32
Hasil penelitian oleh Ambika dan Poonima 2004 di India menyatakan bahwa pemberian ekstrak daun Kirinyuh ke dalam tanah pertanaman kedele mampu menambah tinggi tanaman
sekitar 15, panjang akar 40 dan hasil polong meningkat 163 . Daun tembakau mengandung senyawa nikotin , senyawa ini tidak beracun pada manusia dan
daun tembakau mengandung 2-8 nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bersifat reaksi cepat dan sebagai racun kontak pada serangga dan efektif untuk mengendalikan hama pengisap,
ulat perusak daun, aphid, thrips dan sebagai pengendali jamur fungisida. Serbuk daun tembakau dapat menekan populasi nematode puru akar dan efektif utuk menekan populasi
nematode puru akar. Pestisida dari daun sirih mengandung fenol dan sangat efektif untuk menekan serangga hama pengisap Subiyakto, - . Dari uraian di atas tertarik untuk diteliti dan
dikembangkan penggunaan berbagai bahan nabati untuk dicoba uji kemampuannya dalam menekan populasi nematoda yang menyerang tanamanlombok.
2.4. Biopestisida
Biopestisida adalah agen biologis yang berasal dari mikroorganisme biakan atau produk alam yang diperbanyak secara masal untuk kepentingan pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan. Aplikasi biopestisida merupakan salah satu cara alternatif untuk mengendalikan nematoda agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Adapun jenis-jenis biopestisida adalah sebagai berikut. 1. Pestisida nabati, adalah pestisida yang berasal dari ekstrak tumbuhan.
2. Pestisida hayatibiologi, adalah mikroba cendawan, bakteri, virus, dan protozoa yang mampu mengendalikan penyakit spesifik yang disebabkan oleh mikroba, nematoda, dan
hama serangga Grantet al, 2010.
33
2.5 Ekstraksi Pestisida Nabati
Bahan aktif pestisida nabati adalah produk alam yang berasal dari tanaman yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif
seperti alkaloid, terpenoid, fenolik, dan zat – zat kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif
tersebut apabila diaplikasikan ke tanaman yang terinfeksi organisme penganggu tanaman OPT, tidak berpengaruh terhadap fotosintesis pertumbuhan ataupun aspek fisiologis tanaman lainnya,
namun berpengaruh terhadap sistem saraf otot, keseimbangan hormon, reproduksi, perilaku berupa penarik, anti makan dan sistem pernafasan OPT. Setiawati et al, 2008
Kelompok pestisida sintetik yang sudah dikembangkan dan dipasarkan saat ini banyak yang berasal dari pestisida nabati seperti karbamat dan piretroid. Pada tahun 1800-an ekstrak
tembakau dan asap nikotin telah digunakan untuk mengendalikan hama. Di Asia para petani lebih mengenal bubuk pohon deris, yang mengandung bahan aktif rotenon sebagai zat
pembunuh.Bahan aktif pirenthin I dan II serta anerin I dan II, yang diperoleh dari bunga Pyrentrum
aneraria juga banyak digunakan. Penggunaan pestisida nabati kurang berkembang karena berbagai hal antara lain karena kalah bersaing dengan pestisida sintetis, dan juga karena
ekstrak dari tanamantumbuhan umumnya mempunyai kadar bahan aktif tidak tetap, bervariasi dan tidak stabil. Lebih dari 1500 jenis tumbuhan dari berbagai penjuru dunia diketahui dapat
digunakan sebagai pestisida nabati. Di Filipina, tidak kurang dari 100 jenis tumbuhan telah diketahui mengandung bahan aktif insektisida. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan yang
mengandung senyawa aktif.Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati antara lain Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan
Rutaceae .Selain bersifat sebagai insektisida, jenis-jenis tumbuhan tersebut juga memiliki sifat
34
sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, akarisida maupun rodentisida.Jenis pestisida yang berasal dari tumbuhan tersebut dapat ditemukan di sekitar tempat tinggalpetani, dapat
disiapkan dengan mudah menggunakan bahan serta peralatan sederhana Setiawati et al, 2008. Pestisida nabati dapat berfungsi sebagai penghambat nafsu makan antifeedant, penolak
repellent, penarik atractant, menghambat perkembangan, menurunkan keperidian, pengaruh langsung sebagai racun dan mencegah peletakan telur Setiawati et al, 2008.
Untuk membuat pestisida nabati diperlukan bahan-bahan berupa bagian dari tanaman misalnya daun, biji, buah, akar dan lainnya. Bahan-bahan tersebut dapat diolah menjadi berbagai
macam bentuk, antara lain : cairan berupa ekstrak dan minyak, pasta serta bentuk padat berupa tepung atau abu. Bahan-bahan tersebut di atas umumnya dibuat dengan cara diblender, direbus
dan direndam sebelum disemprotkan. Untuk jenis biji direndam terlebih dahulu kemudian ditumbukdiblender.Sedangkan jenis daun dan umbi dapat diblender dan diambil
ekstraknya.Sebelum digunakan bahan-bahan di atas dicampur dengan larutan sabunditergent yang berfungsi sebagai pengemulsi dan direndam semalam, setelah itu siap digunakan. Hal lain
yang harus diperhatikan sebelum membuat ekstrak pestisida nabati adalah mengetahui terlebih dahulu hama atau penyakit yang menyerang sayuran yang ditanam Setiawati et al, 2008.
Efektivitas suatu bahan-bahan alami yang digunakan sebagai pestisida nabati sangat tergantung pada bahan tumbuhan yang dipakai, karena satu jenis tumbuhan yang sama tetapi
berasal dari daerah yang berbeda dapat menghasilkan efek yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan sifat bioaktif pestisida nabati tergantung pada kondisi tumbuh, umur tanaman dan
jenis dari tumbuhan yang digunakan ekstraknya sebagai bahan aktif. Beberapa keunggulan menggunakan pestisida nabati menurut Setiawati et al, 2008 adalah:
35
1 Mengalami degradasipenguraian yang cepat oleh sinar matahari sehingga tidak meninggalkan residu yang berbahaya bagi lingkunga
2 Memiliki efekpengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu makan serangga
walapun jarang menyebabkan kematian 3 Toksisitasnya umumnya rendah terhadaphewan dan relatif lebih aman pada manusia
lethal dosage LD 50 Oral 4
Memiliki spektrum pengendalian yang luas racun lambung dan syaraf dan bersifat selektif
5 Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida sintetis
6 Fitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
7 Murah dan mudah dibuat oleh petani..
2.6 Tumbuhan yang Digunakan Sebagai Pestisida Nabati dalam Penelitian 2.6.1 Tembelekan