68
didapat hasil yang menyatakan bahwa nilai koefisien alfa α pada skala etos kerja adalah sebesar 0.950 dengan jumlah item yang belum valid sebanyak 96 item. Setelah dilakukan uji
reliabilitas dengan menghilangkan item yang gugur, didapat hasil koefisien alfa α sebesar 0.960, sehingga nilai koefisien alfa α sebesar 0.960 menunjukan bahwa skala ini dapat
menggambarkan variasi yang terjadi pada skor murni subjek sebanyak 96 Terkait dengan
hal tersebut, maka disimpulkan bahwa skala ini dapat digunakan untuk mengukur variabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini, yaitu ketidakamanan kerja. Berikut adalah tabel berisi
deskripsi terkait validitas dan reliabilitas skala ketidakamanan kerja.
Tabel 8 Deskripsi Koefisien Validitas dan Reliabilitas Skala Etos Kerja
Item skala Validitas minimum
Validitas maksimum Keofisien reliabilitas
Sebelum -0.387
0.721 0.950
Sesudah 0.303
0.730 0.960
B. Pelaksanaan Penelitian
Proses pelaksanaan penelitian dilakukan pada awal Bulan Agustus 2015 dengan menyebarkan kuisioner penelitian kepada karyawan alih daya yang bekerja di PT. ANDAL
AMAN ABADI. Proses pengambilan data diawali dengan mengunjungi PT. ANDAL AMAN ABADI dengan membawa surat pengantar penelitian kepada Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan Nomor 62 d UN.14.2PS2015 pada tanggal 5 Agustus 2015. Selanjutnya PT. ANDAL AMAN ABADI mengeluarkan surat izin
pengambilan data pada tanggal 6 Agustus 2015. Peneliti menyebar kuisoner yang terdapat dua skala didalamnya. Skala pertama adalah
skala ketidakamanan kerja yang telah valid dan reliabel sejumlah 37 item pernyataan dan skala
69
kedua adalah skala etos kerja yang telah valid dan reliabel sejumlah 76 item pernyataan, sehingga total item yang terdapat dalam satu eksemplar kuisioner adalah 113 item.
Pengambilan data pun dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2015 hingga tanggal 13 Agustus 2015 dengan menyebar kuisioner kepada seluruh karyawan alih daya PT. ANDAL
AMAN ABADI yang tersebar di beberapa hotel di Badung, antara lain Hotel Amanusa, Hotel Harris Ungasan, dan Hotel Holiday Inn Benoa. Peneliti menyebarkan kuisioner didampingi
oleh wakil dari PT. ANDAL AMAN ABADI untuk mengawasi dan mengantar peneliti. Dari ketiga Hotel tersebut, peneliti menyebar total 150 kuisioner. Pada tanggal 13 Agustus 2015
peneliti kembali mendatangi ketiga Hotel tersebut didampingi wakil dari PT. ANDAL AMAN ABADI untuk mengumpulkan kuisioner yang telah disebar. Dari total 150 kuisioner yang
disebar, kuisioner yang terkumpul sejumlah 116 eksemplar. Karena jumlah kuisioner yang terkumpul sejumlah 116, maka syarat untuk jumlah subjek minimal dalam penelitian terpenuhi
yaitu lebih dari 60 subjek Azwar, 2013.
C. Analisis Data dan Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Responden yang menjadi subyek penelitian ini berjumlah 116 orang yang berasal dari karyawan alih daya yang bekerja di wilayah Kabupaten Badung pada lingkungan kerja
perhotelan. Penyajian data mengenai karakteristik responden dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang keadaan diri dari keseluruhan responden meliputi jenis kelamin, usia, status
perkawinan, tingkat pendidikan, dan masa kerja, Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi dari masing-masing klasifikasi karakteristik demografis responden tersebut.
70
Tabel 9 Gambaran Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pria
89 76,7
76,7 76,7
Wanita 27
23,3 23,3
100,0 Total
116 100,0
100,0
Tabel 9 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, responden berjenis kelamin Pria sebanyak 89 orang atau 76,7 dari total keseluruhan responden, sedangkan responden
berjenis kelamin Wanita sebanyak 27 orang atau 23,3 dari total keseluruhan responden.
Tabel 10 Gambaran Karakteristik Responden Menurut Usia Tahun
Usia Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid
17 2
1,7 1,7
1,7 18
4 3,4
3,4 5,2
19 4
3,4 3,4
8,6 20
12 10,3
10,3 19,0
21 9
7,8 7,8
26,7 22
6 5,2
5,2 31,9
23 12
10,3 10,3
42,2 24
12 10,3
10,3 52,6
25 13
11,2 11,2
63,8 26
7 6,0
6,0 69,8
27 8
6,9 6,9
76,7 28
3 2,6
2,6 79,3
29 3
2,6 2,6
81,9 30
4 3,4
3,4 85,3
31 2
1,7 1,7
87,1 32
2 1,7
1,7 88,8
33 2
1,7 1,7
90,5 34
2 1,7
1,7 92,2
35 1
,9 ,9
93,1 36
2 1,7
1,7 94,8
37 2
1,7 1,7
96,6 38
1 ,9
,9 97,4
39 1
,9 ,9
98,3 41
1 ,9
,9 99,1
46 1
,9 ,9
100,0 Total
116 100,0
100,0
71
Tabel 10 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini rentang usia responden dari usia 17 tahun hingga 46 tahun.
Tabel 11 Gambaran Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan
Status Perkawinan Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sudah menikah
50 43,1
43,1 43,1
belum menikah 66
56,9 56,9
100,0 Total
116 100,0
100,0
Tabel 11 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini responden yang sudah menikah lebih
sedikit dari responden yang belum menikah. Responden yang sudah menikah sebanyak 50 orang atau 43,1 dari total keseluruhan responden, sedangkan responden yang belum
menikah sebanyak 66 orang atau 56,9 dari total keseluruhan responden.
Tabel 12 Gambaran Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMP
1 ,9
,9 ,9
SMA 99
85,3 85,3
86,2 Perguruan Tinggi
16 13,8
13,8 100,0
Total 116
100,0 100,0
Tabel 12 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden lebih banyak hingga tingkat Sekolah Menengah Atas SMA daripada responden Sekolah Menengah Pertama SMP dan
Perguruan Tinggi. Responden yang menyelesaikan pendidikannya hingga tingkat SMP hanya 1 orang atau 0,9 dari total keseluruhan responden. Responden yang menyelesaikan
pendidikan hingga tingkat SMA sebanyak 99 orang atau 85,3 dari total keseluruhan responden. Responden yang menyelesaikan pendidikan hingga jenjang Perguruan Tinggi
sebanyak 16 orang atau 13,8 dari total keseluruhan responden.
72
Tabel 13 Gambaran Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja Tahun
Masa Kerja Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid
1 78
67,2 67,2
67,2 2
20 17,2
17,2 84,5
3 7
6,0 6,0
90,5 4
5 4,3
4,3 94,8
5 5
4,3 4,3
99,1 6
1 ,9
,9 100,0
Total 116
100,0 100,0
Tabel 13 menunjukkan bahwa responden dengan masa kerja 1 tahun sebanyak 78 orang atau 67,2 dari total keseluruhan responden. Responden dengan masa kerja 2 tahun sebanyak
20 orang atau 17,2 dari total keseluruhan responden. Responden dengan masa kerja 3 tahun sebanyak 7 orang atau 6 dari total keseluruhan tkeseluruhan responden. Responden dengan
masa kerja 5 tahun sebanyak 5 orang atau 4,3 dari total keseluruhan responden. Responden dengan masa kerja 6 tahun hanya 1 orang atau 0,9 dari total keseluruhan responden.
2. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan informasi yang diperoleh dari penelitian, seperti rata-rata mean, simpangan baku standar deviasi, jumlah responden
N, serta skor minimum dan skor maksimum dari tiap variabel. Deskripsi data penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14 Deskripsi Statistik Data Penelitian
N Range
Min Max
Mean Std.
Deviation Variance Statistic
Statistic Statistic
Statistic Statistic
Std. Error
Statistic Statistic
Ketidakamanan kerja
116 38
63 101
86,11 ,675
7,271 52,866
Etos kerja 116
106 193
299 247,07
1,993 21,461
460,569 Valid N listwise
116
73
Berdasarkan tabel deskripsi statistik data penelitian di atas, diketahui bahwa variabel ketidakamanan kerja terdapat jumlah responden N = 116 responden, dengan skor minimum
= 63, skor maksimum = 101, dengan range = 38, memiliki nilai mean statistik = 86,11 dan standar deviasi statistik = 7,271. Variabel etos kerja jumlah responden N = 116 responden,
dengan skor minimum = 193, skor maksimum = 299, dengan range = 106, memiliki nilai
mean statistik = 247,07 dan standar deviasi statistik = 21,461. 3.
Kategorisasi Skor Tiap Variabel
Pengkategorian skor skor dilakukan peneliti untuk menambah hasil dalam analisis data penelitian. Kategorisasi dilakukan untuk mengelompokkan responden ke dalam kelompok-
kelompok yang terpisah secara berjenjang berdasarkan atribut yang di ukur. Responden dalam penelitian ini di kategorisasikan ke dalam 5 kelompok yaitu, kelompok sangat rendah, rendah,
sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Berikut merupakan rumus untuk pengkategorisasian skor.
Tabel 15 Rumus Kategorisasi Skor
Skor Kategorisasi
X ≤ µ – 1,5 σ Sangat Rendah
µ – 1,5 σ X ≤ µ – 0,5 σ Rendah
µ – 0,5 σ X ≤ µ + 0,5 σ Sedang
µ + 0,5 σ X ≤ µ + 1,5 σ Tinggi
µ + 1,5 σ X Sangat Tinggi
74
Berdasarkan rumus diatas, diperoleh hasil dari pengkategorisasian skor pada variabel ketidakamanan kerja dan variabel etos kerja. Berikut hasil dari pengkategorisasian pada tiap
variabel: a.
Kategorisasi Skor Variabel Ketidakamanan Kerja Item yang disajikan pada skala ketidakamanan kerja berjumlah 37 item dengan
masing-masing item memiliki skor 1, 2, 3, dan 4. Hasil penghitungan kategorisasi skala ketidakamanan kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16 Deskripsi Statistik Data Penelitian Skala Ketidakamanan Kerja
Variabel N
Mean Teoritis
Mean Empiris
Standar Deviasi
Teoritis Standar
Deviasi Empiris
Sebaran Teoritis
Sebaran Empiris
Ketidakamanan Kerja
116 92,5
86,11 18,5
7,271 Min Max Min
Max 37
148 63
101
Pada tabel 16 diatas dapat dilihat bahwa sebaran empiris adalah skor minimal dari variabel ketidakamanan kerja sebesar 63 dan skor maksimal dari variabel ketidakamanan kerja
sebesar 101. Sebaran teoritis adalah jumlah item total skala ketidakamanan kerja sebesar 37 dikali skor minimal 37.1=37 dan jumlah item total skala ketidakamanan kerja sebesar 37
dikali skor maksimal 37.4=148. Standar deviasi empiris sebesar 7,271 sedangkan standar deviasi teoritis sebesar 18,5. Standar deviasi teoritis didapat dari selisih dari sebaran teoritis
dibagi 6 148-37 : 6 = 18,5. Mean empiris sebesar 86,11 sedangkan mean teoritis sebesar 92,5. Mean teoritis didapat dari penjumlahan dari sebaran teoritis kemudian dibagi 2
37+148 : 2 = 92,5. Berikut merupakan hasil dari kategorisasi skor responden pada variabel ketidakamanan kerja:
75
Tabel 17 Hasil Kategorisasi Skor Responden pada Variabel Ketidakamanan Kerja
variabel Rentang Nilai
Kategori Responden
Presentase Ketidakamanan
Kerja X ≤ 64,75
Sangat Rendah 1
0,8 64,75 X ≤ 83,25
Rendah 42
36,27 83,25 X ≤ 101,75
Sedang 73
62,93 101,75 X ≤ 120,25
Tinggi 120,25 X
Sangat Tinggi Jumlah
116 100
Kategorisasi variabel ketidakamanan kerja tersebut menunjukkan bahwa responden yang termasuk dalam kategori sangat rendah sebanyak 1 orang, kategori rendah sebanyak 42 orang,
kategori sedang sebanyak 73 orang, kategori tinggi sebanyak 0 orang, dan kategori sangat tinggi sebanyak 0 orang.
b. Kategorisasi Skor Variabel Etos Kerja
Item yang disajikan pada skala etos kerja berjumlah 76 item dengan masing-masing item memiliki skor 1, 2, 3, dan 4. Hasil penghitungan kategorisasi skala etos kerja dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 18 Deskripsi Statistik Data Penelitian Skala Etos Kerja
Variabel N
Mean Teoritis
Mean Empiris
Standar Deviasi
Teoritis Standar
Deviasi Empiris
Sebaran Teoritis
Sebaran Empiris
Etos Kerja 116
190 247,07
38 21,461
Min Max Min Max
76 304
193 299
76
Pada tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa sebaran empiris adalah skor minimal dari variabel etos kerja sebesar 193 dan skor maksimal dari variabel ketidakamanan kerja sebesar
299. Sebaran teoritis adalah jumlah item total skala ketidakamanan kerja sebesar 76 dikali skor minimal 76.1=76 dan jumlah item total skala ketidakamanan kerja sebesar 76 dikali skor
maksimal 76.4=304. Standar deviasi empiris sebesar 21,461 sedangkan standar deviasi teoritis sebesar 38. Standar deviasi teoritis didapat dari selisih dari sebaran teoritis dibagi 6
304-76 : 6 = 38. Mean empiris sebesar 247,07 sedangkan mean teoritis sebesar 190. Mean teoritis didapat dari penjumlahan dari sebaran teoritis kemudian dibagi 2 76+304 : 2 = 190.
Berikut merupakan hasil dari kategorisasi skor responden pada variabel ketidakamanan kerja:
Tabel 19 Hasil Kategorisasi Skor Responden pada Variabel Etos Kerja
variabel Rentang Nilai
Kategori Responden
Presentase Etos Kerja
X ≤ 133 Sangat Rendah
133 X ≤ 171 Rendah
171 X ≤ 209 Sedang
2 1,72
209 X ≤ 247 Tinggi
62 53,45
247 X Sangat Tinggi
52 44,83
Jumlah 116
100
Kategorisasi variabel etos kerja tersebut menunjukkan bahwa responden yang termasuk dalam kategori sangat rendah sebanyak 0 orang, kategori rendah sebanyak 0 orang, kategori
sedang sebanyak 2 orang, kategori tinggi sebanyak 62 orang, dan kategori sangat tinggi sebanyak 52 orang.
77
D. Uji Asumsi
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di Bali. Adapun
teknik untuk menganalisis data yang terdapat dalam penelitian ini menggunakan prosedur analisis dengan menggunakan regresi sederhana. Terdapat dua syarat penting yang harus
dilakukan dan dipenuhi terlebih dahulu oleh peneliti jika akan melakukan analisis data dengan menggunakan regresi sederhana. Syarat tersebut adalah dilakukannya pengujian asumsi
terhadap data penelitian yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dan uji linearitas data penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan
SPSS 15.0 for windows. Berikut dijelaskan mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian kedua asumsi tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2012. Mendeteksi sebuah data
berdistribusi normal dapat dilakukan dengan melakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai probabilitas signifikansi lebih dari 0,05 p0,05 maka data dapat dikatakan
terdistribusi secara normal, sedangkan jika nilai signifikansi dibawah dari 0,05 p0,05 maka data dapat dikatakan tidak terdistribusi secara normal.
78
Tabel 20 Hasil Uji Normalitas
Ketidakamanan kerja
Etos kerja N
116 116
Normal Parametersa,b Mean
86,11 247,07
Std. Deviation 7,271
21,461 Most Extreme Differences
Absolute ,084
,107 Positive
,084 ,107
Negative -,059
-,062 Kolmogorov-Smirnov Z
,902 1,157
Asymp. Sig. 2-tailed ,390
,138
a. Sebaran Data pada Variabel Ketidakamanan kerja
Sebaran data pada variabel ketidakamanan kerja memiliki nilai signifikansi dengan probabilitas sebesar p 0,390 atau memiliki probabilitas diatas 0,05 0,3900,05. Hal ini
menunjukkan bahwa sebaran data pada variabel ketidakamanan kerja adalah berdistribusi secara normal.
b. Sebaran Data pada Variabel Etos Kerja
Sebaran data pada variabel etos kerja memiliki nilai signifikansi dengan probabilitas sebesar p 0,138 atau memiliki probabilitas diatas 0,05 0,1380,05. Hal ini menunjukkan
bahwa sebaran data pada variabel etos kerja adalah berdistribusi secara normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak Ghozali, 2012. Mendeteksi sebuah data berbentuk linier dapat dilakukan
dengan melakukan uji Test for Linearity Compare Means dengan taraf signifikansi 0,05. Jika
nilai probabilitas signifikansi kurang dari 0,05 p 0,05 maka data dapat dikatakan linier, sedangkan jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 p 0,05 maka data dapat dikatakan tidak
linier.
79
Tabel 21 Hasil Uji Linieritas
Hasil uji linieritas variabel etos kerja dengan variabel ketidakamanan kerja menunjukkan nilai F = 11,814 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Syarat terpenuhinya uji linieritas
adalah nilai probabilitas signifikansi berada dibawah 0,05 p0,05, dengan nilai probabilitas 0,001 lebih kecil dari 0,05 0,0010,05 sehingga dapat dikatakan hubungan antara variabel
etos kerja dan variabel ketidakamanan kerja adalah linier.
E. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan suatu proses pembuktian atau pengujian hipotesis penelitian dengan mendasarkan pada hasil analisis data. Peneliti melakukan uji hipotesis untuk menguji
apakah terdapat hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di Bali. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, pengujian hipotesis dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana pada program SPSS 15.0 for windows.
1. Uji Regresi Linier Sederhana
Tujuan menggunakan uji regresi linier sederhana karena peneliti ingin mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen. Regresi linier
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. Etos kerja
Ketidakamanan kerja
Between Groups
Combined 21684,555
27 803,132
2,259 ,002 Linearity
4199,619 1
4199,619 11,814 ,001
Deviation from Linearity
17484,936 26
672,498 1,892 ,015
Within Groups 31280,894
88 355,465
Total 52965,448 115
80
sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen Sugiyono, 2013. Apabila nilai probabilitas signifikansi
menunjukkan angka dibawah 0,05 0,05 maka data tersebut signifikan, dengan kata lain hipotesis o Ho ditolak dan hipotesis a Ha diterima, begitu juga sebaliknya. Analisis uji
linier sederhana terdapat beberapa tabel, maka akan dibahas bertahap, berikut ini adalah hasil dari uji regresi linier sederhana:
Tabel 22 Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
N Etos kerja
247,07 21,461
116 Ketidakamanan kerja
86,11 7,271
116
Rata-rata tingkat etos kerja dengan jumlah responden sebanyak 116 responden adalah 247,07 dengan standar deviasi sebesar 21,461. Rata-rata tingkat ketidakamanan kerja yang
dirasakan dengan jumlah responden sebanyak 116 responden adalah 86,11 dengan standar deviasi sebesar 7,271.
Tabel 23 Correlations
Etos kerja Ketidakamanan
kerja Pearson Correlation
Etos kerja 1,000
-,282 Ketidakamanan kerja
-,282 1,000
Sig. 1-tailed Etos kerja
. ,001
Ketidakamanan kerja ,001
. N
Etos kerja 116
116 Ketidakamanan kerja
116 116
Besarnya hubungan antara variabel ketidakamanan kerja dan etos kerja ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,282. Hal ini menunjukkan bahwa antara
ketidakamanan kerja dan etos kerja terdapat hubungan yang tidak kuat karena jauh dari angka 1. Nilai koefisien yang terdapat tanda negatif - menunjukkan arah hubungan antara
81
ketidakamanan kerja dan etos kerja, sehingga tanda negatif pada nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ketidakamanan kerja maka semakin rendah
tingkat etos kerja responden, begitu pula sebaliknya. Tingkat signifikansi koefisien korelasi menghasilkan nilai sebesar 0,001. Dengan tingkat
signifikansi yang berada di bawah 0,05 0,001 0,05, maka korelasi antara ketidakamanan kerja dan etos kerja sangat nyata.
Tabel 24 Variables EnteredRemovedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Ketidakamanan kerjaa
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Etos kerja
Pada tabel 19 menunjukkan bahwa variabel yang dimasukkan adalah variabel ketidakamanan kerja dan tidak ada variabel yang dikeluarkan removed, hal ini disebabkan
karena peneliti menggunakan metode single step dan bukan menggunakan stepwise.
Tabel 25 Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,282a
,079 ,071
20,683 a Predictors: Constant, Ketidakamanan kerja
b Dependent Variable: Etos kerja
Angka R Square sebesar 0,079 adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi. R Square dapat diartikan sebagai koefisien determinasi yang memiliki makna bahwa 0,079 atau 7,9
etos kerja dapat dijelaskan oleh variabel ketidakamanan kerja, sedangkan sisanya sebesar 92,1 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain. Nilai dari R Square berada pada rentang 0
sampai 1, dengan makna semakin kecil angka R Square, maka semakin lemah hubungan
82
antara variabel ketidakamanan kerja dan etos kerja, begitu pula sebaliknya. Angka R Square sebesar 0,079 berada jauh dari angka 1 dan mendekati angka 0, sehingga dapat dikatakan
hubungan antara variabel ketidakamanan kerja dan etos kerja adalah lemah. Standard error of estimate variabel etos kerja selaku variabel dependent pada tabel 20
menunjukkan angka 20,683. Pada analisis tabel 17 menunjukkan nilai dari standard deviation variabel etos kerja selaku variabel dependent adalah 21,461. Nilai dari standard deviation
yang menunjukkan angka 21,461 lebih besar dari Standard error of estimate yang menunjukkan angka 20,683 21,461 20,683 , maka dapat disimpulkan bahwa variabel
ketidakamanan kerja lebih baik dikatakan sebagai prediktor etos kerja daripada nilai rata-rata dari etos kerja itu sendiri.
Tabel 26 Anovab
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 4199,619
1 4199,619
9,817 ,002a
Residual 48765,829
114 427,770
Total 52965,448
115 a Predictors: Constant, Ketidakamanan kerja
b Dependent Variable: Etos kerja
Pada tabel 21 dijelaskan bahwa dari uji anova atau F Test didapat F hitung adalah 9,817 dengan tingkat signifikansi 0,002. Adapun taraf signifikansi menunjukkan nilai 0,002 lebih
kecil dari 0,05 0,002 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi etos kerja.
Tabel 27 Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
B Std. Error
1 Constant
318,639 22,923
13,901 ,000
Ketidakamanan kerja -,831
,265 -,282
-3,133 ,002
a Dependent Variable: Etos kerja
83
Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan kausal atau fungsional antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam regresi linier sederhana terdapat
sebuah persamaan umum yaitu: Y = a + bX. Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini adalah Y = 318,639 + -0,831X yang mana simbol Y melambangkan etos kerja dan simbol X
melambangkan ketidakamanan kerja. Konstanta dari tabel koefisien sebesar 318,639 menyatakan bahwa jika tidak ada
ketidakamanan kerja yang dirasakan responden, maka etos kerja responden sebesar 318,639. Koefisien regresi sebesar -0,831 menyatakan bahwa setiap penurunan 1 dari ketidakamanan
kerja maka akan diprediksi meningkatkan etos kerja sebesar 0,831. Namun sebaliknya, jika terjadi kenaikan 1 dari ketidakamanan kerja maka akan diprediksi terjadi penururan etos
kerja sebesar 0,831. Terjadinya penaikan atau penurunan disebabkan oleh tanda positif + atau negatif - pada koefisien regresi. Tanda + menunjukkan arah hubungan yang searah
sedangkan tanda - menunjukkan arah hubungan yang berlawanan. Sehingga tanda + atau - memprediksi kenaikan atau penurunan variabel independen X akan
mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel dependen Y . Persamaan regresi yang telah dipaparkan diatas selanjutnya akan diuji apakah memang
variabel independen valid untuk memprediksi variabel dependen atau apakah variabel ketidakamanan kerja benar-benar bisa memprediksi variabel etos kerja di masa mendatang.
Pengujian dilakukan dengan uji t dan berdasarkan probabilitas. Pengujian dengan uji t dilakukan dengan dasar pengambilan keputusannya adalah jika statistik t hitung lebih kecil
dari statistik t tabel atau statistik t hitung statistik t tabel maka koefisien regresi tidak signifikan, sedangkan jika statistik t hitung lebih besar dari statistik t tabel atau statistik t
84
hitung statistik t tabel maka koefisien regresi signifikan. Selanjutnya peneliti mencari statistik t hitung dan statistik t tabel. Pada tabel 22 didapat bahwa statistik t hitung adalah -
3,133. Setelah mendapat statistik t hitung, peneliti melanjutkan untuk mencari statistik t tabel dengan bantuan SPSS 15 for windows. Prosedur pencarian statistik t tabel adalah dengan
tingkat signifikansi 10 atau tingkat kepercayaan sebesar 90, derajat kebebasan df ditentukan dengan jumlah data - 2 atau 116-2 = 114, dan pengujian dilakukan dua sisi karena
peneliti ingin mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi. Peneliti pun melakukan prosedur untuk mendapatkan statistik t tabel, didapatkan t tabel
sebesar 1,2890. Setelah didapat statistik t hitung sebesar -3,133 dan statistik t tabel sebesar 1,2890, maka dasar pengambilan keputusannya adalah statistik t hitung statistik t tabel atau
-3,133 1,2890 sehingga dapat dikatakan koefisien regresi signifikan. Tanda - pada statistik t hitung hanya menunjukkan arah dan pada prosedur sudah dijelaskan bahwa
pengujian dilakukan dengan dua sisi bahwa jika statistik t hitung sebesar -3,133 sama dengan statistik t hitung sebesar +3,133.
Setelah melakukan pengujian dengan uji t didapat hasil bahwa koefisien regresi adalah signifikan, peneliti selanjutnya melakukan uji koefisien regresi yang didasarkan pada
probabilitas. Pada kolom sig atau significance pada tabel 22 menunjukkan angka probabilitas sebesar 0,002. Karena probabilitas berada dibawah 0,05 0,002 0,05 didapat bahwa
koefisien regresi signifikan atau variabel ketidakamanan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap variabel etos kerja.
85
Setelah melakukan analisis berupa tabel, peneliti kemudian melanjutkan analisis berdasarkan chart atau grafik untuk mengetahui sejauh mana syarat persamaan regresi
terpenuhi, berikut adalah gambar grafik untuk uji model regresi:
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E x
p e
c te
d C
u m
P ro
b
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
9 7
76 52
62 17
111 67
48 38
51 11
16 45
89 46
75 69
114 65
37 108
14 68
61 57
78 83
54 2779
112 105
63 102
59 56
22 77
32 41
95 28
42 94
81 58
110 96
1 60
107 4
2 100
64 5
104 98
25 91
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Etos kerja
Gambar 2. Gambar Grafik Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual
Saat melakukan uji normalitas, sebaran data ketidakamanan kerja dan etos kerja berdistribusi secara normal. Jika residual berasa dari distribusi data yang normal , maka nilai
sebaran data akan terdistribusi di sekitar garis lurus. Pada gambar terlihat bahwa sebaran data pada grafik dapat dikatakan tersebar di sekitar garis lurus. Maka dapat dikatakan bahwa
persyaratan normalitas terpenuhi.
86
Regression Standardized Predicted Value
4 2
-2
R e
g re
s s
io n
S tu
d e
n ti
z e
d D
e le
te d
P re
s s
R e
s id
u a
l
3 2
1
-1 -2
-3 116
115 114
112 111
110 109
108
107 106
105
104 103
102
101 100
99 98
97 96
95 94
93 92
91 90
89
87 86
85 84
83
82 81
80 79
78 77
76
75 74
73
71 70
69 68
67
66 65
64 62
61
60 58
57 56
55 54
53 52
51 50
49 48
47 46
45 44
43 42
4140 39
38
37 36
35 34
33
32 31
30
29 28
27 26
25 24
23 22
21 20
19 18
17 16
15 14
13 12
11
10 9
8 7
6 5
4 3
2 1
Scatterplot
Dependent Variable: Etos kerja
Gambar 3. Gambar Grafik Scatterplot
Gambar grafik kedua menggambarkan tentang kelayakan model regresi atau model fit. Jika model regresi layak dipakai untuk prediksi fit, data akan berada disekitar angka nol 0
pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola atau garis tertentu. Dari grafik diatas terlihat sebaran data ada disekitar titik nol dan tidak nampak adanya suatu pola atau garis tertentu,
sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi syarat untuk memprediksi etos kerja.
F. Uji Beda Karakteristik Demografis
Uji beda pada penelitian ini merupakan analisis tambahan untuk mengetahui perbedaan ketidakamanan kerja dan etos kerja pada masing-masing karakteristik demografis jenis
87
kelamin, usia, masa kerja, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, uji beda yang digunakan pada penelitian ini adalah U-Mann Whitney
dan Kruskal Wallis Test. Pertama yang akan dibahas adalah mengenai hasil dari uji perbedaan variabel ketidakamanan kerja pada masing-masing karakteristik demografis. Hasil uji beda
ketidakamanan kerja pada kelompok jenis kelamin, usia, masa kerja, status perkawinan dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 28 Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Jenis Kelamin
Test Statisticsa
Ketidakamanan kerja Mann-Whitney U
883,000 Wilcoxon W
4888,000 Z
-2,084 Asymp. Sig. 2-tailed
,037 a Grouping Variable: Jenis Kelamin
Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. 2-tailed sebesar 0,037. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas
lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,0370,05 . Hal ini diartikan bahwa terdapat perbedaan ketidakamanan kerja antara responden berjenis kelamin pria dan berjenis kelamin wanita.
Tabel 29 Hasil Perbedaan Secara Statistik Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Jenis Kelamin
Ranks Jenis Kelamin
N Mean Rank
Sum of Ranks Ketidakamanan kerja
Pria Wanita
Total 89
27 116
54,92 70,30
4888,00 1898,00
Tabel ranks diatas menjelaskan mengenai rata-rata dari ketidakamanan kerja yang dirasakan antara responden berjenis kelamin pria dan berjenis kelamin wanita. Pada tabel 24
menunjukkan nilai rata-rata ketidakamanan kerja yang dirasakan responden pria sebesar 54,92
88
dengan jumlah sebanyak 89 responden sedangkan nilai rata-rata ketidakamanan kerja yang dirasakan responden wanita sebesar 70,30 dengan jumlah sebanyak 27 responden. Jika
dibandingkan 54,9270,30, maka ketidakamanan kerja yang dirasakan oleh pria lebih kecil dari ketidakamanan kerja yang dirasakan oleh wanita.
Tabel 30 Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Usia
Test Statisticsa,b
Ketidakamanan kerja Chi-Square
32,314 df
24 Asymp. Sig.
,119 a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: Umur tahun
Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. 2-tailed sebesar 0,119. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,1190,05 . Maka hal ini diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara ketidakamanan kerja dengan kelompok usia.
Tabel 31 Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Masa Kerja
Test Statisticsa,b
Ketidakamanan kerja Chi-Square
6,290 df
5 Asymp. Sig.
,279 a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: Masa kerja tahun
Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. 2-tailed sebesar 0,279. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas
89
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,2790,05 . Maka hal ini diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara ketidakamanan kerja dengan kelompok masa kerja.
Tabel 32 Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Status Perkawinan
Test Statisticsa
Ketidakamanan kerja Mann-Whitney U
1511,500 Wilcoxon W
2786,500 Z
-,773 Asymp. Sig. 2-tailed
,439 a Grouping Variable: Status Perkawinan
Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. 2-tailed sebesar 0,439. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,4390,05 . Maka hal ini diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara ketidakamanan kerja dengan kelompok status perkawinan.
Tabel 33 Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Tingkat Pendidikan
Test Statisticsa,b
Ketidakamanan kerja Chi-Square
3,917 df
2 Asymp. Sig.
,141 a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: Tingkat Pendidikan
Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. 2-tailed sebesar 0,141. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,1410,05 . Maka hal ini diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara ketidakamanan kerja dengan kelompok tingkat pendidikan.
90
Selanjutnya akan dibahas mengenai hasil uji perbedaan variabel etos kerja pada masing- masing karakteristik demografis. Hasil uji beda etos kerja pada kelompok jenis kelamin, usia,
masa kerja, status perkawinan dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 34 Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Jenis Kelamin
Test Statisticsa
Etos kerja Mann-Whitney U
1053,000 Wilcoxon W
1431,000 Z
-,970 Asymp. Sig. 2-tailed
,332 a Grouping Variable: Jenis Kelamin
Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. 2-tailed sebesar 0,332. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,3320,05 . Maka hal ini diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok jenis kelamin.
Tabel 35 Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Usia
Test Statisticsa,b
Etos kerja Chi-Square
28,678 df
24 Asymp. Sig.
,232 a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: Umur tahun
Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. 2-tailed sebesar 0,232. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,2320,05 . Maka hal ini diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok usia.
91
Tabel 36 Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Masa Kerja
Test Statisticsa,b
Etos kerja Chi-Square
4,751 df
5 Asymp. Sig.
,447 a Kruskal Wallis Test, b Grouping Variable: Masa kerja tahun
Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. 2-tailed sebesar 0,447. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,4470,05 . Maka hal ini diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok masa kerja.
Tabel 37 Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Status Perkawinan
Test Statisticsa
Etos kerja Mann-Whitney U
1456,000 Wilcoxon W
3667,000 Z
-1,082 Asymp. Sig. 2-tailed
,279 a Grouping Variable: Status Perkawinan
Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. 2-tailed sebesar 0,279. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,2790,05 . Maka hal ini diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok status perkawinan
Tabel 38 Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Tingkat Pendidikan
Test Statisticsa,b
Etos kerja Chi-Square
4,346 df
2 Asymp. Sig.
,114 a Kruskal Wallis Test, b Grouping Variable: Tingkat Pendidikan
92
Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. 2-tailed sebesar 0,114. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,1140,05 . Maka hal ini diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok tingkat pendidikan.
G. Pembahasan