BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
KHUSUS ANAK DI INDONESIA
A. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya
hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berahlak mulia, dan sejahtra. Undang-Undang ini secara tegas mengatur mengenai
perdagangan anak
42
Pasal 59 ayat 1 menegaskan “pemerintah, Pemerintah Daerah, dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan
khusus kepada anak .
43
. Perlindungan khusus kepada anak yang dimaksud dalam ayat 1 diberikan kepada
44
a. Anak dalam situasi darurat;
:
42
Ibid, Halaman. 41.
43
Pasal 59 ayat 1 Undang-Undang 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
44
Pasal 59 ayat 2 Undang-Undang 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
44
Universitas Sumatera Utara
b. Anak yang berhadapan dengan hukum;
c. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi;
d. Anak yang dieksploitasi secara ekonomi danatau seksual;
e. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan
zat adiktif lainnya; f.
Anak yang menjadi korban pornogafi; g.
Anak dengan HIVAIDS; h.
Anak korban penculikan, penjualan, danatau perdagangan; i.
Anak korban kekerasan fisik danatau psikis; j.
Anak korban kejahatan seksual; k.
Anak korban jaringan terorisme; l.
Anak Penyandang disabilitas; m.
Anak korban perlakuan salah dan penelantaran; n.
Anak dengan perilaku sosial menyimpang; dan o.
Anak yang menjadi korban stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan kondisi Orang Tuanya.
Pasal 76F Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yaitu setiap orang dilarang
Universitas Sumatera Utara
menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan penculikan, penjualan, danatau perdagangan anak”
45
Pasal 83 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Yaitu Setiap Orang yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76F dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan denda paling
sedikit Rp.60.000.000,00 enam puluh juta rupiah dan paling banyak Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah”
.
46
Pasal 20 Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan, yang berkewajiban dan
bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak adalah negara, pemeritah, masyarakat, keluarga dan orangtua atau wali. Kewajiban dan tanggung
jawab negara dan pemerintah dalam penyelenggaraan perlindungan anak, ditegaskan dalam Pasal 21 sampai Pasal 25 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
.
47
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan Anak memberikan pengaturan yang jelas dan
konprehensif tentang perlindungan anak yang pada pokoknya bertujuan untuk memberikan jaminan dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
.
45
Pasal 76FUndang-UndangNomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
46
Pasal 83 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
47
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, op.cit., Halaman. 123.
Universitas Sumatera Utara
berpartisipasi optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta memperoleh perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Untuk anak-anak korban perdagangan
manusia, mengingat karakteristik kejahatannya sangat khas, perlu diberikan perlindungan khusus, antara lain sebagai berikut
48
a. Perlindungan berkaitan dengan identitas korban, terutama selama proses
persidangan
.
Tujuannya perlindungan ini adalah agar korban terhindar dari berbagai ancaman atau intimidasi dari pelaku yang mungkin terjadi selama proses persidangan
berlangsung. b.
Jaminan keselamatan dari aparat berwenang. Korban harus diperlakukan dengan hati-hati oleh aparat penegak hukum agar
keselamatannya terjamin sehingga dapat memberikan kesaksian. c.
Bantuan medis, psikologis, hukum, dan sosial, terutama untuk mengembalikan kepercayaan pada dirinya serta mengembalikan kepada keluarga, dan
komunitasnya. d.
Kompensasi dan restitusi. Korban memperoleh kompensasi dan restitusi karena penderitaan korban juga
merupakan tanggung jawab Negara
48
Ibid., Halaman. 127.
Universitas Sumatera Utara
B. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak