Intelligent Quotient LANDASAN TEORI

11 menjadi bagian dari organisasi mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, salah satunya adalah agar mereka dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi. Seseorang yang mempunyai motivasi diri yang kuat akan sesuatu hal pasti cenderung akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hal tersebut. Sehingga ia akan melakukan apapun untuk mencapai hal yang diinginkanya. Motivasi diri dapat digambarkan dengan kemauan untuk maju, kemampuan dalam mengambil inisiatif dan bertindak efektif, serta kemampuan dalam menghadapi kegagalan. Mahsiswa akuntansi yang memiliki motivasi diri yang kuat untuk menjadi akuntan publik pasti akan selalu berusaha sebaik mungkin agar dapat mencapai keinginanya tersebut.

2.1.2. Intelligent Quotient

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Intelektual berarti cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan Depdikbud, 2000. Intelligent Quotient merupakan interpretasi hasil tes inteligensi kecerdasan ke dalam angka yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedudukan tingkat inteligensi seseorang Azwar, 2004:51. Binet dan Simon Azwar, 2006 : 5 dalam Gusmayani 2016 mendefinisikan Kecerdasan Intelektual sebagai 1 kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, 2 kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan 3 kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocritism. Universitas Sumatera Utara 12 Dalam kehidupan sehari-hari orang bekerja, berfikir menggunakan pikiran inteleknya. Cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantungpada kemampuan intelegensinya. Dilihat dari intelektualnya kita dapat mengatakan cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan yang mempunyai kecerdasan tinggi terutama yg menyangkut pemikiran dan pemahaman Zakiah 2013. Menurut Jahja 2011, “Intelektual atau intelegensi berasal dari bahasa Latin Intelligence yang berarti mengorganisasikan, menghubungkan, atau menyatukan satu dengan yang lain to organize, to relate, to bind together”. Menurut panitia istilah pedagogis yang mengangkat pendapat Stern, yang dimaksud Intelektual adalah “daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya”. Menurut Syarif 2014 , “Istilah Intelek yang berasal dari bahasa Inggris Intellect berarti antara lain, 1 kekuatan mental dimana manusia dapat berpikir, 2 suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktifitas yang berkenaan dengan berpikir, misalnya untuk menghubungkan, menimbang dan memahami, dan 3 kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir”. Menurut Syarif 2014 : 70 Tanpa mempertentangkan kedua kelompok tersebut, pekembangan intelektual sebenarnya dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu hereditas, dan lingkungan. Jadi, pengaruh faktor kedua tersebut terhadap perkembangan Intelektual dapat dijelaskan sebagai berikut ini : 1. Faktor Keturunan Hereditas Universitas Sumatera Utara 13 Berdasarkan teori Nativisme dari Schopenhauer Lombrosso mengatakan bahwa, perkembangan Individu ini tergantung sepenuh – penuhnya pasa faktor hereditas. Makdudnya hereditas adalah proses penurunan sifat –sifat atau ciri – ciri dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui plasma benih. Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat – sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan berpikir setaraf normal, diatas normal, atau dibawah normal. Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak. 2. Faktor Lingkungan Ada 2 unsur lingkunagan yang mempengaruhi perkembangan intelektualnya : a. Keluarga Peran orang tua atau keluarga sangat penting untuk memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki informasi yang banyak yng merupakan alat bagi anak untuk berpikir. Cara – cara yang digunakan, misalnya memberikan kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya, menghargai ide- ide tersebut. b. Universitas Universitas Sumatera Utara 14 Universitas adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir anak. Beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut : • Untuk menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik. • Member kesempatan kepada mahasiswa untuk berdialog dengan orang – orang yang ahli dan berpengalaman dalam bidang ilmu, serta menunjang, serta menunjang perkembangan intelektual anak. Dari berbagai definisi inteligensi yang dikemukakan oleh para ahli, Freeman mengklasifikasikan definisi tersebut ke dalam tiga kelompok, yaitu: a Kelompok yang menekankan pada kemampuan adaptasi, b Kelompok yang menekankan pada kemampuan belajar, dan c Kelompok yang menekankan pada kemampuan abstraksi Fudyartanta, 2004:12. Kelompok yang menekankan pada kemampuan adaptasi mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk mengorganisasi pola-pola tingkah laku seseorang sehingga dapat bertindak lebih efektif dan lebih tepat dalam situasi- situasi baru yang berubah-ubah. Kelompok yang menekankan pada kemampuan belajarmengartikan bahwa semakin inteligen cerdas seseorang maka semakin besar ia dapat dididik, semakin luas dan semakin besar kemampuannya untuk belajar. Kelompok yang menekankan pada kemampuan abstraksi menekankan inteligensi pada pemakaian konsep-konsep dan simbol-simbol secara efektif dalam menghadapi situasi-situasi terutama dalam memecahkan masalah-masalah. Dari ketiga macam klasifikasi di atas, inteligensi dapat didefinisikan sebagai Universitas Sumatera Utara 15 kemampuan individu untuk berperilaku atau bertindak secara tepat dan efektif Fudyartanta, 2004:14.

2.1.3. Emotional Quotient

Dokumen yang terkait

Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Dan Spiritual Quotient terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 Di Universitas Sumatera Utara

3 58 117

Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan tentang Profesi Akuntan Publik terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2011-2012 Universitas Sumatera Utara)

0 49 109

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 2 100

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi(PPAK).

0 16 16

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 6

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 17

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Dan Spiritual Quotient terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 Di Universitas Sumatera Utara

0 0 7