Bentuk Ketidakadilan Gender Pembahasan

commit to user 111 untuk melangkah menjadi lebih maju. Oleh karena itu, perlu adanya keyakinan dalam diri untuk menjalani kehidupan. Apakah hidup itu hanya satu perpanjangan waktu terhadap kematian yang pasti ataukah hidup itu adalah perlawanan yang mati-matian terhadap keyakinan yang tidak pasti Sylado, 2007: 78.

B. Pembahasan

1. Bentuk Ketidakadilan Gender

Menurut Fakih 2008:14 ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan meliputi: marginalisasi, subordinasi, stereotipe dan kekerasan e. Marginalisasi Menurut pendapat Fakih 2008:14 marginalisasi merupakan sebuah proses pemiskinan yang terjadi di masyarakat dan negara yang menimpa kaum laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh berbagai kejadian, misalnya penggusuran, bencana alam atau eksploitasi dan gender. Marginalisasi kerap menimpa kaum perempuan baik di dalam rumah tangga maupaun ranah publik. Marginalisasi diperkuat oleh sistem adat istiadat maupaun tafsir keagamaan. Marginalisasi dalam novel Mimi Lan Mintuna Karya Remy Syladoberupa ekspoitasi perempuan. Marginalisasi menimpa tokoh Indayati, Kalyana dan Kokom. Mereka bertiga merupakan korban commit to user 112 trafficking , tubuh mereka dieksploitasi untuk kepentingan suatu kelompok. Selama menjadi korban trafficking mereka di paksa untuk membintangi filem porno dan dijadikan pekerja seks. Mereka kerap dianiaya bahkan tidak mendapat upah sepeser pun. f. Subordinasi Berdasarkan pendapat Fakih 2008:15 subordinasi merupakan penempatan kaum perempuan pada posisi yang tidak penting. Subordinasi dikarenakan adanya anggapan bahwa perempuan irrasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin. Subordinasi dalam novel Mimi Lan Mintuna dialami tokoh Indayati. Pernikahannnya dengan Petruk membuat Indayati kehilangan eksistensinya. Suami Indayati masih memegang teguh budaya Jawa. Bagi Petruk kodrat perempuan ialah mengurus rumah tangga sehingga ia tidak memperbolehkan Indayati bekerja. Kultur budaya Jawa yang menempatkan perempuan sebagai konco wingking, membatasi ruang gerak perempuan. Perempuan hanya di tempatkan pada ranah domestik mengurusi sumur, kasur dan dapur. Sebagian masyarakat masih mengangagap tabu apabila perempuan berada pada ranah publik. Kultur budaya yang tidak mendukung kaum perempuan menjadikan penghambat dalam merealisasikan eksistensi. commit to user 113 Adanya anggapan bahwa hanya laki-laki yang dapat menjadi pemimpin dan menempati posisi penting dalam segala aspek kehidupan dipengaruhi oleh budaya patriarkhi. Budaya patriarkhi cenderung menempatkan pria pada posisi tertinggi dan menomorduakan kaum perempuan dalam segala bidang kehidupan. g. Stereotipe Menurut pendapat Fakih 2008:16 Stereotipe merupakan pelabelan atau penandaan negatif terhadap suatu kelompok tertentu. Stereotipe dapat mengakibatkan berubahnya status sosial dan eksploitasi secara fisik. Munculnya stereotipe mengakibatkan adanya penindasan atau ketidakadilan terutama dialami oleh kaum perempuan. Stereotipe dalam novel Mimi Lan Mintuna menimpa Indayati dan perempuan korban trafficking . Perempuan hanya dipandang sebagai objek pemuas hasrat lelaki. Mereka hanya dipandang dari segi fisik dan sebatas alat reproduksi. Harga diri perempuan diremehkan layaknya barang dagangan. h. Kekerasan Menurut La Pona dalam Sugihastuti dan Itsna, 2010: 172.kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan seorang laki- laki atau sejumlah laki-laki dengan mengerahkan kekuatan tertentu sehingga menimbulkan kerugian atau penderitaan secara fisik, seksual, atau psikologis pada seorang perempuan atau sekelompok commit to user 114 perempuan, termasuk tindakan bersifat memaksa, mengancam, dan berbuat sewenang-wenang, baik yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan pribadi di ruang domestik dan publik. Kekerasan terhadap perempuan merupakan bentuk ketidakadilan gender yang paling merugikan. Hal tersebut dikarenakan korban mengalami penderitaan secara lahir dan batin. Menurut Sugihastuti dan Itsna kekerasan terbagi kedalam beberapa bentuk diantaranya. 5 Kekerasan Domestik Menurut Sugihastuti dan Itsna Sugihastuti dan Itsna, 2010: 178.kekerasan domestik merupakan tindakan kekerasan terhadap perempuan dalam lingkup rumah tangga dan pelaku memiliki hubungan kekeluargaan. Dampak dari kekerasan domestik salah satunya perlakuan tidak adil terhadap perempuan. Definisi perlakuan tidak adil terhadap perempuan dapat bermacam-macam salah satunya penganiayaan. Kekerasan domestik dalam novel Mimi Lan Mintuna di alami oleh tokoh Indayati. Petruk suami Indayati kerap melakukan kekerasan terhadapnya, baik kekerasan fisik maupun batin. Indayati kerap dianiaya oleh suaminya ia kerap dicaci, commit to user 115 dipukul, dijambat, bahkan sekujur tubuhnya penuh dengan sundutan rokok. Salah satu pemicu kekerasan domestik dikarenakan sistem patriarkhi yang kurang tepat dalam penerapannya. Patriarkhi menjadikan laki-laki penguasa dalam ranah publik maupun domestik. Sehingga istri kerap menjadi pelampiasan emosional suami. Penganiayaan yang kerap dilakukan sumi Indayati berdampak terhadap kondisi psikologis. Tidak adanya rasa nyaman dalam rumah tangga membuat Indayati memilih berpisah dengan suaminya. 6 Kekerasan Emosional Sugihastuti dan Itsna Hadi Saptiawan Sugihastuti dan Itsna Hadi Saptiawan, 2010: 178. kekerasan emosional adalah kekerasan yang melibatkan secara langsung kondisi psikologis perempuan yang menjadi korbannya. Kekerasan emosional dalam novel Mimi Lan Mntuna menimpa tokoh Indayati, Kalyana, dan Kokom. Tokoh Indayati kerap mengalami penghinaan baik dari suaminya maupun Sean PV dan anak buahnya ketika terperangkap dalam trafficking. Begitu juga dengan Kalyana dan Kokom kekerasan emosional di terimanya ketika menjadi korban trafficking. Kata kata commit to user 116 kasar,cacian bahkan ancaman pembunuhan sering kali mereka terima. Menurut Sofia meskipun kekerasan emosional tidak meninggalkan bekas sebagimana kekerasan fisik, tetapi berkaitan dengan harga diri perempuan. Pelanggaran komitmen, penyelewengan, teror mental dan teror pembunuhan, serta pengucapan kata-kata yang tidak menyenangkan dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang. Kekerasan emosional yang menimpa korban trafficking membuat mereka kehilangan semangat hidup. Kondisi psikologis mereka pun terganggu mereka kerap dibayangi kematian. Adanya ancaman terhadap para korban trafficking, membuat mereka hidup di bawah tekanan. 7 Kekerasan Fisik Menurut La Pona dalam Sugihastuti dan Itsna Hadi Saptiawan, 2010: 179 kekerasan fisik adalah segala macam tindakan yang mengakibatkan penderitaan fisik pada korbannya. Kekerasan fisik dalam novel Mimi Lan Mintuna dialami Indayati, kokom dan Kalyana. Mereka mengalami kekerasan fisik ketika menjadi korban trafficking. Tidak hanya siksaan yang berupa pukulan, tamparan, jambakan salah satu dari mereka pun di bunuh dengan keji. commit to user 117 Kokom merupakan salah satu korban trafficking yang mengalami kekerasan. Ia disekap selama 180 hari hanya di beri makan setengah piring bubur dan kakinya dipasung hingga lumpuh. Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang tidak ada lagi tenaga yang tersisa. Nasib tragis dan mengenaskan justru dialami Kalyana ponakan Indayati. Nasib Kalyana tidak seberuntung Indayati dan Kokom, meskipun di siksa setidaknya mereka tidak dihabisi nyawanya. Setelah disiksa Kalyana ditembak kepalanya dan jasadnya di buang ke laut. Bentuk kekerasan fisik sangat melanggar hak asasi manusia. Karena tidak hanya merusak anggota tubuh saja bahkan dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu kekerasan fisik merupakan tindakan yang paling keji. 8 Kekerasan Seksual Berdasarkan pendapat Atmasasmita Atmasasmita dalam Sugihastuti dan Itsna hadi Saptiawan, 2010: 174. Kekerasan seksual merupakan serangan seksual yang berakhir pada hubungan seksual secara paksa yang meliputi ancaman perkosaan disertai kekerasan dan pembunuhan. Pendapat Atmasasmita tergambar pada kehidupan tokoh Indayati, Kokom, dan Kalyana serta para korban trafficking lainnya. Mereka dipaksa untuk melayni laki-laki hidung belang. commit to user 118 Jika mereka menolak maka siksaan bahkan pembunuhan akan menimpa mereka. Para korban trafficking di jadikan objek pemuas hasrat lelaki. Mereka dieksploitasi secara terorganisir dan dijadikan bintang filem porno tanpa upah sepeser pun. Mereka diperlaakukan seperti budak yang diperas tenaganya.

2. Faktor yang Mempengaruhi Eksistensi