ha. Total 14.040,83 Ha. SK Pencadangan ini telah pula diikuti dengan Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan Rencana Pengelolaan KKP yang di Ketuai oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Buleleng dan beranggotakan seluruh stakeholder terkait. Setiap tahunnya, Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Buleleng hanya mampu mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 90 juta – 150 juta untuk mendukung kegiatan konservasi sehingga dibutuhkan kolaborasi dalam mekanisme pendanaan. Nama Kawasan : Taman Wisata Perairan Kabupaten Buleleng Timur, Buleleng Tengah dan Buleleng Barat Dasar Hukum : Pencadangan melalui Keputusan Bupati Buleleng No. 523630HK2011 Tentang Pencadangan Kawasan Konserrvasi Perairan di Kabupaten Buleleng Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 14.041,13 Ha Letak Geograis dan Administratif : Kawasan ini terletak di kawasan perairan pantai lobina Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Keanekaragaman Hayati : Diperkirakan terdapat 8 spesies komunitas Lumba-Lumba dan Paus di Buleleng yaitu: Spinner dolphins dwarf Hawaiian, spotted dolphins, Fraser’s dolphins, Risso’s dolphins, bottlenose dolphins, short-inned, pilot whale, Bryde’s whale, false killer whale. Lumba-Lumba merupakan salah satu ikon wisata di Buleleng. Pariwisata Lumba-Lumba telah ada di Buleleng Lovina sejak tahun 1987. Wisata Lumba-Lumba di Lovina merupakan wisata sepanjang tahun, didukung oleh 179 Armada Perahu dan menjadi armada wisata lumba-lumba terbesar kedua didunia setelah wisata yang serupa di India Status Pengelolaan : Kawasan ini saat ini dikelola oleh POKJA dan tengah dalam proses penyusunan SK Bupati untuk pembentukan kelembagaan yang lebih permanen. Demikin pula dengan Rencana Pengelolaan dan zonasi yang saat ini masih dalam proses penyusunan. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 324 325 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Klungkung STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 326 327 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Sekilas tentang Kawasan : KKP Nusa Penida dibentuk dengan salah satu tujuan yaitu perikanan yang berkelanjutan selain pariwisata yang berkelanjutan dan perlindungan keanekaragaman hayati laut. Di dalam KKP diatur zona-zona seperti zona inti yang gunanya untuk melindungi tempat-tempat ikan berpijah dan bertelur sehingga zona ini sama sekali tidak boleh diganggu. Sementara itu zona perikanan berkelanjutan diperuntukan agar nelayan Nusa Penida tetap dapat menangkap ikan, tentunya dengan alat tangkap dan cara-cara yang ramah lingkungan. Penangkan ikan dengan cara merusak seperti bom dan potasium-sianida dilarang digunakan di dalam KKP Nusa Penida. Sementara zona lainnya juga berperan di dalam melindungi terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun yang merupakan ekosistem penting pesisir dimana ikan dan biota laut lainnya bereproduksi,m bertelur, berlindung dan mencari makan di dalamnnya. Jika ekosistem ini rusak maka ikan akan semakin berkurang dan akan berdampak kepada nelayan Nusa Penida. Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung Provinsi Bali. Dasar Legal : Pencadangan Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung sebagai Kawasan Konservasi Perairan KKP melalui Surat Keputusan Bupati Klungkung Nomor 12 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 7 Juli 2010. Luas Kawasan : 20,057 Ha Titik Koordinat Batas Luar KKP Nusa Penida : Batu Nunggul : 115034’37.10” BT – 80 39’14.43” LS Batu Abah : 115039’41.36” BT – 80 46’25.54” LS Sekartaji : 115035’32.37” BT – 80 51’39.59” LS Sakti : 115026’6.53” BT – 80 45’46.33” LS Lembongan : 115024’13.28” BT – 80 41’5.82” LS Jungut Batu : 115026’42.52” BT – 80 38’34.63” LS Keanekaragaman Hayati : Perairan Nusa Penida memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, dimana teradapat sekitar 149,05 Ha terumbu karang dengan 296 jenis karang. Wilayah ini termasuk dalam segitiga terumbu karang dunia the global coral triangle yang saat ini menjadi prioritas dunia untuk dilestarikan. Keanekaragaman Ikan Karang dan Biota Lainnya. Kawasan ini memiliki 576 jenis ikan, 5 diantaranya jens ikan baru. Kelompok ikan tersebut adalah ikan karang, ikan pelagis dan ikan dasar. Mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba melintas di kawasan ini. Selain itu, terdapat 2 jenis penyu, yaitu penyu hijau green turtle dan penyu sisik hawksbill turtle. Beberapa daerah dalam kawasan ini merupakan lokasi penyu bertelur. Keunikan kawasan ini salah satunya adalah kemunculan ikan Mola-Mola sunish yang merupakan ikan laut pada bulan Juli – September. Beberapa lokasi di kawasan Nusa Penida menjadi cleaning station baik ikan Mola-Mola. Aksesibilitas : KKP Nusa Penida terletak di kecamatan Nusa Penida dan relatif mudah dicapai. Kecamatan kepulauan ini terletak tidak lebih dari 15 mil laut dari pulau utama Bali. Calon KKP Nusa Penida dapat dicapai dari 5 tempat yaitu Sanur, Pelabuhan Benoa, Kusamba, Tanjung Benoa dan Padang Bai. Banyak terdapat sarana atau moda tranportasi laut dan public-boat setiap harinya yang dapat mengantar penumpang pengunjung dari dan ke Kecamatan Nusa Penida baik pada saat pagi, siang dan sore hari. Calon KKP Nusa penida dapat dicapai dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dengan menggunakan speedboat double engine 85 PK. Terdapat pelabuhan ferry di Nusa Penida tempat bersandarnya kapal Roro dari Padang Bai Karangasem. Potensi Pariwisata : Kekayaan hayati laut Nusa Penida telah membawa manfaat ekonomi dan jasa lingkungan bagi Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung dan Propinsi Bali. Terumbu karang coral reef, hutan bakau mangrove, ikan pari manta manta ray, ikan mola-mola sunish, penyu sea turtle, lumba- lumbadolphin, Hiu shark dan Paus whale merupakan atraksi menarikbagi wisata bahari. Terdapat lebih dari 20 titik lokasi penyelaman di perairan Nusa Penida dengan beberapa lokasi penyelaman favorit seperti Crystal Bay, Manta Point, Ceningan Wall, Blue Corner, SD-Sental, Mangrove-Sakenan, Gemat Bay, dan Batu Abah, Terdapat 3 cruises besar di Nusa Penida yang masing-masing memiliki pontoon seperti Bali Hai, Bounty dan Quick-Silver yang rata-rata membawa turis 200 orang per hari. Wisata Bahari lainnya di Nusa Penida seperti suring, snorkeling, sailing, ishing, lying ish, Para –Sailing, kayaking dan sea- walker. Terdapat 6 penyelam operator base di Nusa Lembongan dan Nusa Penida. Diperkirakan sekitar 200.000 turis dating berkunjung ke Nusa Penida setiap tahunnya. Puncak jumlah kunjungan palingramai di Nusa Penida peak- season adalah bulan Agustus – September, sementara bulan paling sepi low-season bulan Januari – Februari. Status Pengelolaan : Pasca pencadangan, sudah banyak upaya yang dilakukan dalam pengelolaan kawasan konservasi ini, antara lain pembentukan pokja nusa Penida, penyusunan zonasi kawasan, monitoring sumberdaya, penyusunan proil perikanan, penyusunan proil wisata bahari dsb. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 328 329 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Sekilas tentang Kawasan Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Jembrana Dasar Hukum : Pencadangan melalui Keputusan Bupati Jembrana No. 770 DKPK2013 Tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Jembrana Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 3532,52 Ha, terdiri dari: Kawasana Konservasi Perairan dan Taman Pesisir Perancak, Kabupaten Jembrana yang terdiri dari kawasan darat seluas 1.137,72 Ha dan kawasan laut seluas 1.165,50 Ha. Kawasan Konservasi Perairan Melaya, Kabupaten Jembrana seluas 1.229,30 Ha. Letak Geograis dan Administratif : Kawasan ini terletak di perairan pesisir Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Kawasan konservasi perairan dan taman pesisir perancak berada di kecamatan jembrana berada pada koordinat antara 8°24’01,45” LS – 8°25’22,88” LS dan 114°35’43,68” BT – 114°40’06,93” BT. Sedangkan Kawasan Konservasi Perairan Melaya berada di Kecamatan Melaya dengan koordinat antara 8°14’56,45” LS – 8°18’20,04” LS dan 114°27’21,87” BT dan 114°30’13,94” BT. Keanekaragaman Hayati : Potensi lestari sumberdaya ikan di wilayah perairan Kabupaten Jembrana sebesar 56.947 tontahun, terdiri dari ikan pelagis 53.947 tontahun dan ikan demersal 3.877 tontahun Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana, 2012. Selain ikan lemuru sebagai sumber daya ikan utama, jenis sumberdaya ikan pelagis lain lainnya yaitu ikan layang, layur, tongkol, manyung, kembung, bawal hitam, bawal putih, kuwe, teri, peperek, kurisi, belanak, banyar, srengseng, tenggiri, beronang, kerong-kerong, dan ikan lainnya. Sedangkan jenis ikan demersal meliputi ikan cucut, kerapu, kakap dan pari. Komoditas lainnya yaitu cumi dan lobster. Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Jemrana STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 330 331 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Kawasan Konservasi Perairan Daerah Lombok Barat STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 332 333 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA c. Terumbu karang l Luasan tutupan ekosistem terumbu karang 2.701,6 Ha l Ditemukan 57 genera dari 15 famili karang keras. Didominasi oleh Acropora dan Porites l Rata-rata tutupan karang keras 35 dengan kisaran 25 – 56,8 l Ditemukan 379 spesies dari 43 famili ikan karang. l Kelimpahan ikan berkisar 9.730 – 98.240 indha dengan rata-rata kelimpahan 23.033 Haind l Biomasa ikan karang 382,4 – 2.876,9 kgHa, dengan rata- rata sebesar 818,4 kgHa Foto : Md Dharma WCS Gambar 1 ekosistem terumbu karang dan kelimpahan ikan karang Kondisi Sosial Budaya dan ekonomi: l Jumlah penduduk sekitar kawasan pada tahun 2012 sejumlah 57.476 jiwa, dengan rata-rata kepadatan 198,8 jiwakm 2 l Dominan beretnis Sasak, Jawa dan Sumbawa l Tingkat pendidikan nelayan didominasi lulusan SD l Rentang pendapatan mayoritas nelayan berkisar antara Rp 700.000 – 1.400.000 per bulan

1. Nama Kawasan :