BAB I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang landasan dan dasar pemikiran bagi penyusun skripsi, baik mengenai Latar Belakang, Permasalahan,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan Umum Tentang Otoritas Jasa Keuangan Di
Indonesia
Bab ini menguraikan tentang Pengertian dan Dasar Hukum Otoritas Jasa Keungan, Pihak-Pihak dalam Otoritas Jasa Keuangan, Fungsi,
Tugas, dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dan Tujuan dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan.
BAB III : Tinjauan Umum Tentang Kegiatan Jasa Keuangan Perbankan
Di Indonesia
Bab ini membahas mengenai Pengertian dan Dasar Hukum Perbankan, Pihak-Pihak dalam Kegiatan Jasa Keuangan Perbankan,
Sejarah dan Asas hukum Perbankan, dan Teori Hukum tentang Bank Sentral dan Pengawasan Bank.
BAB IV : Fungsi Dan Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan Dalam
Kegiatan Jasa Keuangan Di Sektor Perbankan Studi Pada Otoritas Jasa Keuangan Medan
Bab ini membahas mengenai Profil Otoritas Jasa Keuangan, Pelaksanaan Fungsi, Tugas, Wewenang Otoritas Jasa Keuangan,
Efektifitas Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Universitas Sumatera Utara
Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berisikan kesimpulan dan saran yang menjadi pokok-pokok pikiran penulis
berdasarkan atas uraian-uraian yang telah di kemukakan.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN
DI INDONESIA
Awal pembentukan Otoritas Jasa Keuangan berawal dari adanya keresahan dari beberapa pihak dalam hal fungsi pengawasan Bank Indonesia. Ada tiga hal
yang melatarbelakangi pembentukan Otoritas Jasa Keuangan, yaitu perkembangan industri sektor jasa keuangan di Indonesia, permasalahan lintas sektoral industri
jasa keuangan, dan amanat Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia Pasal 34. Pasal 34 menyatakan bahwa Bank Indonesia merupakan
respons dari krisis asia yang terjadi pada 1997-1998 yang berdampak sangat berat terhadap Indonesia khususnya sektor Perbankan.
Krisis pada 1997-1998 yang melanda Indonesia mengakibatkan banyaknya Bank yang mengalami kebangkrutan sehingga banyak yang mempertanyakan
pengawasan Bank Indonesia terhadap Bank-Bank. Kelemahan kelembagaan dan pengaturan yang tidak mendukung diharapkan dapat diperbaiki sehingga tercipta
kerangka sistem keuangan yang lebih tangguh. Reformasi di bidang hukum Perbankan diharapkan menjadi obat penyembuh krisis dan sekaligus menciptakan
penangkal dalam pemikiran permasalahan-permasalahan di masa depan.
10
Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan
sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antar- subsektor keuangan, baik dalam hal produk maupun kelembagaan. Di samping
10
Adrian Sutedi, Op.Cit., Hal 36-37
Universitas Sumatera Utara
itu, adanya Lembaga Jasa Keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di berbagai subsektor keuangan konglomerasi telah menambah kompleksitas
transaksi dan interaksi antar Lembaga Jasa Keuangan di dalam sistem keuangan. Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan yang meliputi
tindakan moral hazard antara lain, meliputi sumber daya manusia, pengelolaan, pengendalian, dan kepemilikan di sektor jasa keuagan, dengan tetap
mempertimbangkan aspek positif globalisasi. Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, yang meliputi
independensi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, transparansi, dan kewajaran fairness.
11
A. Defenisi Dan Dasar Hukum Otoritas Jasa Keuangan