5. Asas Profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
undangan. 6.
Asas Integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap tindakan dan putusan yang diambil dalam
penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan. 7.
Asas Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas
Jasa Keuangan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada publik. Sejalan dengan asas-asas diatas maka Otoritas Jasa Keuangan harus
memiliki struktur dengan prinsip “Check and Balances”, hal ini diwujudkan dengan melakukan pemisahan yang jelas antara fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan dan pengawasan.
7
B. Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan yang ingin penulis bahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengaturan tentang Otoritas Jasa Keuangan?
2. Bagaimana Pengaturan tentang Kegiatan Jasa Keuangan Perbankan?
3. Bagaimana Fungsi dan Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan dalam
Kegiatan Jasa Keuangan Perbankan?
C. Tujuan Penelitian
7
Ibid., Hal. 113-114
Universitas Sumatera Utara
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui pengaturan tentang Otoritas Jasa Keuangan. b.
Untuk mengetahui hubungan antara Lembaga Perbankan dengan Otoritas Jasa Keuangan sebagai pengganti Bank Indonesia.
c. Untuk mengetahui Fungsi dan Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan
dalam Kegiatan Jasa Keuangan Perbankan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Dengan adanya penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi Perguruan Tinggi dan dapat dipergunakan sebagai referensi bagi perpustakaan pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya. b.
Dengan adanya penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat tentang gambaran umum mengenai fungsi dan kewenangan
Otoritas Jasa Keuangan dalam kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan.
c. Dengan adanya penulisan skripsi ini diharapkan Otoritas Jasa
Keuangan dalam penyelenggaraannya dapat mewujudkan sistem keuangan yang lebih Struktur, Sistematis, dan Akuntabel sesuai
dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 2011.
E. Metode Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam upaya mencapai tujuan tertentu di dalam penulisan skripsi. Hal ini agar terhindar dari suatu
penilaian bahwa penulisan skripsi dibuat dengan cara sembarangan dan tanpa di dukung dengan data yang lengkap. Oleh karena itu, dalam melakukan penulisan
skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan juga penelitian empiris yang dilaksanakan pada kantor Otoritas Jasa Keuangan kota Medan:
1. Sifat Penelitian.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah bersifat Deskripstif Analitis, yang mengungkapkan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian. Demikian juga hukum dalam
pelaksanaannya di dalam masyarakat yang berkenaan dengan objek penelitian.
8
2. Sumber Data.
Data dapat dibagi ke dalam dua jenis berdasarkan sumber data yang diperoleh, yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer, yaitu
data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak
resmi yang kemudian diolah oleh peneliti. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku yang
berhubungan dengan objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi, dan peraturan perundang-undangan.
9
8
Zainuddin Ali, “Metode Penelitian Hukum”, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, Hal. 105-106
9
Ibid., Hal. 106
Universitas Sumatera Utara
Di dalam penulisan skripsi ini, data sekunder yang digunakan berupa: a.
Bahan Hukum Primer, adalah bahan-bahan hukum yang mengikat. Yaitu dokumen peraturan mengikat yang telah ditetapkan oleh
pemerintah antara lain Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang “Otorita Jasa Keuangan OJK”.
b. Bahan Hukum Sekunder, adalah bahan hukum yang memberikan
penjelasan terhadap bahan hukum primer. Yaitu buku-buku dan tulisan-tulisan ilmiah hukum yang terkait dengan objek
penelitian ini. c.
Bahan Hukum Tersier, adalah bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum primer atau bahan
hukum sekunder. Yaitu yang berasal dari kamus, majalah, surat kabar, internet dan bahan lainnya yang berkaitan dengan
penulisan skripsi ini. 3.
Teknik Pengumpulan Data. Teknik pengumpulan data adalah cara atau teknik untuk memperoleh
data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penulisan skripsi ini, digunakan teknik pengumpulan data melalui kepustakaan.
Teknik pengumpulan data dengan cara ini yaitu mengumpulkan data- data sekunder yang diperoleh dari bahan pustaka, yang terdiri dari
Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang “Otoritas Jasa Keuangan”, buku-buku, literatur, makalah, dan lain sebagainya. Selain
Universitas Sumatera Utara
itu dilakukan juga wawancara terstruktur pada Kantor Otoritas Jasa Keuangan yang terdapat di Kota Medan.
4. Analisis Data.
Penelitian pada penulisan skripsi ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, yaitu penelitian yang mengacu pada norma hukum yang
terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan serta norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat
dengan melihat sinkronisasi suatu aturan dengan aturan lainnya secara bertingkat Hierarki. Teknik analisis data kualitatif ini tidak
membutuhkan populasi dan sampel melainkan dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data sekunder yang dibutuhkan baik itu berupa
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier yang berhubungan dengan penulisan skripsi.
F. Keaslian Penulisan