kondom.Sedangkan, informan ke 4 mengatakan bahwa yang menjadi kendala adalah rasa tidak enak dan kemauan pasangan.
4.3.8 Persepsi Informan terhadap Teman Komunitas yang Belum
Menggunakan Kondom
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada informan mengenai persepsi informan terhadap teman komunitas yang belum menggunakan kondom dapat dilihat
pada tabel distribusi berikut:
Tabel 4.9.Distribusi Persepsi Informan Terhadap Teman Komunitas yangBelum Menggunakan Kondom
Informan 1 Yahh alasan pasti sama kek kami juga ga jauh beda pasti
pasangannya ga mau begituan pake kondom Informan 2
Samalah kek aku, palingan pasangan kami ga mau kalau pake kondom pasti ga enaklah katanya
Informan 3 Bodoh, sangat sangat bodoh dek udah tahu dia beresiko kek gitu
masa belum ada kesadaran untuk make kondom kok ga kita yang sadar siapa lagi apalagi pasangan ga mau udahalah lambai
Informan 4 Kalaau menurut aku dari pengalaman juga sebagai PL petugas
lapangan karena belum sadarnya manfaat kondom itu kek apa terus pengetahuan kita yang masih tanggung tanggung karena bisasaja
teman kitahanya menggunakan kondom dengan orang lain tapi, sama pacar tidak kan belum tahu riwayat seorang pacar itu seperti apa
apakah positif atau ga ? ga semua orang positif itu mau mengaku kalau dirinya positif banyak orang yang bilang kalau dirinya negatif
tapi positif terjadilah hubungan intim yang ga pake kondom. Karena mengaku itu butuh keberanian yang cukup besar bukan apa-apa
stigma dan diskriminasi terhadap ODHA itu belum mampu diterima kek aku yang udah open status ODHA aku pembicara di kampus, dll
tapi kalau di lingkungan keluarga aku belum open status karena aku belum sanggup ngebayangin kalau keluarga diskriminasi
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.9. informan 1dan 2 mengatakan bahwa teman komunitas tidak menggunakan kondom karena pasangannya tidak mau menggunakan dengan alasan
selalu tidak enak saaat menggunakan kondom responden ke 3 bahwa kesadaranlah yang belum dimiliki teman- teman komunitas untuk menggunakan kondom saat
berhubungan seksusal kalau tidak diri sendiri orang lain tidak mungkin mengingatkan. Menurut informan ke 4 pengetahuan manfaat kondom masih
setengah-setengah sehingga banyak kawan-kawan komunitas yang belum menggunakan kondom.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Kota Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sendiri sudah dikatakan kota metropolitan dimana dengan jumlah penduduknya yang sangat banyak
tidak jauh dari gaya hidup menyimpang dan perilaku seksual yang menyimpang atau beresiko. Berdasarkan data yang didapat dari KPA Kota Medan pada Tahun 2011
jumlah komunitas GWL Gay, Waria dan LSL di Kota Medan sebanyak 2.363 orang. Yang terdiri atas Waria sebanyak 664 orang, Gay sebanyak 1.699 orang.
LSL Lelaki Seks Lelaki cenderung memiliki banyak pasangan seks yaitu pasangan tetap wanita, pasangan laki-laki, dan pasangan waria.Berdasarkan SCP
Survei Cepat Perilaku, 2014sebanyak 22 dari para pasangan seks tetap ini memiliki pasangan seks tetap lainnya sedangkan LSL yang membeli seks dari lelaki
sebanyak 20 dan dari perempuan 10.LSL berhubungan seks dengan lelaki, perempuan, dan waria. Selama setahun terakhir, hampir 87 LSL berhubungan seks
kasualtanpa member dan menerima imbalandengan lelaki, 40 dengan wanita, dan 16 dengan waria.
Komunitas LSL Lelaki Seks Lelaki memiliki yang lebih rentan terhadap resiko ditularkan dan menularkan IMS dan HIVAIDS untuk menurunkan resiko
tersebut banyak program yang di laksanakan oleh pemerintah salah satunya program penggunaan kondom 100 karena kondom dianggap salah satu pencegahan transmisi
seksual yang paling tepat dengan salah satu tujuan pelaksanaan program kondom
45
Universitas Sumatera Utara
100 adalah mendekatkan akses kondom dengan menyediakan outlet kondom yang memberikan kondom dan pelicin gratis
5.1. Karakteristik Informan