STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
8 9
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tabel 2. Luas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia Tahun 2014
Sumber: Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, kkji.kp3k.kkp.go.id
No Kawasan Konservasi
Jumlah Kawasan
Luas Ha
A Dikelola Kemenhut
32 4.694.947,55
Taman Nasional Laut 7
4.043.541,30 Taman Wisata Alam Laut
14 491.248,00
Suaka Margasatwa Laut 5
5.678,25 Cagar Alam Laut
6 154.480,00
B Dikelola KKP dan Pemda
113 11.756.129,41
Taman Nasional Perairan 1
3.355.352,82 Suaka Alam Perairan
3 445.630,00
Taman Wisata Perairan 6
1.541.040,20 Kawasan Konservasi Perairan Daerah
103 6.414.106,39
Jumlah Total 145
16.451.076,96
T
ujuan utama pengelolaan kawasan konservasi adalah pengelolaan efektif melalui pengelolaan berdasarkan
sistem zonasi yang dapat dilakukan berbagai upaya pengelolaan sumberdaya kawasan maupun pengelolaan
sosial budaya dan ekonomi yang keduanya memberikan umpan balik terhadap penguatan kelembagaan dan tatakelola
kawasan konservasi. Upaya-upaya tersebut sedikitnya dapat melalui tiga strategi pengelolaan, yaitu: 1 Melestarikan
lingkungannya, melalui berbagai program konservasi, 2 menjadikan kawasan konservasi sebagai penggerak ekonomi,
diantaranya melalui program perikanan budidaya ramah lingkungan, penangkapan ikan ramah lingkungan, pariwisata
alam perairan dan pendanaan mandiri yang berkelanjutan, dan 3 pengelolaan kawasan konservasi sebagai bentuk
tanggungjawab sosial yang mensejahterakan masyarakat.
Evaluasi tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dilakukan dengan alat ukur E-KKP3K, berdasarkan Keputusan
Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi
III
Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Nomor Kep.44KP3K2012 tentang Pedoman Teknis Evaluasi
Evektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil E-KKP3K. Pedoman E-KKP3K
memuat tata-cara atau panduan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pengelolaan berkelanjutan kawasan konservasi
perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Pada tingkat makro, E-KKP3K digunakan Kementerian Kelautan dan Perikanan
untuk menilai tingkat pengelolaan kawasan konservasi perairan yang ada di Indonesia. Sementara pada tingkat mikro,
E-KKP3K dapat pula digunakan swa-evaluasi terhadap kinerja pengelolaan suatu kawasan konservasi perairan sekaligus
membuat perencanaan dalam rangka peningkatan kinerja. E-KKP3K juga didukung dengan perangkat lunak software
E-KKP3K untuk lebih mempermudah evaluasi di lapangan. Lebih lengkap mengenai E-KKP3K dan status pengelolaan
KKP3K dapat mengunjungi: kkji.kp3k.kkp.go.id.
a. perlindungan habitat dan populasi ikan; b. rehabilitasi habitat dan populasi ikan;
c. penelitian dan pengembangan; d. pemanfaatan sumber daya ikan;
e. pariwisata alam dan jasa lingkungan; f. pengawasan dan pengendalian; danatau
g. monitoring dan evaluasi
a. pengembangan sosial ekonomi masyarakat; b. pemberdayaan masyarakat;
c. pelestarian adat dan budaya; danatau d. monitoring dan evaluasi
a. peningkatan sumber daya manusia; b. penatakelolaan kelembagaan
c. peningkatan kapasitas infrastruktur; d. penyusunan peraturan pengelolaan kawasan;
e. pengembangan organisasikelembagaan masyarakat; f. pengembangan kemitraan;
g. pembentukan jejaring kawasan konservasi perairan; h. pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan;
danatau i. monitoring dan evaluasi
Gambar: Aspek Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan pulau-pulau Kecil
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
10 11
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Untuk mendukung kinerja pengelolaan KKP3K, telah disusun Suplemen pendukung Panduan E-KKP3K yang
bertujuan memberikan pedoman teknis untuk membekali pengelola KKP3K, antara lain: 1 Panduan usulan inisiatif,
identiikasi dan inventarisasi, dan Pencadangan; 2 Panduan Kelembagaan; 3 Panduan Rencana Pengelolaan dan Zonasi;
4 Panduan Sarana dan Prasarana; 5 Panduan Pendanaan; 6 Panduan Penetapan; 7 Panduan Penataan Batas; 8 Panduan
Monitoring Bioisik Sumberdaya Kawasan; dan 9 Panduan Monitoring Sosial Budaya dan Ekonomi.
Kriteria yang digunakan untuk melakukan evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi E-KKP3K pada tingkat
makro, terdiri dari 5 peringkat, 17 kriteria dan 74 dafter pertanyaan. 5 lima peringkat tersebut pada pelaksanaannya
disederhanakan menjadi 3 Kategori yaitu: perunggu level 1; perak level 2 dan emas level 3 sebagaimana disajikan pada
gambar berikut ini:
Penilaian efektivitas secara nasional selain untuk mengetahui status efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan,
pesisir dan pulau-pulau kecil, juga sekaligus dijadikan ajang pemberian penghargaan yang mampu mendorong
peningkatan pengelolaan efektif KKP3K. Anugerah E-KKP3K E-KKP3K Awards merupakan bentuk penghargaan yang
diberikan kepada pemerintah daerahkepala daerah pengelola KKP3K yang konsisten mengembangkan
kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Penghargaan terdiri atas kategori Favorit 1 penghargaan,
kategori percontohan 5 penghargaan, dan kategori percepatan 17 penghargaan, serta kategori khusus. Anugerah
E-KKP3K E-KKP3K Awards diagendakan setiap 2 dua tahun sekali. Kegiatan Anugerah E-KKP3K diselenggarakan pertama
kali pada tahun 2013, dan selanjutnya pada Renstra 2015-2019 akan dilaksanakan pada 2015, 2017 dan 2019.
Pengelolaan kawasan konservasi perairan nasional dilakukan oleh Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional BKKPN
Kupang dan Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional LKKPN Pekanbaru. Pengelolaan di Setiap lokasi KKPN
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Kawasan Konservasi Perairan Nasional Satker KKPN yang merupakan bagian dari wilayah
Kerja BalaiLoka KKPN. Masing-masing KKPN, walau tidak seluruhnya berstatus Taman Nasional Perairan, pengelolaan
kawasan konservasi tersebut tetap dilakukan oleh satu Unit organisasi tersendiri, sehingga pemangkuan kawasan melalui
pengelolaan kawasan dengan sistem zonasi dapat dilakukan secara optimal. Sedangkan untuk pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil, terdapat Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut BPSPL di Padang, Denpasar, Pontianak dan
Makassar serta Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut LPSPL di Serang dan Sorong. Keenam BalaiLoka PSPL
ini juga mempunyai perpanjangan organisasi berupa Satker- Satker yang mewakili jangkauan pelayanan di seluruh provinsi
di Indonesia.
Penerima Anugerah E-KKP3K E-KKP3K Awards 2013 Kategori Percontohan: Suaka Alam Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Kota SABANG, Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Kabupaten SUKABUMI, Taman Pesisir Ujungnegoro-Roban
Kabupaten BATANG, Taman Wisata Perairan Nusa Penida Kabupaten KLUNGKUNG, Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten ALOR, dan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten RAJA AMPAT. Kategori Khusus: Bupati Kepulauan Anambas. Penyerahan
penghargaan disampaikan oleh Menteri kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo.
level 1; perak level 2 dan emas level 3 sebagaimana disajikan pada gambar berikut ini:
Gambar: Kriteria E-KKP3K
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
12 13
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Taman Nasional Laut Sawu dan Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas merupakan 2 dua KKPN yang diinisiasi,
dicadangkan, ditetapkan dan dikelola oleh Kementerian Kelautan dan perikanan melalui BalaiLoka KKPN tersebut.
Selain itu, BalaiLoka KKPN melalui satker-satkernya juga mengelola 8 delapan KKKPN berdasarkan harmonisasi serah
terima dari kementerian kehutanan, antara lain Suaka Alam Perairan SAP Kepulauan Aru Bagian Tenggara di Provinsi
Maluku; SAP Kepulauan Raja Ampat – Papua Barat; SAP Kepulauan Waigeo sebelah Barat, dalam hal ini Kepulauan
Panjang di Provinsi Papua Barat; Taman Wisata Perairan TWP Kepulauan Kapoposang di Provinsi Sulawesi Selatan; TWP
Pulau Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat; TWP Kepulauan Padaido di Provinsi Papua;
TWP Laut Banda di Provinsi Maluku; dan TWP Pulau Pieh di Provinsi Sumatera Barat. Langkah harmonisasi Pengelolaan
Kawasan Konservasi selanjutnya menyangkut pengelolaan KPAKSA laut yang masih dikelola kementerian kehutanan,
diantaranya 7 tujuh taman nasional laut. Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 pasal 78A, kawasan-
kawasan tersebut menjadi kewenangan menteri kelautan dan perikanan.
Ditingkat regional, upaya pengelolaan efektif KKP3K dalam koridor kerjasama Coral Triangle Initiative CTI telah disusun
sebuah sistem pengelolaan kawasan konservasi di segitiga
karang - Coral Triangle Marine protected Area System CTMPAS yang memberikan manfaat bagi ekosistem
terumbu karang di 6 negara CTI Indonesia, Malaysia, Philipina, Papua Nugini, Solomon Island dan Timor Leste
dan keuntungan bagi masyarakat yang berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Indonesia menjadi
bagian dari 13 Nominasi kawasan konservasi CTMPAS 2013. untuk kategori 3 Priority Development Sites antara lain:
KKPN TWP kapulauan Anambas, KKPN TNP laut Sawu dan KKP3KD TP Pangumbahan – Sukabumi. Sedangkan TNL
Wakatobi menjadi bagian kategori 4 Flagship. Tiga prioritas kawasan pengembangan tersebut akan digenjot pengelolaan
efektifnya, dan satu lokasi yang menjadi lagship tentunya menjadi percontohan pengembangan pengelolaan efektif di
wilayah CTI. Kawasan konservasi satu dan lainnya saling terkait secara
bioisik dalam satu kesatuan jejaring KKP3K. Kerjasama Jejaring KKP dapat dilakukan untuk pengelolaan 2 dua atau
lebih kawasan konservasi perairan secara sinergis, baik secara lokal, nasional maupun regional. Kerjasama Jejaring KKP3K
juga dapat memberikan nilai tambah lebih dibandingkan beberapa KKP yang berdiri sendiri karena: 1 jejaring
melindungi sumberdaya, ekosistem dan habitat secara terpadu; dan 2 jejaring mendorong pembagian kapasitas
dan pengelolaan yang merata . Jejaring KKP3K telah diatur berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor. 13PERMEN-KP2014 tentang Jejaring Kawasan Konservasi Perairan. Pun demikian, upaya pemanfaatan
kawasan konservasi, kerjasama dan kemitraan dalam pengelolaan kawsan konservasi menjadi bagian penting
upaya pengelolaan efektif sebuah kawasan konservasi dapat ditingkatkan. Saat ini sedang dalam inalisasi Peraturan
menteri kelautan dan Perikanan tentang Kemitraan, serta Peraturan Menteri kelautan dan perikanan tentang
Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan untuk berbagai kegiatan, antara lain: Penangkapan dan Pebudidayaan Ikan,
Pariwisata Alam Perairan, Pendidikan dan Penelitian. Sebuah payung program efektivitas dan keekonomian kawasan
konservasi tengah dijalankan melalui Program Investasi dan Pengembangan Ekonomi berbasis Konservasi PROSPEK.
Releksi Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Tahun
2014.
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan memiliki target pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-
pulau kecil KKP3K seluas 4,5 juta hektar pada tahun 2014. Target kumulatif ini telah terlampaui berkat upaya-upaya
pokok pengelolaan kawasan seperti asistensi pencadangan- penetapan kawasan, pembinaan pengelolaan kawasan,
penyusunan NSPK pengelolaan kawasan, evaluasi-penetapan kawasan serta asistensi rencana pengelolaan dan zonasi
kawasan. Ada pula kegiatan penyusunan sub-project kawasan konservasi yang pendanaannya didukung melalui Proyek
Rehabilitasi Pengelolaan Terumbu Karang Coremap-CTI. Dalam rangka persiapan Coremap-CTI juga telah dilaksanakan
penyusunan best practices dan replikasi pengelolaan teumbu karang.
Dua indikator keberhasilan pencapaian target ini adalah luas kawasan dan hasil evaluasi perangkat E-KKP3K. Pertama,
dalam konteks luas kawasan yang dikelola, secara kumulatif hampir 7,8 juta hektar kawasan telah terkelola efektif
hingga akhir tahun 2014. Angka ini jauh melampaui target pengelolaan efektif yang telah ditentukan pada periode awal
renstra 2010-2014 seluas 4,5 juta hektar antara lain karena implementasi kebijakan blue economy di tiga lokasi kawasan
konservasi yakni di Taman Wisata Perairan TWP Anambas, TWP Nusa Penida Klungkung dan TWP Lombok Timur.
Tiga lokasi ini menyumbang hampir 1,3 juta luas kawasan pengelolaan efektif tambahan selama periode RPJM 2010-
2014 dan menggenapkan jumlah fokus lokasi pengelolaan efektif pada periode tersebut menjadi 24 lokasi. Selain itu,
sejumlah kawasan juga telah mengubah menambah dan mengurangi area konservasinya seperti yang terjadi di
Taman Pesisir TP Ujungnegoro-Roban Kabupaten Batang, TP Pangumbahan Sukabumi dan TWP Kepulauan Raja Ampat.
Meski demikian, seluruh dinamika tersebut tidak berimbas signiikan terhadapcapaian kinerja pengelolaan efektif
kawasan konservasi.Kedua, dalam konteks hasil evaluasi E-KKP3K, seluruh kawasan konservasi yang masuk dalam fokus
pengelolaan efektif telah meningkat level pengelolaannya. Perlu dipahami bahwa level pengelolaan efektif kawasan
konservasi yang diakui berdasarkan E-KKP3K sejatinya adalah ketika semua kriteria pada salah satu tingkatan telah
terpenuhi 100. Sejak dirilis pada akhir tahun 2012 melalui Keputusan
Direktur Jenderal KP3K Nomor Kep.44KP3K2012, perangkat E-KKP3K telah menjadi alat ukur level pengelolaan efektif
kawasan konservasi yang independen dan terukur.Bahkan untuk pertama kalinya pada tahun 2013 perangkat E-KKP3K
diandalkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mengganjar para pengelola kawasan konservasi perairan
daerah berprestasi melalui ajang E-KKP3K Awards. Sembilan dari 24 kawasan konservasi yang menjadi fokus pengelolaan
menunjukan level pengelolaan yang sangat menggembirakan
karena telah berhasil menapaki level biru Gambar. Kawasan
konservasi tersebut yakni: KKPD Alor, KKPD Batang, KKPD Raja Ampat, KKPD Sukabumi, KKPN Laut Sawu, KKPN Pulau Pieh,
KKPN Laut Banda, KKPN Aru Tenggara dan KKPN Anambas. Sementara itu, meski pembenahan pengelolaan masih perlu
terus dilakukan, KKPD Klungkung selangkah lebih maju ketimbang lokasi lain lantaran telah berhasil menapaki level
E-KKP3K tertinggi yakni level emas yang berarti bahwa upaya pokok pengelolaan telah mulai terasa manfaatnya bagi
kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi efektivitas pengelolaan
kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil menggunakan perangkat E-KKP3K, seluruh kawasan
konservasi yang masuk dalam target pengelolaan efektif telah meningkat signiikan level efektivitas pengelolaannya lihat
tabel 3. Upaya implementasi E-KKP3K ini juga mendukung Goal No. 3 CTI, melalui Coral Triangle Marine Protected
Area System CTMPAS yakni operasionalnya pengelolaan kawasan konservasi pada tahun 2020. Pelatihan E-KKP3K
yang telah dilaksanakan di Batam dan Makassar pada tahun 2014 menjadi langkah penting menuju tercapainya
sasaran tersebut. Hasil evaluasi E-KKP3K dan pembelajaran pengelolaan efektif kawasan konservasi telah dipaparkan tim
KKJI dalam World Parks Congress, November 2014 di Sydney Australia. Pembelajaran pengelolaan efektif juga dilakukan
dengan bercermin dari negara lain, salah satunya melalui studi lesson-learned di Auckland Selandia Baru. Peningkatan
kapasitas pengelolaan kawasan juga digalang melalui sejumlah keikutsertaan dalam pelatihan internasional seperti
Economic Tool For Conservation di Palau, MPA Management and Networks - BOBLME di Penang dan Sustainable Fisheries di
Rhode Island. Semangat pengembangan konservasi seiring dengan kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan yang
baru telah ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan di Pangandaran, Berau dan Simeuleu untuk menjawab
permasalahan pengelolaan terkini dan peningkatan efektivitas kawasan konservasi. Upaya nyata lain seperti pilot
project perlindungan dan pelestarian kawasan di beberapa lokasi seperti revitalisasi fungsi kawasan di TWP Gili Matra
font box, turtle watching dan program adopsi penyu di TP Pangumbahan-Sukabumi disertai dialog peran para pihak
dalam pengelolaan efektif kawasan konservasi juga telah dilakukan pada tahun 2014. Penyusunan nilai penting
kawasan konservasi dan penilaian-penyusunan status pengelolaan efektif kawasan konservasi menambah panjang
daftar upaya nyata dalam rangka mendorong pengelolaan efektif kawasan konservasi yang telah dilakukan.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
14 15
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
E
valuasi dilakukan terhadap 24 kawasan konservasi sesuai dengan Renstra Pengelolaan KKPKKP3K tahun
2010-2014. Dalam capaiannya, baik hasil evaluasi E-KKP3K maupun luas kawasan yang dikelola telah tercapai
bahkan melebihi target yang diharapkan. Pertama, dalam konteks luas kawasan yang dikelola, secara kumulatif hampir
7,8 juta hektar kawasan telah terkelola efektif hingga akhir tahun 2014. Angka ini jauh melampaui target pengelolaan
efektif yang telah ditentukan pada periode awal renstra 2010-
Hasil Evaluasi Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi
IV
2014 seluas 4,5 juta hektar antara lain karena implementasi kebijakan blue economy di tiga lokasi kawasan konservasi
yakni di Taman Wisata Perairan TWP Anambas, TWP Nusa Penida Klungkung dan TWP Lombok Timur. Tiga lokasi ini
menyumbang hampir 1,3 juta luas kawasan pengelolaan efektif tambahan selama periode RPJM 2010-2014 dan
menggenapkan jumlah fokus lokasi pengelolaan efektif pada periode tersebut menjadi 24 lokasi.
Tabel 3. Efektivitas Pengelolaan Kawasan Tahun 2014 berdasarkan E-KKP3K
No Nam
a KKP
Loka
si Luas
Target saat
renstra disusu
n ha Luas
terkini Ha
Status Kawas
an KKPN
KKPD NOMOR
KEPUTUSAN STATUS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN berdasarkan EKKP3K
TARGE T YANG
INGIN DICAP
AI PADA
TAHUN 2014
KETE RAN
GAN
PENCADAN GAN
PENETAP AN
2014 MERAH
KUNING HIJAU
BIRU EMAS
STATUS AKHIR
PERUNGG U
PERAK EMAS
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
1 KKPD
Indram ayu
720 720
KKPD No.556Kep.
528 Diskanla
2004 Tgl.7-4-
2004 Merah
100 Kuning
55 Merah
100 Kuning
50 PERUN
GGU
2 KKPD
Alor 400,008
400,008 KKPD
No.12 Tahun 2006
Tgl. 17 juli 2006
perubahan dengan SK
n0 6 th 2009 tgl 6 Maret
2009 Merah
100 Kuning
91 Hijau 76
Biru 48 Merah
100 Kuning
50 PERAK
3 KKPD
Berau 300,000
285,000 KKPD
No.70 Tahun 2004
Tgl.8-4- 2004
No. 31 Tahun 2005
Tgl. 27-12- 2005 diubah
menjadi SK Bupati
Berau No. 516 Tahun
2013. Tgl 02 09-2013
Merah 100
Kuning 91
Hijau 29 Merah
100 Kuning
75 Hijau 25
PERUN GGU
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
16 17
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA perubahan
SK no 378 tahun 2008
luas 142997
10 TP
Ngamb ur
Lampu ng
Barat 14,866.0
14,866.0 KKPD
SK Pencadanga
n Bupati Lampung
Barat Nomor B206KPTS
II.122012 Merah
100 Kuning
55 Merah
100 Kuning
50 PERUN
GGU
11 TP
Pangu mbaha
n Sukab
umi 1,771
2,660 KKPD
Nomor 523Kep.63
9- Dislutkan20
08 tanggal 31
Desember 2008 direvisi
Nomor 523Kep.62
1- Dislutkan20
12 Merah
100Kuni ng
100Hija u 52Biru
15 Merah
100Kuni ng
100Hija u 50Biru
15 PERAK
12 KKP
Daerah Pesisir
Selata n
733 733
KKPD Nomor
523465Kpt sBPT-
PS2011 Merah
100 Kuning
82 Merah
100 Kuning
75 PERUN
GGU 13
TNP Laut
Sawu 3,521,13
3,355,35 2
KKPN KEP.38ME
N2009 Kepmen
NOMOR 5KEPME
N- KP2014
Merah 100
Kuning 100
Hijau 86 Biru 39
Merah 100
Kuning 100
Hijau 25 PERAK
14 SAP
Raja Ampat
60,000 60,000
KKPN KEP.64M
EN2009 Merah
100 Kuning
100 Merah
100 Kuning
100 PERUN
GGU 15
SAP Waige
o Barat 271,630
271,630 KKPN
KEP.65M EN2009
Merah 100
Kuning 100
Hijau 38 Merah
100 Kuning
100 Hijau 35
PERUN GGU
No Nam
a KKP
Loka
si Luas
Target saat
renstra disusu
n ha Luas
terkini Ha
Status Kawas
an KKPN
KKPD NOMOR
KEPUTUSAN STATUS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN berdasarkan EKKP3K
TARGE T YANG
INGIN DICAP
AI PADA
TAHUN 2014
KETE RAN
GAN
PENCADAN GAN
PENETAP AN
2014 MERAH
KUNING HIJAU
BIRU EMAS
STATUS AKHIR
PERUNGG U
PERAK EMAS
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
p. 4
KKPD Batang
6,800 4,015
KKPD No.
523283Tah un 2005 Tgl
15-12-2005 Perubahan
No 523306201
1 diubah SK Bupati
Batang Nomor
523194201 2
KepmenN omor
Kep.29 MEN2012
Merah 100
Kuning 100
Hijau 38 Biru 18
Merah 100
Kuning 100
Hijau 35 Biru 15
PERUN GGU
5 KKPD
Bone Bolang
o
2,460 2,460
KKPD No. 165
Tahun 2006 Tgl. 6
November 2006
Merah 100
Kuning 82
Merah 100
Kuning 75
PERUN GGU
6 KKPD
Raja Ampat
46,240 1,026,54
KKPD PP Bupati
Raja ampat No 66 tahun
2007 Tgl 14 Juni 2007
dan Perarturan
Bupati Raja Ampat no
05 tahun 2009 tgl 16
April 2009 Kepmen
NOMOR 36KEPM
EN- KP2014
Merah 100
Kuning 100
Hijau 81 Biru 75
Merah 100
Kuning 100
Hijau 25 PERAK
7 KKPD
Bintan 472,905
472,905 KKPD
No. 261VIII200
7 Tgl 23 Agustus
2007 Merah
100 Kuning
100 Merah
100 Kuning
100 PERUN
GGU 8
KKPD Batam
66,867 66,867
KKPD SK Walikota
Batam No. Kpts
14HKVI20 07 tgl 4 Juni
2007 Merah
100 Kuning
100 Merah
100 Kuning
100 PERUN
GGU 9
KKPD Natuna
142,997 142,997
KKPD SK Bupati
no. 299 tahun 2007
tgl 5 September
2007 luas 116600
Merah 100
Kuning 82
Merah 100
Kuning 75
PERUN GGU
No Nam
a KKP
Loka
si Luas
Target saat
renstra disusu
n ha Luas
terkini Ha
Status Kawas
an KKPN
KKPD NOMOR
KEPUTUSAN STATUS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN berdasarkan EKKP3K
TARGE T YANG
INGIN DICAP
AI PADA
TAHUN 2014
KETE RAN
GAN
PENCADAN GAN
PENETAP AN
2014 MERAH
KUNING HIJAU
BIRU EMAS
STATUS AKHIR
PERUNGG U
PERAK EMAS
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
p.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
18 19
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA 24
KKPD Klungk
ung blue
econo my
20,057 20,057
KKPD Peraturan
Bupati Klungkung
Nomor 12 Tahun 2010
Kepmen KP
NOMOR 24KEPM
EN- KP2014
Merah 100
Kuning 100
Hijau 80 Biru 71
Emas 33
Merah 100
Kuning 75
Hijau 25 PERAK
TOTAL 6,990,03
1 7,791,01
3
No Nam
a KKP
Loka
si Luas
Target saat
renstra disusu
n ha Luas
terkini Ha
Status Kawas
an KKPN
KKPD NOMOR
KEPUTUSAN STATUS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN berdasarkan EKKP3K
TARGE T YANG
INGIN DICAP
AI PADA
TAHUN 2014
KETE RAN
GAN
PENCADAN GAN
PENETAP AN
2014 MERAH
KUNING HIJAU
BIRU EMAS
STATUS AKHIR
PERUNGG U
PERAK EMAS
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
p. 16
SAP Aru
Tengg ara
114,000 114,000
KKPN KEP.63M
EN2009 Merah
100 Kuning
91 Hijau 57
Biru 16 Merah
100 Kuning
75 PERAK
17 TWP
Pulau Pieh
39,900 39,900
KKPN KEP.70M
EN2009 Merah
100 Kuning
100 Hijau 57
Biru 18 Merah
100 Kuning
100 Hijau 35
PERAK 18
TWP Kapop
osang 50,000
50,000 KKPN
KEP.66M EN2009
Merah 100
Kuning 100
Hijau 38 Merah
100 Kuning
100 Hijau 35
PERUN GGU
19 TWP
Laut Banda
2,500 2,500
KKPN KEP.69M
EN2009 Merah
100 Kuning
100 Hijau 38
Biru 20 Merah
100 Kuning
100 Hijau 25
PERUN GGU
20 TWP
Gili Matra
2,954 2,954
KKPN KEP.67M
EN2009 Merah
100 Kuning
100 Hijau 38
Merah 100
Kuning 100
Hijau 35 PERUN
GGU 21
TWP Padaid
o 183,000
183,000 KKPN
KEP.68M EN2009
Merah 100
Kuning 100
Hijau 29 Merah
100 Kuning
100 Hijau 25
PERUN GGU
22 TWP
Anamb as
1,262,68 6
1,262,68 6
KKPN KEP.35ME
N2011 NOMOR
37KEPM EN-
KP2014 Merah
100 Kuning
100 Hijau 62
Biru 5 Merah
100 Kuning
50 PERAK
23 KKPD
Lombo k Timur
blue econo
my 5,807
9,162 KKPD
SK Pencadanga
n Bupati 188.45332
KP2012 Merah
100 Kuning
73 Hijau 19
Merah 100
Kuning 50
Hijau 15 PERUN
GGU
No Nam
a KKP
Loka
si Luas
Target saat
renstra disusu
n ha Luas
terkini Ha
Status Kawas
an KKPN
KKPD NOMOR
KEPUTUSAN STATUS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN berdasarkan EKKP3K
TARGE T YANG
INGIN DICAP
AI PADA
TAHUN 2014
KETE RAN
GAN
PENCADAN GAN
PENETAP AN
2014 MERAH
KUNING HIJAU
BIRU EMAS
STATUS AKHIR
PERUNGG U
PERAK EMAS
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
p.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
20 21
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 22-Sep-2014
Tipe Kawasan Suaka Alam Perairan
uan aru Bagian Tenggara dan Laut Sekitarnya
Lokasi KKP Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku
Lakukan kajian untuk memastikan jumlah SDM di unit organisasi pengelola memadai untuk menjalankan organisasi.
Rekomendasi Peringkat Kuning
Merah 100
Kuning 91
Hijau 57
Biru 16
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 10.00
12.00 4.50
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Merah Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Alor Selat Pantar
Lokasi KKP Kabupaten Alor
Mengusulkan pembiayaan pengelolaan
Rekomendasi Peringkat Kuning
Merah 100
Kuning 91
Hijau 76
Biru 48
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 10.00
16.00 13.50
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Merah Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
22 23
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Batam
Lokasi KKP Kepulauan Riau
Tempatkan SDM pada unit organisasi pengelola dengan jumlah yang sesuai dengan fungsi pengelolaan pengawasan, monitoring sumberdaya, sosekbud.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa kualifikasi SDM pada unit organisasi pengelola diwakili oleh minimal 2 dua kompetensi pengelolaan yang dibutuhkan perencanaan,
Laksanakan inisiasi kemitraan dengan pemangku kepentingan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau Biru
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 11.00
0.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Batang
Lokasi KKP Daerah Pantai Ujungnegoro - Roban
Usulkan dokumen final rencana pengelolaan untuk disahkan. Usulkan dokumen rencana pengelolaan untuk disahkan.
Buat SOP tentang administrasi perkantoran dan pengelolaan keuangan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 38
Biru 18
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 11.00
8.00 5.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
24 25
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Taman Pesisir
Taman Pesisir Kep. Derawan
Lokasi KKP Kabupaten Berau
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan unit pengelola dilengkapi dengan prasarana pengelolaan alat monitoring, alat komunikasi.
Rekomendasi Peringkat Kuning
Merah 100
Kuning 91
Hijau 29
Biru Emas
Jumlah Pertanyaan
Peringkat Persentase
8.00 10.00
6.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Merah Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Bintan
Lokasi KKP Kabupaten Bintan
Tempatkan SDM pada unit organisasi pengelola dengan jumlah yang sesuai dengan fungsi pengelolaan pengawasan, monitoring sumberdaya, sosekbud.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa kualifikasi SDM pada unit organisasi pengelola diwakili oleh minimal 2 dua kompetensi pengelolaan yang dibutuhkan perencanaan,
Laksanakan inisiasi kemitraan dengan pemangku kepentingan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau Biru
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 11.00
0.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
26 27
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Bone Bolango
Lokasi KKP Desa Olele Kab Bone Bolango
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan peralatan kantor minimum dimiliki oleh unit pengelola.
Mengusulkan pembiayaan pengelolaan
Rekomendasi Peringkat Kuning
Merah 100
Kuning 82
Hijau Biru
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 9.00
0.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Merah Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Indramayu Pulau Biawak
Lokasi KKP Kabupaten Indramayu
Bangun kantor unit pengelola Dirikan papan informasi kawasan
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan peralatan kantor minimum dimiliki oleh unit pengelola.
Rekomendasi Peringkat Kuning
Merah 100
Kuning 55
Hijau Biru
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 6.00
0.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Merah Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
28 29
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Lampung Barat
Lokasi KKP Kabupaten Lampung Barat
Bangun kantor unit pengelola Dirikan papan informasi kawasan
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan peralatan kantor minimum dimiliki oleh unit pengelola.
Rekomendasi Peringkat Kuning
Merah 100
Kuning 55
Hijau Biru
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 6.00
0.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Merah Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Lombok Timur Gili Sulat dan Gili Law
Lokasi KKP Kabupaten Lombok Timur
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan peralatan kantor minimum dimiliki oleh unit pengelola.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan unit pengelola dilengkapi dengan prasarana pengelolaan alat monitoring, alat komunikasi.
Mengusulkan pembiayaan pengelolaan
Rekomendasi Peringkat Kuning
Merah 100
Kuning 73
Hijau 19
Biru Emas
Jumlah Pertanyaan
Peringkat Persentase
8.00 8.00
4.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Merah Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
30 31
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Natuna
Lokasi KKP Kabupaten Natuna
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan unit pengelola dilengkapi dengan prasarana pengelolaan alat monitoring, alat komunikasi.
Mengusulkan pembiayaan pengelolaan
Rekomendasi Peringkat Kuning
Merah 100
Kuning 82
Hijau Biru
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 9.00
0.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Merah Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Nusa Penida
Lokasi KKP Kabupaten Klungkung
Laksanakan strategi penguatan sosial, ekonomi, dan budaya Laksanakan upaya pemanfaatan kawasan minimum satu bentuk pemanfaatan
Serahkan usulan penetapan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 81
Biru 71
Emas 33
Jumlah Pertanyaan
Peringkat Persentase
8.00 11.00
17.00 20.00
2.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
32 33
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Pesisir Selatan P.Penyu
Lokasi KKP Kabupaten Pesisir Selatan
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan peralatan kantor minimum dimiliki oleh unit pengelola.
Mengusulkan pembiayaan pengelolaan
Rekomendasi Peringkat Kuning
Merah 100
Kuning 82
Hijau Biru
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 9.00
0.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Merah Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
KKPD Raja Ampat
Lokasi KKP Raja Ampat
Laksanakan strategi penguatan sosial, ekonomi, dan budaya Laksanakan upaya pemanfaatan kawasan minimum satu bentuk pemanfaatan
Serahkan usulan penetapan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 81
Biru 75
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 11.00
17.00 21.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
34 35
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Taman Pesisir
Pantai Penyu Pagumbahan
Lokasi KKP Kabupaten Sukabumi
Buat SOP sarana-prasarana standar minimum. Buat SOP pengelolaan penguatan kelembagaan, patroli bersama, pengelolaan sumberdaya
kawasan, dan penguatan sosekbud sesuai dengan kebutuhan minimum. Laksanakan strategi penguatan kelembagaan
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 52
Biru 7
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 11.00
11.00 2.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Suaka Alam Perairan
SAP Kep. Raja Ampat
Lokasi KKP Raja Ampat
Tempatkan SDM pada unit organisasi pengelola dengan jumlah yang sesuai dengan fungsi pengelolaan pengawasan, monitoring sumberdaya, sosekbud.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa kualifikasi SDM pada unit organisasi pengelola diwakili oleh minimal 2 dua kompetensi pengelolaan yang dibutuhkan perencanaan,
Laksanakan inisiasi kemitraan dengan pemangku kepentingan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau Biru
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 11.00
0.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
36 37
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Suaka Alam Perairan
SAP Waigeo Barat
Lokasi KKP Waigeo
Usulkan dokumen final rencana pengelolaan untuk disahkan. Usulkan dokumen rencana pengelolaan untuk disahkan.
Buat SOP tentang administrasi perkantoran dan pengelolaan keuangan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 38
Biru Emas
Jumlah Pertanyaan
Peringkat Persentase
8.00 11.00
8.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 06-Sep-2014
Tipe Kawasan Taman Nasional Perairan
TNP Laut Sawu
Lokasi KKP Kupang, Nusa Tenggara Timur
Laksanakan upaya pemanfaatan kawasan minimum satu bentuk pemanfaatan Serahkan usulan penetapan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan kawasan konservasi sudah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 86
Biru Emas
Jumlah Pertanyaan
Peringkat Persentase
8.00 11.00
18.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
38 39
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 22-Sep-2014
Tipe Kawasan Taman Wisata Perairan
TWP Kepulauan Anambas
Lokasi KKP Kepulauan Riau
Usulkan dokumen rencana pengelolaan untuk disahkan. Buat SOP tentang administrasi perkantoran dan pengelolaan keuangan.
Buat SOP sarana-prasarana standar minimum.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 43
Biru 4
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 11.00
9.00 1.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 22-Sep-2014
Tipe Kawasan Taman Wisata Perairan
TWP Gili Matra
Lokasi KKP Nusa Tenggara Barat
Usulkan dokumen final rencana pengelolaan untuk disahkan. Usulkan dokumen rencana pengelolaan untuk disahkan.
Buat SOP tentang administrasi perkantoran dan pengelolaan keuangan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 38
Biru Emas
Jumlah Pertanyaan
Peringkat Persentase
8.00 11.00
8.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
40 41
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 22-Sep-2014
Tipe Kawasan Taman Wisata Perairan
TWP Kapoposang
Lokasi KKP Sulawesi Selatan
Usulkan dokumen final rencana pengelolaan untuk disahkan. Usulkan dokumen rencana pengelolaan untuk disahkan.
Buat SOP tentang administrasi perkantoran dan pengelolaan keuangan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 38
Biru Emas
Jumlah Pertanyaan
Peringkat Persentase
8.00 11.00
8.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 10-Jul-2014
Tipe Kawasan Taman Wisata Perairan
Laut Banda
Lokasi KKP Kecamatan Banda Neira, Kab. Maluku Tengah, Prov. Mal
Tempatkan SDM pada unit organisasi pengelola dengan jumlah yang sesuai dengan fungsi pengelolaan pengawasan, monitoring sumberdaya, sosekbud.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan kantor unit pengelola memiliki peralatan kantor memadai.
Laksanakan perencanaan untuk memenuhi kebutuhan anggaran pengelolaan kawasan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 38
Biru 20
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 11.00
8.00 5.50
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
42 43
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Tanggal Evaluasi 22-Sep-2014
Tipe Kawasan Taman Wisata Perairan
TWP Padaido
Lokasi KKP Pulau Padaido
Laksanakan upaya untuk memastikan unit pengelola memperoleh dukungan pembiayaan pengelolaan dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah APBD Anggaran Pembangunan
Laksanakan perencanaan untuk memenuhi kebutuhan anggaran pengelolaan kawasan. Usulkan dokumen final rencana pengelolaan untuk disahkan.
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 29
Biru Emas
Jumlah Pertanyaan
Peringkat Persentase
8.00 11.00
6.00 0.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
Tanggal Evaluasi 22-Sep-2014
Tipe Kawasan Taman Wisata Perairan
TWP Pulau Pieh
Lokasi KKP Sumatera Barat
Laksanakan pengukuran kondisi awal sosekbud Laksanakan strategi penguatan sosial, ekonomi, dan budaya
Laksanakan upaya pemanfaatan kawasan minimum satu bentuk pemanfaatan
Rekomendasi Peringkat Hijau
Merah 100
Kuning 100
Hijau 76
Biru 29
Emas Jumlah
Pertanyaan Peringkat
Persentase
8.00 11.00
16.00 8.00
0.00
Jumlah Jawaban Ya
Rincian Evaluasi :
Kuning Dengan capaian
100
Peringkattingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
8 11
21 28
6
Catatan Evaluator
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
44 45
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Nasional
1. Taman Wisata Perairan Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya 2. Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas dan Laut di Sekitarnya
3. Taman Wisata Perairan Gili Ayer, Gili Meno dan Gili Trawangan 4. Taman Nasional Perairan Laut Sawu
5. Taman Wisata Perairan Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya 6. Taman Wisata Perairan Laut Banda
7. Suaka alam Perairan Kepulauan Aru Bagian Tenggara dan Laut Sekitarnya 8. Suaka Alam Perairan Raja Ampat dan Laut Sekitarnya
9. Suaka Alam Perairan Waigeo Sebelah Barat dan Laut Sekitarnya 10. Taman Wisata Perairan Kepulauan Padaido dan Laut Sekitarnya
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
46 47
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Taman Wisata Peraiiran
Pulau Pieh Dan Laut Sekitarnya
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
48 49
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Taman Wisata Perairan Pieh dan Laut Sekitarnya
Dasar Hukum :
- Pencadangan: Tidak ada, merupakan serah terima
Kementerian Kehutanan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui berita acara serah terima No: BA.01
Menhut-IV2009 dan No: BA. 108MEN.KPIII2009 pada tanggal 4 Maret 2009
- Rencana Pengelolaan dan Zonasi: KEPMEN.KP No.38 Tahun
2014 Tentang Penetapan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Wisata Perairan Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya
- Unit Organisasi Pengelola: UPT Loka KKPN Pekanbaru
Status Pengelolaan
Pulau Pieh Dan Laut Sekitarnya
- Penetapan: SK MENKP No. 702009
- Keterkaitan dengan dasar hukumkebijakan daerah : -
Luas Kawasan :
39. 900 Ha
Letak, Lokasi dan Batas-batas Kawasan:
Berdasarkan letak geograis dari pulau-pulauyang ada di dalam kawasan,TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya ini
termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kota Pariaman.
Adapun batas koordinat kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya adalah sebagai berikut :
ID Bujur Timur BT
Lintang Selatan LS Derajat 0
Menit ‘ Detik “
Derajat 0 Menit ‘
Detik “ 1
99 59
36 45
10 2
100 59
28 48
17 3
100 13
9 52
32 4
100 11
18 1
3 8
5 100
10 26
1 3
8 6
99 11
45 10
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
50 51
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Target Konservasi:
- Target Sumberdaya Bioekologis :
- Pulihnya Ekosistem terumbu karang yang berada di
TWP Pieh dan Laut sekitarnya -
Perlindungan dan pelestarian penyu yang mendarat di Pantai-pantai dalam wilayah wTWP Pulau Pieh dan
Laut di Sekitarnya -
Target Sosial, Budaya dan Ekonomi -
Meningkatnya hasil tangkapan ikan sehingga mendorong peningkatan pendapatan nelayan
setempat -
Terciptanya industri pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
- Terjaganya kearifan lokal yang sesuai dengan prinsip-
prinsip konservasi
Potensi Ekologis - KeanekaragamanHayati:
- Merupakan habitat penting bagi ekosistem terumbu
karang -
Merupakan perlintasan ataupun tempat mencari makan beberapa spesies akuatik dan kharismatik seperti lumba-
lumba, pari manta dan hiu paus. -
Pantai-pantai yang terdapat pada pulau di dalam kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya merupakan tempat
bertelurnya penyu. -
Merupakan habitat bagi biota-biota penting seperti : kima large clam kima ukuran besar, 20 cm, lola Trochus
niloticus, dan Lobster.
Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi: A. Potensi Sosial Budaya
Di provinsi Sumatera Barat terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam yang ada, khususnya sumberdaya
perairan telah berkembang kearifan lokal untuk mengelola sumberdaya perairan darat yaitu dengan pembentukan
Lubuk Larangan. Lubuk larangan dibentuk atau ditetapkan sebagai bentuk kepedulian masyarakat setempat terhadap
keberadaan seumberdaya air, terutama sungai sebagai habitat dari salah satu spesies endemik, yaitu Ikan Gariang Tor sp
Selain kearifan lokal oleh masyarakat pedalaman dalam pengelolaan perairan, ada juga kearifan lokal di masyarakat
pesisir Sumatera Barat dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir. Kearifan lokal tersebut antara lain :
a. Tuo Pasie, yaitu orang yang dipercaya oleh masyarakat adat untuk menjadi penanggung jawab dan memiliki
pengaruh terhadap kelestarian sumberdaya alam laut, dimana kondisi ekosistem termasuk perilaku dalam
komunitas daerah pesisir. b. Larangan membuang ikan busuk ke laut, karena laut akan
sial dan ikan tidak mau mendekat ke perairan pantai. c. Kepercayaan tentang adanya hari naas. Masyarakt pesisir
percaya bahwa hari Jum’at siang dan Selasa merupakan hari naas, sehingga pada hari tersebut masyarakat pesisir
dilarang turun ke laut. Sampai saat ini kepercayaan tersebut masih dipegang oleh sebagian masyarakat
pesisir. d. Tolak Bala atau Malimau Pasie, yaitu rangkaian upacara
untuk mengobati atau membersihkan perairan pantai dan laut karena ikan-ikan sudah tidak mau mendekat
ke daerah tangkapan, sehingga hasil tangkapan yang diperoleh jauh menurun.
e. Larangan menangkap jenis-jenis ikan tertentu, yaitu : larangan menangkap Paus, larangan menangkap ikan pari
elang, larangan menangkap Lumba-lumba dan larangan menangkap Penyu
Upacara membuat dan menurunkan sampan. Upacara ini sering dilaksanakan oleh masyarakat pesisir, hal ini didasari
oleh pola pikir mereka bahwa setiap benda yang ada di atas bumi harus ada pemiliknya, berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya alam tersebut. Pawang tuo Pawang Tuo merupakan orang yang diangkat
kedudukannya dalam adat di suatu nagari atau desa, dimana memiliki pengaruh terhadap masyarakat luas untuk menjaga
dan melakukan aktivitas pemanfaatan sumberdaya daerah pesisir pantai dan lautnya. Pawang tuo dianggap memiliki
pengetahuan luas terhadap kondisi pesisir dan laut, sehingga aturan yang dibuat dan disepakati secara bersama akan ditaati
oleh masyarakat nelayan yang ada pada nagari atau desa.
B. Potensi Ekonomi
Berdasarkan data dari BPS Propinsi Sumatera Barat, total penduduk Sumatera Barat adalah sebanyak 4,96 juta jiwa.
Dari total keseluruhan penduduk 34.520 orang diantaranya berprofesi sebagai nelayan baik nelayan sambilan atau
nelayan penuh. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa 12.183 jiwa nelayan yang di kabupatenkota yang posisinya
berdekatan dengan kawasan, yaitu daerah Kota Padang, dan Kabupaten Padang Pariaman yang kemungkinan besar
nelayan-nelayan tersebut banyak berinteraksi dengan kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya. Dikarenakan
salah satu ishing ground mereka berada dalam kawasan, terutama di gosong-gosong yang terdapat di dalam kawasan.
Selain pemanfaatan kawasan TWP Pulau Pieh dan laut sekitarnya untuk area ishing ground, pemanfaatan lainnya
adalah pemanfaatan daratan pulau di dalam kawasan sebagai kebun kelapa.
C. Potensi Perikanan
Ikan pelagis : tongkol, tenggiri, tuna Ikan karang : kerapu, kue, kakap
D. Potensi Pariwisata :
Keberadaan pulau-pulau kecil dengan hamparan pasir putih yang halus dan lembut, keasrian vegetasi alam, perairan
yang jernih dan pesona bawah air yang menarik yang dapat dinikmati para pecinta snorkeling maupun diving. Potensi
wisata tahunan seperti tabuik di Pariaman dapat menjadi hiburan tersendiri yang dapat dinikmati pengunjung ketika
berwisata ke Kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya
Aksesibilitas :
- Melalui Pelabuhan Bungus dibutuhkan waktu kurang lebih
tiga puluh menit untuk menuju pulau terdekat dalam kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya yaitu
Pulau Toran dengan menggunakan kapal ukuran sekitar 6 x 2 m dengan kekuatan mesin 2 x 40 PK, sedangkan untuk
mencapai pulau terjauh seperti Pulau Bando dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam perjalanan.
- Melalui pelabuhan Muara Padang yang merupakan
Pelabuhan Niaga dibutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit mencapai Pulau Pandan.
- Melalui Pelabuhan Muara Pariaman yang berada dekat
dengan Kota Pariaman membutuhkan jarak tempuh 1-2 jam menuju Pulau Bando dan Pulau Pieh.
- Melalui pelabuhan TPI Pasir Baru dan Pantai Tiram dengan
jarak tempuh ke pulau terdekat TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya kurang lebih satu jam
Upaya Pengelolaan Kawasan:
A. Pengelolaan kelembagaan
Peningkatan kapasitas kelembagaan TWP Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya dilaksanakan dalam rangka membangun
kelembagaan pengelolaan yang kuat dan mandiri yang didukung dengan sumberdaya manusia yang berkualitas
berdasarkan kualiikasi dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pengelolaan. Selain itu juga didukung dengan
infrastruktur pendukung pengelolaan yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan serta adanya payung hukum yang
kuat. Upaya yang telah dilakukan antara lain : -
Pembentukan satker di Padang -
Penempatan pegawai di satker PNS dan tenaga kontrak -
Pembangunan infrastruktur di kawasan : sarana air bersih di pulau Pieh, pos jaga pulau Pieh dan pulau Pandan,
Dermaga apung pulau Pieh -
Pengadaan sarana dan prasarana : kantor satker, kapal patroli, peralatan selam, radio komunikasi untuk antar
pulau
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
52 53
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Gambar 7. Kegiatan Pelepasan Penyu Hasil Pelestarian
C. Pengelolaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Setempat
Masyarakat pesisir Provinsi Sumatera barat yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan sangat tergantung pada
sumberdaya yang ada di laut. Keberadaan kawasan yang secara geograis letaknya tidak terlalu jauh dari pemukiman-
pemukiman nelayan, memberikan keuntungan bagi nelayan karena merupakan tempat-tempat dimana masih relatif
banyak ditemukan ikan-ikan sasaran penangkapan. Untuk menghindari konlik dalam pemanfaatan kawasan dan
kegiatan-kegiatan perikanan yang merusak kawasan TWP Pieh dan Laut Sekitarnya LKKPN Pekanbaru melakukan beberapa
upaya antara lain :
- pembentukan kelompok masyarakat
- fasilitasi pemanfaatan kawasan
- sosialisasi kawasan
Gambar 8. Sosialisasi kawasan Gambar 3. Dermaga Apung Pulau Pieh
Gambar 4. Kapal Patroli Satker TWP Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya
B. Pengelolaan Bioisiklingkungan Kawasan
Bioisiklingkungan kawasan ini terkait ancaman yang terjadi pada target sumberdaya yang akan dikelola dalam
kawasan. Secara umum, isu terkait bioisik kawasan adalah aktivitas perikanan yang merusak, overishing, pengambilan
telur penyu dan fenomena bencana alam. Upaya yang telah dilakukan antara lain :
Gambar 1. Kantor Satker TWP Pulau Pieh dan Laut sekitarnya
Gambar 2. Sarana Air Bersih di Pulau Pieh -
Rehabilitasi kawasan dengan melakukan transplantasi karang
- Melakukan monitoring sumberdaya dan melakukan patroli
pengawasan di kawasan TWP Pieh dan Laut Sekitarnya -
Melakukan kegiatan pelestarian Penyu Gambar 5. Foto kegiatan transplantasi karang
Gambar 6. Foto kegiatan monitoring
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
54 55
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Taman Wisata Perairan
Kabupaten Kepulauan Anambas dan Laut Sekitarnya
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
56 57
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya.
Dasar Hukum :
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.35 MEN2011 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan
Nasional Kepulauan Anambas Dan Laut Sekitarnya Di Provinsi Kepulauan Riau.
Luas :
Kawasan Konservasi Perairan Nasional KKPN Kepulauan Anambas memiliki luas sekitar 1.262.686,2 Ha.
Lokasi Kawasan:
KKPN Anambas secara umum dibagi dalam 2 dua area dengan koordinat rinci sbb :
Area I :
ID X
Y 1 105
40’ 20.169” BT 3
29’17.447” LU 2 105
44’ 8.66” BT 3
34’16.605”LU 3 105
49’ 57.285” BT 3
36’0.25”LU 4 105
56’0.043” BT 3
36’56.784 LU 5 106
3’ 11.113” BT 3
42’17.142” LU 6 106
6’ 17.203” BT 3
42’33.631” LU 7 106
11’9.294” BT 3
25’ 17.178” LU 8 106
9’19.76” BT 3
21’ 32.221” LU 9 106
6’58.426” BT 3
18’ 26.131” LU 10 106
5’3.003” BT 3
17’ 3.685” LU 11 105
58’8.422” BT 3
16’ 54.263” LU 12 105
54’19.931” BT 3
17’ 53.153” LU
Area II :
ID X
Y 13 106
15’ 23.696” BT 3
26’ 58.468” LU 14 106
16’ 32.008” BT 3
30’ 4.558” LU 15 106
27’17.435” BT 3
30’ 4.558”LU 16 106
31’ 43.979” BT 3
10’23.838 LU 17 106
21’ 48.211” BT 2
36’ 58.967” LU 18 105
54’ 7.154” BT 2
19’ 51.977” LU 19 105
34’ 33.349” BT 2
11’ 4.781” LU 20 105
31’ 11.923” BT 2
21’ 2.673”LU 21 106
9’ 4.6” BT 2
41’ 27.396” LU 22 106
1’55.156” BT 2
46’ 18.945” LU 23 105
58’ 57.862” BT 2
50’ 23.216” LU 24 105
26’ 19.756” BT 2
37’ 42.824” LU 25 105
20’ 48.271” BT 2
30’ 18.197” LU 26 105
10’ 19.333” BT 2
31’ 45.353” LU 27 105
3’ 44.774” BT 2
40’ 43.602” LU 28 105
4’ 17.752” BT 2
51’ 14.896” LU 29 105
16’ 26.802” BT 3
12’ 32.794” LU 30 105
28’ 8.763” BT 3
22’ 19.332” LU 31 105
44’ 25.149” BT 3
5’ 39.391” LU 32 105
51’ 7.952” BT 3
0’ 2.544” LU 33 105
51’ 12.663” BT 3
5’ 44.102” LU 34 105
52’ 28.041” BT 3
8’ 50.193” LU 35 105
57’ 29.555” BT 3
11’ 51.572” LU 36 106
1’ 41.601” BT 3
12’ 41.039” LU 37 106
6’ 58.426” BT 3
12’ 46.928” LU 38 106
9’ 24.471” BT 3
11’ 7.994” LU 39 106
11’ 29.317” BT 3
8’ 13.681” LU 40 106
12’ 54.117” BT 3
5’ 33.502” LU 41 106
16’ 16.697” BT 3
4’ 32.257” LU 42 106
19’ 27.498” BT 3
5’ 57.058” LU 43 106
21’46.477” BT 3
7’ 40.703” LU 44 106
18’ 47.454” BT 3
20’ 30.976” LU
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
58 59
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Potensi Keanekaragaman Hayati :
Hasil Marine Rapid Assesment MRAP Tim Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama stakeholder pada Bulan Mei
Tahun 2012 menunjukan bahwa kawasan ini memiliki potensi total 667 spesies ikan karang yang terdiri dari 256 genus dan
71 famili. Wilayah yang memiliki tingkat diversitas tertinggi adalah Pulau Bawah 240 spesies, Pulau Selai 215 species,
Pulau Piantai 199 species dan Pulau Pahat 198 spesies. Laporan MRAP ini juga menunjukkan temuan sejumlah
spesies baru seperti Paracheilinus sp, Escenius sp, Heteroconger sp, Helcogramma s dan Myersina sp. Menarik juga diketahui
bahwa di KKPN ini terdapat Lumba-Lumba hidung Botol yang diduga menetap di sekitar kawasan Jemaja utara dan
selatan, Telaga, Telibang hingga Aerabu.
Aksesibilitas :
Akses dari dan ke Kepulauan Anambas sudah terbuka dengan baik khususnya dengan menggunakan moda transportasi
laut. Kapal “KM Bukit Raya” milik PELNI setiap minggu berlabuh di pelabuhan umum Terempa, Letung, dan Midai yang berada
dalam kawasan Kepulauan Anambas. Kota-kota tersebut sudah mampu “berhubungan” ke hampir seluruh kota-kota
besar dan penting di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Pontianak, Batam, Pekanbaru, Tanjung Pinang, dan Ranai
ibukota Kabupaten Natuna. Selain itu, saat ini Kepulauan Anambas juga sudah dapat dijangkau dengan menggunakan
moda transporatasi udara melalui rute reguler Tanjung Pinang – Matak Base Anambas dan Batam – Matak Base
Anambas. Jadual penerbangan setiap hari dengan jadual yang bergantian dari rute reguler yang tersedia, yaitu Tanjung
Pinang – Anambas dan Batam – Anambas. Untuk kondisi tertentu, Kepulauan Anambas juga dapat
dijangkau melalui penerbangan khusus extra light yang digunakan oleh perusahan penambangan minyak mining
company yang beroperasi di sana, yaitu; Conocophilips, Star Energy dan Premier Oil dengan ketentuan khusus.
Potensi Pariwisata :
Pemandangan alam yang menawan berupa beberapa pulau berbukit yang rimbun. Perairan tenang yang berada
di Kecamatan Siantan Timur sangat cocok untuk tempat bersantai sambil melakukan berbagai aktivitas bahari seperti
snorkeling, renang dan bersampan atau sekedar berjemur dipantainya yang berpasir putih dan halus.
Pulau Penjalin merupakan salah satu pulau terindah di Kabupaten Kepulauan Anambas yang terletak di Kecamatan
Palmatak. Pemandangan alamnya indah berhias pulau-pulau mungil disekitar perairannya. Pantainya berpasir putih dan
lembut, sangat cocok untuk tempat berjemur dan melakukan bermacam aktiitas pantai lainnya. Perairannya tenang, berair
biru dan dihiasi bermacam ornamen bebatuan bermacam bentuk dan ukiran. Sangat cocok sebagai tempat olahraga air
seperti menyelam, snorkeling, renang maupun bersampan. Gugusan Pulau Bawah terdiri dari empat gugusan pulau kecil
lainnya dengan luas keseluruhan 99,739 Ha. Jarak tempuh dari Tarempa ke Pulau Bawah sekitar 7 jam bila menggunakan
alat transportasi pompong perahu bermotor, sementara bila menggunakan speed boat sekitar 4 jam. Berbagai eksotisme
akan ditawarkan antara lain adalah Diving, Snorkeling, Fishing, Swimming, dan lain-lain.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
60 61
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Taman Wisata Perairan
Gili Ayer, Gili Meno, Gili Trawangan
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
62 63
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
1. Nama Kawasan
Taman Wisata Perairan Gili Meno, Air, dan Trawangan, GILI MATRA
2. Dasar Hukum
A. Pencadangan: Tidak memiliki SK pencadangan karena statusya kawasan
konservasi perairan nasional pelimpahan dari kementrian kehutanan.
- Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
No. Kep. 67MEN2009 tentang Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pulau Gili Ayer, Gili Meno
dan Gili Trawangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. E. Keterkaitan dengan dasar hukumkebijakan daerah
PERDA, PERBUP, dll. dimasukkan dalam RZWP3K
3. Luas Kawasan
Luas Taman Wisata Perairan Gili Ayer, Gili Meno dan Gili
Trawangan adalah 2.954Ha.
4. Letak, Lokasi dan Batas-batas Kawasan:
TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan terdiri dari 3 tiga pulau yaitu Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan
yang terletak di Perairan Selat Lombok. Secara administrasi pemerintahan terletak di Desa Gili Indah, Kecamatan
Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Propinsi Nusa Tenggara B. Rencana Pengelolaan dan Zonasi:-
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 57 tahun 2014 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi
Taman Wisata Perairan Pulau Ayer, Gili Meno dan Trawangan Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014-
2034 C. Unit Organisasi Pengelola: BKKPN Satker TWP Gili Matra
D. Penetapan: -
SK Menhut No. 85Kpts-II1993 dan pada tahun 2001 ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan
berdasarkan Keputusan Menhut No. 99Kpts-II2001 Barat. Secara geograis TWP Gili matra terletak pada 116°01’
- 116°12’ BT dan 08°20’ - 08°23 LS, dengan koordinat batas kawasan sebagai berikut;
Titik 1 : 116°12’11” BT - 08°20’02” LS Titik 2 : 116°05’18” BT - 08°20’09” LS
Titik 3 : 116°05’08” BT - 08°22’16” LS Titik 4 : 116°01’34” BT - 08°21’22” LS
5. Target Konservasi:
- Target Sumberdaya Bioekologis
- Ekosistem terumbu karang
- Ekosistem Mangrove
- Penyu
- Hiu karang
- Pari manta
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
64 65
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
- Target Sosial, Budaya dan Ekonomi
- Dukungan dan partisipasi dalam pengelolaan
- Kepatuhan terhadap zonasi
- Potensi alam sebagai pemberi jasa pariwisata
6. Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati:
a. Ekosistem Terumbu Karang
Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan dikelilingi oleh ekosistem terumbu karang. Tipe terumbu karang
yang meliputi ketiga pulau tersebut secara morfologi merupakan tipe terumbu karang tepi fringing reef .
Ekosistem terumbu karang di kawasan TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan merupakan obyek utama
wisata bahari. Luas potensi terumbu karang yang terdapat di TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan adalah
236,25 ha, dengan rincian; 101,27 ha di Gili Trawangan; 58,14 ha di Gili Meno, dan 76,84 ha di Gili Ayer. Rata-rata
persen penutupan karang keras di kawasan TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan adalah 23,7 yang terdiri
dari 40 genera karang keras. Kelimpahan ikan rata-rata dari seluruh lokasi pengamatan adalah 29.298,57 no.ha-1
dan biomasa rata-rata adalah 556,9 kg.ha-1. Kelimpahan ikan terumbu karang di TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili
Trawangan berkisar antara 10.080 no.ha-1
Foto Ein MuttaqinWCS
Gambar 1 Potensi ekosistem terumbu karang di TWP Gili Mtra
b. Ekosistem Padang Lamun
Luas potensi padang lamun yang terdapat di TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan adalah 89,21 ha,
dengan rincian; 21,30 ha di Gili Trawangan, 17,28 ha di Gili Meno, dan 50,63 ha di Gili Ayer. Secara keseluruhan
terdapat 8 delapan spesies lamun yang dapat ditemukan di kawasan TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan,
yakni Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Halodule pinifolia, Halophila spinulosa, Halodule uninervis,
Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, dan Thalassia hemprichii. Jenis padang lamun yang paling sering
dijumpai adalah jenis Cymodocea rotundata dan Thalassia hemprichi, karena kedua jenis lamun ini dapat dijumpai
di setiap stasiun pengamatan. Jenis lamun yang paling jarang dijumpai ialah Halophila spinulosa. Spesies ini
hanya di jumpai pada sisi timur Gili Ayer
c. Ekosistem Mangrove