Spektrofotometri UV-Vis Metode FTC Feritiosianat

24 Filtrat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu A, B, dan C. Filtrat A digunakan sebagai blanko, filtrat B ditambahkan 0,5 mL HCl pekat kemudian dipanaskan pada penangas air, jika terjadi perubahan warna merah tua sampai ungu menunjukkan hasil positif metode Bate Smith-Metchalf. Filtrat C ditambah- kan 0,5 mL HCl dan logam Mg, kemudian diamati perubahan warna yang terjadi metode Wilstatter. Warna merah sampai jingga diberikan oleh senyawa flavon, warna hijau sampai biru diberikan oleh aglikon atau glikosida. Selain itu uji flavonoid dapat dilakukan dengan analisis KLT. Sampel ditotolkan pada plat silica gel G 60 . Dielusi menggunakan butanol : asam asetat : air = 3:1:1. Lalu plat dikeringkan dan diamati cahaya tampak pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. Selanjutnya plat disemprot dengan amonia, dikeringkan diudara dan diamati pada cahaya tampak 254 nm dan 366 nm. Noda kuning sampai orange mengidentifikasikan adanya flavonoid. Pada penelitian ini menggunakan 2 metode, pertama menggunakan pereaksi FeCl 3 untuk uji polifenol dan yang kedua menggunakan metode wilstatter dengan pereaksi Mg-HCl.

7. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis biasanya beroperasi pada trayek panjang gelombang 190 sampai 1100 nm. Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-VIS, karena molekul mempunyai elektron yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrofotometri UV-VIS secara ideal diambil dari larutan encer. Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan 25 berwarna, maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap absorpsi sedangkan radiasi lainnya akan diteruskan transmisi. Spektrum UV-Vis terdiri dari pita absorbansi lebar pada daerah panjang gelombang yang lebar. Panjang gelombang absorbansi biasanya dilaporkan sebagai ג maks , yakni panjang gelombang yang memberikan nilai absorbansi terbesar. Absorbansi suatu senyawa dengan panjang gelombang tertentu akan bertambah dengan makin banyaknya molekul yang mengalami transisi. Panjang gelombang tergantung pada kuat lemahnya elektron yang terikat pada molekul Harjono S, 1991: 11-12. Dasar kerja pada metode spektrofotometri UV-Vis berdasarkan atas absorban sinar tampak oleh suatu larutan berwarna. Oleh karena itu, metode ini dikenal juga sebagai metode kolorimetri. Hanya larutan berwarna saja yang dapat ditentukan dengan metode ini. Senyawa tidak berwarna dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna. Contohny. Ion Fe 3+ dengan CNS - menghasilkan larutan berwarna merah Bintang, 2010: 194.

8. Metode FTC Feritiosianat

Pengukuran aktivitas antioksidan pada penelitian ini menggunakan metode feritiosianat. Metode ini didasarkan pada kemampuan senyawa antioksidan dalam menghambat terbentuknya radikal yang reaktif. Pembentukan radikal bebas disebabkan oleh oksidasi asam oleat. Metode FTC digunakan untuk mengukur jumlah peroksida pada proses awal peroksidasi lemak dan kompleks reaksi feritiosianat yang terbentuk dibaca 26 pada panjang gelombang 500 nm Aris, et al., 2009 dalam Muhtadi, et al., 2014. Aktivitas antioksidan yang ditentukan dengan metode FTC membutuhkan suatu kontrol positif yang biasanya merupakan senyawa yang telah diketahui sifat antioksidannya, seperti vitamin C, butil hidroksi toluena BHT, atau tokoferol. Oksidasi asam oleat dalam kondisi buffer yang diinkubasi pada suhu 55°C menggunakan FeCl 2 dan amonium tiosianat sebagai pereaksi oksidator yang dapat mengoksidasi Fe 2+ menjadi Fe 3+ , sehingga menghasilkan warna merah yang menyerap sinar tampak pada panjang gelombang antara 450 - 550 nm. Peroksida lemak meningkatkan bilangan oksidasi Fe 2+ menjadi Fe 3+ yang kemudian bereaksi dengan ligan CNS - membentuk kompleks berwarna merah [FeSCN 3 ]. Penggunaan metode FTC ini digunakan sebagai pengganti metode DPPH, disebabkan DPPH adalah radikal nitrogen stabil yang berbeda dengan radikal peroksil yang ada di peroksida lemak. Antioksidan bereaksi cepat dengan radikal peroksil namun bereaksi lambat atau bahkan netral terhadap radikal DPPH Prior, et al., 2005: 4398. 27 Gambar 11. Mekanisme Penghambatan Oksidasi Asam Oleat dengan Metode Tiosianat Risqa Uswatun, 2011:22

B. Penelitian yang Relavan

Penelitian yang dilakukan oleh Risqa Uswatun pada tahun 2011 yang melakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak cabai rawit merah Capsium frutescens L. sebagai antioksidan terhadap proses autooksidasi minyak kelapa krengseng yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh variasi konsentrasi ekstrak cabai rawit hijau 0,01, 0,05, dan 0,1 terhadap aktivitas antioksidan pada minyak kelapa krengseng. Semakin besar konsentrasi ekstrak cabai rawit merah yang ditambahkan pada minyak kelapa krengseng, maka aktivitas antioksidan semakin besar. Penelitian lainnya yang relevan dilakukan oleh Putu Puspita Sari, Wiwik Susanah Rita, dan Ni Made Puspawati pada tahun 2015 yang meneliti tentang identifikasi dan uji aktivitas senyawa tanin dari daun trembesi Samanea saman