Pertumbuhan Ekonomi Bali HASIL DAN PEMBAHASAN

40 Angka pertumbuhan penduduk di Provinsi Bali dari tahun 2013 hingga tahun 2014 sebesar 0,9persen, Jika diamati per KabupatenKota, pertumbuhan penduduk tertinggi tahun 2013-2014 terjadi di Kabupaten Klungkung, yaitu sebesar 1,3persen disusul kabupaten Karangasem dan Badung sebesar 1,1persen. Dengan pertumbuhan diperkirakan 0,9persen pertanun maka jumlah penduduk Bali tahun 2015 diperkirakan berjumlah 4.136.655 jiwa.

4.3 Pertumbuhan Ekonomi Bali

Pada tahun 2014, perekonomian Bali mampu tumbuh sebesar 6,18 persen, dibanding tahun sebelumnya, pertumbuhan kali ini tercatat lebih cepat karena pada tahun sebelumnya ekonomi Bali mampu tumbuh sebesar 6,05 persen. Walaupun pertumbuhan Bali tidak mencapai target yang sebesar 6,71 persen namun pertumbuhan ekonomi Bali ini jauh di atas level nasional yang hanya mampu tumbuh 5,02 persen selama Tahun 2014. Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2014 didorong oleh semua sektor ekonomi kecuali Pertambangan dan Penggalian yang tercatat kontraksi sebesar 0,61 persen. Adapun sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor Keuangan sebesar 8,85 persen disusul oleh sektor Jasa-Jasa yang tumbuh sebesar 8,30 persen. Sedangkan sektor lainnya seperti Sektor pertanian tumbuh 2,22 persen; sektor industri pengolahan tumbuh 6,20 persen; sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 5,49 persen; sektor bangunan tumbuh 2,98 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 7,32 persen; sektor pengangkutan dan 41 komunikasi tumbuh 6,37 persen. Total nilai tambah yang tercipta PDRB nominalatas dasar harga berlaku di Bali pada tahun 2014 telah mencapai Rp 106,25 trilyun atau naik 12,37 persen dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 94,56 trilyun. Sebagaimana diketahui, PDRB nominal masih merupakan nilai tambah yang dipengaruhi oleh perubahan harga. Sehingga untuk melihat nilai tambah secara riil perkembangan produksi barang dan jasa secara riil ditentukan dengan nilai tambah atau PDRB riilatas dasar harga konstan, yang pada tahun 2014 nilainya telah mencapai Rp 36,94 trilyun atau naik 6,18 persen dari tahun sebelumnya senilai Rp 34,79 trilyun. Bila dilihat struktur ekonomi Bali, masih didominasi sektor tersier, karena sektor jasa memberi peran terbesar dalam pembentukan total nilai tambah yang paling besar. Secara rinci, pada tahun 2014 kontribusi sektor pertanian sebesar 16,45 persen; sektor pertambangan dan penggalian 0,75 persen; sektor industri pengolahan 8,68 persen; sektor listrik, gas dan air bersih 2,18 persen; sektor bangunan 4,85 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran 30,14 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi 14,28 persen; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,86 persen; serta sektor jasa-jasa 15,80 persen. Atau jika dikelompokkan, sumbangan sektor primer mencapai 17,20 persen, sektor sekunder mencapai 15,72 persen dan sektor tersier sebesar 67,08 persen. Dengan capaian agregat PDRB nominal Bali di tahun 2014 senilai Rp 106,25 trilyun tersebut, dengan jumlah penduduk Bali hasil proyeksi tahun 2014 yang mencapai 4 juta orang lebih, maka PDRB perkapita penduduk Bali 42 mencapai Rp 25,9 juta perkapitatahun atau meningkat 11,04 persen jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai Rp.23,31 juta perkapitatahun. Peningkatan PDRB perkapita penduduk Bali dalam setahun terakhir ini setidaknya mencerminkan bahwa secara rata-rata produktivitas per orang dalam menciptakan nilai tambah mengalami peningkatan cukup berarti. Pertumbuhan PDRB perkapita mengindikasikan bagaimana produktivitas dicapai dengan pemanfaatan teknologi, kapital dan tenaga kerja, sehingga menjadi lebih efektif dan bernilai ekonomis.

4.4 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian