Hubungan Antara Ketidakamanan Kerja dan Etos kerja Pada Karyawan Alih Daya

43 4 Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan memberikan kontribusi dalam memunculkan etos kerja. Fatmawati 2013 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat perbeedan etos kerja ditinjau dari tingkat pendidikannya. Semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, maka etos kerja yang dimunculkan akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya. 5 Masa kerja Masa kerja seseorang juga berpengaruh terhadap etos kerja yang dimunculkan. Fatmawati 2013 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat perbedaan etos kerja ditinjau dari masa kerjanya. Masa kerja yang rendah cenderung memunculkan etos kerja yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Peneliti pun menyimpulkan dari faktor-faktor yang dipaparkan diatas bahwa faktor yang mempenharuhi kemunculan dari etos kerja adalah agama, budaya, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa kerja.

C. Dinamika Antar Variabel

1. Hubungan Antara Ketidakamanan Kerja dan Etos kerja Pada Karyawan Alih Daya

Pada pemaparan pembahasan di latar belakang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah adanya rasa tidak aman dalam bekerja. Ketidakamanan dalam bekerja terdiri dari berbagai hal yang dapat mengancam dan menganggu kinerja karyawan terutama karyawan alih daya. Karyawan alih daya yang memiliki ketidakjelasan jenjang karir dan masa depan kerja merupakan golongan pekerja yang paling rentan merasakan ketidakamanan kerja Pearce, 1999 dalam Sverke, 2006 dan Nopiando, 2012. 44 Ketidakamanan kerja yang dirasakan karyawan alih daya menimbulkan ancaman yang menyebabkan rasa tidak aman dan merasa terancam dalam bekerja. Rasa tidak aman muncul karena ketidakjelasan jenjang karir karyawan alih daya yang nantinya setelah selesai masa kontrak kerja apakah kontrak diperpanjang atau pindah kerja ke perusahaan lain. Selain itu juga pemecatan yang dapat dilakukan sewaktu-waktu dapat menyebabkan karyawan merasa khawatir tentang masa depan kerjanya. Ketidakamanan kerja muncul dari beberapa aspek yaitu, pentingnya aspek-aspek dalam bekerja, kemungkinan kehilangan aspek-aspek pekerjaan, pentingnya kejadian negatif dalam bekerja, kemungkinan munculnya kejadian negatif dalam bekerja, dan rasa ketidakberdayaan. Ketidakamanan kerja berpengaruh pada menurunnya kinerja seorang karyawan atau mungkin dapat di PHK Leung, 2009 dan dapat menurunkan kepuasan kerja, komitmen organisasi juga menurun serta meningkatnya intensitas turnover Suppayah, 2010. Dengan berbagai pengaruh yang ditimbulkan oleh ketidakamanan kerja, sehingga karyawan cenderung bekerja seadanya dan lupa dalam meningkatkan kualitas dalam bekerja Djajendra, 2013. Kualitas kerja sangat identik dengan etos kerja yang berakar pada ketekunan dalam bekerja, bekerja keras, memiliki loyalitas,tanggung jawab, disiplin, mampu berkomunikasi, dan memiliki semangat kerja yang tinggi Djajendra, 2011. Dapat dikatakan bahwa karyawan yang merasakan ketidakamanan kerja cenderung bekerja seadanya dan lupa meningkatkan etos kerja. Etos kerja terdiri dari beberapa aspek yaitu, kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah panggilan, kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja adalah kehormatan, dan kerja adalah pelayanan. Etos kerja sangat penting dimiliki oleh setiap 45 karyawan khususnya karyawan alih daya agar dapat meningkatan kinerja dan produktivitas kerja. Menurut Djajendra 2013 sudah banyak karyawan alih daya yang diangkat menjadi karyawan tetap hanya dengan memunculkan etos kerja yang unggul dalam perusahaan sehingga mampu bersaing dengan karyawan tetap. Dengan adanya ketidakamanan kerja dalam perusahaan, karyawan khususnya alih daya berpengaruh terhadap menurunnya kualitas kerja atau etos kerja, sedangkan karyawan alih daya dituntut mampu meningkatkan etos kerja agar dapat bersaing dengan karyawan tetap dan dapat diangkat menjadi karyawan tetap. Dari paparan penjelasan tersebut, diasumsikan bahwa ketidakamanan kerja memiliki hubungan dengan etos kerja. Kondisi kerja yang tidak aman atau memiliki tingkat ketidakamanan kerja yang tinggi, menyebabkan etos kerja seorang karyawan alih daya menurum, sebaliknya kondisi kerja yang aman atau memiliki tingkat ketidakamanan kerja yang rendah, menyebabkan etos kerja karyawan alih daya meningkat. Berikut ini adalah bagan yang dapat menjelaskan dinamika hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja. 46 Gambar 1. Dinamika Antar Variabel

2. Hipotesis Penelitian