pusat, propinsi, dan kabupatenkota khususnya darimana korban berasal atau bertempat tinggal.
5. Korban yang berada diluar negeri herhak dilindungi dan dipulangkan ke
Indonesia atas biaya negara Pasal 54 Korban yang berada dilur negeri akan diberikan bantuanuntuk dipulangkan
melalui perwakilan diluar negeri, yaitu kedutaan besar, konsulat jenderal, kantor penghubung, kantor dagang atau semua kantor diplomatik atau kekonsuleran
lainnya dengan biaya negara
58
C. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban
.
Undang-Undang yang secara khusus mengatur mengenai perlindunghan saksi dan korban lahir pada tanggal 11 Agustus 2006. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang
Perlindungan Saksi dan Korban disahkan dan diberlakukan, sekalipun Undang-Undang ini harus dilengkapi dengan peraturan pelaksanaan, berlakunya Undang-Undang ini cukup
memberikan angin segar bagi upaya perlindungansaksi dan korban kejahatan. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 direvisi sehingga melahirkan Undang-
Undang Nomor 31 tahun 2014. Dasar pertimbangan perlunya Undang-Undang yang mengatur perlindungan korban kejahatan dan saksi disusun dengan jelas dapat dilihat
pada bagian menimbang dari Undang-Undang ini, yang antara lain meyebutkan: penegak
58
Farhana, Op.cit., hlm180-182.
Universitas Sumatera Utara
hukum sering mengalami kesukaran dalam mencari dan menemukan kejelasan tentang tindak pidana yang dilakukan pelaku karean tidak dapat menghadirkan saksi danatau
korban yang disebabkan adanya ancamanfisik maupun psikis dari pihak tertentu. Saksi korban dalam suatu proses pengadilan pidana menempati peran kunci dalam
mengungkapkan suatu kebenaran materil. Pasal 184 ayat 1 KUHAP, keterangan saksi ditempatkan pada urutan pertama diatas alat bukti lain berupa keterangan ahli, surat,
petunjuk, dan keterangan terdakwa. Saksi korban pada saat akan memberikan keterangan, tentunya harus disertai jaminan bahwa yang bersangkutan terbebas dari rasa takut
sebelum, pada saat, dan setelah memberikan kesaksian. Jaminan ini penting untuk diberikan untuk memastikan bahwa keterangan yang akan diberikan benar-benar murni bukan hasil
rekayasa apalagi hasil dari tekanan pressure dai pihak-pihak tertentu
59
59
Pasal 1 butir 26 KUHAP; yaitu orang dapat memberikan tentang suatu keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang perkara yang ia dengar sendiri, ia lihat
sendiri, dan ia alami sendiri.
. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban menganut pengertian korban dalam arti luas, yaitu seseorang yang mengalami penderitaan fisik atau mental atau
ekonomi saja, tetapi bisa juga kombinasi diantara ketiganya. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban yang menyebutkan Korban adalah orang yang mengalami penderitaan fisik, mental danatau kerugian ekonomi
yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, mengatur beberapa
hak yang diberikan kepada saksi dan korban yang meliputi
60
a. Memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga, dan harta bendanya,
serta bebas dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya;
:
b. Ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan
dukungan keamanan; c.
Memberikan keterangan tanpa tekanan; d.
Mendapat penerjemah; e.
Bebas dari pertanyaan yang menjerat; f.
Mendapat informasi mengenai perkembangan kasus; g.
Mendapat informasi mengenai putusan pengadilan; h.
Mendapat informasi dalam hal terpidana dibebaskan; i.
Dirahasiakan identitasnya; j.
Mendapat identitas baru; k.
Mendapat tempat kediaman sementara; l.
Mendapat tempat kediaman baru; m.
Memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai dengan kebutuhan; n.
Mendapat nasihat hukum;
60
Dikdik Mansur dan Elisatris Gultom, op.cit., Halaman. 151-153.
Universitas Sumatera Utara
o. Memperoleh bantuan biaya hidup sementara sampai batas waktu Perlindungan
berakhir; danatau p.
Mendapat pendampingan.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor 13 Tahun 2006 Pasal 5 ayat 2, hak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan
kepada saksi danatau korban tindak pidana dalam kasus tertentu sesuai dengan keputusan LPSK
61
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2006
.
62
1 Korban pelanggaran pelanggaran hak asasi manusia yang berat, korban
tindak pidana terorisme, korban tindak pidana perdagangan orang, korban tindak pidana penyiksaan, korban tindak pidana kekerasan seksual, dan
korban penganiayaan berat selain berhak sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, juga berhak mendapatkan:
:
a. bantuan medis; dan
b. bantuan rehabititasi psiko-sosial dan psikologis
2 Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diberikan berdasarkan
keputusan LPSK
61
Ibid., Halaman. 154.
62
Pasal 6Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan lain yang juga diberikan kepada saksi atau korban dalam suatu proses peradilan pidana, meliputi :
a. Memberikan kesaksian tanpa hadir langsung di pengadilan tempat perkara
tersebut diperiksa, tentunya setelah ada izin dari hakim Pasal 9 ayat 1; b.
Saksi, korban dan pelapor tidak dapat dituntut secara hukum baik pidana maupun perdata atas laporan, kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya Pasal
10 ayat 1
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, diatur pula tentang sebuah
lembaga yang bertanggung jawab untuk menangani pemberian perlindungan dan bantuan kepada saksi dan korban yang dinamakan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban LPSK.
Lembaga ini merupakan lembaga mandiri yang berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia, namun mempunyai perwakilan di daerah sesuai dengan keperluan
63
D. Perda Nomor 6 tahun 2004 tentang Penghapusan Perdagangan Trafiking