Berikut ini adalah ilustrasi secara anatomi sistem trigeminovaskular yang terlibat dalam patofisiologi nyeri kepala primer dalam hal ini migren.
Gambar 2.5 Struktur anatomi sistem trigeminovaskular yang terlibat dalam
patofisiologi nyeri kepala Silberstein dkk., 2002 Disamping teori vaskuler dan inflamasi steril tersebut serotonin diduga
memainkan peranan penting pada patofisiologi migren. Metabolit utama serotonin, 5- hydroxyindoleacetic ditemukan meningkat dalam urin penderita migren. Di lain pihak,
kadar serotonin platelet menurun dengan cepat pada serangan migren akut. Penurunan kadar serotonin diduga justru dapat memicu serangan migren Silberstein dkk., 2002.
2.4.2 Prevalensi gangguan tidur pada remaja penderita NKP
Beberapa perbedaan jenis hubungan antara tidur dan nyeri kepala yang biasa ditemukan dalam praktik sehari-hari, yaitu Paiva dkk., 1997 :
1. Gangguan tidur bersifat primer sedangkan nyeri kepala adalah bagian dari gejalanya.
2. Sindrom nyeri kepala bersifat primer yang menyebabkan terjadinya gangguan tidur.
3. Gangguan tidur dan nyeri kepala merupakan gejala dari suatu entitas patologi yang berbeda.
4. Gangguan tidur dan sindrom nyeri kepala terjadi pada satu individu, tanpa ada interaksi antara kedua fenomena tersebut.
Prevalensi gangguan tidur pada penderita nyeri kepala cukup besar. Pada penelitian Paiva dkk. 1997 menunjukkan bahwa 26 dari 49 sampel 53 yang
teridentifikasi mengalami gangguan tidur merupakan penderita nyeri kepala primer. Boardman dkk. 2005 menunjukkan data bahwa penderita dengan NKP kronik
memiliki kemungkinan 17 kali lebih besar mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan populasi normal. Meningkatnya kecenderungan gangguan tidur juga
berkorelasi dengan derajat keparahan NKP pada penelitian lainnya Rain dkk., 2008. Pada remaja penderita NKP, gangguan tidur merupakan fenomena klinis.
Beberapa penelitian yang memfokuskan perhatian pada hubungan antar kedua fenomena ini melaporkan adanya variasi bentuk gangguan tidur seperti misalnya
kesulitan untuk jatuh tertidur, frekuensi terbangun malam hari yang sering, terbangun terlalu pagi, dan mengantuk hebat pada siang hari. Data mengenai hubungan antara
tidur dan NKP, karakteristik NKP yang timbul, intensitas, durasi dan frekuensi NKP yang dihubungkan dengan kebiasaan tidur pada remaja sangat minimal. Beberapa
penelitian yang ada dengan metode yang beda-beda sehingga sulit untuk dibandingkan. National Sleep Foundation di Amerika pada tahun 2006 memberikan
data bahwa 45 remaja tidak mencapai kebutuhan tidur dalam semalam. Suatu penelitian terhadap 69 remaja berumur 13-17 tahun yang mengidap NKP memberikan
data bahwa 65,7 partisipan penelitian tersebut mengalami masalah dengan tidur dengan pemenuhan kebutuhan tidur yang tidak mencukupi Gilman dkk., 2007.
Sahota dan Dexter mengajukan klasifikasi kompleks mengenai NKP yang berhubungan dengan gangguan tidur seperti yang dikutip oleh Dodick dkk. 2003
pada Tabel 2.4 berikut ini. Tabel 2.4
Klasifikasi nyeri kepala terkait dengan komponen tidur Dodick dkk, 2003 Hubungan antara nyeri kepala dan tidur
Nyeri kepala yang berkaitan dengan tidur selama atau setelah tidur
Nyeri kepala yang berkaitan dengan fase-fase tidur
Fase III, IV, fase REM : migren Fase REM: nyeri kepala klaster, hemikrania
paroksismal kronik Durasi tidur dan nyeri kepala
Tidur dalam yang berlebihan Kurangnya waktu tidur
Kekacauan pola tidur
Nyeri kepala yang diredakan dengan tidur Migren dan jeis kepala lainnya
Gangguan tidur dan nyeri kepala Sleep apnea dan nyeri kepala
Somnambulisme dan nyeri kepala Parasomnia lainnya dan nyeri kepala
Efek nyeri kepala pada tidur Gangguan pola tidur yang ringan hingga berat
Mimpi dan nyeri kepala
Paiva dkk. 1997 mengajukan klasifikasi mengenai hubungan antara gangguan tidur dan NKP sebagai berikut :
a. Gangguan tidur yang disebabkan oleh nyeri kepala. b. Nyeri kepala yang diinduksi oleh gangguan tidur.
c. Nyeri kepala dan gangguan tidur timbul tumpang tindih misalnya TTH dan insomnia yang diinduksi oleh gangguan mood.
d. Nyeri kepala dan gangguan tidur muncul pada satu individu namun tidak ada interaksi antara keduanya.
2.4.3 Peranan SCN dan melatonin pada patofisiologi NKP