1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan penggunaan kondom pada komunitas LSL lelaki seks lelaki di kota Medan 2014
2. Untuk mengetahui bagaimana sikap penggunaan kondom pada komunitas LSL lelaki seks lelaki di kota Medan 2014
3. Untuk mengetahui bagaimana tindakan penggunaan kondom pada komunitas LSL lelaki seks lelaki di kota Medan 2014
1.4 Manfaat Penelitian
1.Untuk memberikan masukan pada lembaga yang membutuhkan informasi sebagai masukan untuk perencanaan program pencegahan HIVAIDS.
2.Untuk alat evaluasi mengukur dampak program yang dilaksanakan selama ini. 3. Untuk
menambah wawasan
penulis mengenai
prilaku penggunaan
kondom pada komunitas LSL lelaki seks lelaki 4.Sebagai syarat akhir menyelesaikan pendidikan penulis di fakultas kesehatan
masyarakat universitas sumatera utara. 5. Sebagai perbandingan dan referensi untuk penulis lain yang ingin melakukan
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,baik yang dapat diamati langsung,maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skinner , merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulusrangsangan dari luar. Oleh karena itu teori skiner ini
disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –Organisme—Respons. Skiner membedakan respon menjadi 2 :
1. Respondent respons atau reflexive , yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan stimulus tertentu sehingga menimbulkan respons
yang relatif atau disebut eliciting stimulation. 2. Operant respons atau instrumental respons ,yakni respons yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus perangsang tertentu. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ,perilaku dibedakan menjadi dua:
1. Perilaku tertutup covert behavior. Respons terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup.
2. Perilaku terbuka overt behavior. Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan dan praktek mudah untuk diamati orang lain.
9
Universitas Sumatera Utara
Benyamin bloom 1908 membagi perilaku dibedakan dalam tiga kawasan domain yakni Cognitive Domain, Afektif Domain, Psycomotor Domain.Ketiga
domain ini diukur dari pengetahuan, sikap dan tindakan.
2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu ,dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: 1. Tahu
Tahu dapat diartikan mengingat suatu materi yang sudah di pelajari sebelumnya.
2. Memahami Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di
ketahui,dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi yang sebenarnya.
4. Analisis Analisis adalah suatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi ,dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan meletakkan atau
Universitas Sumatera Utara
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
6. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2.1.2 Sikap
Sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,tapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap terdiri atas beberapa tingkatan :
1. Menerima receiving Mau dan memperhatikan stimulus tahu objek yang diberikan.
2. Merespon responding
J
awaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3. Menghargai valuing Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah.
4. Bertanggung jawab responsible Mempunyai tanggung jawab atas segala resiko terhadap sesuatu yang sudah
dipilihnya. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga
tidak.Secara langsung dapat dinyatakan bagaiman pendapat atau pertanyaan respon
Universitas Sumatera Utara
terhadap suatu objek.Orang bisa berperilaku bertentangan dengan sikapnya, dan bisa juga merubah sikapnya sesudah yang bersangkutan merubah tingkatannya.Namun
secara tidak mutlak dapat dikatakan bahwa perubahan sikap merupakan loncatan untuk terjadinya perubahan perilaku.
2.1.3 Tindakan
Tindakan dibedakan menjadi beberapa tingkatan: 1. Persepsi perception
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama
2. Respon Terpimpin guided response Dapat melakukan sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua. 3. Mekanismemechanism
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai
praktek tingkat tiga. 4. Adopsi adoption
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu recall.Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni
dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.2Teori Health Belief Model
Menurut Edberg 2007, Health Belief Model HBM merupakan teori yang paling luas digunakan. HBM di cetuskan pada tahun 1950-an berkat penelitian
psikolog sosial dari U.S Public Health Service USPHS yakni Godfrey Houchbaum,
Irwin Rosenstock, dan Stephen Kegeles.
HBM dalam promosi kesehatan harus memperhatikan komponen atau konstruksi yang merupakan pengungkit bagi faktor yang mempengaruhi perilaku.
Komponen-komponen model hubungan kesehatan dengan kepercayaan HBM adalah
1. Persepsi Kerentanan. Derajat risiko yang dirasakan seseorang terhadap masalah kesehatan.
2. Persepsi Keparahan. Tingkat kepercayaan seseorang bahwa konsekuensi masalah kesehatan yang akan menjadi parah.
3. Persepsi manfaat. Hasil positif yang dipercaya seseorang sebagai hasil dari tindakan.
4. Persepsi Hambatan. Hasil negatif yang dipercayai sebagai hasil tindakan. 5. Petunjuk untuk bertindak. Peristiwa eksternal yang memotivasi seseorang
untuk bertindak. 6. Efikasi diri dan kepercayaan seseorang akan kemampuannya dalam
melakukan tindakan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pengertian LSL Lelaki Sex Lelaki
LSL Lelaki Seks Lelaki adalah semua yang berpenis yangberhubungan seks dengan manusia berpenis lainnya. Sesederhana itu,male-to-male sex. Terpenting
dalam defenisi adalah perilaku seks. Jika dua lelaki berhubungan seks,maka disebut LSL Lelaki Seks Lelaki terlepas dari orientasi seks dan identitas gendernya Amfar,
2006. Secara orientasi seks, LSL Lelaki Seks Lelaki mungkin terdiri dari laki-laki yang mengidentifikasikan dirinya sebagai homoseksual atau gay dan sebagai
biseksual, meskipun lebih banyak yang tidak mengidentifikasi diri dengan keduanya atau karena alasan tertentu tetap mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual
UNAIDS, 2000. Secara identitas gender seorang LSL Lelaki Seks Lelaki bisa jadi seorang
yang maskulin,feminim,dan keduanya sekaligun Androgin. Artinya, LSL Lelaki Seks Lelaki tidak selalu ditandai gesture tubuh laki-laki yang feminime, kemayu,
fashionable, berlenggak lenggok, cara bicara seperti perempuan dan perasaan yang melankolis. Terdapat sifat cair dari istilah LSL Lelaki Seks Lelaki ini dengan unsur
sentralnya adalah perilaku seks antar lelaki. Istilah ini digunakan sebagai istilah penggantian “homoseks atau gay” yang dalam banyak konteks sosial-budaya tidak
dikenal, tidak berarti, sulit diterjemahkan dan dalam lapangan HIV dan AIDS cenderung menstigma kelompok tertentu UNAIDS, 2006
Sejak tahun 1990 para epidemiolog menciptakan terminologi men who have sex with men atau MSM dalam rangka mempelajari penyebaran penyakit menular
diantara MSM terlepas dari apa identitasnya. Terminologi ini mampu menangkap
Universitas Sumatera Utara
lebih banyak ekspresi perilaku seksual antar lelaki yang tidak hanya sebatas homoseks atau gay UNAIDS, 2006. Sejak saat itu frase MSM yang diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia menjadi LSL lebih populer digunakan sebagai cara membicarakan perilaku seks antar lelaki dari pada istilah homoseksual atau
gayAditya, 2012.
2.3.1 Ciri-Ciri LSL Lelaki Seks Lelaki
Menurut Ardiana, 2012 adapun ciri-ciri dari seorang LSL adalah sebagaiberikut: a. Laki-laki yang secara eksklusif berhubungan seks dengan laki-laki lain.
b. Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain tapi sebagian besarnya berhubungan dengan perempuan.
2.4 Komunitas LSL Lelaki Seks Lelaki di kota Medan
Menurut Bachari,2012 komunitas adalah terbentuknya dari sekelompok orang saling berinteraksi secara sosial diantara anggota kelompok itu berdasarkan adanya
kesamaan kebutuhan atau tujuan dalam diri mereka atau diantaranya kelompok yang lain serta adanya wilayah-wilayah individu yang terbuka untuk anggota
kelompoknya. Di kota medan memiliki komunitas- komunitas LSL Lelaki Seks Lelaki tempat berkumpulnya anggota komunitas biasanya kost-kostan, tempat
karoke, salon dsb Awalnya komunitas LSLLelaki Seks Lelaki hanya di jumpai di mall di kota
Medan dan pada hari tertentu saja yaitu pada hari Jumat untuk bertemu teman komunits namun, karena kecanggihan tekhnologi sekarang LSLLelaki Seks Lelaki
bisa leluasa bertemu di dunia maya atau di situs khusus kemudian janji untuk ketemu lalu melakukan hubungan seksualGaya Nusantara,2013
Universitas Sumatera Utara
Kecanggihan tekhnologi
juga dimanfaatkan
oleh KPA
Komisi Penanggulangan AIDS untuk pencegahan HIVAIDS yaitu membuat situs resmi
www.proyekcinta.com yang dapat diakses dengan mudah dan waktu yang tidak terbatas.Situs ini dimanfaatkan sebagai media promosi dan edukasi tentang
pencegahan HIVAIDS dan situs ini juga menginformasikan manfaat penggunaan kondom agar anggota komunitas LSL Lelaki Seks Lelaki mau melakukan
pencegahan HIVAIDS dengan salah satu caranya dengan menggunakan kondom KPAK, 2013.
Medan juga punya hotspotseringnya berkumpul komunitas LSL Lelaki Seks Lelaki di bawah ini beberapahot spot komunitas LSL Lelaki Seks Lelaki yang ada
di kota Medan : 1. Salah satu tempat karoke terkenal di medan
2. Kost-kostan 3. Tempat makan dan tempat nongkrong
4. Salon dan Massage Komunitas LSL Lelaki Seks LeLaki dipandang rentan terhadap penularan
PMS dan HIVAIDS.Mengingat perilaku seksual komunitas LSL Lelaki Seks Lelaki yang cenderung bebas dan berganti gantipasangan serta rendahnya informasi
tentang kesehatan reproduksi. Berdasarkan hasilpenelitian menunjukkan bahwa umur 18-29 tahun sebanyak 45 telah menjadi mitraseksual dan ditemukan 9
diantaranya positif HIVAIDS Hirshfield dkk, 2003. Berdasarkan data UNAIDS, 2006 sampai hari ini paling tidak 5-10 infeksi HIV di dunia di tularkan melalui seks
tidak aman sesama lelaki. Jumlah yang terlibat seks dengan lelaki lain diperkirakan antara 2-5 di seluruh dunia.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Perilaku Seksual LSL Lelaki Seks Lelaki