Suhu Perairan Kondisi Kimiawi Perairan Potensi Sumberdaya Ikan

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 222 223 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA g. Zona Pemanfaatan, luas perairan 226.295,12, luas darat 1.916,20 luas total 228.211,32 Hektar dengan titik koordinat 107 54’ 21” BT - 02 34’ 28” LS, 107 54’ 20” BT - 02 29’ 48” LS, 107 04’ 41” BT - 02 29’ 53” LS, 107 04’ 46” BT - 03 22’ 60” LS, 107 52’ 12” BT - 03 22’ 53” LS dan 107 51’ 35” BT - 03 03’ 30” LS. Target Konservasi: - Target Sumberdaya Bioekologis - Target Sosial, Budaya dan Ekonomi Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati:

1. Kecamatan Sijuk A. Kondisi Pantai

Kondisi pantai yang ada di wilayah Kecamatan Sijuk

B. Pola dan Kecepatan Arus

Seperti halnya di wilayah perairan Kabupaten Belitung, berdasarkan penelitian LIPI Oktober, 2005, kecepatan arus di wilayah perairan Kecamatan Sijuk secara keseluruhan berkisar antara 17,80 – 42,10 cmdet dengan rata-rata 29,40 cmdet. Secara rata-rata kecepatan arus di lapisan permukaan lebih tinggi dibandingkan pada kedalaman 5 dan 10 meter. Kecepatan arus di perairan ins masih termasuk kecepatan arus yang sedang. Arah arus pada lapisan permukaan bergerak ke arah utara dan sebagian lagi ke arah barat laut dan barat daya namun pada kedalaman 5 dan 10 meter arus bergerak ke arah barat daya, sehingga arah arus pada penelitian ini dominan bergerak ke arah barat daya.

C. Pola Angin

Pola angin permukaan yang terjadi laut Cina Selatan khususnya di perairan Kecamatan Sijuk dipengaruhi oleh angin muson, yang mana menurut Nontji 1987 pada saat musim barat angin berhembus dari Asia menuju Australia yang mana pada saat itu terjadi musim dingin di belahan bumi bagian utara dan musim panas di belahan bumi bagian selatan, sehingga terjadi tekanan tinggi di atas daratan Asia dan tekanan rendah di atas daratan Australia. Hal inilah yang dikenal sebagai angin musim barat. Pada musim timur berlaku sebaliknya, dimana pusat tekanan tinggi terjadi terjadi di atas daratan Australia dan pusat tekanan rendah di atas daratan Asia, sehingga mengakibatkan angin berhembus dari daratan Australia menuju daratan Asia, yang lebih dikenal dengan angin musim timur.

D. Pasang Surut

Secara umum fenomena naik turunnya paras muka air laut atau yang lebih dikenal dengan pasang surut terutama disebabkan oleh gravitasi matahari dan bulan terhadap massa air laut. Posisi matahari dan bulan terhadap bumi berubah setiap waktu, perubahan posisi tersebut membangkitkan gaya yang berbeda-beda, sehingga kedudukan muka laut serta kisaran pasang surut juga berbeda-beda. No Pulaupantai Karakteristik a. Terong Pantai berlumpur, baritonga, mangrove b. Tanjung Binga Pasir putih, pantai berbatu, mangrove c. Batu Itam Pantai berlumpur, baritonga, mangrove d. Keciput Pasir putih, pantai berbatu, baritonga, mangrove, semak e. Sijuk Pasir putih, pantai berbatu, baritonga, mangrove, semak f. Sungai Padang Pasir putih, pantai berlumpur, baritonga, mangrove Sumber : Bappeda Kabupaten Belitung, 2005 . . . . . . . . . 0. e e 12 u Kali ,22 ,24 ,28 ,22 ,12 3,2 ,36 ,88 ,94 ,62 ,74 ,24 ,24 11 ,48 ,48 ,06 ,26 3,5 ,68 ,74 3,8 0,4 ,56 ,88 0,6 ,26 2 00 00 00 00 00 umumnya pantai berlumpur, pasir putih, pantai berbatu dengan tanaman pantai berupa semak, baringtonia dan beberapa jenis mangrove. Pantai yang ada di wilayah Kecamatan Sijuk antara lain Pantai Terong. Tanjung Binga, Batu Itam, Keciput, Sijuk dan Sungai Padang. Dari ke enam pantai tersebut, Pantai Keciput dan Sijuk merupakan pantai yang memiliki kelengkapan ekosistem yang lebih lengkap dibandingkan dengan pantai lainnya. Dasar perairan di sekitar perairan Kecamatan Sijuk umumnya merupakan daerah atol terumbu karang dan tempat bertemunya arus, sehingga banyak terdapat plankton yang merupakan makanan ikan dan biota lainnya Bapeda Kabupaten Belitung, 2005. Secara rinci kondisi karakteristik dari masing- masing pantai yang ada di wilayah Kecamatan Sijuk disajikan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Kodisi Pantai di Kecamatan Sijuk Pasang surut yang terjadi di Perairan Kecamatan Sijuk seperti halnya di perairan lainya di Kabupaten Belitung, bukan pasang surut yang secara langsung dibangkitkan oleh gravitasi matahari dan bulan, akan tetapi dominan dipengaruhi oleh pasang surut di perairan Laut Cina Selatan yang merambat ke selatan memasuki Laut Jawa Pariwono, 1985. Perambatan pasang surut dari Samudera Pasiik yang memasuki perairan Sijuk melalui perairan Laut Cina Selatan telah dipengaruhi oleh morfotogi pantai dan kedalaman laut bathymetri Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2004.

E. Suhu Perairan

Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air November 2012 suhu perairan di beberapa stasiun pengukuran di Kecamatan Sijuk tercatat rata-rata 25 derajat Celcius. Pengambilan dan pengukuran sampel ini dilakukan sudah masuk musim penghujan. Pada saat musim kemarau diperkirakan suhu perairan akan lebih meningkat lagi. Menurut LIPI 2005 pada saat musim kemarau atau musim timur suhu maksimal dapat mencapai 29 derajat Celcius.

F. Kondisi Kimiawi Perairan

Kualitas air berperan penting bagi seluruh organisme perairan untuk menunjang proses kehidupannya. Kualitas perairan bisa dilihat dari nilai parameter kimiawi perairan. Gambaran kondisi kimiawi perairan di wilayah perairan Kecamatan Sijuk disajikan sebagai berikut: 1. Stasiun : Pulau Lengkuas Koordinat : S02 32.323’ E107 37.679’ elv: 32 ft Suhu : 25 C pH : 8,05 Salinitas : 30 Kecerahan : 3 meter DO : 8,3 Waktu Pengambilan jam 09.00 2. Stasiun : Pulau Burung Koordinat : S02 34.000’ E107 37.629’ elv: 21 ft Suhu : 25 C pH : 7,9 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 224 225 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Salinitas : 38 Kecerahan : 3 meter DO : 6,7 Waktu Pengambilan jam 10.00 3. Stasiun : Pulau Kera Koordinat : S02 35.013’ E107 37.411’ elv: 25 ft Suhu : 25 C pH : 7,98 Salinitas : 31 Kecerahan : 3 meter DO : 8,3 Waktu Pengambilan jam 10.30 4. Stasiun : PesisirDekat Pemukiman Koordinat : S02 35.398’ E107 37.085’ elv: 25 ft Suhu : 25 C pH : 7,96 Salinitas : 34 Kecerahan : 3 meter DO : 7,4 Waktu Pengambilan jam 10.45

G. Sebaran Mangrove

Sebaran mangrove di pulau-pulau kecil Kecamatan Sijuk terdapat di Sungai Terong, Sungai Sijuk dan Sungai Padang. Berikut gambarannya:

1. Sungai Terong

Keberadaan mangrove di lokasi ini terutama di daesah muara didominasi oleh Rhizophora apiculata dengan ketebalan 100 m, selain jenis tersebut banyak ditemukan juga Brugulera gymnonilza, Bragulera dan Xylocarpus granatum. Di muara ini jarang ditemukan mangrove yang berupa potion, akan tetapi di kiri kanan sungai yang ketebalannya 5 – 10 m banyak ditemukan mangrove dalam bentuk pohon terutama Xylocaipus granatum yang berdiameter 30 cm dan Bruguiera gymnorrhiza dengan diameter 25 cm yang ketinggiannya mencapai 20 m. Secara keseluruhan lokasi ini didapatkan 11 jenis mangrove.

H. Sebaran Padang Lamun

Sebaran lamun di pulau-pulau kecil Kecamatan Sijuk antara lain berada di pulau Aji, Babi, Batu berlayar, Batu garuda, Bekukur, Bulu, Burung, Jemang, Jukong, Kelayang, Kera, Lengkuas, Lutung, Malang huya, Malang mas, Pegadur, Tukong air labuh, Tukong kelayang, Tukong kelayang laut, Tukong makbulang, Tukong darat, dan Tukong Kera. Lamun yang ditemui di pulau- pulau kecil di Kecamatan Sijuk antara lain dari jenis Enhalus sp, Thalasia sp, Halaophilia sp. Selain itu juga ditemukan beberapa rumput laut dan jenis Caulapa sp. dan Sargasum sp.

2. Sungai Sijuk

Keadaan mangrove di kiri kanan sungai ini mempunyai ketebalan 25 sampai 50 m. Untuk pohon mempunyai kepadatan 200 – 400 batangha dengan ketinggian 8 – 10 m, sedangkan untuk belta kepadatannya antara 800 – 1.600 batangha dengan ketinggian antara 4 – 6 m. Selain jenis Rhizophora apiculata sebagai dominan juga jenis lain yang banyak ditemukan adalah Brugulera gymnorrhiza. Secara keseluruhan di lokasi ini ditemukan 8 jenis mangrove.

3. Sungai Padang

Keberadaan mangrove di sebelah kanan sungai yang mengarah ke muara lebih tebal dari pada sebelah kiri sungai yang mengarah ke muara. Ketebalan mangrove di sebelah kanan sungai berkisar antara 75 – 100 m. Jenis yang mendominasi baik potion maupun belta adalah Rhizophora apiculata. Kepadatan pohon berkisar antara 400 – 500 batangha dengan ketinggian antara 10 – 15 m bahkan ada yang mempunyai diameter 40 cm, sedangkan untuk belta mempunyai kepadatan 600 – 800 batangha dengan ketinggian 4 – 6 m. Kondisi mangrove di tempat ini rata-rata mempunyai kondisi dan potensi yang paling baik jika dibandingkan dengan tempat lain. Secara keseluruhan di lokasi ini didapatkan 10 jenis mangrove. Dari semua lokasi, umumnya mangrove banyak ditemukan pada daerah muara sungai sampai ke arah hulu sungai. Adapun jenis yang banyak ditemukan adalah jenis Rhizophora apiculata. Berikut disajikan tabel spesies mangrove secara keseluruhan yang ditemukan di lokasi penelitian. Suku Jenis Nama Daerah . Apocynaceae Cerbera odollum . Avicenniaceae Avicenia alba . Combretaceae Lumnitzera racemosa WILLLD Api-api duduk . Euphorbiaceae Excoecaria agallocha L. Buta-buta . Malvaceae Hibiscus tiliaceus Waru Thespesia populnea . Meliaceae Xylocarpus granatum KOEN Ngirili Xylocarpus moluccensis . Myrtaceae Aegiceros comiculatum Osbomea octodonta . Palvuae Nypa fructicans WURMB. Nipah . Pteridophyta Acrostichum aureum L. Wakas 0. Rhizophoraceae Brugiera cylindrica Brugiera gymnorrhiza Ceriops tagal Rhizophora apiculata BLUME Bakau putih Rhizohora mucronata LMK Bakau hitam Rhizophora stylosa GRIFF Bakau rangkah Sonneratiaceae Sonneratia alba J.E. SMITH Bogem Sumber : LIPI, 2005 dan Hasil Survey 2012 u Kali ,22 ,24 ,28 ,22 ,12 3,2 ,36 ,88 ,94 ,62 ,74 ,24 ,24 11 ,48 ,48 ,06 ,26 3,5 ,68 ,74 3,8 0,4 ,56 ,88 0,6 ,26 2 00 00 00 00 00

I. Sebaran Terumbu Karang

Sebaran karang di pulau-pulau kecil Kecamatan Sijuk antra lain berada di pulau : Agar, Aji, Babi, Batu berlayar, Batu garuda, Bekukur, Bulu, Burung, Jemang, Jukong, Kelayang, Kera, Kijang, Lengkuas, Lutung, Malang besar, Malang huya, Malang mas, Malang penyu, Pegadur, Sering, Siantu, Teluk buaya, Tukong air labuh, Tukong kelayang laut, Tukong makbulang, Tukong darat, Tukong Kera, dan Tukong laut. Berikut disajikan jenis dan sebaran terumbu karang di perairan Kabupaten Belitung secara keseluruhan. Tabel 1.2 Jenis, Marga, Suku Serta Nama Daerah Mangrove Yang Ditemukan di Lokasi Penelitian STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 226 227 STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Tabel 1.3. Persentase Penutupan Terumbu Karang Hidup Di Kabupaten Belitung Sumber : LIPI, 2005 Tabel 1.4 Jenis, Famili, dan Kepadatan Ikan Karang Di Perairan Kabupaten Belitung Benthic Lokasi Pulau Sekutai Pulau Kali Mambang Pulau Batu Itam Pulau Keran Pulau Akeake Hard Corals Acropora 0,22 0,24 8,28 4,22 Hard Corals Non Acropora 40,12 63,2 39,36 66,88 41,94 Dead Soelaractinia 8,62 11,74 12,24 13,24 11 Algae 44,48 20,48 30,06 13,26 43,5 Other Fauna 5,68 3,74 3,8 0,4 3,56 Abiotic 0,88 0,6 6,26 2 Jumlah 100 100 100 100 100 Di Pantai Batu Itam ditemui adanya daerah rataan terumbu reef lat yang cukup luas yaitu sekitar 500 m, pantai ditumbuhi oleh mangrove dari jenis Rhizophora sp. Di daerah ini juga dijumpai beberapa patch reef. Lereng terumbu bagian etas reef lat landai dengan kemiringan sekitar 20°. Karang tidak tumbuh dengan baik, kehadiran alga dari jenis Sargassum sangat mendominasi di daerah ini. Semakin kebawah reef slope, kemiringan bertambah yaitu antara 65° – 75°. Pertumbuhan karang hidup terlihat – lebih bervariasi yang didominasi oleh bentuk pertumbuhan massive dari jenis Porites lobata, Oulophylla sp., bentuk pertumbuhan bercabang dari jenis Porites dan Echinopora horrida juga terlihat mengelompok. Bentuk pertumbuhan seperti daun juga terlihat dari jenis Turbinaria sp. Bentuk pertumbuhan seperti jamur juga terlihat mendominasi di dasar perairan. Yang menarik, karang-karang anakan dari jenis Fungia sp. juga terlihat mulai tumbuh. Di antara bongkahan-bongkahan karang matt dijumpai soft Coral dan spons Dari basil LIT Line Intercept Transect, diperoleh persentase tutupan karang hidup sebesar 47,64 .

J. Potensi Sumberdaya Ikan

Berdasarkan penelitian LIPI 2005, terkumpul 66 jenis ikan karang dengan Ikan sampel sebanyak 1.917 ekor dari 18 famili, yang tertangkap di sekitar perairan Kabupaten Belitung Pulau Kalimambang, Pulau Sekutai, Pantai Batu Itam, Pulau Keran dan Pulau Ake-ake, dan terdiri dari : l Ikan major 42 jenis, 8 famili; l Ikan targetpangan 21 jenis, 9 famili; dan l Ikan indikator Chaetodontidae 3 jenis, 1 famili. Kepadatan ikan major sebanyak 6.100 ekorha, ikan target 1.300 ekorha, ikan indikator 300 ekorha dan total ikan karang sebanyak 7.700 ekorha, seperti yang terlihat pada Tabel 5.4. Ikan Napoleon Cherlinus undulates ditemukan di perairan Pulau Kalimambang, dan tidak menutup kemungkinan keberadaan ikan ini di lokasi perairan karang lainnya. Ikan napoleon merupakan ikan bernilai tinggi dan dilindungi, sehingga keberadaan ikan ini perlu dijaga. Jenis ikan ini merupakan ikan yang perlu mendapat perlindungan di Kawasan Konservasi Perairan di Kabupaten Belitung.

K. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Non Ikan