Latar Belakang Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Putusan Nomor 149/PID.SUS/2015/PN.Tembilahan)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah anugerah Allah Yang Maha Kuasa sebagai calon generasi penerus bangsa yang masih dalam masa perkembangan fisik dan mental. Anak pada kenyataannya selalu dianggap sepele oleh orang dewasa, kewajiban mereka selalu dituntut tanpa memperhatikan hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan, sehingga hak-hak mereka seringkali terabaikan, padahal pembinaan dan perlindungan yang baik terhadap anak akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik, mental, dan sosialnya kelak. Ketiga elemen tersebut seharusnya diperoleh anak secara seimbang, sehingga masa depannya tidak berantakan, bahkan berpotensi untuk mewujudnyatakan cita-cita perjuangan bangsa yang mungkin belum tercapai hingga sekarang 1 Anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa dan penerus pembangunan. Anak sebagai generasi yang dipersiapkan sebagai subjek pelaksana pembangunan yang berkelanjutan dan pemegang kendali masa depan suatu negara, tidak terkecuali Indonesia. Perlindungan anak Indonesia berarti melindungi potensi sumber daya insani dan membangun manusia Indonesia seutuhnya, menuju masyarakat yang adil dan makmur, . 1 M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum Catatan Pembahasan UU Sistem Peradilan Pidana Anak, Sinar Grafika, Jakarta, 2013,Halaman. 1. 1 Universitas Sumatera Utara materil spritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Upaya-upaya perlindungan anak harus telah dimulai sedini mungkin, agar kelak dapat berpartisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara 2 Kegiatan perlindungan anak merupakan suatu tindakan hukum yang berakibat hukum, oleh karena itu perlu adanya jaminan hukum bagi kegiatan perlindungan anak. Kepastian hukum perlu diusahakan demi kegitan kelangsungan perlindungan anak dan mencegah penyelewengan yang membawa akibat negatif yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan anak. Perlindungan anak dapat dibedakan menjadi 2 dua bagian yaitu: perlindungan anak yang bersifat yuridis dan non yuridis. Perlindungan anak yang bersifat yuridis meliputi: perlindungan dalam bidang hukum publik dan bidang hukum keperdataan. Perlindungan anak yang bersifat non yuridis, meliputi: perlindungan dalam bidang sosial, bidang kesehatan, bidang pendidikan . 3 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menentukan bahwa perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak- haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartipsipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Perlindungan anak dapat juga diartikan sebagai segala upaya yang ditujukan untuk mencegah, rehabilitasi dan memberdayakan anak yang mengalami tindak . 2 Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak Indonesia, Raja Grafindo Persada Jakarta, 2012, Halaman. 1. 3 Maidin Gultom Perlindungan Hukum terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, PT. Refika Utama, Bandung, 2013, Halaman.34. selanjutnya disebut Maidin Gultom I Universitas Sumatera Utara perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran, agar dapat menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembang secara wajar, baik fisik, mental maupun sosialnya. Perlindungan anak adalah usaha melindungi anak agar dapat melaksanakan hak dan kewajibannya 4 Kasus perdagangan manusia sudah demikian akrap terjadi di masyarakat, namun secara termilogis belum banyak dipahami orang. Pemahaman masyarakat terhadap trafficking masih sangat terbatas, hal ini dikarenakan informasi yang diperoleh dimasyarakat . Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang menjadi lumbung trafficking, secara tidak langsung memiliki beberapa peran dalam perdagangan manusia diantaranya sebagai negara asal, perantara, dan tujuan. Korban perdagangan manusia beragam mulai dari anak-anak, gadis belia, wanita dewasa, dan pria yang diperdagangkan untuk eksploitasi seks dan kerja paksa. Perbudakan dan perdagangan budak merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia HAM dan kejahatan Internasional. Bentuk tradisional dari perbudakan dan perdagangan budak hampir tidak ada lagi, namun bentuk lain dari perbudakan tetap ada seperti perhambaan sevitude, kerja paksa forced labour, dan perdagangan manusia khususnya wanita dan anak-anak. Larangan perbudakan dapat ditemukan di dalam instrumen umum hak asasi manusia, yaitu Pasal 4 Deklarasi Universal Hak Asasi manusia, Pasal 8 Konvenan Hak Sipil dan Politik International on Civil an Political Rights, Pasal 6 1 Konvensi Amerika tentang Hak Asasi Manusia. Perdagangan manusia terutama terhadap perempuan dan anak telah menjadi masalah nasional dan internasional bagi berbagai bangsa di dunia termasuk negara Indonesia. 4 Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, Jakarta, Sinar Grafika, 2011 Halaman. 57. Universitas Sumatera Utara mengenai trafficking masih rendah. Isu perdagangan anak dan perempuan di Indonesia mulai menarik pihak takkala ESCAP Komite Sosisal Ekonomi PBB untuk Wilayah Asia Fasifik mengeluarkan pernyataan yang menempatkan Indonesia bersama 22 negara lain pada peringkat ketiga atau terendah didalam merespon isu ini, angka perdagangan anak di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya 5 Perempuan dan anak merupakan yang paling banyak menjadi korban perdagangan orang trafficking in person. Kondisi ini menempatkan mereka pada posisi yang sangat beresiko khususnya yang berkaitan dengan kesehatannya, baik fisik maupun mental spritual, dan sangat rentan terhadap tindak kekerasan, kehamilan yang tidak dikehendaki, dan infeksi penyakit seksual termasuk HIVAIDS. Kondisi yang seperti ini akan mengancam kualitas ibu bangsa dan generasi penerus ibu bangsa . 6 Perdagangan anak dibeberapa kasus, para sindikat bekerja sama dengan klinik-klinik yang membantu perawatan persalinan ibu yang punya banyak anak atau keluarga miskin. Sindikat cukup lihai dalam membangun kerja sama dengana para bidan dibeberapa klinik swasta. Sindikat cukup lihai membangun kerja sama dengan yayasan atau panti penampungan atau penyantunan bayi dimana orang tua anak menyerahkan atau menitipkan anak tersebut karena ketiadaan biaya merawat dan mengasuh anak tersebut, ini semua beberapa modus yang mereka lakukan, Situasi diatas diperparah lagi dengan . 5 Alfitra, Modus Operandi Khusus diluar KUHP, Jakarta, Penebar Swadaya Grup, 2014, Halaman 106-107. 6 Maidin Gultom, Perlindungan Hukum terhadap Anak dan Perempuan, PT Refika Aditama, Bandung, 2013 Halaman. 36. selanjutnya disebut Maidin Gultom II Universitas Sumatera Utara lemahnya upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan dan mencegah terjadinya perdagangan anak tersebut 7 KPAI mencatat tahun 2012 jumlah pengaduan kasus trafficking dan eksploitasi anak yang masuk ke KPAI melalui pelapor datang langsung, surat dan telepon sebanyak 19 kasus. Berdasarkan pemantauan di media cetak, elektronik maupun online yang di lakukan KPAI terdapat 125 kasus trafficking dan eksploitasi anak. Data Bareskrim Polri mencatat bahwa selama tahun 2010 sd 2013 terdapat 467 kasus trafficking. Jumlah anak yang menjadi korban trafficking dan eksploitasi sebanyak 197 orang sebagian besar adalah anak perempuan. Eksploitasi anak dapat terjadi di daerah berbahaya bagi keselamatan jiwanya. berdasarkan data dari Bareskrim Polri tahun 2011 sd 2013 jenis pekerjaan yang mengeksploitasi anak terbesar adalah Ekspoitasi Seks Komersial Anak ESKAsebanyak 205 kasus, Ekspoitasi Ekonomi Pekerja Anak sebanyak 213 kasus . 8 Data dari IOM, hingga Desember 2014 human trafficking tercatat ada 7.193 orang korban yang terindentifikasi, demikian disampaikan oleh National Project Coordinatorfor Counter Trafficking and Labor Migration Unit International Organization for Migration IOM Nurul Qoiriah di Menara Kadin, Jakarta, Kamis 1162015. “Indonesia menempati posisi pertama dengan jumlah 6.651 orang atau sekitar 92,46 persen dengan rincian korban wanita usia anak sebanyak 950 orang dan wanita usia dewasa sebanyak 4.888 orang, . 7 Ahmad Sofian, Perlindungan Anak di Indonesia Dilema dan Solusinya, PT.Sofmedia, Jakarta, 2012, Halaman.73-74. 8 http:www.kpai.go.idartikeltemuan-dan-rekomendasi-kpai-tentang-perlindungan- anak-di-bidang-perdagangan-anak-trafficking-dan-eksploitasi-terhadap-anak Universitas Sumatera Utara sedangkan korban pria usia anak 166 orang dan pria dewasa sebanyak 647 orang. Jumlah itu, 82 persen adalah perempuan yang telah bekerja di dalam dan di luar negeri untuk eksploitasi tenaga kerja, sedangkan sisanya sebanyak 18 persen merupakan lelaki yang mayoritas mengalami eksploitasi ketika bekerja sebagai anak buah kapal ABK untuk mencari ikan atau buruh lainnya, termasuk di perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat, Sumatera, Papua, dan Malaysia.Daerah tempat terjadinya tindak pidana pedagangan orang TPPO di Indonesia, provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama dengan jumlah korban mencapai 2.151 orang atau mewakili lebih dari 32,35 persen. Posisi kedua yaitu Jawa Tengah dengan 909 orang atau 13,67 persen dan ketiga yaitu Kalimantan sebanyak 732 orang atau 11 persen. Kebanyakan mereka diperdagangkan ke Jakarta 20 persen, Kepulauan Riau 19 persen, Sumatera Utara 13 persen, Jawa Timur 12 persen dan Banten 13 persen 9 Perdagangan orang semakin menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat diikuti dengan modus operandi yang semakin beragam dan kompleks, sehingga dibutuhkan penanganan yang secara komprehensif dan sinergi. Lalulintas perdagangan orang berlangsung menjadi semakin memprihatinkan dan menyedihkan. Masalah perdagangan orang membelenggu hak-hak asasi serta kemerdekaan diri korban yang mayoritas anak menghambat pertumbuhan dan kepribadian anak yang bersangkutan, lebih lanjut akan menghambat juga terhadap proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang potensi dan berkualitas. Anak adalah bagian yang sangat penting bagi kelangsungan dan kualitas hidup serta penentu masa depan bangsa. Kejahatan perdagangan orang sudah .” 9 http:news.okezone.comread201506113371163986human-trafficking-di-indonesia- tertinggi-di-dunia Universitas Sumatera Utara seharusnya segera ditanggulangi karena korban sangat membutuhkan perlindungan. Persiapan dan pembinanaan yang terencana harus dilakukan kepada aparat dilapangan dan kepada masyarakat luas agar masing-masing pihak dapat berpartisipasi aktif sesuai dengan kemampuan dan kewenangan masing-masing dalam pencegahan, peningkatan hukum dan perlindungan kepada korban perdagangan orang. Hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar atau hak hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak asasi ini menjadi dasar daripada hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang lain. Hak yang melekat pada manusia, yaitu hak hidup dengan selamat, hak kebebasan, dan hak kebersamaan yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun juga. Manusia dibekali karsa untuk mengadakan pilihan secara bebas menurut keinginanya sendiri berdasarkan rasa tanggung jawab. Perdagangan orang bertentangan dengan hak asasi manusia karena perdagangan orang melalui cara ancaman, pemaksaan, penculikan, penipuan, kecurangan, kebohongan dan penyalahgunaan kekuasaan serta bertujuan prostitusi, pornografi, kekerasan atau eksploitasi, kerja paksa, perbudakan atau praktik-praktik serupa 10 Korban kejahatan merupakan pihak yang menderita dalam suatu tindak pidana, tidak memperoleh perlindungan sebanyak yang diberikan undang undang terhadap pelaku kejahatan. Kondisi korban tidak diperdulikan setelah pelaku kejahatan telah dijatuhi sanksi pidana oleh pengadilan. Keadilan dan penghormatan hak asasi manusia tidak hanya berlaku . 10 Farhana,Aspek Hukum Perdagangan Orang di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2010, Halaman.10. Universitas Sumatera Utara terhadap pelaku kejahatan saja, tetapi juga korban kejahatan yang akibatnya dapat dirasakan seumur hidup 11 Masalah kemiskinan menjadi alasan utama mengapa perdagangan manusia terus mengalami peningkatan. Perdagangan manusia ini sudah menjadi salah satu sumber penghasilan yang sangat menggiurkan. Perdagangan manusia merupakan kejahatan yang keji terhadap HAM, yang mengabaikan hak seseorang untuk hidup bebas, tidak disiksa, kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, beragam hak untuk tidak diperbudak dan lainnya . 12 Pemerintah berusaha dalam penghapusan perdagangan manusia di Indonesia pada periode 2002 sampai dengan sekarang sudah terlihat. Usaha ini sejak dilahirkanya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Keppres Nomor 59 tahun 2002 tentang RAN Penghapusan Bentuk-Bentuk Terburuk untuk Anak, Keppres Nomor 87 tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Perempuaan dan Anak, serta aksi-aksi nyata dari pihak terkait, LSM, organisasi kemasyarakatan, kepolisian dan lain- lain maka pada akhir bulan Juni 2003 Indonesia telah naik ke peringkat kedua yang melakukan upaya, yang berarti satu tingkat lebih baik. Pemerintah indonesia pada tahun 2004, menunjukkan kemajuan nyata dalam dalam menerapkan usaha penegakan hukum yang lebih besar dalam memerangi perdagangan manusia dan membantu korban . 11 Ibid., Halaman.162 12 Alfitra, loc.cit Universitas Sumatera Utara perdagangan manusia asal indonesia di luar negeri, termasuk pekerja migran yang telah diperdagangkan 13 Pasal 76F Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yaitu setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan penculikan, penjualan, danatau perdagangan anak” . 14 Pasal 83 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Yaitu Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76F dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan denda paling sedikit Rp.60.000.000,00 enam puluh juta rupiah dan paling banyak Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah” . 15 Pasal 83 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 sama halnya seperti dalam KUHP tidak merinci apa yang dimaksud dengan perdagangan anak dan untuk tujuan apa anak itu dijual. Undang-Undang Perlindungan Anak ini mampu melindungi anak dari ancaman penjualan anak dengan memberikan sanksi yang lebih berat dibandingkan KUHP. Undang- Undang perlindungan anak ini sering digunakan sebagi dasar untuk menangkap pelaku perdagangan orang. Penerapan Pasal tersebut bukan berarti secara otomatis menyelesaikan . 13 Farhana, op.cit.,Halaman.152. 14 Pasal 76FUndang-UndangNomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 15 Pasal 83 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Universitas Sumatera Utara masalah. Kekurangan dalam Pasal tersebut tidak jarang membuat para pelaku perdagangan manusia lolos dari hukum yang seharusnya diterima 16 Pemerintah Indonesia mengambil tindakan penting dalam mensahkan Undang- Undang tindak pidana perdagangan orang yang kuat dan konprehensif. Menghadapi perdagangan orang dalam negeri, mengakui dan mengambil langkah-langkah untuk menghapuskan jeratan utang bagi pekerja migran, menangkap dan melakukan penuntutan terhadap pejabat atau aparat yang terlibat dalam perdagangan orang. Indonesia telah mempunyai Undang-Undang pemberantasan perdagangan orang yang lengkap dan telah disahkan oleh DPR bulan April 2007 yang disebut dengan Undang-Udang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang . 17 . Menyadari bahwa anak merupakan bagian yang sangat penting bagi kelangsungan dan kualitas hidup serta penentu masa depan bangsa, sudah seharusnya kejahatan perdagangan anak segera ditanggulangi secara memadai karena korban sangat membutuhkan perlindungan demi pemenuhan hak asasi manusia yang dimilikinya sejak lahir, maka penulis mengangkat judul “ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG STUDI PUTUSAN NO 149PID.SUS2014PN. TEMBILAHAN. 16 Ibid., Halaman. 65 17 Ibid., Halaman.154 Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Perdagangan Orang Menurut Konvensi Hak Anak 1989

0 98 86

Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

2 99 187

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Peran Kejaksaan Dalam Penentuan Hak Restitusi Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Putusan Nomor : 1554/Pid. B/2012/PN.Mdn)

3 64 101

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi di Pengadilan Negeri Medan)

1 78 149

Perlindungan Hukum Terhadap Jurnalis Korban Tindak Pidana Penganiayaan

7 98 93

Hak Restitusi Sebagai Bentuk Perlindungang Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Kasus Nomor 1554/Pid.B/2012/PN.MDN)

1 65 92

Analisis Perlindungan Hukum Bagi Anak Korban Tindak Pidana Perkosaan Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak (Studi Kasus Wilayah Hukum Lampung Utara)

1 17 51

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Anak Sebagai Korban Tindak Pidana Perdagangan Manusia (Trafficking) (Analisis Hukum Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Sibolga Nomor 03/Pid.B/2012/Pn.Sbg Dan Putusan Nomor 04/Pid.B/2012/Pn.Sbg)

0 1 27