Data dan Metode Pemilihan Sampel Definisi Operasional Variabel

32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Data dan Metode Pemilihan Sampel

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder atau data runtun waktu time series . Data diperoleh dari BPS KabupatenKota dan BPS Provinsi Bali selama 5 tahun terakhir. Semua data yang diperoleh merupakan data tahunan dari masing-masing KabupatenKota yang ada di Provinsi Bali. Kurun waktu tersebut dipilih dengan pertimbangan keterbatasan sumber data dan keterbatasan waktu yang tersedia. Sampel dalam penelitian ini adalah KabupatenKota yang ada di Provinsi Bali.

3.2 Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisis panel data atau pooled data. Analisis dengan menggunakan panel data merupakan kombinasi antara deret waktu atau time series data dan kerat lintang atau cross section data. Menurut Gujarati 2003, untuk menggambarkan data panel secara singkat, misalkan pada data cross section , nilai dari satu variabel atau lebih dikumpulkan untuk beberapa unit sampel pada suatu waktu. Keunggulan menggunakan data panel menurut Hsiao 2003 dibandingkan dengan time series dan cross section , adalah sebagai berikut. 1 Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam setiap individu 33 2 Data panel lebih informatif, lebih bervariasi, mengurangi kolinearitas antar variabel, meningkatkan derajat kebebasan dan lebih efisien. 3 Studi dengan data panel memuaskan untuk menentukan perubahan dinamis dibandingkan dengan studi berulang dari cross section . 4 Data panel lebih mendeteksi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diukur oleh data time series atau cross section . 5 Data panel membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih komplek. 6 Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi individu atau perusahaan karena unit data lebih banyak

3.2.1 PendekatanMetode Estimasi Regresi Data Panel

Ada tiga macam pendekatan di dalam analisis model data panel, yaitu pendekatan common effect , efek tetap atau fixed effect dan pendekatan efek acak atau random effect . 1 Pendekatan common effect , yaitu menggabungkan data croos-section dengan time series dan destimasi dengan menggunakan metode OLS Ordinary Least Square . Yit = αo + βi Xit + eit Keterangan: i = 1,2.....n t = 1,2.....t n = Jumlah cross section t = Jumlah periode waktu 34 2 Pendekatan efek tetap fixed effect Prosedur data panel memiliki beberapa kesulitan, di antaranya adalah bahwa asumsi intersep dan slope yang konsisten sulit terpenuhi. Untuk mengatasi hal tersebut, yang dilakukan adalah dengan memasukkan variabel boneka dan dummy variabel supaya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik cross section maupun time series dapat terjadi. Pendekatan dengan menggunakan dummy ini terkenal dengan nama model efek atau fixed effect atau Least Square Dummy Variable LSDV. Yit = αi + αi Dit + βi Xit + uit Keterangan: i = 1,2.....n t = 1,2.....t n = Jumlah cross section t = Jumlah periode waktu e = Variabel penganggu 3 Pendekatan efek acak Random effect Variabel boneka yang dimasukkan dalam model efek tetap akan dapat menimbulkan konsekuensi. Penambahan variabel boneka tersebut dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan yang padaa akhirnya akan mengurangi efesiensi dari parameter yang diestimasi. Model data panel yang melibatkan korelasi antar error term karena berubahnya waktu yang disebabkan oleh perbedaan observasi dapat diatasi dengan pendekatan model komponen error atau disebut juga dengan pendekatan model komponen error atau disebut juga dengan model efek acak atau random effect 35 Yit = αi + αi Dit + βi Xit + ɛit ɛit = ui + vi + wit Keterangan: ui = komponen cross section error vi = komponen time series error Wit = komponen kombinasi error

3.2.2 Uji Hausman

Pengujian ini dilakukan untuk menguji metode yang paling baik digunakan, apakah fixed effect atau random effect . Uji menggunakan indikator statistik Chi square hitung yang untuk selanjutnya dibandingkan dengan chi square tabel untuk mengetahui apakah hipotesis null ditolak atau tidak ditolak. Dimana hipotesis null dari uji ini adalah tidak adanya hubungan antara error yang ada dalam model dengan variabel independen, atau statistik Uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi Square dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model Fixed Effect sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model Random Effect

3.2.3 Uji Asumsi Klasik

Kelebihan penelitian menggunakan data panel, adalah data yang digunakan menjadi lebih informatif, variabilitasnya lebih besar, kolineariti yang lebih rendah diantara variabel dan banyak derajat bebas degree of freedom dan lebih efisien Hariyanto, 2005. Panel data dapat mendeteksi dan mengukur 36 dampak dengan lebih baik dimana hal ini tidak bisa dilakukan dengan metode cross section maupun time series . Panel data memungkinkan mempelajari lebih kompleks mengenai perilaku yang ada dalam model sehingga pengujian data panel tidak memerlukan uji asumsi klasik. Dengan keunggulan regresi data panel maka implikasinya tidak harus dilakukannya pengujian asumsi klasik dalam model data panel Verbeek, 2000; Aulia, 2004; Wibisono, 2005; Gujarati, 2006; dalam Shochrul R, Ajija, dkk. 2011.

3.2.4 Uji Statistik

Uji ini digunakan untuk pengujian signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial uji t dan Uji F digunakan untuk menguji signifikansi dari semua variabel bebas sebagai suatu kesatuan, atau mengukur pengaruh variabel bebas secara bersama-sama. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan derajat kebebasan degree of freedom , df = n-k, dimana n menunjukkan jumlah observasi dan k menunjukkan jumlah parameter termasuk konstanta.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable independen bebas dan variabel dependen terikat. 1 Variabel independen bebas, adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut. 37 a Jumlah Penduduk X 1 , adalah jumlah penduduk adalah jumlah manusia yang bertempat tinggalberdomisili pada suatu wilayah atau daerah dalam penelitian kabupatenkota di Provinsi Bali, memiliki mata pencaharian tetap di daerah itu, serta tercatat secara sah berdasarkan peraturan yang berlaku di daerah tersebut dalam jiwa. b Share Pertanian Terhadap PDRB X 2 , adalah perbandingan produksi sektor pertanian dengan total PDRB kabupatenkota di Provinsi Bali dalam persen. c PDRB Perkapita X 3 , adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di kabupatenkota di Provinsi Bali. 2 Variabel dependen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah luas lahan pertanian Y. Lahan pertanian adalah lahan yang ditujukan atau cocok untuk dijadikan lahan usaha tani untuk memproduksi tanaman pertanian khususnya padi di kabupatenkota di Provinsi Bali. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Lahan Sawah di Bali

Tahun 2013 dari total luas lahan Provinsi Bali yang digunakan untuk lahan sawah mencapai 81.165 ha 14,40 persen. Dibandingkan dengan luas lahan sawah tahun 2012 yang mencapai 81.625 ha, berarti mengalami penurunan seluas 460 ha 0,56 persen. Sebagian besar luas lahan sawah di Bali terdapat di Kabupaten Tabanan yang merupakan “lumbung padinya” Bali. Luas lahan sawah di Kabupaten Tabanan mencapai 27,33 persen 22.184 ha dari total lahan sawah seluas 81.165 ha. Kemudian disusul berturut-turut lahan sawah terluas berikutnya adalah Kabupaten Gianyar mencapai 18,12 persen, Kabupaten Buleleng 13,43 persen, Kabupaten Badung 12,50 persen dan kabupatenkota lainnya hanya memiliki luas lahan sawah kurang dari 10 persen, dilihat dari porsi lahan menurut penggunaan di masing-masing wilayah KabupatenKota, maka Kabupaten Gianyar merupakan kabupaten dengan persentase wilayah lahan sawah terbesar yakni mencapai 39,96 persen, Kabupaten Tabanan 26,43 persen lahan sawah, Kabupaten Badung 24,24 persen lahan sawah, Kota Denpasar 19,61 persen lahan sawah dan Kabupaten lainnya kurang dari 15 persen wilayahnya digunakan sebagai lahan sawah.Kabupaten dengan wilayah dominan lahan bukan sawah adalah Kabupaten Bangli,Karangasem, Klungkung dan Buleleng. Sedangkan Kabupaten dengan wilayahnya dominan lahan bukan pertanian adalah Kota Denpasar dan Kabupaten Jembrana http:bali.bps.go.id .