Definisi Dan Dasar Hukum Perbankan

41

BAB III Tinjauan Umum Tentang Hukum Perbankan Di Indonesia

A. Definisi Dan Dasar Hukum Perbankan

Dalam perkembangan Perbankan saat ini istilah Bank dimaksudkan sebagai suatu jenis pranata finansial yang melaksanakan jasa-jasa keuangan yang cukup beraneka ragam, seperti pinjaman, memberi pinjaman, mengedarkan mata uang, mengadakan pengawasan terhadap mata uang, mengadakan pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan untuk benda-benda berharga, dan membiayai usaha-usaha perusahaan. 26 Hukum yang mengatur masalah Perbankan disebut dengan Hukum Perbankan Banking Law. Hukum ini merupakan seperangkat kaidah hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin, dan lain-lain sumber hukum, yang mengatur masalah-masalah Perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu Bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab para pihak yang tersangkut dengan bisnis Perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Bank, eksistensi Perbankan, dan lain-lain yang berkenaan dengan dunia Perbankan tersebut. Dalam suatu kamus, kata “Bank” diartikan sebagai menerima deposito uang, untuk memberikan pinjaman dan diskonto, memudahkan penukaran fund-fund tertentu dengan cek, notes, dan lain-lain, dan juga Bank memperoleh keuntungan dengan meminjamkan uangnya dengan memungut bunga. 26 Sentosa Sembiring, “Hukum Perbankan”, PT. Mandar Maju, Jakarta, 2000, Hal. 56 Universitas Sumatera Utara Adapun yang merupakan ruang lingkup dari pengaturan hukum Perbankan adalah sebagai berikut : 1. Asas-asas Perbankan, seperti norma efisiensi, keefektifan, kesehatan Bank, profesionalisme pelaku Perbankan, maksud dan tujuan lembaga Perbankan, hubungan, hak, dan kewajiban Bank. 2. Para pelaku bidang Perbankan, seperti dewan komisaris, direksi, dan karyawan, maupun pihak terafiliasi mengenai bentuk badan hukum pengelola, seperti PT Persero, perusahaan daerah, koperasi atau perseroan terbatas. Mengenai bentuk kepemilikan seperti milik pemerintah, swasta, patungan dengan asing atau Bank asing. 3. Kaidah-kaidah Perbankan yang khusus diperuntukan untuk mengatur perlindungan kepentingan umum dari tindakan Perbankan, seperti pencegahan persaingan yang tidak sehat, anti trust, perlindungan nasabah, dan lain- lain. 4. Yang menyangkut dengan struktur organisasi yang berhubungan dengan bidang Perbankan, seperti eksistensi dari dewan moneter, Bank Sentral, dan lain-lain. 5. Yang mengarah kepada pengamanan tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh bisnis Bank tersebut, seperti pengadilan, sanksi, insentif, pengawasan, prudent Banking, dan lain-lain. 27 Ruang lingkup bahasan hukum Perbankan Indonesia secara luas, diuraikan dalam buku hukum Perbankan di Indonesia, yaitu: 27 Munir Fuady., “Hukum Perbankan Modern”, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, Hal. 14-15. Universitas Sumatera Utara “Hukum yang mengatur masalah-masalah Perbankan yang berlaku sekarang di Indonesia. Dengan demikian, berarti akan membicarakan aturan-aturan Perbankan yang masih berlaku sampai saat ini, sedangkan peraturan Perbankan yang berlaku pada masa yang lalu, hanya dibahas apabila mempunyai keterkaitan dengan ketentuan yang berlaku saat ini atau pembahasan dalam kerangka sejarah Perbankan di Indonesia.” Di atas merupakan gambaran ruang lingkup pembahasaanya, sedangkan rumusan pengertian dari hukum Perbankan itu sendiri, yaitu: “Hukum Perbankan adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan Lembaga Keuangan Bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan yang lain. Dari rumusan tersebut, akan terungkap bahwa pengaturan dibidang Perbankan akan meyangkut, diantaranya: 1. Dasar-dasar Perbankan, yaitu meyangkut asas-asas kegiatan Perbankan, seperti norma efisiensi, keefektifan, kesehatan Bank, profesionalisme pelaku Perbankan, maksud dan tujuan lembaga Perbankan, serta hubungan, hak, dan kewajibannya. 2. Kedudukan hukum pelaku dibidang Perbankan, seperti kaidah-kaidah mengenai pengelolaanya, seperti Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, maupun pihak yang terafiliasi juga mengenai bentuk badan hukum pengelolaannya serta kepemilikannya. 3. Kaidah-kaidah Perbankan yang secara khusus yang memperhatikan kepentingan umum, seperti kaidah-kaidah yang mencegah persaingan yang tidak wajar, antitrust. Perlindungan terhadap konsumen Universitas Sumatera Utara nasabah, dan lain-lainnya. Di Indonesia, bahkan mempunyai kekhususan tersendiri, yaitu bahwa Perbankan nasional harus memperhatikan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan unsur- unsur pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional. 4. Kaidah-kaidah yang menyangkut struktur organisasi, yang mendukung kebijakan ekonomi dan moneter pemerintah, seperti Dewan Moneter, dan Bank Sentral. 5. Kaidah-kaidah yang mengarahkan kehidupan perekonomian yang berupa dasar-dasar untuk perwujudan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya melalui penetapan sanksi, insentif, dan sebagainya. 6. Keterkaitan satu sama lainnya dari ketentuan kaidah-kaidah hukum tersebut sehingga tidak mungkin berdiri sendiri, malahan keterkaitannya merupakan hubungan logis dari bagian-bagian lainnya. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa begitu luasnya aspek pengaturan hukum di bidang industri Perbankan sehingga begitu pentingnya faktor hukum dalam kegiatan Perbankan, maka dapat dimengerti apabila dibandingkan dengan jenus industri yang lain, bidang Perbankan ini merupakan bidang yang paling banyak peraturannya sehingga disebut sebagai “the most highly regulated industry”. 28 28 Muhammad Djumhana., “Asas-Asas Hukum Perbankan Indonesia”, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008, Hal.24-25. Undang-Undang yang khusus mengatur mengenai kegiatan Perbankan di Indonesia yang masih berlaku terdiri atas: Universitas Sumatera Utara 1. Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia serta Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang- Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dan 2. Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 serta Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 29

B. Pihak-Pihak Dalam Kegiatan Jasa Keuangan Perbankan