16
anggaran biaya, baik penerimaan maupun pengeluaran biaya keluarga.
8 Fungsi Rekreatif Suasana Rekreatif akan dialami oleh anak dan anggota
keluarga lainnya apabila dalam kehidupan keluarga itu terdapat perasaan damai, jauh dari ketegangan batin, dan pada saat-saat
tertentu merasakan kehidupan bebas dari kesibukan sehari-hari. 9 Fungsi Status Keluarga
Fungsi ini dapat dicapai apabila keluarga telah menjalankan fungsinya yang lain. Fungsi keluarga ini menunjuk
pada kadar kedudukan keluarga dibandingkan dengan keluarga lainnya Yusuf, 2007: 39-41.
2. Pola Asuh
a. Pengertian Pola Asuh Pola asuh orang tua merupakan pola perilaku yang diterapkan
pada anak bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dirasakan oleh anak, dari segi negatif maupun positif. Pola asuh
yang ditanamkan tiap keluarga berbeda, hal ini tergantung pandangan dari tiap orang tua Petranto, 2006. Pola asuh merupakan sikap orang
tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap tersebut meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, memberikan perhatian. Pola
17
asuh sebagai suatu perlakuan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan dan mendidik anak dalam
kesehariannya. Sedangkan Pengertian pola asuh orangtua terhadap anak merupakan bentuk interaksi antara anak dan orangtua selama
mengadakan pengasuhan yang berarti orang tua mendidik, membimbing dan melindungi anak Gunarsa, 2002. Menurut Edwards
2006, pola asuh merupakan interaksi orang tua dan anak dalam mendidik, mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai
kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Orang tua menerapkan pola pengasuhan yang berbeda-beda terhadap anak-anaknya. Hurlock 2011: 95 mengemukakan bahwa
pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anaknya berbeda-beda karena pola asuh tercipta dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
1 Kesamaan dengan pola asuh yang diterapkan orang tua Orang tua akan menerapkan pola asuh dalam keluarga
sesuai dengan pola asuh yang diterimanya sewaktu kanak-kanak, apabila orang tua merasa cara yang digunakan berhasil maka
mereka akan menggunakan cara yang sama. 2 Penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok
Orang tua yang usianya lebih muda dan tidak berpengalaman akan lebih dipengaruhi oleh anggota kelompok
yang dianggap baik.
18
3 Usia orang tua Orang tua muda cenderung lebih demokratis dan permisif
dibanding yang berusia lebih tua. Mereka cenderung lebih mengurangi kendala ketika anak menjelang remaja.
4 Pendidikan untuk menjadi orang tua Orang tua yang telah banyak mendapatkan pelajaran
mengenai mengasuh anak dan tahu akan kebutuhannya, lebih menerapkan pola asuh demokratis dibandingkan orang tua yang
tidak banyak belajar. 5 Jenis kelamin
Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan kebutuhannya dibandingkan dengan pria dan mereka cenderung
kurang otoriter. 6 Status sosial ekonomi
Orang tua dengan status ekonomi menengah dan rendah cenderung lebih keras, memaksa dan kurang toleran dibandingkan
dengan orang tua dari kelas sosial atas, tetapi mereka lebih konsisten. Semakin berpendidikan semakin mereka menyukai
disiplin demokratis yang telah menganut konsep yang lebih modern.
19
7 Konsep mengenai orang dewasa Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional
mengenai peran orang tua, cenderung lebih otoriter dibandingkan dengan orang tua yang telah menganut konsep yang lebih modern.
8 Jenis kelamin anak Orang tua pada umumnya lebih keras bersikap terhadap
anak wanita daripada anak pria. 9 Usia anak
Disiplin otoriter jauh lebih umum digunakan pada anak kecil daripada mereka yang jauh lebih besar.
10 Situasi Ketakutan dan kecemasan biasanya tidak diganjar
hukuman, sedangkan sikap menentang, negativisme, dan agresif kemungkinan mendorong pengendalian otoriter.
Menurut Edwards 2006, faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua adalah:
1 Pendidikan orang tua Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan
anak mempengaruhi persiapan mereka menjalankan pengasuhan. 2 Lingkungan
Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-
pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya.
20
3 Budaya Seringkali orang mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh
masyarakat dalam mengasuh anak. Kebiasaan-kebiasaan masyarakat disekitarnya dalam mengasuh anak ditiru orang tua
karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan.
c. Jenis Pola Asuh Orang Tua Menurut Hurlock 2011: 95 ada beberapa jenis pola asuh,
sebagai berikut:
1 Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak akan tetapi tidak ragu-ragu
mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-
pemikiran. Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban hak orang tua dan anak, bersikap rasional dan selalu
mendasari tindakannya pada rasio pemikiran. Ciri-ciri orang tua demokratis adalah sebagai berikut, yaitu:
a Ada bimbingan dan kontrol dari orang tua; b Anak diberi kepercayaan dan tanggung jawab;
c Orang tua bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak;
21
d Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan;
e Bersikap responsif terhadap kemampuan anak dan menghargai setiap keberhasilan yang diperoleh anak;
f Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan; g Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan baik dan
buruk.
2 Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang merupakan kebalikan dari pola asuh demokratis yaitu cenderung menetapkan
standar yang mutlak harus dituruti, biasanya disertai dengan ancaman-ancaman. Bentuk pola asuh ini menekan pada
pengawasan orang tua atau kontrol yang ditunjukkan pada anak untuk mendapatkan kepatuhan dan ketaatan. Jadi orang tua yang
otoriter sangat berkuasa terhadap anak, memegang kekuasaan tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada perintah-
perintahnya. Secara umum pola asuh otoriter mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a Adanya kontrol yang ketat dan kaku dari orang tua; b Aturan dan batasan dari orang tua harus ditaati oleh anak;
c Anak harus bertingkah laku sesuai aturan yang diterapkan orang tua;
22
d Orang tua tidak mepertimbangkan pandangan dan pendapat anak;
e Orang tua suka menghukum secara fisik; f Orang tua cenderung bersikap mengomando mengharuskan
atau memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi;
g Orang tua cenderung emosional dan bersikap menolak.
3 Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan
sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Orang tua cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak
sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini bisanya bersifat
hangat, sehingga seringkali disukai anak-anak. Pola asuh permisif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a Tidak ada bimbingan maupun aturan yang ketat; b Tidak ada pengendaian atau pengontrolan serta tuntutan
kepada anak; c Anak diberi kebebasan dan diizinkan membuat keputusan
untuk dirinya sendiri; d Tidak ada kontrol dari orang tua;
23
e Anak harus belajar sendiri untuk berperilaku dalam lingkungan sosial;
f Anak tidak akan dihukum meskipun melanggar aturan; serta g Tidak diberi hadiah jika berprestasi atau berperilaku sosial
yang baik. Menurut Baumrind, pola asuh orang tua terbagi dalam 4
macam, yaitu: a. Pola Asuh Otoriter
Dalam pola asuh ini, semua tingkah laku, pengambilan keputusan, dan cara berpikir anak diatur oleh orang tua. Orang tua
memiliki kendali penuh terhadap segala aspek kehidupan anaknya. Dalam menyampaikan keinginannya, orang tua cederung
memaksa, memerintah, memberi ancaman dan menghukum. Dalam pola asuh ini sedikit sekali komunikasi secara verbal, biasanya
komunikasi yang terjadi hanya bersifat satu arah. Orang tua tidak lagi memberi pertimbangan terhadap pendapat anaknya.
b. Pola Asuh Otoritatif Dalam pola asuh ini orang tua mendorong anak untuk
bersikap mandiri, tetapi orang tua masih memberikan kontrol terhadap perilaku anak. Anak diperbolehkan untuk mengemukakan
pendapatnya. Orang tua menanamkan nilai-nilai yang berlaku dengan cara yang lebih hangat. Dalam menanamkan nilai, orang
tua akan menjelaskan dampak-dampak secara rasional dari suatu
24
perbuatan yang dilakukan oleh anak. Komunikasi antara orang tua dan anak bersifat dua arah. Kepentingan anak menjadi prioritas
utama orang tua, tetapi masih dikontrol dalam pemberian kebebasan anaknya.
c. Pola Asuh Permisif Orang tua memberikan kebebasan yang besar kepada
anaknya anak bebas melakukan apa yang diinginkannya. Kebebasan diberikan dengan batasan-batasan yang sangat sedikit.
Dengan kata lain, kontrol orang tua terhadap perilaku anak sangat sedikit. Akan tetapi, orang tua masih terlibat dalam aspek-aspek
kehidupan ankaknya. Orang tua cenderung tidak menegur anaknya jika melakukan perbuatan yang salah.
d. Pola Asuh Penelantar Orang tua yang mengasuh anaknya dengan tipe ini akan
cenderung tidak terlibat dalam kehidupan anaknya. Orang tua tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh anaknya. Dalam
membesarkan anaknya, orang tua tidak memberikan kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan fisik yang cukup dikutip dari King,
2014: 172. Dalam penelitian ini, pola asuh yang menjadi bahan penelitian
adalah pola asuh yang dikemukakan oleh Elizabeth B. Hurlock yaitu, pola asuh demokratis, pola asuh otoriter dan pola asuh permisif.
25
3. Remaja