Nilai sosial Nilai pendidikan

commit to user 103 “Tiliklah hatiku, Tuhan. Jangan lihat tubuhku. Aku memang melakukan dosa dengan tubuhku, tapi Kau tahu hatiku tidak pernah memberi izin. Jika aku sadar seperti ini, aku harus bertanya kapada-Mu: Kenapa Kau biarkan celaka menimpa tubuhku. Sementara dengan hatiku tempat berlangsung pengadilan-Mu aku tidak putus memohon pertolongan-Mu Sylado, 2007: 231. Dalam kutipan novel di atas Indayati yang merasa dirinya penuh dosa memohon ampunan kepada tuhan. Tubuhnya yang sudah ternoda akibat menjadi korban taraficking tidak menjadikannya berpaling dari Tuhan. Ia senantiasa memohon ampun dan pertolongan dari Tuhan. Nilai religi yang dapat diperoleh dari kutipan tersebut mengajarkan kepada manusia untuk berdoa dan memohon ampun atas segala kesalahan yang diperbuat. Tuhan sesungguhnya Maha Pemaaf dan Maha Pemurah. Pertolongan yang diberikan Tuhan akan datang pada saatnya. Untuk itu manusia hendaknya bersabar dan tidak putus asa.

b. Nilai sosial

Nilai sosial merupakan pencerminan kehidupan masyrakat suatu daerah. Nilai sosial mengandung nilai-nilai tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya. Dalam novel Mimi Lan Mintuna terdapat nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial yang terkandung dalam novel tersebut dapat dilihat dari beberapa kutipan di bawah ini. Berkata mertuanya ketika indayati sempat pamit kepadanya sebelum pergi, “ kami tidak bisa menahanmu, Nduk. Kalaupun commit to user 104 yang kamu lakukan ini salah, kamu tetap benar. Sebagai orang tua, sebetulnya kami mengharapkan kalian: mimi lan mintuna” Sylado, 2007: 2. Pada kutipan di atas nilai sosial tercermin dalam perkataan orang tua Indayati. “ Sebagai orang tua, sebetulnya kami mengharapkan kalian: mimi lan mintuna.” Masyarakat jawa pada umumnya mengharapkan kehidupan rumah tangga layaknya mimi lan mintuna. Hendaknya sebagai pasangan hidup dalam menjalani biduk rumah tangga senasip sepenanggungan dan sehidup semati. Mimi dan mintuna sejenis hewan laut. Mimi adalah ‘unam’, sejenis siput laut, dan ‘mintuna itu adalah ‘belangkas’ sejenis ketam berekor. Mereka yang berbeda jenis ini bisa saling rukun bercinta dan terpisahkan satu dengan lainnya. Kalau mimi hilang, tertangkap manusia atau mati pasti mintuna mencarinya. Kalau tidak ketemu dia akan sengaja membiarkan dirinya mati di pasir pantai. Oleh karena itu, kesetiaan mimi dan mintuna dijadikan falsafah dalam kehidupan berumah tangga. Nilai sosial dalam novel Mimi Lan Mintuna juga nampak pada kutipan di bawah ini. Kata ibunya, “itu baik, Tole. Kalau benar-benar sudah sembuh, cepat kamu jemput istri-anakmu. Minta maaf kepada Indayati. Kalau perlu basuh kakinya dengan narwastu, dan harus cium kakinya itu” Sylado, 2007: 9. commit to user 105 Perkataan ibu Petruk mencerminkan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat Jawa. “ Kalau perlu basuh kakinya dengan narwastu, dan harus cium kakinya itu.” tradisi masyarakat Jawa apabila melakukan kesalahan yang fatal maka dianjurkan untuk membasuh kaki bila perlu menciumnya. Hal tersebut merupakan simbol permohonan maaf yang tulus. Kesalahan yang dibuat Petruk kepada Indayati sangatlah fatal. Petruk kini menyesal atas perbuatan yang dilakukannya dulu. Petruk berusaha mencari Indayati dan anakanya untuk memohon maaf. Nilai sosial yang terkandung dalam kutipan di atas hingga kini masih dilakukan sebagian masyarakat. Nilai sosial tersebut mengandung nilai-nlai luhur budaya timur. Masyrakat timur terkenal dengan orang yang sabar dan pemaaf. Pada kutipan di bawah ini, terdapat nilai sosial yang perlu ditanamkan dalam kehidupan. Indayati menyesali perbuatannya, karena ia telah meninggalkan suaminya ketika dalam keadaan terpuruk. Kelakuan Petruk yang berubah menjadi tidak baik bukan semata-mata kesalahannya. Tabiat Petruk berubah menjadi tidak baik dikarenakan ia kehilangan rasa percaya dirinya. Selama Petruk kehilangan pekerjaan, Indayati kerap menghina bahkan meninggalkannya. Suami yang kehilangan rasa percaya diri harusnya dibangunkan kembali dengan welas asih dan kasih sayang, bukan mengomelinya, commit to user 106 merendahkannya, lantas meninggalkannya. Sekarang aku kira, harus berkata, bahwa suami menjadi jahat sebab istri gagal membangun rasa percaya dirinya Sylado, 2007: 232. Sebagai seorang istri hendaknya dapat menjadi pengayom dalam rumah tangga. Istri memiliki kewajiban memberikan dukungan penuh terhadap suami dan membangkitkan semangatnya ketika rapuh. Indayati merasa menjadi istri yang gagal, ia tidak dapat menjalani kewajibanya dengan baik.

c. Nilai moral