STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
294 295
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan KonservasiPerairan Karang Jeruk
Dasar Hukum :
Keputusan Bupati Tegal Nomor: 5234482010 Luas Kawasan
Kawasan Suaka Perikanan Karang Jeruk memiliki luas sekitar 53 Hektar dengan rincian sebagai berikut :
Zona Inti 10,365 hektar antara 109°11’57,068” – 109°12’16,249” BT dan 06°48’34,689” – 06°48’45,240”
LS Zona Penyangga 42,825 hektar antara 109°11’50,560” –
109°12’22,766” BT dan 06°48’28,174” – 06°48’51,741” LS Zona Pemanfaatan : Di luar Zona inti Karang jeruk dan
zona pemanfaatan Potensi Pariwisata :
1. Wisata Pantai Purwahamba
Pantai Purwahamba Indah atau biasa disebut Purin. Ada pula yang menyebutnya Pantai Sosro. Salah satu wisata pantai
alternatif yang patut dicoba. Dengan lokasi yang strategis, yaitu di Jalan Pantai Utara Pantura Jawa Tengah, membuat
tempat wisata ini mudah diakses dari mana saja
2. Wisata Pantai Alam Indah PAI
Setelah penat beraktiitas, yuk kita berwisata di Pantai Alam Indah PAI Tegal. Tempat wisata ini dekat dengan pusat Kota
Tegal. Jadi masih bisa dijangkau dengan kendaraan. Lokasinya pun cukup strategis, karena melalui Jalan Pantura.
Lokasi :
Karang Jeruk dalam wilayah administratif Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
Rencana Pengelolaan Zonasi
Kawasan Konservasi ini telah memiliki zonasi dengan lokasi, koordinat dan rincian sbb :
Zona Inti : 10,635 ha
109°11’57,068” – 109°12’16,249” BT 06°48’34,689” – 06°48’45,240” LS
Mutlak dilindungi dan tidak boleh terjadi perubahan apapun didalamnya oleh aktivitas manusia. Kegiatan yang
diperbolehkan hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, inventarisasi, pemantauan
perlindungan dan pengamanan.
Zona Penyangga : 42,825 ha
109°11’50,560” – 109°12’22,766” BT 06°48’28,174” – 06°48’51,741” LS
Zona yang diperuntukan bagi pengamanan zona inti sebagai upaya konservasi. Boleh dilakukan kegiatan penangkapan
yang tidak merusak ramah lingkungan. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang dapat memberikan dampak negatif
terhadap zona inti.
Zona Pemanfaatan
Lokasi menyebar diluar zona inti Karang Jeruk dan zona pemanfaatan
Zona pemanfaatan perikanan dengan menggunakan peralatan atau sarana prasarana pemanfaatan ramah
lingkungan. Penangkapan diperkenankan tanpa batasan waktu dan spesies.
Sekilas tentang Kawasan
Kabupaten Tegal, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Slawi, sekitar 14 km sebelah
selatan Kota Tegal. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Tegal dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Pemalang di timur,
Kabupaten Banyumas di selatan, serta Kabupaten Brebes di selatan dan barat. Bagian utara wilayah Kabupaten Tegal
merupakan dataran rendah. Di sebelah selatan merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Slamet 3.428
meter, gunung tertinggi di Jawa Tengah. Di perbatasan dengan Kabupaten Pemalang, terdapat rangkaian perbukitan
yang tidak terlalu terjal. Di antara sungai besar yang mengalir adalah Kali Gung dan Kali Erang, keduanya bermata air di hulu
Gunung Slamet. Kabupaten Tegal terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat
pemerintahan berada di Kecamatan Slawi. Slawi dulunya merupakan kota kecamatan, yang kemudian dikembangkan
menjadi ibukota kabupaten yang sebelumnya berada di Kota Tegal.
Secara geograis disebelah utara kabupaten tegal merupakan daerah pesisir yang terumbu karangnya rusak karena adanya
penambangan liar, penangkapan menggunakan bahan peledak, pencemaran, sedimentasi, eksploitasi berlebih,
pembuangan jangkar kapal di daerah terumbu karang, bencana alam pemangsaan oleh Achantaster plancii maka
pemerintah daerah , masyarakat pesisir , dan stakeholder tekait menginisiasi perlu adanya konservasi kawasan perairan
untuk melindungi ekosistem terumbu karang. Kerentanan ekosistem terumbu karang dan berbagai ulah manusia
terus memaksa terdegradasinya terumbu karang. Kawasan Konservai Perairan diatur dengan sistem zonasi. pembagian
zonasi yang dapat dikembangkan di dalam kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil, yaitu
zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan dan zona lainnya. Dengan konservasi, masyarakat telah
memperoleh manfaat hasil tangkapan lebih baik, sebagai dampak limpahan ikan yang dilindungi pada zona larang
ambil. selain itu, berbagai alternatif mata pencaharian juga berkembang dengan meningkatnya pengelolaan kawasan
konservasi, seperti pemanfaatan wisata bahari serta berbagai kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
296 297
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Konservasi Kawasan Mangrove pada Pusat Informasi Mangrove dan Sekitarnya Kabupaten Pekalongan.
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Walikota Pekalongan Nomor 52302.A tahun 2012 tentang Konservasi
Kawasan Mangrove pada Pusat Informasi Mangrove dan Sekitarnya Kabupaten Pekalongan;
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 66,4 Ha.
Letak Geograis dan Administratif :
Kawasan Konservasi ini terletak di Kecamatan Pekalongan Utara diantaranya terdapat di tiga Kelurahan yaitu:
Kelurahan Kandang Panjang seluas 10,7 Ha dan 3,2 Ha Kelurahan Bandengan seluas 49,5 Ha
Kelurahan Degayu seluas 3 Ha.
Keanekaragaman Hayati :
Pencadangan kawasan konservasi dilakukan oleh pemerintah Kota Pekalongan mengingat tingginya abrasi yang terjadi
di wilayah pesisir. Mangrove di pesisir Kota Pekalongan diharapkan dapat mengurangi abrasi dan mengembalikan
habitat penting bagi biota ekonomis penting yang berasosiasi dengan mangrove. Mangrove mempunyai fungsi penting
dalam melindungi daerah pantai dari gelombang besar dan abrasi pantai. Penggunaan tumbuhan mangrove sangat
berguna karena sabuk hijau mangrove tidak saja akan mencegah terjadinya abrasi tetapi, secara ekologis juga akan
membantu mengembalikan serta meningkatkan produksi perikanan di perairan disekitarnya mengingat bahwa hutan
mangrove merupakan tempat hidup dan tempat memijah dari banyak jenis organisme laut baik yang secara ekonomis
penting maupun tidak. Selain itu mangrove mempunyai fungsi ekologis sebagai tempat berlindung dan nursery
ground bagi beberapa jenis hewan seperti ikan, udang, ular, dan burung.
Potensi Pariwisata :
Pesisir kota Pekalongan mempunyai beberapa potensi wisata yang dapat dikembangkan. Salah satunya adalah Pusat
Informasi Mangrove yang menjadi Kawasan Konservasi. Pada Kawasan ini sudah dibangun infrastruktur yang mendukung
kegiatan wisata baik edukasi, wisata alam maupun wisata kuliner..
Aksesibilitas :
Pusat Informasi Mangrove dapat diakses dari Jakarta dengan transportasi darat baik itu kereta maupun kendaraan umum
dan pribadi. setelah itu menuju lokasi yang berada di Kecamatan Pekalongan Utara.
Status Pengelolaan :
Di samping upaya-upaya pokok pengelolaan seperti pengadaan sarana prasarana, sosialisasi, dan monitoring,
penyusunan Rencana Pengelolaan dan zonasi kawasan ini telah dilaksanakan, begitu pula dengan penunjukan unit
organisasi pengelola.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Pekalongan
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
298 299
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Batang
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
300 301
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Pesisir Kabupaten Batang Taman Pesisir Ujungnegoro-Roban
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Batang Nomor 5231942012 tentang Pencadangan Kawasan Taman
Pesisir Batang; Dasar hukum penetapan kawasan yakni SK Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor Kep.29MEN2012
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 4.015,2 Ha. setempat cukup mengenal komunitas karang-karang tesebut.
Nama-nama komunitas karang menurut masyarakat lokal, berturut-turut mulai dari arah Barat ke Timur di sepanjang
pantai KKLD antara lain Karang Maeso, Karang Pancer Darat, Karang Pancer, Karang Angrik, Karang Wuluhan, Karang
Jojogan, Karang Guo, Karang Kepuh, Karang Kembar, Karang Ipik, dan Karang Kretek. Berdasarkan hasil survey, persentase
tutupan karang keras sebesar 6, seperti Porites Lobata dengan bentuk pertumbuhan masive dan submasive. Selain
itu, juga terdapat sedikit karang dari familia Faviidae yaitu Favites sp dijumpai dalam bentuk pertumbuhan masive. Jenis
ikan karang yang terdapat di lokasi berasal dari 3 famili yaitu Pomacentridae dengan kelimpahan relatif sebesar 78,78,
Labridae sebesar 3,02 dan Siganidae 18,18 . Spesies ikan karang yang paling melimpah ialah jenis Neopomacentrus
yaitu Neopomacentrus Cyanomos dan N. azysron. Famili Labridae yang ditemukan adalah ikan pembersih cleanerish
Labroides dimidiatus. Ikan karang ekonomis penting yang dijumpai di lokasi adalah ikan beronang jenis Siganus javus.
Potensi Pariwisata :
Obyek wisata yang berkembang di Kabupaten Batang adalah wisata pantai yaitu Pantai Ujungnegoro. Selain itu, ada pula
lokasi Makam Syech Maulana Maghribi yang sering dijadikan tempat wisata sejarahreligi.
Aksesibilitas :
Pantai Ujungnegoro-Roban dapat diakses dari arah Pekalongan, Banjarnegara, dan Kendal menuju Batang, setelah
itu menuju lokasi yang berada di Kecamatan Kandeman, Kecamatan Tulis dan Kecamatan Subah.
Status Pengelolaan :
Di samping upaya-upaya pokok [engelolaan seperta pengadaan sarana prasarana, sosialisasi, dan monitoring,
penyusunan Rencana Pengelolaan dan zonasi kawasan ini telah dilaksanakan, begitu pula dengan penunjukan unit
organisasi pengelola.
Letak Geograis dan Administratif :
Kawasan ini terletak di pesisir Ujungnegoro hingga Roban yang terbentang sepanjang Pantai Utara wilayah administrasi
Kabupaten Batang.
Keanekaragaman Hayati :
Ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Laut Daerah terdapat di Desa Sengon Kecamatan Subah. Mang rove
jenis Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Avicennia marina dan Bruguiera cylindrica termasuk golongan mangrove
komponen mayor. Golongan mang rove ini paling banyak ditemui dibanding mangrove komponen minor seperti
Excoecaria agallocha serta mangrove komponen asosiasi seperti waru, ketapang, dan cemara laut. Hasil interpretasi
citra satelit menunjukkan penurunan luasan mangrove yang terjadi antara tahun 2003-2006 di wilayah pesisir Kabupaten
Batang pada umumnya,yaitu dari 363,842 ha pada tahun 2003 menjadi 159,847 ha. Terumbu karang yang ditemukan terdiri
atas karang mati dan karang yang masih tumbuh. Masyarakat
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
302 303
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Taman Pulau Kecil Pulau Panjang Kabupaten Jepara
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Jepara Nomor 522.52728 tahun 2013 tentang Pencadangan
Kawasan Taman Pulau Kecil Pulau Panjang Kabupaten Jepara;
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 180,13 Ha.
Letak Geograis dan Administratif :
Kawasan ini terletak di pesisir Kabupaten Jepara tepatnya di Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Jepara dengan luas zona
inti 6,09 Ha, zona pemanfaatan seluas 19,68 Ha dan zona Perikanan Berkelanjutan seluas 154,36 Ha. Pulau panjang
berada di koordinat 05°40’-05°57’ LS dan 110°04’-110°40’ BT. Dengan luas wilayah teritorial seluas 30 Ha.
Keanekaragaman Hayati :
Secara umum, pulau Panjang merupakan sebuah pulau yang didominasi oleh vegetasi pohon yang cukup tinggi.
Diantaranya adalah; pohon randu, pohon duri, ketapang, petet, waru, kelor, setigi, cemara dan asam jawa. Secara
umum kondisi terumbu karang di Pulau Panjang termasuk dalam kategori sedang mencapai 57 dari keseluruhan
area pengamatan. Selanjutnya kondisi terumbu karang dengan kategori buruk mencapai 29 dan hanya 7 dalam
kategori baik dan buruk sekali. Karakteristik perairan di Pulau Panjang adalah pantai batu berpasir. Lereng terumbu dalam
kategori landai hingga agak curam, dengan kemiringan
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Jepara
lereng terumbu berkisar antara 10 - 20°. Kecerahan perarian tergolong rendah yaitu 6 meter. Persebaran mangrove tidak
cukup tinggi, dengan hanya ditemukan tiga jenis mangrove, yaitu: jenis rhizopora, avicenia dan lumnitzera.
Potensi Pariwisata :
Obyek wisata yang berkembang di Kabupaten Jepara adalah wisata pantai yaitu Pantai Kartini. Selain itu juga
banyak wisatawan menyeberang menuju Taman Nasional Karimunjawa untuk berwisata. Untuk Pulau Panjang sendiri
merupakan destinasi wisata bagi para wisatawan untuk menikmati keindahan pantainya dan ekosistemnya. Di sisi lain,
keberadaan mercu suar dan makam juga menjadi daya tarik tersendiri
Aksesibilitas :
Menuju Kawasan Konservasi Pulau Panjang dapat diakses dari pantai Kartini di Kabupaten Jepara menggunakan perahu
boat wisata, Pantai Kartini di Kabupaten Jepara berjarak 3 km dari pusat kota Jepara. Pusat kota Jepara berjarak 85 km dari
Semarang ibukota Propinsi Jawa Tengah..
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
304 305
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Suaka Alam Perairan Kabupaten Gunungkidul
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Gunung Kidul Nomor 271KPTS2013 tentang Pencadangan Kawasan
Konservasi Perairan di Kabupaten Gunung Kidul;
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 3.195,67 Ha. Dengan luas kawasan daratan sebesar 192,79 Ha dan Kawasan Perairan
seluas 3.195,67 Ha. Luas Zona Inti 420,105 Ha atau 12,39 dari total luas kawasan konservasi perairan
Letak Geograis dan Administratif :
Kawasan ini terletak di pesisir Kabupaten Gunung Kidul tepatnya di sekitar Wediombo. Kawasan Pantai Wediombo
terletak di Desa Balong dan Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo..
Keanekaragaman Hayati : Potensi Pariwisata :
Pantai Wediombo merupakan teluk bertebing terjal, berpasir putih, tersusun oleh pasir vulkanis dan pasir organis yang
selama ini telah menjadi salah satu destinasi wisata di Kab. Gunung Kidul. Wisatawan dapat menikmati sunset dan
aktiitas memancing di lokasi wisata tersebut.
Aksesibilitas :
Wediombo yang merupakan lokasi Kawasan Konservasi terletak di Kecamatan Girisubo yang berjarak 28 km dari Kota
Wonosari ke arah tenggara. Sedangkan Wonosari berjarak sekitar 39 km dari kota Yogyakarta.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Gunung Kidul
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
306 307
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Bantul
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
308 309
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Taman Pesisir Kabupaten Bantul
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Bantul Nomor 284 tahun 2014 tentang Pencadangan Kawasan
Konservasi Taman Pesisir Kabupaten Bantul;
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 182 Ha. Terdiri dari Kawasan Konservasi Penyu, seluas 50 Ha dan Kawasan
Keanekaragaman Hayati :
Wilayah Pesisir Kabupaten Bantul memiliki potensi sumberdaya alam berupa satwa penyu, vegetasi
mangrove, dan gumuk pasir yang mempunyai daya tarik sumberdaya hayati, formasi geologi,
danatau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pemanfaatan pengembangan
ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumberdaya
alam hayati, wisata bahari, dan rekreasi.
Konservasi Mangrove, seluas 132 Ha. Untuk Kawasan Konservasi Penyu, Zona inti seluas 19 Ha, zona lainnya seluas
9 Ha dan zona pemanfaatan terbatas seluas 22 Ha. Sedangkan Kawasan Konservasi Mangrove, Zona inti seluas 10 Ha, zona
lainnya seluas 94 Ha dan zona pemanfaatan terbatas seluas 28 Ha.
Letak Geograis dan Administratif :
Kawasan ini terletak di pesisir Kabupaten Bantul tepatnya di Kecamatan Kretek, yang ada di dua lokasi kawasan konservasi,
yaitu: konservasi penyu penangkaran tukik di Pantai Patehan Desa Gadingsari dan Pantai Pandansimo Desa Poncosari.
Kemudian konservasi mangrove di Baros DesaTirtohargo
Potensi Pariwisata :
Obyek wisata yang berkembang di Kabupaten Bantul adalah wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan
minat khusus. Namun khususnya di Kawasan Konservasi yang dapat dinikmati wisatawan adalah wisata pantai.
Sebagian dari wilayah Kawasan Konservasi memang bersinggungan dengan objek wisata pantai yang sudah
berkembang. Sehingga pengelolaan kawasan konservasi dapat dipadukan dengan konsep wisata.
Aksesibilitas :
Menuju Kawasan Konservasi Kabupaten Bantul dapat diakses dari Kota Bantul menggunakan transportasi darat dengan
jarak kurang lebih 10 km, Sedangkan kota Bantul berjarak sekitar 16 km dari Jogya ibukota Propinsi Yogyakarta...
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
310 311
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Pulau-pulau Kecil Kabupaten Sidoarjo
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Sidoarjo Nomor 188859404.1.3.22012 tentang Pencadangan
Kawasan Konservasi Pulau-pulau Kecil Kabupaten Sidoarjo tanggal 24 Oktober 2012;
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 3005 Ha, terdiri dari Area Pulau Kedung seluas 1330 Ha dengan wilayah laut seluas
250 Ha dan wilayah darat seluas 1080 Ha Area Pulau Watu seluas 825 Ha dengan wilayah laut seluas 200
Ha dan wilayah darat seluas 625 Ha Area Pulau Pandansari seluas 850 Ha, dengan wilayah laut
seluas 600 Ha dan wilayah darat seluas 250 Ha
Letak Geograis dan Administratif :
Pulau Kedung berlokasi di Kecamatan Jabon dengan letak geograisnya adalah 7 33’50” LS dan 112 51’47” BT
Pulau Watu berlokasi di Kecamatan Jabon dengan letak geograisnya adalah 7 33’51” LS dan 112 51’38” BT.
Pulau Pandansari berlokasi di Kecamatan Jabon dengan letak geograisnya adalah 7 33’45” LS dan 112 51’40” BT
Keanekaragaman Hayati :
Pulau Kedung merupakan pulau yang sebagian besar wilayahnya merupakan tambak. Pulau Watu merupakan pulau
yang tidak berpenghuni. Pulau Pandansari merupakan hasil endapan sungai porong
Aksesibilitas :
Menuju Kawasan Konservasi Kabupaten Sidoarjo dapat diakses dari Kota Sidoarjo menggunakan transportasi darat
dengan jarak kurang lebih 30 km, Sedangkan kota Sidoarjo berjarak sekitar 20 km dari Surabaya ibukota Propinsi Jawa
Timur.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Sidoarjo
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
312 313
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Taman Wisata Pasir Putih Kabupaten Situbondo
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Situbondo Nomor No. 19 Tahun 2012 tentang Pencadangan
Kawasan Terumbu Karang Pasir Putih sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Situbondo
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 195,2 Ha, terdiri dari: Area I daratan, seluas 580 m2 lima ratus delapan puluh
meter persegi yang terletak pada koordinat 7º41’18,18” LS dan 113º49’52,45” BT.
Area II laut, seluas 195,2 Ha seratus sembilan puluh lima koma dua hektar dengan panjang keliling kawasan sebesar
8458,2 m delapan ribu empat ratus lima puluh delapan koma dua meter.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Situbondo
Keanekaragaman Hayati :
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah didasarkan pada prinsip-prinsip pencegahan pengrusakan terumbu
karang, pencegahan aktivitas pariwisata yang destruktif, pencegahan tangkap lebih overishing, pengaturan
penggunaan alat penangkapan ikan, cara penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan yang ramah lingkungan,
pengelolaan berbasis masyarakat, pertimbangan kearifan lokal dan pertimbangan bukti ilmiah.
Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Daerah diprioritaskan untuk melindungi potensi sumberdaya
kelautan dan perikanan khususnya terumbu karang dari eksploitasi yang tidak ramah lingkungan dan untuk menjamin
ketersediaan sumber daya ikan secara berkelanjutan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengembangan
budidaya perikanan, pengembangan pariwisata bahari yang memberi manfaat secara langsung kepada masyarakat serta
konservasi terumbu karang beserta ekosistemnya yang potensinya semakin terancam.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
314 315
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pasuruan
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Pasuruan Nomor No. 523513HK424.013201
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Pasuruan
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
316 317
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Sekilas tentang Kawasan
Meski baru dicadangkan pada Tahun 2010 melalui SK Bupati, kawasan ini telah malalui proses yang panjang dalam
kaitannya dengan kegiatan konservasi. Misalnya, pada Tahun 19961997 dilakukan study kelayakan oleh BAPPEDA Prov.
Jatim yang menghasilkan rekomendasi pembentukan daerah sepanjang dan sekitarnya sebagai taman laut nasional.
Surat Gubernur Jatim tgl. 05 Desember 1997 Nomor : 0502583201.31997 serta rekomendasi Bupati Sumenep tgl.
17 Desember 1997 Nomor : 050403444.2011997 perihal Rekomendasi Taman Nasional Laut di Kepulauan Sepanjang
dan sekitarnya, telah diusulkan menjadi Taman Laut Nasional di Jawa Timur.
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur.
Dasar Hukum :
Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Sumenep melalui Surat Keputusan Bupati No. 8 Tahun 2010
yang diterbitkan pada tanggal 3 Mei 2010.
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Sumenep dan sekitarnya memiliki luas sekitar 118.406,2 Ha.
Lokasi Kawasan:
Kawasan konservasi ini masuk dalam areal Pulau Sepanjang dimana secara administratif merupakan wilayah Kecamatan
Sepekan Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. Secara geograis, wilayah perairan Kepulauan Sepanjang dan
sekitarnya terletak pada koordinat 06
48’ - 07 8’ LS dan 115
48’ - 115 53’ BT.
Keanekaragaman Hayati :
Pulau Sepanjang didominasi oleh vegetasi mangrove. Keanekaragaman ikan yang dijumpai di perairan Sepajang
sangat bervariasi antara ikan hias dan ikan ekonomis terumbu karang. Jumlah jenis ikan yang dijumpai 64 spesies. Wilayah
yang dikelilingi terumbu karang ini merupakan spawning ground dan nursery ground dengan inidkasi banyaknya juvenil
ikan di sekitar perairan. Terdapat 6 jenis ikan dijumpai dalam kelimpahan besar 80 ekor dari jenis Dascyllus reticulatus,
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Sumenep
Dascyllus trimaculatus, Pomacentrus auriventris, Acanthurus nigrofuscus, Labroides dimidiatus, dan Pomacentrus moluccensis
Aksesibilitas :
Untuk menjangkau Pulau Sepanjang dapat ditempuh melalui pelabuhan penyeberangan Kalianget di Sumenep.
Waktu tempuh sekitar 8 jam dengan menggunakan moda transportasi laut berupa kapal penumpang milik Pemerintah
Kabupaten Sumenep Dharma Sumekar, dengan jadwal pelayaran setiap hari satu kali kecuali hari Selasa dan Kamis.
Jam keberangkatan yaitu jam 21.00 WIB turun di Pelabuhan Bilis-Bilis Kangean Kec. Arjasa. Selain dengan kapal
penumpang ada juga pelayaran lainnya yaitu yaitu Kapal Perintis dengan rute Banyuwangi – Kalianget – Batu Guluk
Arjasa – Sapeken pulang pergi. Jadwal pelayaran adalah dalam 1 minggu 2 kali yaitu setiap hari Sabtu dan Rabu. Dari
Bilis-bilis bisa dianjutkan dengan kapal kayu nelayan atau kapal tradisional menuju Sapeken, yang dilanjutkan ke Pulau
Sepanjang yang ditempuh sekitar 6-8 jam. Adapun alternatif lain jalur darat menuju ke ujung Pulau Kangean yaitu Kayu
Waru yang ditempuh sekitar 1 jam selanjutnya dengan kapal tradisional kapal nelayan ke Sapeken - Sepanjang dengan
waktu tempuh 3 jam perjalanan.
Potensi Pariwisata :
Perairan sebelah utara Pulau Sepanjang mempunyai daya tarik alam berupa panorama tumbuhan, satwa beserta
ekosistemnya yang masih asli serta formasi geologinya yang indah, unik dan nyaman. Untuk menjangkau wilayah ini relatif
mudah karena akses dekat dengan pemukiman penduduk. Kondisi tersebut secara tidak langsung memberikan peluang
Kawasan ini menjadi tempat Parawista.
Status Pengelolaan :
l Dicadangkan melalui SK Bupati dengan rencana aksi sbb : l Review rencana zonasi Kawasan Konservasi Perairan
Daerah l Pembentukan kelembagaan pusat Tradisi Maritim
Sepanjang oleh para Kades di Kec. Sapeken l Kunjungan lapangan dan inalisasi program aksi 2013
sampai dengan 2017 bersama mitra Prancis Best Metropole
l Instalasi batas-batas isik kawasan konservasi l Pengusulan penetapan KKPD kepada Menteri Kelautan
dan Perikanan.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
318 319
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Bali dan Nusa Tenggara
BuLeLeNG KLuNGKuNG NuSA
PeNIDA
JeMBRANA LOMBOK BARAT
LOMBOK TeNGAH LOMBOK TIMuR
SuMBAwA BARAT SuMBAwA
BIMA DOMPu
SIKKA FLOReS TIMuR
ALOR LeMBATA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
320 321
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Buleleng
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
322 323
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Sekilas tentang Kawasan
Kawasan konservasi perairan di Kab. Buleleng telah diinisiasi sejak tahun 2004 oleh DKP-RI melalui kegiatan Inventarisasi
dan Penilaian Potensi Calon KKLD di Buleleng - Bali. Pada tahun 2006 dilanjutkan oleh DKP-RI melalui kegiatan Evaluasi
Laporan Inventarisasi dan Penilaian Potensi Calon Kawasan Konservasi Laut Daerah CKKLD Kabupaten Buleleng-
Bali. Pada tahun 2007, Balai Riset dan Observasi Kelautan melakukan kegiatan Survey dan Analisa KKLD Pemuteran.
Namun sampai akhir tahun 2007, kawasan-kawasan yang diusulkan belum dapat ditetapkan yang disebabkan masih
adanya pro-kontra terhadap rencana ini. Pada tahun 2010, kembali dilakukan inisiasi pembentukan Kawasan Konservasi
Perairan skala kabupaten dan pada tahun 2011 rencana pencadangan Kawasan Konservasi Perairan telah disepakati
oleh seluruh masyarakat didalam areal calon kawasan. Akhirnya, pada tanggal 22 Agustus 2011, Bupati Buleleng
menandatangani SK Nomor 523 630 HK 2011 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kab. Buleleng.
Luas wilayah perairan yang dicadangkan: Taman Wisata Perairan Buleleng Timur seluas 6.661,68 Ha, Taman Wisata
Perairan Buleleng Tengah seluas 6.727,91 Ha, Taman Wisata Perairan Buleleng Barat seluas 651,24 Ha. Total 14.040,83 Ha.
SK Pencadangan ini telah pula diikuti dengan Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan Rencana Pengelolaan KKP yang
di Ketuai oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Buleleng dan beranggotakan seluruh stakeholder terkait.
Setiap tahunnya, Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Buleleng hanya mampu mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 90 juta
– 150 juta untuk mendukung kegiatan konservasi sehingga dibutuhkan kolaborasi dalam mekanisme pendanaan.
Nama Kawasan :
Taman Wisata Perairan Kabupaten Buleleng Timur, Buleleng Tengah dan Buleleng Barat
Dasar Hukum :
Pencadangan melalui Keputusan Bupati Buleleng No. 523630HK2011 Tentang Pencadangan Kawasan Konserrvasi
Perairan di Kabupaten Buleleng
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 14.041,13 Ha
Letak Geograis dan Administratif :
Kawasan ini terletak di kawasan perairan pantai lobina Kabupaten Buleleng Provinsi Bali.
Keanekaragaman Hayati :
Diperkirakan terdapat 8 spesies komunitas Lumba-Lumba dan Paus di Buleleng yaitu: Spinner dolphins dwarf Hawaiian,
spotted dolphins, Fraser’s dolphins, Risso’s dolphins, bottlenose dolphins, short-inned, pilot whale, Bryde’s whale,
false killer whale. Lumba-Lumba merupakan salah satu ikon wisata di Buleleng. Pariwisata Lumba-Lumba telah ada di
Buleleng Lovina sejak tahun 1987. Wisata Lumba-Lumba di Lovina merupakan wisata sepanjang tahun, didukung oleh
179 Armada Perahu dan menjadi armada wisata lumba-lumba terbesar kedua didunia setelah wisata yang serupa di India
Status Pengelolaan :
Kawasan ini saat ini dikelola oleh POKJA dan tengah dalam proses penyusunan SK Bupati untuk pembentukan
kelembagaan yang lebih permanen. Demikin pula dengan Rencana Pengelolaan dan zonasi yang saat ini masih dalam
proses penyusunan.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
324 325
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Klungkung
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
326 327
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Sekilas tentang Kawasan :
KKP Nusa Penida dibentuk dengan salah satu tujuan yaitu perikanan yang berkelanjutan selain pariwisata yang
berkelanjutan dan perlindungan keanekaragaman hayati laut. Di dalam KKP diatur zona-zona seperti zona inti yang gunanya
untuk melindungi tempat-tempat ikan berpijah dan bertelur sehingga zona ini sama sekali tidak boleh diganggu.
Sementara itu zona perikanan berkelanjutan diperuntukan agar nelayan Nusa Penida tetap dapat menangkap ikan,
tentunya dengan alat tangkap dan cara-cara yang ramah lingkungan. Penangkan ikan dengan cara merusak seperti
bom dan potasium-sianida dilarang digunakan di dalam KKP Nusa Penida. Sementara zona lainnya juga berperan di dalam
melindungi terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun yang merupakan ekosistem penting pesisir dimana ikan dan
biota laut lainnya bereproduksi,m bertelur, berlindung dan mencari makan di dalamnnya. Jika ekosistem ini rusak maka
ikan akan semakin berkurang dan akan berdampak kepada nelayan Nusa Penida.
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung Provinsi Bali.
Dasar Legal :
Pencadangan Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung sebagai Kawasan Konservasi Perairan KKP melalui Surat
Keputusan Bupati Klungkung Nomor 12 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 7 Juli 2010.
Luas Kawasan :
20,057 Ha
Titik Koordinat Batas Luar KKP Nusa Penida :
Batu Nunggul : 115034’37.10” BT – 80 39’14.43” LS Batu Abah : 115039’41.36” BT – 80 46’25.54” LS
Sekartaji : 115035’32.37” BT – 80 51’39.59” LS Sakti : 115026’6.53” BT – 80 45’46.33” LS
Lembongan : 115024’13.28” BT – 80 41’5.82” LS Jungut Batu : 115026’42.52” BT – 80 38’34.63” LS
Keanekaragaman Hayati :
Perairan Nusa Penida memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, dimana teradapat sekitar 149,05 Ha terumbu karang
dengan 296 jenis karang. Wilayah ini termasuk dalam segitiga terumbu karang dunia the global coral triangle yang saat ini
menjadi prioritas dunia untuk dilestarikan. Keanekaragaman Ikan Karang dan Biota Lainnya. Kawasan ini memiliki 576 jenis
ikan, 5 diantaranya jens ikan baru. Kelompok ikan tersebut adalah ikan karang, ikan pelagis dan ikan dasar. Mamalia laut
seperti paus dan lumba-lumba melintas di kawasan ini. Selain itu, terdapat 2 jenis penyu, yaitu penyu hijau green turtle dan
penyu sisik hawksbill turtle. Beberapa daerah dalam kawasan ini merupakan lokasi penyu bertelur. Keunikan kawasan ini
salah satunya adalah kemunculan ikan Mola-Mola sunish yang merupakan ikan laut pada bulan Juli – September.
Beberapa lokasi di kawasan Nusa Penida menjadi cleaning station baik ikan Mola-Mola.
Aksesibilitas :
KKP Nusa Penida terletak di kecamatan Nusa Penida dan relatif mudah dicapai. Kecamatan kepulauan ini terletak tidak lebih
dari 15 mil laut dari pulau utama Bali. Calon KKP Nusa Penida dapat dicapai dari 5 tempat yaitu Sanur, Pelabuhan Benoa,
Kusamba, Tanjung Benoa dan Padang Bai.
Banyak terdapat sarana atau moda tranportasi laut dan public-boat setiap harinya yang dapat mengantar penumpang
pengunjung dari dan ke Kecamatan Nusa Penida baik pada saat pagi, siang dan sore hari. Calon KKP Nusa penida dapat
dicapai dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dengan menggunakan speedboat double engine 85 PK. Terdapat
pelabuhan ferry di Nusa Penida tempat bersandarnya kapal Roro dari Padang Bai Karangasem.
Potensi Pariwisata :
Kekayaan hayati laut Nusa Penida telah membawa manfaat ekonomi dan jasa lingkungan bagi Kecamatan Nusa Penida,
Kabupaten Klungkung dan Propinsi Bali. Terumbu karang coral reef, hutan bakau mangrove, ikan pari manta manta
ray, ikan mola-mola sunish, penyu sea turtle, lumba- lumbadolphin, Hiu shark dan Paus whale merupakan
atraksi menarikbagi wisata bahari.
Terdapat lebih dari 20 titik lokasi penyelaman di perairan Nusa Penida dengan beberapa lokasi penyelaman favorit
seperti Crystal Bay, Manta Point, Ceningan Wall, Blue Corner, SD-Sental, Mangrove-Sakenan, Gemat Bay, dan Batu Abah,
Terdapat 3 cruises besar di Nusa Penida yang masing-masing memiliki pontoon seperti Bali Hai, Bounty dan Quick-Silver
yang rata-rata membawa turis 200 orang per hari.
Wisata Bahari lainnya di Nusa Penida seperti suring, snorkeling, sailing, ishing, lying ish, Para –Sailing, kayaking
dan sea- walker. Terdapat 6 penyelam operator base di Nusa Lembongan dan Nusa Penida. Diperkirakan sekitar 200.000
turis dating berkunjung ke Nusa Penida setiap tahunnya. Puncak jumlah kunjungan palingramai di Nusa Penida peak-
season adalah bulan Agustus – September, sementara bulan paling sepi low-season bulan Januari – Februari.
Status Pengelolaan :
Pasca pencadangan, sudah banyak upaya yang dilakukan dalam pengelolaan kawasan konservasi ini, antara lain
pembentukan pokja nusa Penida, penyusunan zonasi kawasan, monitoring sumberdaya, penyusunan proil
perikanan, penyusunan proil wisata bahari dsb.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
328 329
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Sekilas tentang Kawasan
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Jembrana
Dasar Hukum :
Pencadangan melalui Keputusan Bupati Jembrana No. 770 DKPK2013 Tentang Pencadangan Kawasan Konservasi
Perairan Kabupaten Jembrana
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 3532,52 Ha, terdiri dari: Kawasana Konservasi Perairan dan Taman Pesisir Perancak,
Kabupaten Jembrana yang terdiri dari kawasan darat seluas 1.137,72 Ha dan kawasan laut seluas 1.165,50 Ha.
Kawasan Konservasi Perairan Melaya, Kabupaten Jembrana seluas 1.229,30 Ha.
Letak Geograis dan Administratif :
Kawasan ini terletak di perairan pesisir Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Kawasan konservasi perairan dan taman
pesisir perancak berada di kecamatan jembrana berada pada koordinat antara 8°24’01,45” LS – 8°25’22,88” LS dan
114°35’43,68” BT – 114°40’06,93” BT. Sedangkan Kawasan Konservasi Perairan Melaya berada di Kecamatan Melaya
dengan koordinat antara 8°14’56,45” LS – 8°18’20,04” LS dan 114°27’21,87” BT dan 114°30’13,94” BT.
Keanekaragaman Hayati :
Potensi lestari sumberdaya ikan di wilayah perairan Kabupaten Jembrana sebesar 56.947 tontahun, terdiri dari ikan pelagis
53.947 tontahun dan ikan demersal 3.877 tontahun Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana,
2012. Selain ikan lemuru sebagai sumber daya ikan utama, jenis sumberdaya ikan pelagis lain lainnya yaitu ikan layang,
layur, tongkol, manyung, kembung, bawal hitam, bawal putih, kuwe, teri, peperek, kurisi, belanak, banyar, srengseng,
tenggiri, beronang, kerong-kerong, dan ikan lainnya. Sedangkan jenis ikan demersal meliputi ikan cucut, kerapu,
kakap dan pari. Komoditas lainnya yaitu cumi dan lobster.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Jemrana
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
330 331
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Lombok Barat
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
332 333
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
c. Terumbu karang l Luasan tutupan ekosistem terumbu karang 2.701,6 Ha
l Ditemukan 57 genera dari 15 famili karang keras. Didominasi oleh Acropora dan Porites
l Rata-rata tutupan karang keras 35 dengan kisaran 25 – 56,8
l Ditemukan 379 spesies dari 43 famili ikan karang. l Kelimpahan ikan berkisar 9.730 – 98.240 indha dengan
rata-rata kelimpahan 23.033 Haind l Biomasa ikan karang 382,4 – 2.876,9 kgHa, dengan rata-
rata sebesar 818,4 kgHa
Foto : Md Dharma WCS
Gambar 1 ekosistem terumbu karang dan kelimpahan ikan karang
Kondisi Sosial Budaya dan ekonomi:
l Jumlah penduduk sekitar kawasan pada tahun 2012 sejumlah 57.476 jiwa, dengan rata-rata kepadatan 198,8
jiwakm
2
l Dominan beretnis Sasak, Jawa dan Sumbawa l Tingkat pendidikan nelayan didominasi lulusan SD
l Rentang pendapatan mayoritas nelayan berkisar antara Rp 700.000 – 1.400.000 per bulan
1. Nama Kawasan :