kebutuhan, maka individu melakukan sesuatu. Aktivator-aktivator inilah yang merupakan komponen pendorong drive dari motivasi.
2.2.5 Motivasi Menjadi Anggota Polisi
Motivasi menjadi anggota polisi adalah suatu keadaan yang terjadi dalam diri manusia dengan pengaturan tingkah laku individu karena adanya stimulus atau
dorongan dari dalam maupun dari luar untuk menjadi anggota polisi. Motivasi ini ditunjukkan dengan adanya sikap yang positif, berorientasi pada pencapaian tujuan,
dan kekuatan yang mendorong individu, dalam hal ini untuk menjadi anggota polisi. Motivasi menjadi anggota polisi pada umumnya dipengaruhi oleh banyak
faktor, antara lain persepsi terhadap kinerja polisi. Persepsi yang dimiliki individu akan mempengaruhi individu dalam mengevaluasi suatu hal yang berkaitan dengan
pengalaman individu sebelumnya. Individu yang memiliki persepsi positif cenderung bertindak mendukung stimulus yang menjadi objek persepsinya, begitu juga
sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan persepsi dianggap sebagai pendorong atau penghambat munculnya motivasi dalam melakukan suatu tindakan. Adapun persepsi
dalam penelitian ini adalah persepsi terhadap kinerja kepolisian.
2.3 Siswa
2.3.1 Pengertian Siswa pada Masa Remaja
Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran Arikunto, 2005:296. Siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan
Arikunto, 1992:11. Di lembaga pendidikan tingkat dasar ataupun menengah yakni Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, objek didik
ini disebut siswa. Siswa adalah manusia yang berpotensi sehingga perlu dibina dan dibimbing agar menjadi manusia yang cakap. Sebagai manusia yang berpotensi, maka
di dalam diri siswa ada suatu daya yang dapat tumbuh dan berkembang di sepanjang usianya.
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa fase remaja. Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Ericson
disebut dengan identitas ego ego identity Ali dan Asrori, 2005:16. Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batas umurnya
tidak dirinci dengan jelas, tetapi secara kasar berkisar antara umur 12 tahun sampai akhir belasan tahun, ketika pertumbuhan jasmani hampir selesai Atkinson,
1983:135. WHO World Health Organization dalam Sarlito 2004:9 memberikan
definisi bahwa remaja adalah suatu masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-
ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak sampai dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa
dewasa Rumini dan Sundari, 2004:53. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa trasisi yang dapat
diarahkan kepada perkembangan dewasa yang sehat Salzman dan Pikunas dalam Dahlan, 2004:71.
Menurut Piaget dalam Hurlock 1980:206 secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana
anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam
masyarakat dewasa mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok,
transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan dirinya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial dengan orang dewasa, yang
kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. Menurut undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak,
remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Menurut undang-undang Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak di anggap sudah remaja apabila
cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak
ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa Rochmah, 2005:177.
Berdasarkan berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan
adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial.
2.3.2 Tahap Perkembangan Siswa pada Masa Remaja