Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Konsep Produk Domestik Regional Bruto

17

2.3 Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu indikator yang sangat penting dalam menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara adaah pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi mengandung makna yang berbeda. Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh sistem kelembagaan. Adapun pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP atau GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak Arsyad, 1999. Pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk kepada perubahan yang bersifat kuantitatif quantitative change dan biasanya diukur dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto PDB atau PDRB atau pendapatan atau nilai akhir pasar total market value dari barang-barang akhir dan jasa-jasa final goods and services yang dihasilkan dari suatu perekonomian selama periode tertentu satu tahun. Antara perumbuhan ekonomi dan dan pembangunan ekonomi kedua istilah tersebut mengandung arti perubahan, pertumbuhan selalu digunakan sebagai suatu ungkapan umum yang menggambarkan tingkat perkembangan sesuatu negara, yang diukur melalui persentasi pertambahan pendapatan nasional riil. Istilah pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Dengan perkataan lain, dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi, ahli ekonomi bukan saja tertarik kepada masalah 18 perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor pertanian yang tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah perataan pembagian pendapatan Sukirno, 2006.

2.4 Pertumbuhan Ekonomi

Teori-teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang, antara lain sebagai berikut Sukirno, 2006. Teori ini dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan John Stuart Mill. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi yang digunakan. Mereka lebih menaruh perhatiannya pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Mereka asumsikan luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi tidak mengalami perubahan. Teori yang menjelaskan keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk disebut dengan teori penduduk optimal. Menurut teori ini, pada mulanya pertambahan penduduk akan menyebabkan kenaikan pendapatan perkapita. Namun jika jumlah penduduk terus bertambah maka hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan mengalami penurunan, dan akan membawa pada keadaan pendapatan perkapita sama dengan produksi marginal. Pada keadaan ini pendapatan perkapita mencapai nilai yang maksimal. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimal. Apabila jumlah 19 penduduk terus meningkat melebihi titik optimal maka pertumbuhan penduduk akan menyebabkan penurunan nilai pertumbuhan ekonomi. Secara umum teori pertumbuhan ekonomi menurut para ahli dapat dibagi menjadi 2 dua, yaitu teori pertumbuhan ekonomi historis dan teori pertumbuhan ekonomi klasik dan neoklasik http:ceptt094.blogspot.co.id201307teori- pertumbuhan-ekonomi-menurut-para.html . 2.4.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis, antara lain Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W. Rostow. 1 Teori pertumbuhan ekonomi Frederich list 1789 - 1846 Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien teori tangga. Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat tahap, sebagai berikut. a Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri b Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam 20 c Masa bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar usaha sampingan. d Masa kerajinan, industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk dijual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar. 2 Teori pertumbuhan ekonomi Karl Bucher 1847 - 1930 Pada tahap Perekonomian menurut Karu Bucher ini dapat dibagi menjadi 4 empat, yaitu sebagai berikut. a Rumah tangga tertutup b Rumah tangga kota c Rumah tangga bangsa d Rumah tangga dunia 3 Teori pertumbuhan ekonomi Bruno Hildebrand Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari perkembangan alat tukar-menukarnya, yaitu sebagai berikut. a masa tukar-menukar secara barter b masa tukar-menukar dengan uang c masa tukar-menukar dengan kredit 4 Teori pertumbuhan ekonomi Werner sombart 1863 - 1947 Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut. 21 a Masa perekonomian tertutup. Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Adapu yang menjadi ciri khusus pada masa pererokonomian ini yaitu kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri, setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen, dan belum ada pertukaran barang dan jasa b Masa kerajinan dan pertukangan. Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-mata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa ciri-ciri seperti; Meningkatnya kebutuhan manusia, adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian, timbulnya pertukaran barang dan jasa, dan pertukaran belum didasari profit motive c Masa kapitalis. Pada masa ini muncul kaum pemilik modal kapitalis. Dalam menjalankan usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja kaum buruh. Produksi yang dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi 4 empat masa, 22 yaitu tingkat prakapitalis, tingkat kapitalis, tingkat kapitalisme raya, tingkat kapitalisme akhir. Berikut penjelasan lebih rincinya. 1 Tingkat prakapitalis, masa ini memiliki ciri-ciri, seperti kehidupan masyarakat masih statis, bersifat kekeluargaan, bertumpu pada sektor pertanian, bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dan hidup secara berkelompok. 2 Tingkat kapitalis, masa ini memiliki ciri-ciri, seperti kehidupan masyarakat sudah dinamis, bersifat individual, adanya pembagian pekerjaan, dan terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan. 3 Tingkat kapitalisme raya, masa ini memiliki ciri-ciri, seperti usahanya semata-mata mencari keuntungan, munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi, produksi dilakukan secara masal dengan alat modern, perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli, serta dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh. 4 Tingkat kapitalisme akhir, masa ini memiliki ciri-ciri, seperti munculnya aliran sosialisme, adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi, dan mengutamakan kepentingan bersama. 5 Teori pertumbuhan ekonomi Walt Whitmen Rostow 1916 - 1979 W.W. Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 lima, sebagai berikut. a Masyarakat tradisional the traditional society , merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi 23 yang terbatas, belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai. b Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas the preconditions for take off , merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi dan sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri. c Periode lepas landas the take off , merupakan interval waktu yang diperlukan untuk mendobrak penghalang-penghalang pada pertumbuhan yang berkelanjutan, kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas, tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat, investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional, dan Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat. d Gerak menuju kedewasaan maturity , merupakan perkembangan terus menerus di mana perekonomian tumbuh secara teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern, investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 persen hingga 20 persen dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat, output dapat melampaui pertambahan jumlah penduduk, barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri, serta tingkat 24 perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pada masa take off dengan penerapan teknologi modern. e Tingkat konsumsi tinggi high mass consumption , sektor-sektor industri merupakan sektor yang memimpin leading sector bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa, pendapatan riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan, kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi, dan pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi

2.4.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik

2.4.2.1 Teori pertumbuhan ekonomi klasik Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada teori pertumbuhan ekonomi klasik yang baru menjelaskan bahwa perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk 25 semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya. 2.4.2.2 Teori pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith “ An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation ”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands teori tangan-tangan tidak kelihatan. Teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith ditandai oleh 2 dua faktor yang saling berkaitan, yaitu pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output total. Sedangkan pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 tiga komponen, berikut ini sumber-sumber alam, tenaga kerja pertumbuhan penduduk, dan jumlah persediaan. 2.4.2.3 Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan hasil produksi akan bertambah menurut deret hitung satu, dua, dan seterusnya. Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur satu, dua, empat , delapan, enam belas, dan seterusnya sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan. 26 2.4.2.4 Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik Teori pertumbuhan Neoklasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan, sebagai berikut. ΔY = f ΔK, ΔL, ΔT Dimana : ΔY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi ΔK adalah tingkat pertumbuhan modal ΔL adalah tingkat pertumbuhan penduduk Δt adalah tingkat pertumbuhan teknologi Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja. 1 Teori pertumbuhan ekonomi Robert Sollow. Rober Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang dibidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan out put yang akan terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja. 27 2 Teori pertumbuhan ekonomi Harrod dan Domar. RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbhan ekonomi menurut Harrod dan domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal MEC dan produktivitas tenaga kerja. 3 Teori pertumbuhan ekonomi Joseph Schumpeter. Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi- inovasi penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi.

2.5 Konsep Produk Domestik Regional Bruto

1 Pendapatan Regional Pendapatan regional netto adalah produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor dikurangi aliran dana yang keluar ditambah aliran dana yang masuk dan jumlah pendapatan yang benar-benar diterima income receipt oleh seluruh penduduk di daerah tersebut. 2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beropersasi pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. PDRB yang masih ada unsur inflasi dinamakan PDRB atas dasar harga berlaku. Dengan kata lain PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh nilai barang-barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit- 28 unit produksi didalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. 3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan, Harga konstan artinya produk didasarkan atas harga pada tahun tertentu. Tahun yang dijadikan patokan harga disebut tahun dasar untuk penentuan harga konstan. Pada perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral. 4 Pendapatan perkapita Pendapatan perkapita merupakan gambaran dari rata- rata pendapatan yang digunakan secara langsung sebagai ukuran tingkat pemerataan pendapatan. Adanya peningkatan perekonomian dengan melambatnya perkembangan pertumbuhan penduduk, akan mengakibatkan terjadinya peningkatan PDRB perkapita. PDRB perkapita diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun disuatu wilayah atau daerah. PDRB perkapita dapat digunakan sebagai salah satu indikator kemakmuran, walaupun ukuran ini belum dapat diperoleh dari hasil bagi antara PDRB dengan penduduk pertengahan tahun bersangkutan. Jadi besarnya PDRB perkapita tersebut sangat dipengaruhi oleh kedua variabel di atas. Dengan disajikannya PDRB perkapita seluruh daerah kabupaten kota maupun antara satu tahun dengan tahun berikutnya. 29

2.6 Pertumbuhan Penduduk