Nilai religius Nilai pendidikan

commit to user 101 perdagangan perempuan. Segala upaya telah di tempuh Siti, meskipun belum menunjukkan hasil Siti tidak pernah menyerah.

4. Nilai pendidikan

Karya sastra, terutama novel pasti mengandung nilai-nilai pendidikan yang sangat bermanfaat bagi pendidikan batin pembacanya. Secara umum nilai-nilai didik yang terdapat dalam karya sastra yaitu: a nilai religius agama; b nilai moral etika: c nilai estetis; d nilai sosial.

a. Nilai religius

Nilai religius agama dalam sebuah karya sastra merupakan peneguh batin bagi pembacanya. Nilai-nilai religius dapat dijadikan landasan untuk menjalani kehidupan. Nilai religius yang tertuang dalam karya sastra merupakan upaya penulis dalam menyampaikan amanat. Penerapan nilai religius dalam karya sastra diharapkan mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Nilai religius yang terkandung dalam novel Mimi Lan Mintuna dapat dilihat dari beberapa kutipan di bawah ini. Paklik Naryo memberikan Eka Prakasa kepada putrinya Kalyana untuk digendong, sementara dia menenangkan gejolak dalam pikiran indayatai, menyuruhnya tawakal Sylado, 2007: 2. Kutipan di atas mengajarkan bagaimana cara mengatasi permasalahan hidup yang dialami manusia. Permasalahan yang pelik terkadang membuat manusia lupa diri. Salah satu cara yang dapat commit to user 102 dilakukan yaitu dengan tawakal. Dengan berserah diri kepada Tuhan niscaya akan mendapatkan ketenangan batin dan berpikir jernih. Dalam kutipan novel di atas paklik Naryo merupaan figur yang bijaksana. Ia selalu memberi arahan kepada Indayati untuk tetap tawakal. Permasalah hidup yang dialami Indayati kerap membuatnya putus asa. Nilai–nilai religius yang diterapkan dalam keluarga paklik Naryo memberikan pengaruh positif terhadap Indayati. Sambil membalik diri, ibunya menengadah ke langit-langit, berkata tanpa di dengarnya sendiri, “Terpujilah Engkau, ya Tuhanku, sebab Engkau sudah mendengar doa seorang perempuan” Sylado, 2007: 51. Nilai religius yang dapat diperoleh dalam kutipan novel di atas yaitu mengajarkan kepada manusia untuk berdoa. Doa merupakan sarana untuk menjalin komunikasi dengan Tuhan. Doa merupakan tolak ukur keimaman seseorang. Manusia yang senantiasa berdoa menunjukan dirinya makhluk yang taat pada Tuhan. Doa juga merupakan sarana untuk meminta sesuatu kepada Tuhan. Ibu Petruk tak henti-hentinya memohonkan ampun untuk anaknya. Doa yang kerap dipanjatkannya dikabulkan oleh Tuhan. Ia selalu memohon agar petruk menjadai anak yang berbakti pada orang tua dan suami yang bertanggung jawab. Petruk yang memiliki tabiat buruk kini telah berubah. Ibu Petruk mengucapkan rasa syukur kepada tuhan “Terpujilah Engkau, ya Tuhanku, sebab Engkau sudah mendengar doa seorang perempuan” commit to user 103 “Tiliklah hatiku, Tuhan. Jangan lihat tubuhku. Aku memang melakukan dosa dengan tubuhku, tapi Kau tahu hatiku tidak pernah memberi izin. Jika aku sadar seperti ini, aku harus bertanya kapada-Mu: Kenapa Kau biarkan celaka menimpa tubuhku. Sementara dengan hatiku tempat berlangsung pengadilan-Mu aku tidak putus memohon pertolongan-Mu Sylado, 2007: 231. Dalam kutipan novel di atas Indayati yang merasa dirinya penuh dosa memohon ampunan kepada tuhan. Tubuhnya yang sudah ternoda akibat menjadi korban taraficking tidak menjadikannya berpaling dari Tuhan. Ia senantiasa memohon ampun dan pertolongan dari Tuhan. Nilai religi yang dapat diperoleh dari kutipan tersebut mengajarkan kepada manusia untuk berdoa dan memohon ampun atas segala kesalahan yang diperbuat. Tuhan sesungguhnya Maha Pemaaf dan Maha Pemurah. Pertolongan yang diberikan Tuhan akan datang pada saatnya. Untuk itu manusia hendaknya bersabar dan tidak putus asa.

b. Nilai sosial