4.3.2 Pelaksanaan Skoring
Setelah melakukan pengumpulan data penelitian, peneliti melakukan langkah- langkah sebagai berikut:
1 Melihat apakah semua skala diisi dengan benar dan tidak ada yang terlewat maupun diisi secara ganda. Jika ada, peneliti akan kembali menanyakan jawaban apa
yang akan mereka berikan pada soal tersebut. 2 Memberikan skor pada masing-masing jawaban yang telah diisi oleh subjek
penelitian responden dengan memberikan skor antara 1 sampai dengan 5 pada skala persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas dan skala motivasi siswa SMA
menjadi anggota polisi, kemudian mentabulasi data berdasarkan jumlah item. 3 Melakukan olah data yang meliputi pengujian statistik deskriptif.
4 Setelah melakukan olah data, peneliti membuat tabulasi data agar hasil penelitian tersebut lebih mudah untuk dipahami.
4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Deskripsi data dilakukan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Pada bab I terdahulu dirumuskan permasalahan bagaimanakah persepsi
siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas dan bagaimanakah motivasi siswa SMA menjadi anggota polisi.
4.4.1 Gambaran Secara Umum Persepsi Siswa SMA terhadap Kinerja Polisi Lalu Lintas
Pengukuran persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas merupakan penilaian siswa SMA atas kinerja polisi lalu lintas sekarang ini, di mana penilaian ini
merupakan penafsiran yang bersifat subjektif persepsi. Persepsi terhadap kinerja polisi lalu lintas adalah hasil dari proses aktivitas kejiwaan di mana seseorang dapat
mengenali, mamahami, dan memberi makna positif atau negatif terhadap kinerja polisi lalu lintas, yang dipengaruhi oleh pengetahuan tentang polisi lalu lintas,
bagaimana harapan terhadap kinerja polisi lalu lintas, dan bagaimana penilaian tentang kinerja polisi lalu lintas.
Persepsi siswa SMA tentang kinerja polisi lalu lintas di Kota Semarang dapat dilihat dari tiga aspek yaitu gambaran atau pengetahuan terhadap kinerja polisi lalu
lintas, makna terhadap kinerja polisi lalu lintas, dan evaluasi terhadap kinerja polisi lalu lintas. Data dari ketiga aspek tersebut diungkap menggunakan skala persepsi
siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas dengan jumlah item sebanyak 27 item yang memiliki skor tertinggi lima dan skor terendah satu. Rentang minimum dan
maksimumnya adalah 27 sampai dengan 135, dan mean hipotetik adalah 81. Untuk mengungkap gambaran persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas secara
keseluruhan dapat dilihat dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut: Positif
: Skor total 23 dari nilai mean
Negatif : Skor total
23 dari nilai mean Mean Total
: 81 Hal ini dilakukan oleh peneliti karena untuk membedakan antara individu
yang mempunyai skor yang berada pada daerah mean. Responden yang mempunyai
skor berada dalam 23 di atas mean dan 23 di bawah nilai mean tidak termasuk dalam kategori positif maupun negatif. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
kesalahan dalam pengelompokan kategori. Sehingga responden yang mempunyai skor 23 di atas nilai mean termasuk dalam kategori positif dan responden yang
mempunyai skor 23 di bawah nilai mean termasuk dalam kategori negatif. Dengan perhitungan tersebut, maka dapat dibuat kategori sebagai berikut:
Tabel 4.8 Kategorisasi Persepsi Siswa SMA terhadap Kinerja Polisi Lalu Lintas
Interval Skor Kategori
Skor 92
Positif Skor
76 Negatif
Skor 81 Mean
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan, apabila jumlah skor persepsi terhadap kinerja polisi lalu lintas berada pada interval skor lebih dari atau sama
dengan 92, ini berarti berada pada kategori positif. Apabila skor berada pada interval skor kurang dari 76, ini berarti berada pada kategori negatif.
Berdasarkan kategori di atas, ternyata gambaran mengenai persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas di Kota Semarang menunjukkan bahwa
persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas yang berada pada kategori positif sebanyak 19,30 38 orang dan kategori negatif sebanyak 34,70 68
orang. Uraian tersebut menunjukkan bahwa persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas berada pada kategori negatif yaitu sebanyak 34,70 68 orang.
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa SMA terhadap Kinerja Polisi Lalu Lintas
Kategori Frekuensi orang
Persentase Negatif
68 34,70
Positif 38
19,30 Mean tak terdefinisi
90 46
Jumlah 196
100
Persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas terdiri dari beberapa aspek. Gambaran setiap aspek persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas
di Kota Semarang akan dijelaskan secara rinci di bawah ini. 4.4.1.1 Gambaran atau Pengetahuan Tentang Kinerja Polisi Lalu Lintas
Persepsi terhadap kinerja polisi lalu lintas adalah hasil dari proses aktivitas kejiwaan di mana seseorang dapat mengenali, mamahami, dan memberi makna
positif atau negatif terhadap kinerja polisi lalu lintas, yang dipengaruhi oleh pengetahuan tentang polisi lalu lintas, bagaimana harapan untuk kinerja polisi lalu
lintas, dan bagaimana penilaian tentang kinerja polisi lalu lintas. Persepsi terhadap kinerja polisi lalu lintas dalam penelitian ini mencakup bagaimana persepsi individu
tentang kinerja polisi lalu lintas kompetensi, konsistensi, komitmen, prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja, serta bagaimana persepsi
individu tentang kinerja polisi lalu lintas mengenai keaktifan dan kedisiplinannya. Guna mengukur persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas
digunakan skala persepsi sebanyak 27 item di mana terdiri atas 9 item tentang
gambaran atau pengetahuan tentang polisi lalu lintas. Sehingga kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.10 Kategorisasi Gambaran terhadap Kinerja Polisi Lalu Lintas
Interval Skor Kategori
Skor 34
Positif Skor
24 Negatif
Skor 27 Mean
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa gambaran siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas di Kota Semarang terdapat kategori positif
sebanyak 2 4 orang dan kategori negatif sebanyak 52 102 orang. Uraian tersebut menunjukkan bahwa gambaran siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu
lintas cenderung berada pada kategori negatif. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Gambaran terhadap Kinerja Polisi Lalu Lintas
Kategori Frekuensi Orang
Persentase Negatif
102 52
Positif 4
2 Mean tak terdefinisi
90 46
Jumlah 196
100
4.4.1.2 Makna atau Pengharapan Tentang Kinerja Polisi Lalu Lintas Makna atau harapan tentang kinerja polisi lalu lintas dalam hal ini mencakup
bagaimana persepsi individu mengenai kemampuan anggota polisi lalu lintas dalam menjalankan tugasnya, keaktifan, keterlibatan dalam menjalankan tugas-tugasnya dan
kedisiplinannya. Guna mengukur makna atau harapan tentang kinerja polisi lalu lintas digunakan skala persepsi sebanyak 8 item, sehingga kriteria yang digunakan sebagai
berikut. Tabel 4.12
Kategorisasi Makna tentang Kinerja Polisi Lalu Lintas Interval skor
Kategori Skor
26 Positif
Skor 20
Negatif Skor 24
Mean Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan persepsi siswa SMA tentang
kinerja polisi lalu lintas di Kota Semarang menunjukkan bahwa harapan atau makna tentang kinerja polisi lalu lintas yang berada pada kategori negatif sebanyak 14,73
29 orang dan kategori positif sebanyak 39,27 77 orang. Uraian tersebut menunjukkan bahwa siswa SMA mempunyai makna tentang kinerja polisi lalu lintas
cenderung berada pada kategori positif. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Makna atau Pengharapan Tentang Kinerja Polisi Lalu Lintas
Kategori Jumlah Orang
Persentase Negatif
29 14,73
Positif 77
39,27 Mean tak terdefinisi
90 46
Jumlah 196
100
4.4.1.3 Evaluasi atau Penilaian Tentang Kinerja Polisi Lalu Lintas Persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas dalam penelitian ini
mencakup juga bagaimana persepsi siswa tentang penilaian atau evaluasi kinerja polisi lalu lintas. Guna mengukur persepsi terhadap kinerja polisi lalu lintas tentang
evaluasi kinerja polisi lalu lintas digunakan skala persepsi sebanyak 10 item di mana aspek-aspek tersebut mencakup penilaian tentang komitmen, kemampuan, serta
penilaian terhadap pelayanan polisi lalu lintas. Sehingga kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.14 Kategorisasi Evaluasi Terhadap Kinerja Polisi Lalu Lintas
Interval Skor Kategori
Skor 34
Positif Skor
27 Negatif
Skor 30 Mean
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas di Kota Semarang menunjukkan bahwa evaluasi atau
penilaian siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas berada pada kategori negatif sebanyak 25,5 50 orang dan evaluasi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu
lintas yang berada pada kategori positif sebanyak 28,5 56 orang. Uraian tersebut menunjukkan bahwa evaluasi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas di Kota
Semarang cenderung berada pada kategori positif. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.15
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Evaluasi Terhadap Kinerja Polisi Lalu Lintas
Kategori Frekuensi Orang
Persentase Negatif
50 25,5
Positif 56
28,5 Mean tak terdefinisi
90 46
Jumlah 196
100
Semua penjelasan secara deskriptif mengenai persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas sebagaimana dipaparkan di atas, dapat disajikan secara ringkas pada tabel
4.16.
Tabel 4.16 Ringkasan Deskriptif
Persepsi Siswa SMA terhadap Kinerja Polisi Lalu Lintas
Persepsi Kategorisasi
dalam Negatif
Positif Tak
Terdefinisi
Gambaran atau Pengetahuan Tentang Kinerja Polisi lalu Lintas
52 2
46 Makna
atau Harapan
Tentang Kinerja Polisi Lalu Lintas
14,73 39,27
46 Evaluasi atau Penilaian Terhadap
Kinerja Polisi Lalu Lintas 25,5
28,5 46
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas persepsi siswa SMA terhadap kinerja polisi lalu lintas di Kota Semarang berada dalam kategori negatif. Secara rinci dapat
dilihat pada grafik berikut.
Gambar 4.1 Grafik Persepsi Siswa SMA terhadap Kinerja Polisi Lalu Lintas
4.4.2 Gambaran secara Umum Motivasi Siswa SMA Menjadi Anggota Polisi